Mimpikan Alfarel

Ghea tertawa puas melihat kemalangan Xela yang disebabkan olehnya.

"Huuu ..."

Sorakan mengejek dari siswa siswi diarahkan kepada Xela yang tubuhnya sudah dilumuri oleh saos dan kecap.

Xela bangkit lalu menciprat sisa saos sambal kepada Ghea sebagai balasan.

"Aaaa ... panas."

Saos sambal tersebut tepat mengenai mata Ghea. Semua orang terjepit melihat kejadian tersebut. Bertepatan sekali, pak Ansel, guru kesiswaan.

"Ada apa ini. Apa kalian tidak melihat tata tertib."

Setelah kedatangan pak Ansel, semua orang baru bergerak melerai pertikaian antaramu Xela dan Ghea.

"Pak tolong pak mataku sakit banget. Ini gara-gara Xela, huhu ..."

Ghea bahkan sudah menangis akibat perihnya mata oleh percikan saos sambal.

"Pak, dia yang duluan pak. Dia yang duluan buat gara-gara, lihat saja diri saya ini pak lebih parah karena dia."

Xela membela diri.

"Bukan pak, ini semua gara-gara Xela. Xela yang duluan buat masalah."

Ucap salah seorang teman Ghea.

"Pak saya yang lihat dari awal. Ini semua gara-gara Ghea, Ghea yang fitnah Xela. Trus Xela di lempar habis-habisan sama yang lain pak."

Ucap Dewi mulai angkat bicara.

"Aduh, bapak tidak mengerti mana yang benar ini, semuanya ngomong bikin bapak bingung."

Ucap pak Anse sambil meraba kepalanya yang sedikit botak di bagian ujung.

Semua siswa menyalahkan Xela sehingga Xela lah orang yang bersalah.

Xela dan Ghea dibawa ke ruang guru kesiswaan.

Seorang laki-laki tampan netra biru sedang duduk mendengarkan seorang laki-laki sebayanya yang berdiri menjelaskan sesuatu.

"Apa? Perempuan itu membuat Xela disakiti. Nggak bisa di biarin." Kata laki-laki netra biru, siapa lagi dia kalau bukan Alfarel dan laki-laki yang ada dihadapannya, Ario.

"Tenang Al. Segitu cintanya Lo sama peyemlta perempuan itu. Kenapa nggak ditembak aja Al?"

Ucap Ario dengan tersenyum kepada sahabat sekaligus bosnya itu.

"Suka. Apaan Lo, mana mungkin gue suka sama cewek seperti dia. Gila kali lo." Ketus Alfarel.

Ia sendiri tidak mengerti dengan apa yang ia rasakan, entah itu perasaan suka atau sekedar perasaan kasihan saja dengan kondisi kehidupan Xela.

Tetapi sebenarnya ada perasaan yang berbeda yang Alfarel rasakan setelah mengenal Xela. Ia berhenti memikirkan tentang Alika, bahkan ia sudah mengikhlaskan kepergian Alika yang ia sedihkan beberapa hari yang lalu.

"Al, lo gak boleh gitu lah. Gue yakin lo suka sama Xela, lo aja udah cari tahu semua tentang dia. Gue bukan anak kecil yang bisa lo bohongi Al."

Ucap Ario.

\*\*\*\*

Xela duduk di kursi ruang tamu kos nya. Ia masih merasakan tubuhnya panas-panas akibat lumuran saos pada tubuhnya siang tadi disekolah.

Aduh, sakit banget. Mau tidur nggak bisa, mau mandi bersihin nggak bisa. Apa sih yang bisa.

sunggut Xela dalam hati sambil menggaruk tubuhnya yang terasa panas.

'TOK TOK TOK'

Di malam yang sunyi seperti ini ada saja suara ketukan pintu dari luar.

Siapa sih malam-malam gini. Nggak sopan banget kalau bertamu.

Batin Xela serta melangkah dengan kesal membuka pintu kostnya.

Xela terkejut setelah membuka pintu. Ternyata orang tersebut adalah Alfarel.

"Ngapain lo kesini?"

Xela langsung saja bertanya dengan kasar, memang Alfarel selalu menjadi orang yang menyebalkan baginya.

