Ketika membuka mata, Dani menemukan dirinya berada di sebuah kamar. Ia tak mengingat apapun tentang dirinya. Di sana dia bertemu dengan pria yang mengaku sebagai bosnya. Pria itu mengatakan kalau Dani merupakan personal trainer di gymnya yang diketahui juga melakukan pekerjaan p|us-p|us.
Namun semua itu tak berlangsung lama, karena ingatan Dani perlahan pulih setelah bertemu wanita yang mengetahui masa lalunya. Saat itulah Dani menggunakan keahlian hipnotisnya dan mengambil alih bisnis gym. Siapa yang menduga? Bisnis itu menjadi sukses besar saat dikelola oleh Dani.
"Layanan trainer-trainer di gym 24 luar biasa. Pokoknya bikin lemas dan banjir lendir. Eh, maksudnya lendir keringat. Hehe..." ucap salah satu tante langganan gym 24.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2 - Mulai Bekerja
Personal Trainer yang sudah lama bekerja di sana tampak memandang sinis Dani. Terutama Rama dan dua temannya. Banyak yang iri dengan bentuk tubuh dan wajah tampan Dani.
Wandi menepuk pundak Dani dua kali. Ia lalu beranjak pergi. Hal serupa juga dilakukan oleh yang lain. Hingga Dani tertinggal sendiri sambil berdiri memandangi sekitar.
Dani mencoba menyusuri tempat gym. Melihat-lihat aktifitas orang-orang di sana. Ia bisa melihat kalau ada personal trainer wanita juga.
"Kau kelihatan bingung." Seorang lelaki menegur sambil berjalan mendekat.
"Entahlah. Aku merasa aneh saja," sahut Dani.
"Kau tenang saja. Kebanyakan pelatih baru memang merasakan itu. Kenalkan aku Farrel," ucap Farrel.
"Aku Dani," tanggap Dani.
"Aku tahu. Kan tadi Pak Wandi udah perkenalan. Aku dengar kau yang akan menangani Tante Ira ya?" tanya Farrel.
"Iya. Katanya aku harus menemaninya satu jam untuk olahraga," jawab Dani.
"Setelah itu? Apa kau tahu yang harus dilakukan?" Farrel kembali bertanya.
"Sudah selesai bukan?" Dani malah berbalik tanya.
"Loh, kamu nggak paham? Justru setelah olahraga itu pekerjaan utama kita," ungkap Farrel.
Entah bagaimana caranya, namun Dani langsung saja mendapatkan ingatan tentang apa yang harus dilakukan. Ia ingat bagaimana pekerjaan personal trainer yang dirinya pernah lakukan. Tergambar jelas kalau Dani pernah pergi bersama beberapa wanita ke kamar hotel.
"Kau benar. Aku tahu yang harus dilakukan," kata Dani. Sekarang dia merasa tidak bingung lagi. Menurutnya obat yang diberikan Wandi mulai bekerja dengan baik.
Farrel merangkul pundak Dani. Ia berucap, "Layanilah Tante Ira dengan baik. Dia salah satu pelanggan tetap kita."
...***...
Sosok Tante Ira yang ditunggu Dani akhirnya datang. Wanita itu memiliki tubuh ramping, berwajah cantik, dan sangat modis. Ia bisa dibilang awet muda. Karena punya suami kaya raya, Tante Ira rutin melakukan perawatan wajah yang mahal dari dokter terbaik.
Wandi segera memperkenalkan Dani dengan Tante Ira. Wanita berusia 40 tahun itu perlahan membuka kacamata hitamnya. Menatap Dani dari ujung kepala hingga kaki.
"Wah... Yang ini benar-benar tipeku," komentar Tante Ira.
"Sudah kuduga kau akan suka. Kalau begitu bayarannya akan tinggi kan?" tanya Wandi.
"Kita lihat dulu lah. Aku mau lihat kinerjanya. Karena mungkin saja kan kinerjanya buruk pas di ranjang. Soalnya aku beberapa kali menemui kejadian begitu," tanggap Tante Ira.
"Baiklah kalau begitu," sahut Wandi. Dia minta izin sebentar untuk bicara empat mata dengan Dani. Kini keduanya sudah berada di sebuah ruangan.
Wandi langsung mengeluarkan sesuatu dari saku celana. Kemudian menyerahkannya pada Dani.
"Ini berguna untuk staminamu," ujar Wandi.
"Ini obat apa?" tanya Dani.
"Pokoknya kau harus meminumnya saat sudah masuk ke kamar hotel bersama Tante Ira. Kalau tidak, bayaranmu akan rendah. Kau pengen di gaji kan?" balas Wandi.
"Baik kalau begitu, Pak." Dani lantas setuju saja. Sementara Wandi tampak tersenyum sumringah sekali.
"Kalau kau berhasil memuaskan Tante Ira, maka aku akan memberi uang yang banyak untukmu. Mengerti?" kata Wandi.
Dani mengangguk. Wandi pun mengajak Dani untuk kembali menemui Tante Ira.
Setelah diberitahu dan sedikit ingatan yang muncul, Dani mulai mengerti bagaiman kinerja Personal Trainer di Gym 24. Kini dia menemani Tante Ira berolahraga. Tante Ira sedang mencoba menarik beban salah satu alat gym.
"Apa caraku sudah benar?" tanya Tante Ira.
Dani yang sadar kalau cara Tante Ira salah, otomatis mencoba membenarkan. Dia memegangi pinggang wanita itu. Tanpa diduga, Tante Ira mengelus salah satu pangkal pahanya.
"Ternyata pahamu kekar juga. Pasti kuat nih mainnya," komentar Tante Ira.
semoga nanti bisa bersatu dengan Dani .
bahagia bersama anak mereka
jangan-jangan nanti Lexy juga hamil...