Berjalan Sendirian

Xela merasakan ada sesuatu menimpa pangkuannya. Ia kemudian membuka mata agar bisa melihat apa yang ada di pangkuannya, ia melihat beberapa lembar uang kertas yang sudah berada dipangkuannya. Semakin sakit hati seorang Xela, ia merasa dihina dan merasa dirinya memang di anggap Al sebagai perempuan tidak benar.

"Kau menghinaku lagi, huhuhu ..."

Xela menangis lagi melihat beberapa lembar uang yang ada di hadapannya.

"Aku tidak menghinamu. Aku sudah bilang ambil uang itu dan berhentilah kau bekerja didunia gelap kalau tidak ingin terkena penyakit menular. Paham? "

Gertak Alfarel sekali lagi.

Xela hanya diam, ia memerhatikan uang yang sudah bertebaran kemana-mana dihadapannya.

Sebenarnya Xela senang melihat uang berwarna merah muda itu mungkin cukup untuknya membayar kost, dan membeli kebutuhannya dalam jangka tertentu.

Xela akhirnya memungut uang tersebut dan menyusunnya kembali.

Baiklah mungkin ini rejeki. Aku akan memanfaatkan uang ini, lagipula boleh juga sebagai ganti rugi mulut cabe laki-laki tidak punya akhlak itu.

Batin Xela sambil menyusun uang tersebut sambil menghitungnya.

Dasar perempuan, dia benar-benar pecinta yang gelap mata dan gelap hati.

Guman Alfarel didalam hati melihat Xela memungut uang yang ia lempar tadi.

"Apa sudah cukup?" Tanya Alfarel setelah Xela berhasil menyusun uang tersebut.

"Mungkin untuk beberapa waktu, terimakasih atas uang gratis ini. Aku menerimanya karena aku menganggap ini bayaran dari hinaan yang kau beri. Lain kali boleh kau hina aku setelah kau tidak tahu apa yang terjadi padaku, asalkan kau memberi uang bayaran ganti rugi atas sakit hatiku dengan uang seperti ini."

Xela tersenyum memandang uang yang tersusun rapi di tangannya, ia sebenarnya merasa sedih, tetapi ia ingin mengubah kesedihan itu untuk agar bisa melawan keangkuhan laki-laki dihadapannya, Xela menyadari semakin ia bersedih dan semakin dirinya marah Al selalu mengomporinya sehingga jalan yang baik baginya adalah berusaha melawan dengan tidak boleh terpancing oleh perkataan Al yang menyayat hati.

Kembali pada Al, ia melongo sejenak melihat perempuan yang antusias melihat uang.

Mengapa dia menjadi berubah drastis seperti mati lampu saja, bukannya dia semakin marah. Ini malah senang, gue harus buat dia marah lagi.*

batin Alfarel.

Alfarel bergerak cepat mengambil kembali uang yang ada di tangan Xela.

"Kembalikan, udah di kasi kok di ambil lagi." Xela berusaha merebut uang itu kembali, tetapi ternyata sulit, tinggi badan Al yang kira-kira 178 cm itu membuatnya kesulitan merebut uang di tangan Al.

"Tidak semudah itu, eh siapa namamu?"

"Xela."

"Iya, Xela, tidak semudah itu. Aku merebutnya kembali karena aku teringat. Barusan kamu menampar ku, aku memperhitungkannya. Kalau kamu ingin mendapat uang ini kembali kamu harus menuruti apa permintaan ku."

Xela yang mendengarnya kebingungan sekaligus merasa kehilangan harapan.

Dia memberi tetapi mengambil kembali. Apakah itu hak. Baiklah aku akan mengalah mungkin cara ini bukan yang terbaik untuk mencari untung. Sama saja aku merendahkan diriku sendiri di mata orang lain.

Xela menatap sendu Alfarel yang tersenyum sinis kepadanya, ia patah hati, kesenangan yang dirasakannya tadi sirna begitu saja.

Kini ia berpikir dirinya sangat rendah.

Xela mundur perlahan meninggalkanmu lokasi sofa.

"Hei, kau mau kemana. Bukankah kau butuh uang ini?"

"Tidak. Aku tidak butuh karena kalau aku mengambilnya sama saja aku menjual harga diriku."

Alfarel terdiam namun ia berpikir nakal, ia selalu ingin melihat perempuan itu marah.

