NovelToon NovelToon
Aku Bukan Dia

Aku Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Kembar / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Mom

Aku memang mencintainya tapi aku lebih menyayangimu. Tahukah kamu apa yang akan terjadi saat Dia tahu yang sebenarnya. Berjuanglah, jangan pernah lari dari kodratmu. Belajarlah menerima takdirmu meskipun itu sulit dan menyakitkan.
Bagaimana dengan aku jika kamu bersikeras untuk memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Lagi

Setelah Candy keluar dari kos tadi ternyata di jalan Laras meneleponnya. Dia meminta agar Candy datang ke pantai sesuai yang sudah di agendakan semula untuk pemotretan sesi -2.

Dengan mengikuti arah dari maps, Candy bisa sampai di lokasi tepat waktu.

"Kak Laras, maaf aku terlambat datang!"

"Gak koq Can, aku juga belum lama sampai. Kamu langsung masuk ke ruang make up ya?"

Laras meminta Candy untuk segera masuk ke ruang ganti yang sudah di sediakan oleh team.

Sampai di tempat yang di tunjuk Laras tadi, Candy sempat bingung.

"Ini kenapa ada dua ruangan, aku harus masuk yang mana?"

Saat Candy garuk-garuk kepala karena bingung, datang salah satu team make up.

"Kak, kamu model yang bernama Candy?"

"Iya benar!"

Candy menjawab dengan gugup.

Dia mengajak Candy masuk ke ruangan yang dekat toilet.

"(Untung saja aku tadi gak langsung masuk ruang sebelah, bisa berabe)"

Penata rias meminta Candy untuk duduk di kursi dan akan segera di make over.

"Kak Candy duduklah dan jangan banyak gerak, agar memudahkan kami untuk menciptakan karya terbaik pemotretan kali ini.

" Hmmpt!"

Candy mengikuti apa yang diperintahkan team make up.

Begitu juga di ruang sebelah, ada Stevi yang biasa dipegang dengan team make up profesional.

Dengan keuletan dan skill yang dimiliki para make over, Candy dan Stevi dengan hitungan menit sudah disulap menjadi orang yang tidak dikenal lagi.

Fotografer dan team yang lain sudah menyiapkan beberapa property yang di butuhkan untuk pemotretan.

Dengan menggunakan celana santai dan kemeja tema blue beach serta dipadu padankan dengan kaca mata hitam dan topi Laras terlihat lebih cantik dari biasanya.

Semua sudah siap tinggal menunggu Candy dan Stevi keluar dari ruang make up.

"Kak, untuk team kami sudah siap!"

"Ok... siip!"

Laras mengacungkan kedua ibu jari ke mereka.

Hitungan ke tiga, Candy dan Stevi keluar bersamaan dari ruang make up.

"Satu... Dua... Tiga... Jrenggg..!"

Tidak ada yang mengira sekali dalam seumur hidup, semua yang melihat ke arah Candy dan Stevi terpana karena wajah mereka yang sama persis dan susah untuk di bedakan.

Salah satu krue fotografer saja sampai teriak seperti melihat arwah penasaran.

"Bu.. Bu Laras... co.. coba lihat ke belakang!"

Sontak Laras dan asistennya menoleh ke belakang dan seperti terhipnotis mereka kompak dengan kedua mata tanpa berkedip dan mulut yang menganga tanpa suara.

Bukan hanya team yang jeda sesaat dengan kehadiran Candy dan Stevi, mereka sendiri juga kaget saat melihat semua orang memandang mereka tak sewajarnya.

"OMG... weleh... weleh.... duh... gak bisa berkata -kata inyong!"

Ekspresi mereka yang beragam membuat suasana menjadi riuh.

Candy dan Stevi saling berpandangan, mereka juga baru sadar kalau kemiripan merekalah yang membuat suasana menjadi ramai.

"KAMU...! AKU...!"

Saling menunjuk dan kata yang sama keluar dari mulut mereka berdua.

Laras yang begitu tersadar segera menghampiri mereka . Di depan Candy dan Stevi, Laras pun juga salah saat memanggilnya.

"(Stevi yang sebelah mana ya? Duh... kepalaku koq tiba-tiba pening!)"

"Stevi kamu nanti...."

Pandangan Laras ke arah Candy tapi mulutnya memanggil Stevi. Dan mereka berdua malah saling tunjuk.

" Sepertinya aku salah perhitungan deh, sudah... sudah suruh salah satunya pakai baju lain yang sesuai dengan tema!"

Sambil berbalik arah dan berjalan menuju team worknya, Laras meminta salah satu dari mereka untuk ganti kostum. Dengan harapan bisa membedakan mana yang Stevi dan mana yang Candy.

Saat Laras kembali duduk di kursinya sambil memijat kening, semua yang ada di situ tertawa kompak.

"HAAAA...!"

"Bu Laras... jangan-jangan mereka kembar siam!"

Mendengar ocehan dari salah satu karyawannya Laras hanya tersenyum masam.

"Aku tak tahu!"

Sekarang Stevi dan Candy sudah bisa di bedakan dengan kostum yang di pakai mereka. Candy dan Stevi sama-sama mengenakan kain pantai di padu padan kan dengan ting top dan kacamata hitam. Untuk rambut Candy sengaja di gerai agar terlihat natural, sedangkan Stevi memakai topi dengan rambut sebahunya.

Kali itu Laras sendiri yang mengarahkan setiap pose mereka saat pemotretan. Tidak menghilangkan kesempatan itu , yang harusnya waktu pemotretan hanya empat puluh lima menit, karena asyiknya melihat pose-pose mereka yang kompak, Laras sampai lupa waktu. Yang akhirnya pemotretan berjalan satu jam lebih.

