Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Transformasi kesehatan
"Sayang, hari ini Ayah mau bawa kamu ke tempat yang sangat penting," David berkata sambil memotong pancake di meja makan mewah penthouse. Aroma sirup maple dan mentega segar tercium harum di ruang makan yang luas.
Najwa yang sedang minum jus jeruk segar langsung menatap ayah kandungnya dengan penasaran. "Kemana, Ayah?"
"Kita akan ketemu dengan dokter-dokter terbaik di Jakarta," David menjelaskan dengan nada serius tapi penuh perhatian. "Ayah pengen mastiin kesehatan kamu dalam kondisi prima."
"Dokter?" Sinta yang duduk di sebelah Najwa ikut penasaran. "Emang Najwa sakit apa?"
Najwa menyentuh dadanya yang terkadang masih terasa sesak. "Aku punya asma, Sin. Dari kecil udah gini. Plus jerawat yang bikin minder banget."
"Oh iya, aku sering liat kamu sesak napas pas lagi cape," Sinta mengangguk sambil mengingat-ingat. "Dan emang jerawat kamu agak banyak di pipi."
David meraih tangan putrinya dengan lembut. "Sekarang kamu punya akses ke perawatan medis terbaik di dunia. Ayah gak akan biarkan kamu menderita lagi."
Setelah sarapan, mereka berangkat dengan limousin hitam menuju Rumah Sakit Internasional Jakarta. Gedung rumah sakit yang megah dengan fasad kaca mengkilap menjulang tinggi. Lobby marmer putih dengan dekorasi mewah menyambut mereka.
"Selamat datang, Tuan Diningrat," seorang dokter berusia sekitar 50 tahun dengan jas putih yang sangat rapi menyambut mereka. "Saya Dr. Hartono, spesialis paru-paru terbaik di Indonesia."
"Terima kasih sudah mau meluangkan waktu, Dokter," David berjabat tangan dengan sopan.
Dr. Hartono menatap Najwa dengan senyum yang sangat ramah. "Jadi ini putri yang sudah lama hilang? Senang sekali bisa bertemu."
"Halo, Dok," Najwa menjawab dengan canggung sambil menyembunyikan wajah yang berjerawat.
"Ayo kita masuk ke ruang periksa untuk check-up menyeluruh."
Ruang pemeriksaan Dr. Hartono sangat modern dengan berbagai alat medis canggih yang berkilauan. Suara mesin-mesin medis berdengung pelan. Bau antiseptik yang khas tercium di seluruh ruangan.
"Najwa, coba ceritakan keluhan asma kamu," Dr. Hartono mulai mencatat di tablet mahalnya.
"Sering sesak napas, terutama kalau cape atau stress," Najwa menjelaskan sambil duduk di bed pemeriksaan yang empuk. "Kadang sampe gak bisa tidur karena susah napas."
"Berapa kali dalam seminggu kamu pakai inhaler?"
"Hampir setiap hari, Dok. Kadang sampe dua kali sehari."
Dr. Hartono mengerutkan kening sambil mendengarkan suara paru-paru Najwa dengan stetoskop dingin. "Hmm, kedengarannya memang ada penyempitan saluran napas yang cukup signifikan."
"Apakah bisa disembuhkan total?" David bertanya dengan khawatir.
"Asma memang tidak bisa disembuhkan total, tapi bisa dikontrol dengan sangat baik," Dr. Hartono menjelaskan sambil menunjukkan hasil rontgen paru-paru. "Dengan obat-obatan modern dan perubahan lifestyle, Najwa bisa hidup normal tanpa sesak napas."
"Obat yang bagaimana, Dok?"
"Saya akan kasih kombinasi inhaler controller terbaru dari Eropa, nebulizer portable yang sangat canggih, dan obat oral untuk mencegah serangan," Dr. Hartono menulis resep di kertas khusus. "Plus terapi pernapasan rutin seminggu dua kali."
Najwa mendengarkan dengan mata berbinar. "Jadi aku bisa napas lega kayak orang normal?"
"Insya Allah dalam beberapa bulan kondisi kamu akan jauh lebih baik."
Setelah konsultasi dengan dokter paru, mereka pindah ke lantai atas untuk bertemu dengan Dr. Sarah, dermatologist ternama yang sering menangani artis-artis terkenal. Ruang praktiknya seperti spa mewah dengan aroma lavender yang menenangkan.
"Wah, ini Najwa yang viral di berita," Dr. Sarah menyambut dengan hangat sambil memperhatikan wajah Najwa. "Kulitnya masih muda tapi memang perlu perawatan khusus."
"Jerawat aku parah banget gak, Dok?" Najwa bertanya dengan malu sambil menyentuh pipi yang berjerawat.