"Oh, seperti itu. Atau ini terlalu sedikit untuk mu, tidak seperti penghasilan terbesarmu di Rose Room, hah?"

Mulai lagi perkataan yang dilontarkan Alfarel seakan menyalakan bara api dalam diri Xela yang hampir padam.

Xela menatap laki-laki itu dengan nanar, langkah kakinya dengan cepat maju.

'PLAK'

Ini kali kedua Xela menampar laki-laki yang menghinanya. Alfarel yang mendapat Tamparan kedua kali bukannya jera, ia malah tersenyum lagi.

"Apa maksudmu mengatakan itu. Asal kamu tahu, aku tidak pernah bekerja disana, aku dijebak. Apakah matamu buta, kau lihatlah aku yang menggunakan kameja rapi seperti ini. Aku ingin pekerjaan yang baik tapi aku dijebak, dan setelahnya aku di tolong olehmu tapi aku merasa kau orang yang tidak punya otak. Kau bicara seenak jidat tentangku. Aku tidak patut berterima kasih kepada mu."

Xela berbicara lantang berhasil membuat Alfarel bungkam. Setelah berkata demikian Xela keluar rumah mewah itu dengan langkah pasti, tentu disertai langkah gemetar. Sebab, baru pertama kali ini ia membuang energi berhadapan dengan laki-laki yang seolah tidak punya hati.

Aku telah gagal mendapatkan apa yang aku butuhkan. Aku butuh duit, duit, dan duit tetapi akhirnya malah seperti ini. Tuhan hari ini sungguh aku mendapatkan pengalaman yang sangat amat buruk didalam hidupku, ini baru yang pertama kali, semoga juga menjadi pengalaman yang buruk yang ke terakhir. Aku hampir saja dilecehkan lelaki hidung belang, tetapi aku ditolong oleh orang yang tidak punya akhlak.

Batin Xela, ia mengomel didalam hati sehingga tidak menyadari dirinya sudah melewati pagar yang sudah terbuka.

Xela susah berada di luar lokasi lingkungan mewah milik Alfarel.

Xela menyadari suara burung yang berkicau dan suasana susah menunjukkan jika waktu senja menyongsong. Langkah Xela terhenti, matanya dan tubuhnya bergerak memerhatikan sekitar. Tempat itu sangat sepi, ia berada diantara pohon-pohon di sisi kiri dan kanannya.

Sore yang tidak terasa dinginnya itu membuat Xela heran, karena tidak percaya, ia pun lalu membuka smartphonenya. Alangkah kagetnya gadis itu melihat waktu sudah menunjukkan pukul 17.28

Ya Tuhan, kenapa cepat sekali roda bumi ini berputar. Aku harus cek lokasi.

Xela membuka aplikasi untuk membantunya mengetahui lokasi, banyak pesan WhatsApp disana tetapi tidak ia buka dan tidak ia hiraukan. Yang terpenting saat ini, ia bisa segera datang ke rumah didalam keadaan selamat dengan bantuan aplikasi untuk melihat peta jalan.

Rupanya kost tempat tinggalnya yang ada di gang cempaka no. 92 kota R, membutuhkan waktu selama 2 jam lebih jika berjalan kaki. Sungguh melelahkan bukan?

Xela hampir saja menangis selalu satu jam berada di lokasi perhutanan, ia bisa saja memesan ojek tetapi karna dirinya saat ini tidak memiliki uang, ya sudahlah ia akan berusaha berjalan kaki sampai tiba di tempat tujuan.

Satu jam kemudian Xela lega setelah melewati kota yang menampilkan panorama indah. Ia sedikit terhibur, setidaknya kehidupan yang berasa pahit ada manis-manisnya juga saat melihat karya makhluk di kota R, lampu kelap-kelip, musik dan juga suara orang bercakap-cakap di dalam ruko terdengar dari trotoar yang ia lewati.

Xela melewati toko kaca yang bisa memantulkan bayangannya, ia pun singgah untuk melihat gambar dirinya melalui pantulan tersebut. Ia terkejut begitu sadar dirinya masih memakai jaket hitam yang melapisi kameja putih kotak-kotak yang ia pakai, teringatlah Xela kalau kamejanya sudah rusak dalam kejadian tadi siang.

Ternyata jaket laki-laki tidak punya akhlak itu sekarang ku pakai.