"Suruh masuk kek. Ini udah malam, tamu kok disuruh di luar aja."

Ucap Alfarel, manusia itu langsung masuk tanpa permisi.

Xela sampai geram dibuatnya, bagaimana tidak?

Seharusnya malam-malam begini anak kost tidak boleh menerima tamu, terlebih lagi itu cowok. Mungkin kalau pemilik kost tahu, Xela akan di usir dari situ.

"Memang nggak punya akhlak. Lo bertamu malam, disini sebenarnya nggak boleh tau."

"Nggak masalah selagi nggak ada yang tahu. Jangan kuatir Xela!"

Dengan santainya Alfarel menyahut Xela demikian.

"Lo, apa sih tujuan lo kesini, darimana coba lo tahu kalau gue tinggal disini?"

"Kan gue udah bilang. Gue tau tentang Lo. Puas!!"

Xela hanya memutar bola matanya, ia mendengar ucapan tersentuh yang ke dua kalinya.

Ingin sekali rasanya Xela melayangkan tangannya kepada Al, karena wajahnya yang tampan namun menyebalkan sangat tidaklah cocok baginya.

"Ada pekerjaan untukmu."

Ucap Alfarel, setelah ia duduk seenaknya di kursi dengan kakinya disilangkan, seperti bos.

"Apa pekerjaannya?"

Xela bertanya namun bukannya mendapat jawaban, tetapi mendapat lirikan dari Alfarel.

Lirikan yang membuat Xela merinding.

"Tatapan di kondisikan, kenapa menatapku seperti itu?"

Xela sedikit salah tingkah, kini Alfarel bangkit dari duduknya dan perlahan maju mendekati Xela.

Xela mundur beberapa langkah, sungguh sikap Alfarel kali ini aneh menurutnya. Alfarel terus tersenyum dan tangannya hendak menggapai Xela.

"Aku mencintaimu Xela, bisakah kau mencintaiku dan menemaniku malam ini?"

Ucapan yang membuat Xela merasa di rendahkan terlontar dari mulut laki-laki menyebalkan itu jelas membuat Xela semakin marah.

"Oh, jadi itu tujuan lo kesini. Sorry gue nggak bisa terima. Lo orang asing yang menyebalkan. Lo kesini bermaksud untuk merendahkan gue.

Lebih baik lo pergi, gue bukan cewek murahan seperti yang lo kira."

Terang Xela, ia sangat marah. Alfarel bukannya menghentikan langkahnya, tetapi ia tetap maju, sementara Xela semakin mundur.

Senyuman iblis itu, seakan tidak luntur dari wajah Alfarel.

"Ini bukan ucapan ku yang bermaksud untuk merendahkanmu Xela. Aku benar-benar mencintaimu. Apakah kau mau menjadi pacarku dan menemaniku malam ini?"

Tanya Alfarel lagi.

"Apa, kalau benar kau mencintaiku kenapa kau harus mengatakan menemanimu malam ini, apa maksudnya, hah?"

Xela terpikir ke arah lain, barangkali apa yang di pikirkannya kali ini benar.

"Kau sudah mengerti apa yang aku maksud. Jadi aku tidak akan menjelaskan apa yang akan terjadi. Intinya aku laki-laki dewasa yang normal punya kebutuhan sampingan, bukan?"

Kali ini Xela sudah berhenti melangkah, badannya sudah menempel di dinding, ia tidak dapat mundur lagi, namun Alfarel malah menguncinya.

"Sialan, lo. Pergi, pergi dan jangan membuat hidupku tidak tenang. Kau membuat masalah saja. Aku membencimu manusia tidak punya akhlak."

Omel Xela sambil ia mendorong tubuh tegap Alfarel. Tetapi usahanya nihil, tubuh Alfarel yang tegap tidak bisa bergeser sedikitpun setelah ia dorong, seperti tiang listrik yang tertancap di tanah dan tidak bisa di dorong sekuat tenaga.

Kini Xela dan Alfarel berdiri tanpa jarak, Xela sangat kuatir, sebab Alfarel sepertinya nekat akan berbuat sesuatu. Senyuman iblisnya tidak pernah memudar dan wajahnya semakin dilekatkan ke wajah Xela.