"CUT... Finish!"

Aba-aba Laras membuat Candy dan Stevi menarik nafas lega. Karena merasa tugas sudah selesai, mereka berjalan kembali ke ruang ganti masing-masing.

Setengah jam setelah Candy masuk, Laras menyusulnya ke ruangannya. Melihat Candy yang masih duduk di depan meja rias, Laras mendekat.

"Candy, kamu sebenarnya siapa?"

Candy menjawab dengan senyum yang Dia tahan karena melihat wajah Laras yang bingung.

"Aku Candy kak, memang kenapa?"

"Iya, aku tahu kalau nama kamu Candy. Maksudku keluarga mu siapa dan di mana?"

Laras masih penasaran dengan identitas Candy.

"Heee... kak, sekarang keluarga aku di sini hanya Bu Dewi tempat Farhan kos!"

Bukan karena Candy yang polos, tapi memang Dia menjawab apa adanya. Karena Dia memang belum menemukan orang tua kandungnya.

Tidak mau tambah pusing dengan jawaban Candy, Laras memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

"Ya sudah Can, kamu istirahat dulu makan yang banyak baru kamu pulang!"

"Siap kak!"

Candy mengambil nasi kotak yang sudah di siapkan.

Karena rasa lapar yang melanda tidak memerlukan waktu lama Candy menghabiskan nasi itu.

Setelah dari ruang Candy, Laras berpindah ke ruang Stevi. Dia sudah melihat Stevi dengan baju Aliandonya.

"Kenapa Laras, koq muka kamu terlihat mengkerut?"

Dengan senyum yang susah diartikan Laras merangkul Stevi dari belakang.

"Adek aku yang berwajah ganteng dan cantik ini ternyata ada duplikatnya. Heee... aku jadi curiga, jangan-jangan kalian saudara atau papa ada main di luar!"

"Kkkwwkkkkkk" kompak sekali mereka saat mendzolimi papanya.

"Aku juga tidak tahu Laras, sama hal nya dengan kalian aku juga kaget saat di make over koq bisa sama persis dengan Candy. Aku tadi beranggapan di kerjai sama team make up profesional mu, tapi setelah aku pikir-pikir memang wajah kami hampir sama meskipun tanpa make up."

Stevi menatap Laras dengan rasa capek.

Setelah semua beres hanya tinggal tugas editing, Laras dan Stevi pun ijin pulang terlebih dulu. Saat mereka berdua pulang, asisten Laras menghampiri Candy yang sudah siap tancap gas.

"Kak Candy...! Kakak pulangnya ke arah mana? Kalau arah butik aku nebeng ya?"

"Oh... boleh, ayo naik!"

Mereka berboncengan menuju butik Laras.

Perjalanan dari pantai ke Butik memakan waktu kurang lebih tiga puluh menitan.

Candy melajukan motornya dengan kecepatan sedang, apa lagi Dia merasakan tubuhnya merasa lelah.

Sesampai di depan Butik, Candy menurunkan asisten Laras.

"Makasih ya kak Candy, sudah antar saya sampai Butik!"

Hanya dengan senyum dan anggukan kepala Candy menjawab asisten Laras. Kemudian Dia tancap gas lagi menuju kos an.

Masuk ke halaman kos, Candy segera memarkirkan motornya ke garasi. Dia masih melihat mobil Farhan yang terparkir rapi.

"koq mobil Farhan ada, apa Dia tidak ada acara keluar?"

Candy berjalan menuju kamar kos nya melewati pintu samping. Dari jauh sudah terlihat Nico yang berlari masuk ke kamar Farhan karena melihat kedatangan Candy.

"Han.. Han.. Dia datang!"

Farhan yang sedang asyik mendengarkan music, tersentak kaget dan duduk dengan tegap.

"Siapa Nico?!"

"Dia Han... Dia...!"

Melihat Nico yang gagap, Farhan langsung berdiri dan keluar. Saat kaki kananya melangkah keluar, Dia melihat sosok Candy dengan rambut yang berantakan. Farhan pun memutar balik tubuhnya dan masuk ke kamar. Tidak hanya itu dengan cepat Dia menutup pintu kamarnya. Sambil berdiri di balik pintu dan memegang dadanya, Farhan menarik nafas panjang.

Ketika debaran jantungnya sudah mulai tenang, Dia berbalik dan membuka pelan pintu kamarnya. Tapi apa yang terjadi, Nico muncul tiba-tiba dari belakang Farhan dan menutup pintu kamar dengan cepat.

Dengan kelakuan Nico, Farhan jadi terbakar amarahnya.

"Nico...! apa maksut kamu!"

Nico membawanya duduk di tempat tidur

"Han, apa kamu sudah pikirkan kata-kata apa nanti yang mau kamu ucapkan ke Candy? Lagian kamu ngomong nya cuma tangan kosong saja, gak bawa apa-apa?"

"Ngaco kamu Nico! Emang apa yang mau aku katakan ke Candy pakai acara mikir segala, terus kalau aku cuma mau tanya Dia dari mana apa harus pakai bunga, cincin atau puisi? Aneh kamu Nic!"

Farhan berdiri menuju pintu kamar dan ingin menemui Candy.

Nico hanya bergumam dalam hati melihat tingkah Farhan tadi.

"(Bukannya Dia tadi gugup gak percaya diri untuk ketemu Candy?)"

"Ahhh... masa bodoh lah, biarin saja Dia mau berbuat apa, mending aku tidur!"

1
Attanaufal
/Pray/ cemungutttsss
Attanaufal
/Pray/
Mack Werz
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Pyscho
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!