"Tidak parah kok, sayang. Ini masih tahap sedang dan sangat bisa diatasi," Dr. Sarah mulai memeriksa kulit wajah Najwa dengan kaca pembesar khusus. "Kamu punya jenis kulit berminyak dengan sedikit sensitif."
"Gimana cara ngilanginnya?"
"Kita akan pakai kombinasi treatment modern," Dr. Sarah menjelaskan sambil menunjukkan brosur perawatan. "Facial deep cleansing seminggu sekali, chemical peeling ringan sebulan sekali, dan skincare khusus yang disesuaikan dengan kulit kamu."
David yang mendengarkan dari samping langsung bertanya, "Berapa lama sampai terlihat hasilnya?"
"Untuk jerawat aktif, sekitar 2-3 bulan sudah berkurang drastis," Dr. Sarah menjawab sambil memberikan sampel produk skincare. "Untuk bekas jerawat, mungkin 6 bulan sampai hilang sempurna."
"Mahal gak, Dok?" Najwa bertanya dengan polos.
Dr. Sarah dan David tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. "Kamu gak usah mikirin soal biaya, sayang," David mengusap kepala putrinya. "Yang penting kamu sehat dan percaya diri."
"Aku akan buatkan rutinitas skincare yang detail," Dr. Sarah mulai menulis di kertas. "Cleanser khusus pagi malam, toner, serum vitamin C pagi hari, retinol malam hari, dan sunscreen wajib setiap keluar rumah."
Najwa mendengarkan dengan antusias sambil membayangkan wajah bersih tanpa jerawat. "Wah, ribet banget ya ternyata ngerawat kulit."
"Awalnya emang ribet, tapi nanti jadi kebiasaan," Sinta ikut berkomentar sambil melihat-lihat produk skincare mahal di etalase. "Yang penting konsisten."
Setelah konsultasi selesai, mereka pergi ke apotek khusus rumah sakit untuk mengambil semua obat dan produk perawatan. Tas belanja penuh dengan inhaler canggil, obat-obatan import, dan skincare premium yang harganya fantastis.
"Gimana perasaan kamu sekarang?" David bertanya saat mereka dalam perjalanan pulang.
"Excited banget!" Najwa menjawab sambil memegang kantong obat-obatan. "Akhirnya aku bisa napas lega dan muka bersih kayak cewek-cewek cantik."
"Kamu udah cantik kok dari dulu," Sinta memuji sambil memeluk lengan sahabatnya. "Cuma sekarang bakal tambah cantik dan sehat."
"Makasih, Sin. Kamu tuh teman terbaik banget."
Sesampainya di penthouse, Najwa langsung masuk ke kamar mandi untuk mencoba rutinitas skincare barunya. Dia berdiri di depan cermin besar sambil membuka satu per satu produk perawatan.
"Cleanser dulu, terus toner, serum, moisturizer, dan sunscreen," Najwa bergumam sambil membaca instruksi di kemasan. "Wah, banyak banget stepnya."
Sinta duduk di pinggir bathub sambil memperhatikan sahabatnya yang antusias. "Semoga cepet kelihatan hasilnya ya."
"Amin. Aku pengen tampil percaya diri pas pertama kali masuk SMA Nexus," Najwa berkata sambil mengoleskan serum yang teksturnya lembut dan wangi.
"Pasti pada kaget liat kamu yang udah berubah total."
Malam itu, Najwa tidur dengan perasaan sangat excited dan hopeful. Di meja samping tempat tidur tersusun rapi semua obat dan skincare barunya. Nebulizer portable siap pakai kalau sewaktu-waktu sesak napas. Inhaler controller terbaru sudah dipasang di tempat yang mudah dijangkau.
"Besok hari pertama sekolah," Najwa berbisik sambil menatap langit-langit kamar yang tinggi. "Semoga aku bisa beradaptasi dengan baik."
Dia membayangkan dirinya berjalan dengan percaya diri di koridor sekolah mewah, bernapas lega tanpa sesak, dan wajah bersih tanpa jerawat. Meski tahu semua itu butuh waktu, tapi setidaknya prosesnya sudah dimulai.
"Sekolah elite, teman-teman baru, kehidupan baru," Najwa tersenyum sendiri sambil menutup mata. "Aku gak sabar ngejalanin semua ini."
Suara AC yang berdengung pelan dan aroma diffuser lavender di kamar membuatnya merasa sangat nyaman. Untuk pertama kalinya dalam hidup, dia tidur tanpa rasa khawatir tentang masa depan. Semuanya terasa penuh harapan dan kemungkinan indah.
Di kamar sebelah, Sinta juga sudah tertidur dengan mimpi indah tentang petualangan baru mereka di sekolah paling bergengsi di Jakarta. Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk memulai babak baru kehidupan sebagai siswi SMA Nexus.