"Tidak ..."

Sekali lagi Xela mendorongnya sampai ia dan Alfarel sama-sama terjatuh di lantai dengan posisi yang tidak di inginkan.

"Aaaa ..."

Xela berteriak. Kembali ia membuka mata.

Tetapi kali ini berbeda lagi, ternyata itu hanya mimpi, Xela melihat sekeliling. Ia berada di kamar kostnya.

Syukurlah hanya mimpi. Tapi kenapa mimpinya aneh banget.

Batin gadis itu sambil mengucek matanya.

bersambung ...

Terpopuler

Comments

Neny Putri Julirinni

Neny Putri Julirinni

kukira beneran😂

2021-07-19

1

Bundaa Mutiyaa Ajhaa

Bundaa Mutiyaa Ajhaa

semangat terus kk

2021-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Masalah Seorang Xela
2 Di jebak.
3 Pandangan Pertama
4 Dia Laki-laki Arogan
5 Tanda Tanya di Benak Dafi
6 Apa Benar Dia Menjual Diri Demi UANG
7 Berjalan Sendirian
8 XelAlfarel pov
9 Mengembalikan Jaket Alfarel
10 Tawaran Alfarel
11 Kejadian Di Kantin
12 Mimpikan Alfarel
13 Peringatan Kepada Ghea
14 Tagihan
15 Mengajukan Diri Bekerja
16 Kata Alfarel
17 POSESIF?!
18 Tentang Landry
19 Di Asingkan di Hutan
20 Di Asingkan di Hutan 2
21 Memasak
22 Komentar
23 Perjumpaan Alfarel dan Landry
24 Perjumpaan Alfarel dan Landry 2
25 Keluar Dari Kost
26 Xela cemburu?
27 Dikira Kerasukan
28 Benar-benar Kerasukan
29 Siuman
30 Muka Simpanse
31 Kecurigaan Landry
32 Hanya Sandiwara
33 Pura-pura Pacaran
34 Visual
35 Sandiwara Tergila
36 Sandiwara Tergila 2
37 Gara-gara Bau Parfum
38 Possesif Alfarel
39 Kilas Balik Alika
40 Ketika Sakit
41 Rindu Ibu
42 CLBK!
43 Aku Cemburu?
44 Berpacaran Sungguhan
45 Keraguan dan Kekuatiran
46 Di Interogasi
47 Segera Pergi Sebelum di Usir (sad)
48 Kau Tersenyum Aku Terluka
49 Kau bukan pelindung dan penanggung jawab ku tetapi kau penghancur harapanku
50 Kedatangan Mira
51 Kakak Beradik
52 Jahat Versi Alfarel
53 Insiden Kolam Renang
54 Interogasi
55 Kemarahan Al
56 Gaji Terakhir
57 It's Sure, Her as Mr. Possesif
58 Asrama ALKA
59 Diawasi
60 Danau dan Ciuman Mr. Possesif
61 Ciuman Itu Nyata dan Lagi
62 Mr. Possesif Menunjukkan Sikapnya
63 Saudara Menjadi Musuh
64 Putus
65 Pengakuan Diam-Diam Mencintai
66 Memangkunya Dibawah Hujan
67 Berbaringlah Disini dan Peluk Aku
68 Seakan Hilang Ingatan
69 Pemabuk Merepotkan
70 Gadis Bodoh Berjalan dalam Gelap
71 Di Pertemukan Lagi
72 ROSE ROOM
73 Kedatangan Mantan!
74 Drama Apa Lagi Ini?
75 Ke Suatu Tempat
76 XELALFAREL LOVE
77 Taruhan
78 Xela Akan Mati?
79 Musuh Tetaplah Musuh
80 Mengancam Putus
81 Marah
82 Marah 2
83 Mendadak Manja dan Cemburu
84 Cewek Lo Manis
85 Mabuk
86 Tidur Satu ranjang ?
87 Perjalanan Camping
88 Serasa Menjadi Adik Pengganti
89 Camping 1
90 Camping 2
91 Camping 3
92 Sikap Alfarel yang Tiba-tiba Dingin
93 Ungkapan Dendam
94 Tidak Bisa Memaafkan
95 Bahaya!