Xela melirik bayangannya dengan kesal, ia kembali melanjutkan langkahnya yang masih berlangsung satu jam lagi.

Pikirannya bercampur aduk, antara marah, sedih, dan lelah ditengah jalan perkotaan, Xela berusaha menjalani semuanya meskipun sejujurnya ia sangat malu dan takut.

Malu karena setiap melewati restoran semua mata melirik ke arahnya, takut karena memang itu wajar bagi seorang perempuan yang berjalan sendirian di trotoar kota. Banyak kekuatiran yang dirasakan terutama oleh para gadis termasuk Xela.

bersambung ...

Terpopuler

Comments

jeruk_asem

jeruk_asem

💎

2022-08-02

1

Dian Amelia

Dian Amelia

lanjut thor ngomong emang mudah jangan peduli dg bulyyan ...., coba aja tulis sendiri pasti pusing buat mengingat alurnya....

2021-07-10

1

Haura

Haura

Sebenarnya ceritanya menarik tapi gaya penulisan dan pilihan diksinya kurang enak dibaca .. agak rancu juga antara kalimat 1dengan yang lainnya. maaf stop sampai disini 🙏

2021-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Masalah Seorang Xela
2 Di jebak.
3 Pandangan Pertama
4 Dia Laki-laki Arogan
5 Tanda Tanya di Benak Dafi
6 Apa Benar Dia Menjual Diri Demi UANG
7 Berjalan Sendirian
8 XelAlfarel pov
9 Mengembalikan Jaket Alfarel
10 Tawaran Alfarel
11 Kejadian Di Kantin
12 Mimpikan Alfarel
13 Peringatan Kepada Ghea
14 Tagihan
15 Mengajukan Diri Bekerja
16 Kata Alfarel
17 POSESIF?!
18 Tentang Landry
19 Di Asingkan di Hutan
20 Di Asingkan di Hutan 2
21 Memasak
22 Komentar
23 Perjumpaan Alfarel dan Landry
24 Perjumpaan Alfarel dan Landry 2
25 Keluar Dari Kost
26 Xela cemburu?
27 Dikira Kerasukan
28 Benar-benar Kerasukan
29 Siuman
30 Muka Simpanse
31 Kecurigaan Landry
32 Hanya Sandiwara
33 Pura-pura Pacaran
34 Visual
35 Sandiwara Tergila
36 Sandiwara Tergila 2
37 Gara-gara Bau Parfum
38 Possesif Alfarel
39 Kilas Balik Alika
40 Ketika Sakit
41 Rindu Ibu
42 CLBK!
43 Aku Cemburu?
44 Berpacaran Sungguhan
45 Keraguan dan Kekuatiran
46 Di Interogasi
47 Segera Pergi Sebelum di Usir (sad)
48 Kau Tersenyum Aku Terluka
49 Kau bukan pelindung dan penanggung jawab ku tetapi kau penghancur harapanku
50 Kedatangan Mira
51 Kakak Beradik
52 Jahat Versi Alfarel
53 Insiden Kolam Renang
54 Interogasi
55 Kemarahan Al
56 Gaji Terakhir
57 It's Sure, Her as Mr. Possesif
58 Asrama ALKA
59 Diawasi
60 Danau dan Ciuman Mr. Possesif
61 Ciuman Itu Nyata dan Lagi
62 Mr. Possesif Menunjukkan Sikapnya
63 Saudara Menjadi Musuh
64 Putus
65 Pengakuan Diam-Diam Mencintai
66 Memangkunya Dibawah Hujan
67 Berbaringlah Disini dan Peluk Aku
68 Seakan Hilang Ingatan
69 Pemabuk Merepotkan
70 Gadis Bodoh Berjalan dalam Gelap
71 Di Pertemukan Lagi
72 ROSE ROOM
73 Kedatangan Mantan!
74 Drama Apa Lagi Ini?
75 Ke Suatu Tempat
76 XELALFAREL LOVE
77 Taruhan
78 Xela Akan Mati?
79 Musuh Tetaplah Musuh
80 Mengancam Putus
81 Marah
82 Marah 2
83 Mendadak Manja dan Cemburu
84 Cewek Lo Manis
85 Mabuk
86 Tidur Satu ranjang ?
