Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perselingkuhan
Keesokan paginya, Nayla sudah terlebih dulu duduk di meja makan. Tak berselang lama suami yang ia tunggu kedatangannya dari tadi malam, akhirnya datang juga. Nayla berusaha tetap menjaga ketenangannya, sembari memotong sandwich di atas piringnya.
Nayla tetap diam, menunggu penjelasan dari suaminya. Namun, Stefan terlihat acuh dan bersikap seakan tak ada yang terjadi. Ia dengan santainya menyesap kopi tanpa mengatakan sepatah katapun. Tak tahan lagi, Nayla pun mulai membuka suara.
"Aku mendengar kalau kamu membawa wanita asing yang tak jelas asal-usulnya ke paviliun. Apakah itu hobi barumu, untuk mengoleksi pelac*r?" Tanya Nayla dengan nada yang ia buat setenang mungkin.
Seketika Stefan langsung terdiam seakan terusik dengan pertanyaan Nayla. Ia meletakkan gelas kopinya dengan kasar, sampai isinya memercik mengotori kain putih di bawahnya. Nayla tetap diam dan menatap lurus ke arah suaminya itu.
"Kamu salah paham. Jadi, tolong jaga ucapanmu." Ucap Stefan dengan ekspresi tak suka yang sangat jelas tergambar di wajahnya.
"Kesalah pahaman macam apa yang kamu maksud? Memang ada yang salah dengan perkataanku, Stef? ... Wanita tanpa status pernikahan yang menghabiskan malam dengan suami orang, kalau bukan pelac*r lalu apalagi?" Cerca Nayla dengan senyum mengejek.
"Cukup! Hentikan pembicaraan ini. Dia hanya wanita yang tak sengaja tertabrak mobilku kemarin. Karena, dia tak punya keluarga aku hanya menampungnya sementara di sini, sebagai bentuk tanggung jawabku. Hanya itu ... Sebaiknya, kamu jangan asal percaya dengan semua omong kosong dari para pelayan." Kata Stefan mencoba menjelaskan.
Namun, penjelasan itu saja tak cukup bagi Nayla. Begitu banyak kejanggalan yang ada. Tapi, sorot mata Stefan seakan menyuruhnya diam dan tak melanjutkan lagi obrolan itu. Jelas sekali terlihat kalau suaminya itu tak nyaman dengan pertanyaannya. Ia juga terlihat gelisah.
Akhirnya, sarapan pagi itu dilalui dengan suasana dingin dan mencekam. Hanya terdengar suara dentingan alat makan saja tanpa adanya obrolan sedikitpun dari pasangan suami istri itu.
Nayla, memilih diam untuk menghemat energinya. Dia tak sebodoh itu untuk tak bisa memahami situasi yang ada saat ini. Hanya saja ia masih tak tahu harus berbuat apa. Dan akhirnya, dia memilih diam dan mengacuhkan keadaan itu.
...
Setelah sarapan, Nayla kembali ke kamarnya untuk bersiap sebelum berangkat bekerja. Sedangkan Stefan memilih untuk berangkat terlebih dulu.
Di kamar Ana dan beberapa pelayannya yang lain segera mengelilingi Nayla dengan cemas sekaligus penasaran apa yang terjadi di meja makan tadi. Kebetulan mereka bukanlah pelayan yang bertugas di meja makan, jadi mereka tak tahu apa yang terjadi di sana.
"Dia mengatakan kalau, wanita itu hanyalah wanita yang tak sengaja ia tabrak kemarin. Karena, wanita itu hidup sendiri dan sebagai rasa tanggung jawabnya, akhirnya dia membawanya kemari." Ucap Nayla sambil menghembuskan nafasnya berat.
"Huh?! Itu sangat tidak masuk akal nyonya! Kalau hanya kasihan dan rasa tanggung jawab, kenapa tuan merawat sendiri gadis itu semalaman?! ... Anda harus tau, itulah yang ayah saya lakukan di awal kali perselingkuhannya dulu. Saya dulu begitu naif mempercayainya dan menerima pelac*r ayah saya. Sampai, akhirnya ia tega merampas posisi ibu saya." Seru Lisa yang sangat kesal setelah mendengar perkataan majikannya.
Nayla dan pelayan yang lain hanya diam dan fokus mendengarkan kekesalan Lisa.
"Lalu, kalau memang tidak ada apa-apa, kenapa juga tuan menolak membicarakan wanita itu lebih dalam?! Pasti ada apa-apa diantara mereka nyonya!" Seru Lisa diakhir perkataannya.
"Walaupun dia berusaha menjelaskan apa yang terjadi menurut versinya. Aku memang sudah tau, kalau wanita itu bukan hanya seorang wanita acak yang dibawanya pulang. Tapi ... Pernikahan kami adalah pernikahan politik dari kedua keluarga besar. Sebaik apapun hubunganku dengannya dulu, bukankah aku harus menerima ini juga sebagai bagian dari bisnis?" Tanya Nayla dengan suara lirih. Ia benar-benar bingung harus bagaimana menyikapi hal ini.
