Waren Wiratama, 25 tahun adalah seorang pencuri profesional di kehidupan modern. Dia dikhianati sahabatnya Reza, ketika mencuri berlian di sebuah museum langka. Ketika dia di habisi, ledakan itu memicu reaksi sebuah batu permata langka. Yang melemparkannya ke 1000 tahun sebelumnya. Kerajaan Suranegara. Waren berpindah ke tubuh seorang pemuda bodoh berusia 18 tahun. Bernama Wiratama, yang seluruh keluarganya dihabisi oleh kerajaan karena dituduh berkhianat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 6
Warren tertawa sambil bertepuk tangan, tapi Ajeng sendiri langsung terlihat senang. Wajahnya jelas memperlihatkan kalau anak itu yang tadi sangat kehausan, dan wajahnya juga sangat pucat, kini wajahnya tidak pucat lagi.
Warren segera berbisik pada Ajeng.
"Jangan katakan apapun, nanti para prajurit itu marah pada kita!"
Ajeng lalu mengangguk. Waren lalu menghampiri ibunya.
"Ibu, mau makan daun?" tanyanya dengan gaya bicara yang masih dibuat-buat.
"Ini daun nak, kenapa kamu makan daun? kenapa juga kamu memberi makan daun kepada keponakanmu? kasihan dia..."
Wulandari tidak lanjutkan apa yang ingin dia katakan karena, Warren sudah memasukkan satu helai daun di tangannya ke dalam mulut Nyonya Wulandari.
Tapi, setelah Nyonya Wulandari memakan daun itu, dia merasa seperti minum air yang sangat banyak dan hausnya juga hilang seketika.
"Wira, ini daun apa?" tanya nyonya Wulandari.
Warren segera mengangkat kedua bahunya dua kali.
"Tidak tahu, tapi saat aku makan haus ku hilang! jadi aku berikan pada Ajeng" ujarnya dengan wajah polos.
"Masih ada?" tanya Nyonya Wulandari.
Warren sambil mencebikkan bibirnya kemudian mengangkat tangannya dan menengadahkan tangannya di sana masih ada beberapa helai daun.
"Ibu ambil ya" kata nyonya Wulandari dan Warren segera mengangguk.
Warren memang sengaja melakukan itu karena kalau dia yang memberikan daun-daun itu kepada para menantu ibunya mereka mungkin tidak akan percaya kepada Warren. Tapi, kalau Nyonya Wulandari yang memberikannya kepada mereka tidak mungkin mereka tidak percaya.
Dan pada akhirnya, Nyonya Wulandari memberikan daun itu satu persatu pada menantunya, juga untuk cucunya. Mereka semua terkejut, daun itu benar-benar membuat rasa haus yang mereka rasakan sejak tadi hilang.
"Daun apa itu tadi, aku akan petik lagi!"
Kartika Sari yang merasa kalau daun itu cukup ajaib dan cukup ampuh untuk menghilangkan rasa haus. Ingin kembali ke belakang untuk memetik daun itu lebih banyak. Akan tetapi, baru dia berbalik tim berjalan beberapa langkah ke belakang, seorang prajurit menghadangnya.
"Maju, terus jalan!"
"Tapi..."
Chattt
Prajurit itu melayangkan sebuah cambukan ke tanah. Membuat Kartika Sari merasa takut, lalu berbalik dan berjalan lagi ke depan.
"Dasar prajurit kejam" omelnya dengan suara kecil.
**
Sementara itu, wakil perdana menteri Kartawijaya yang rumahnya perampokan dan membuatnya jatuh miskin, karena semua harta benda bahkan selimut yang bagus pun raib dari rumahnya secara tiba-tiba dalam satu malam saja. Mengadukan semua itu ke kerajaan Suranegara.
Raja Darmawangsa yang mendengar itu merasa kalau apa yang diadukan oleh wakil perdana menterinya itu hanya akal-akalan belaka untuk meminta ganti rugi kepada kerajaan.
"Kamu pikir aku bodohh? mana ada yang bisa mencuri di kediamanmu? aku sudah memberikan puluhan penjaga untuk menjaga rumahmu ke itu kan?" tanya raja Darmawangsa yang memang tidak semudah itu bisa percaya kepada wakil perdana menteri Kertawijaya.
"Hamba tidak berbohong Gusti prabu. Semuanya raib. Kediaman Kertawijaya sekarang sudah seperti cangkang kosong. Tidak ada harta apapun!" katanya dengan wajah yang sangat sedih karena memang meskipun itu dari hasil korupsiiii tapi dia juga berusaha keras supaya bisa korupsiiii sebanyak itu.
Raja Darmawangsa terdiam sejenak dia mencoba berpikir apa hal itu masuk akal atau tidak.
"Bagaimana mungkin? apa orang yang mencuri di rumahmu itu memiliki ilmu sihir? jika pun dia memiliki ilmu sihir juga tidak mungkin dilakukan oleh satu orang. Jangan Kamu pikir aku tidak tahu seberapa banyak harta di rumahmu!" kata raja Darmawangsa lagi.
Wakil perdana menteri Kertajaya benar-benar sudah hampir putus asa untuk menjelaskan.
"Para prajurit, dan pengawas kerajaan sudah memeriksa ke kediaman hamba Gusti prabu. Tolong hamba, bagaimana pun semua rencana ini, rencana menyingkirkan perdana menteri...."
"Jaga mulutmu, Kertawijaya!" sela Raja Dharmawangsa dengan marah.
"Ampun Gusti prabu, tapi hamba adalah seorang wakil perdana menteri. Bagaimana mungkin itu dia bernama tidak ada satu harta pun. Dan para selir hamba tidak menggunakan perhiasan? Semua orang akan meremehkan hamba Gusti prabu!"
"Hem, kalau begitu semua harta yang disita dari kediamanku sama negara. Ambil saja!" kata Raja Dharmawangsa.
Dia pikir, dia juga tidak terlalu memerlukan harta benda dari kediaman Kusumanegara karena yang terpenting adalah dia menyingkirkan seseorang yang akan menghalangi jalannya. Hanya itu. Tujuannya memang bukan untuk memiliki harta sitaan dari kediaman Kusumanegara itu.
Namun, ketika raja Darmawangsa mengatakan semua itu. Wakil perdana menteri Kertawijaya wajahnya malah tambah kusut.
"Apa yang bisa di ambil. Gusti prabu? semua barang berharga emas, perhiasan dan harta benda yang ada di sana juga raib di gondol pencuri!" jelas wakil perdana menteri Kertawijaya.
"Apa katamu?"
Raja Darmawangsa terlihat tidak percaya. Tapi, kemudian petugas yang memeriksa juga sudah masuk ke dalam aula kerajaan itu dan menjelaskan semuanya kepada raja Darmawangsa.
Raja muda yang dikenal serakah itu terdiam dengan wajah masam.
"Bagaimana mungkin?" geramnya.
Tangan Raja itu, mengepak kuar di atas singgasana emasnya.
"Perintahkan Panglima Bayu untuk menyelidiki masalah ini. Kurang ajarr, berani perampok di wilayah kekuasaan raja Dharmawangsa. Cari matii!" geramnya.
Tapi, mau dia mengeram seperti apa. Dia tidak mungkin bisa menemukan harta benda itu karena sudah berpindah ke dimensi lain bukan lagi di dunia nyata. Kecuali, Warren menginginkan semua harta benda itu keluar dari ruang dimensi sistemnya. Semua benda itu tidak mungkin bisa keluar ke dunia nyata.
***
Bersambung...
lanjutkan di tunggu up berikut nya