96 Teror Musuh
97 Terjebak Di Kastil
98 Keadaan Buruk Xela
99 Terpukul
100 Jangan Pergi!
101 Mimpi Ajaib membawa kilas balik
102 Metode Menyuapi orang Sakit
103 Kemarahan Yang Baru Diungkapkan
104 Ternyata dibalik kesibukan Alfarel
105 Percintaan!
106 Melisa
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Masalah Seorang Xela
2
Di jebak.
3
Pandangan Pertama
4
Dia Laki-laki Arogan
5
Tanda Tanya di Benak Dafi
6
Apa Benar Dia Menjual Diri Demi UANG
7
Berjalan Sendirian
8
XelAlfarel pov
9
Mengembalikan Jaket Alfarel
10
Tawaran Alfarel
11
Kejadian Di Kantin
12
Mimpikan Alfarel
13
Peringatan Kepada Ghea
14
Tagihan
15
Mengajukan Diri Bekerja
16
Kata Alfarel
17
POSESIF?!
18
Tentang Landry
19
Di Asingkan di Hutan
20
Di Asingkan di Hutan 2
21
Memasak
22
Komentar
23
Perjumpaan Alfarel dan Landry
24
Perjumpaan Alfarel dan Landry 2
25
Keluar Dari Kost
26
Xela cemburu?
27
Dikira Kerasukan
28
Benar-benar Kerasukan
29
Siuman
30
Muka Simpanse
31
Kecurigaan Landry
32
Hanya Sandiwara
33
Pura-pura Pacaran
34
Visual
35
Sandiwara Tergila
36
Sandiwara Tergila 2
37
Gara-gara Bau Parfum
38
Possesif Alfarel
39
Kilas Balik Alika
40
Ketika Sakit
41
Rindu Ibu
42
CLBK!
43
Aku Cemburu?
44
Berpacaran Sungguhan
45
Keraguan dan Kekuatiran
46
Di Interogasi
47
Segera Pergi Sebelum di Usir (sad)
48
Kau Tersenyum Aku Terluka
49
Kau bukan pelindung dan penanggung jawab ku tetapi kau penghancur harapanku
50
Kedatangan Mira
51
Kakak Beradik
52
Jahat Versi Alfarel
53
Insiden Kolam Renang
54
Interogasi
55
Kemarahan Al
56
Gaji Terakhir
57
It's Sure, Her as Mr. Possesif
58
Asrama ALKA
59
Diawasi
60
Danau dan Ciuman Mr. Possesif
61
Ciuman Itu Nyata dan Lagi
62
Mr. Possesif Menunjukkan Sikapnya
63
Saudara Menjadi Musuh
64
Putus
65
Pengakuan Diam-Diam Mencintai
66
Memangkunya Dibawah Hujan
67
Berbaringlah Disini dan Peluk Aku
68
Seakan Hilang Ingatan
69
Pemabuk Merepotkan
70
Gadis Bodoh Berjalan dalam Gelap
71
Di Pertemukan Lagi
72
ROSE ROOM
73
Kedatangan Mantan!
74
Drama Apa Lagi Ini?
75
Ke Suatu Tempat
76
XELALFAREL LOVE
77
Taruhan
78
Xela Akan Mati?
79
Musuh Tetaplah Musuh
80
Mengancam Putus
81
Marah
82
Marah 2
83
Mendadak Manja dan Cemburu
84
Cewek Lo Manis
85
Mabuk
86
Tidur Satu ranjang ?
87
Perjalanan Camping
88
Serasa Menjadi Adik Pengganti
89
Camping 1
90
Camping 2
91
Camping 3
92
Sikap Alfarel yang Tiba-tiba Dingin
93
Ungkapan Dendam
94
Tidak Bisa Memaafkan
95
Bahaya!
96
Teror Musuh
97
Terjebak Di Kastil
98
Keadaan Buruk Xela
99
Terpukul
100
Jangan Pergi!
101
Mimpi Ajaib membawa kilas balik
102
Metode Menyuapi orang Sakit
103
Kemarahan Yang Baru Diungkapkan
104
Ternyata dibalik kesibukan Alfarel
105
Percintaan!
106
Melisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!