"Nyonya, meskipun pernikahan anda adalah pernikahan politik. Anda berdua sudah bersama dari kecil. Wajar jika anda merasa sedih dan kecewa saat anda dikhianati seperti ini ... Dan ini juga berlaku untuk keluarga anda. Anda adalah putri yang sangat di sayangi di keluarga anda, pasti mereka juga akan sedih saat mendengar situasi anda. Begitupun saya, nyonya. Bagaimana tuan melakukan ini pada nyonya kami yang baik dan sempurna ini?!" Seru Ana sambil menggenggam tangan Nayla dengan lembut.
Selain kepala payan, Ana adalah pelayan yang dibawa Nayla dari rumahnya dulu. Ana sudah melayani Nayla dari Nayla masih gadis hingga sekarang, ia begitu tau bagaimana majikannya itu. Ia pun ikut bersedih atas rasa sakit yang di rasakan Nayla.
Pelayan yang lain juga ikut menundukkan kepalanya bersedih bersama Nayla.
"Anda tenang saja nyonya. Sebanyak apapun tuan membawa gadis asing dan pelac*r ke rumah ini. Bagi kami, hanya andalah nyonya di rumah ini." Imbuh Risa yang bisa membuat Nayla sedikit tersenyum dibuatnya.
Apa yang dikatakan Risa ada benarnya. Karna, sebanyak apapun Stefan menghargai pelac*r itu. Wanita itu tak akan bisa menandinginya.
...
Hari demi hari, rumor kalau Stefan sudah membawa seorang pelac*r dan menyembunyikannya di paviliun belakang kediaman Saverio segera menyebar ke semua pelayan di sana. Terlebih para pelayan yang memang ditugaskan Stefan untuk melayani gadis itu.
Mereka saling bercerita ke pelayan yang lain betapa tuan mereka sangat perhatian dan sangat memanjakan gadis itu. Mulai dari membawakannya makan, menyuapi bahkan Stefan sampai memanggilkan dokter kepercayaan keluarganya untuk memeriksa dan mengobati gadis itu.
Nayla sendiri juga semakin menyadari perubahan dari suaminya. Kini, Stefan semakin jarang makan bersamanya. Bahkan, beberapa kali juga Stefan memilih menginap di paviliun bersama wanita itu. Nayla, bisa menebak kalau rasa ketertarikan suaminya pada pelac*r itu semakin dalam.
Dan lagi-lagi Nayla berusaha mengabaikan hal itu dan memilih menjalani hari-harinya seperti biasa. Ia juga merasa lega karena tak pernah sekalipun bertemu dengan simpanan suaminya itu.
Paviliun belakang itu memang terletak cukup jauh dari kediaman utama. Bahkan, paviliun itu memiliki taman yang berbeda dari taman kediaman utama. Maka dari itu, Nayla merasa cukup bersyukur untuk hal itu.
Seperti hari itu, Nayla disibukkan dengan meeting untuk membahas event akhir tahun yang akan dilakukan perusahaan Saverio. Di perusahaan suaminya itu, Nayla memegang posisi sebagai ketua tim humas. Dan dialah yang selalu mengurus komunikasi dan acara-acara besar perusahaan dengan berbagai kolega bisnis perusahaan.
Event akhir tahun adalah salah satu acara besar yang selalu diadakan perusahaan Saverio untuk tetap mempertahankan hubungan baik dengan kolega bisnisnya. Biasanya acara itu berupa makan malam dan juga acara amal.
Banyak hal yang harus dipersiapkan. Dan tentu saja semua itu langsung menghabiskan banyak waktu dan tenaga Nayla. Namun, dengan segala permasalahan yang terjadi di rumah belakangan ini. Nayla merasa sangat terbantu dengan acara itu. Karena, ia bisa terus fokus dalam pekerjaan dan tak perlu lagi memikirkan masalah pelac*r yang dibawa oleh stefan.
Sore harinya, saat pulang kerja, Nayla dengan sengaja berjalan ke taman belakang untuk bersantai sebentar ditemani Lisa. Namun, tak di sangka-sangka. Justru di sana ia bertemu dengan seseorang yang paling tak ingin ia temui belakangan ini. Dia adalah wanita pelac*r itu.
Wanita itu tengah duduk di kursi roda di temani dua orang pelayan di sampingnya. Saat melihat kedatangan Nayla, wanita itu berusaha berdiri dibantu oleh kedua pelayan itu. Nayla hanya diam memperhatikannya dan berniat untuk segera meninggalkan taman.
"Aku sangat tidak beruntung harus melihatnya di sini sekarang ..." Jerit hati Nayla saat itu.
.
.
.
Bersambung ...