Melahirkan Anak Untuk Wanita Lain

Meskipun Chiara tidak tahu bagaimana Mason mengetahui di mana dia berkuliah, tetapi dengan kekuasaan Mason, tidak butuh waktu lama untuk mengetahuinya.

Mason melirik Chiara sekilas, tetapi hanya dengan pandangan samar itu, Chiara yang hendak melanjutkan keluhannya, menutup mulut.

Meskipun pandangannya ringan, ada dingin yang menusuk.

Chiara menelan ludah, duduk menyamping dan menutup mulutnya.

Pria yang baru saja turun dari mobil dan memanggil Chiara masuk ke kabin pengemudi dan menyalakan mobil.

Menyadari bahwa mobil menuju ke rumah sakit, Chiara dengan cepat menepuk bagian belakang kursi pengemudi dan berkata, "Tunggu sebentar! Aku ingin pulang dulu untuk mengambil beberapa pakaian sebelum ke rumah sakit."

Pria itu melirik Mason di kursi belakang melalui kaca spion di depan mobil, memberi isyarat kepada Mason untuk menunggu kata-katanya.

"Di mana rumahmu?" tanya Mason.

Chiara menyebutkan nama tempat di mana dia dan ayahnya menyewa.

"Jonas, pergi ke sana."

"Baik," Pria yang dipanggil Jonas oleh Mason memutar bagian depan mobil ketika mendengar kata-katanya.

Di dalam mobil, ada keheningan sejenak.

Mason tidak berbicara, dan Chiara tidak tahu harus berkata apa, mereka berdua hanya diam seperti itu.

Melihat bahwa dia mendekati rumahnya, Chiara dengan cepat berkata, "Berhenti saja di persimpangan di depan!" Kompleks tempat dia tinggal adalah kompleks lama yang telah dibangun selama lebih dari sepuluh tahun. Hampir tidak ada orang kaya di kompleks itu, jadi mobil mahal itu pasti akan menerima pandangan orang lain ketika masuk. Chiara tidak ingin tetangga melihatnya, jika tidak bagaimana dia akan menjelaskannya kepada ayahnya nanti.

Mendengar kata-kata Chiara, Andre memarkir mobil di persimpangan di depan tempat dia bisa parkir.

"Tunggu aku di sini, aku akan segera kembali dengan beberapa pakaian."

Chiara sedang mendorong pintu mobil, hanya mendengar suara dalam Mason, "Aku akan pergi bersamamu."

Suara Mason membuat Chiara, yang hendak membuka pintu dan turun dari mobil, berhenti sejenak, "Aku tidak akan lari."

Mason tidak merespons, dia hanya membuka pintu dengan tegas dan turun dari mobil.

Chiara tidak bisa berkata apa-apa, jadi dia turun dari mobil.

"Jaga jarak sedikit dariku, jangan sampai dilihat oleh tetanggaku," Setelah berkata demikian, Chiara dengan cepat melangkah beberapa langkah ke depan untuk menjaga jarak dengan Mason.

Mengikuti Chiara, mereka berdua berjalan masuk ke kawasan perumahan lama.

Mason, yang selalu hanya tinggal di tempat paling glamor di kota, tidak menyangka rumah-rumah tua seperti itu masih ada di kota yang berkembang begitu pesat.

Chiara sedang berjalan di jalan, salah seorang dari mereka mengenakan sweater di lantai bawah, dan seorang tetangga yang familiar berjalan mendekati Chiara.

"Chiara, mau kutemani naik ke atas? Aku lihat ada pria di belakangmu, sepertinya terus mengikutimu," Hari-hari ini, penjahat berani mengikuti gadis-gadis baik-baik di siang hari bolong! Tapi penguntit ini terlihat... benar-benar manusiawi.

"Ah?" Chiara terdiam sejenak, kemudian menoleh ke belakang melihat Mason yang berhenti karena dia berhenti.

Sepertinya menyadari apa yang dimaksud tetangga itu, Chiara dengan cepat menjelaskan, "Dia orang yang aku kenal."

"Begitu... Kalau sudah saling kenal, mengapa kalian berjalan berjauhan? Apakah kalian bertengkar dengan pacarmu?"

Pacar?

Chiara menggelengkan tangannya dengan tergesa-gesa, dan dengan cepat dan hati-hati menoleh ke belakang untuk melihat Mason. Dia seharusnya tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, kan? "Tidak... tidak, hanya teman biasa."