87 Perjalanan Camping
88 Serasa Menjadi Adik Pengganti
89 Camping 1
90 Camping 2
91 Camping 3
92 Sikap Alfarel yang Tiba-tiba Dingin
93 Ungkapan Dendam
94 Tidak Bisa Memaafkan
95 Bahaya!
96 Teror Musuh
97 Terjebak Di Kastil
98 Keadaan Buruk Xela
99 Terpukul
100 Jangan Pergi!
101 Mimpi Ajaib membawa kilas balik
102 Metode Menyuapi orang Sakit
103 Kemarahan Yang Baru Diungkapkan
104 Ternyata dibalik kesibukan Alfarel
105 Percintaan!
106 Melisa
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Masalah Seorang Xela
2
Di jebak.
3
Pandangan Pertama
4
Dia Laki-laki Arogan
5
Tanda Tanya di Benak Dafi
6
Apa Benar Dia Menjual Diri Demi UANG
7
Berjalan Sendirian
8
XelAlfarel pov
9
Mengembalikan Jaket Alfarel
10
Tawaran Alfarel
11
Kejadian Di Kantin
12
Mimpikan Alfarel
13
Peringatan Kepada Ghea
14
Tagihan
15
Mengajukan Diri Bekerja
16
Kata Alfarel
17
POSESIF?!
18
Tentang Landry
19
Di Asingkan di Hutan
20
Di Asingkan di Hutan 2
21
Memasak
22
Komentar
23
Perjumpaan Alfarel dan Landry
24
Perjumpaan Alfarel dan Landry 2
25
Keluar Dari Kost
26
Xela cemburu?
27
Dikira Kerasukan
28
Benar-benar Kerasukan
29
Siuman
30
Muka Simpanse
31
Kecurigaan Landry
32
Hanya Sandiwara
33
Pura-pura Pacaran
34
Visual
35
Sandiwara Tergila
36
Sandiwara Tergila 2
37
Gara-gara Bau Parfum
38
Possesif Alfarel
39
Kilas Balik Alika
40
Ketika Sakit
41
Rindu Ibu
42
CLBK!
43
Aku Cemburu?
44
Berpacaran Sungguhan
45
Keraguan dan Kekuatiran
46
Di Interogasi
47
Segera Pergi Sebelum di Usir (sad)
48
Kau Tersenyum Aku Terluka
49
Kau bukan pelindung dan penanggung jawab ku tetapi kau penghancur harapanku
50
Kedatangan Mira
51
Kakak Beradik
52
Jahat Versi Alfarel
53
Insiden Kolam Renang
54
Interogasi
55
Kemarahan Al
56
Gaji Terakhir
57
It's Sure, Her as Mr. Possesif
58
Asrama ALKA
59
Diawasi
60
Danau dan Ciuman Mr. Possesif
61
Ciuman Itu Nyata dan Lagi
62
Mr. Possesif Menunjukkan Sikapnya
63
Saudara Menjadi Musuh
64
Putus
65
Pengakuan Diam-Diam Mencintai
66
Memangkunya Dibawah Hujan
67
Berbaringlah Disini dan Peluk Aku
68
Seakan Hilang Ingatan
69
Pemabuk Merepotkan
70
Gadis Bodoh Berjalan dalam Gelap
71
Di Pertemukan Lagi
72
ROSE ROOM
73
Kedatangan Mantan!
74
Drama Apa Lagi Ini?
75
Ke Suatu Tempat
76
XELALFAREL LOVE
77
Taruhan
78
Xela Akan Mati?
79
Musuh Tetaplah Musuh
80
Mengancam Putus
81
Marah
82
Marah 2
83
Mendadak Manja dan Cemburu
84
Cewek Lo Manis
85
Mabuk
86
Tidur Satu ranjang ?
87
Perjalanan Camping
88
Serasa Menjadi Adik Pengganti
89
Camping 1
90
Camping 2
91
Camping 3
92
Sikap Alfarel yang Tiba-tiba Dingin
93
Ungkapan Dendam
94
Tidak Bisa Memaafkan
95
Bahaya!
96
Teror Musuh
97
Terjebak Di Kastil
98
Keadaan Buruk Xela
99
Terpukul
100
Jangan Pergi!
101
Mimpi Ajaib membawa kilas balik
102
Metode Menyuapi orang Sakit
103
Kemarahan Yang Baru Diungkapkan
104
Ternyata dibalik kesibukan Alfarel
105
Percintaan!
106
Melisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!