Alfarel sudah datang di Rose Room, ia sempat mendengar ada keributan, ia juga melihat seorang gadis yang di tarik oleh laki-laki tua.
Perempuan, apa dia hanya modus. Baru-baru gini banyak sekali penipuan meminta tolong tetapi akhirnya bekerja sama untuk menjebak target.
Batin Alfarel saat melihat aksi di depannya, tetapi netra birunya memandang lamat-lamat gadis yang menggunakan kameja putih kotak-kotak itu. Teriakannya sangat histeris, raut wajahnya dari kejauhan jelas mengatakan jika ia sangat butuh pertolongan.
Sempat ragu hari Alfarel. Ia berusaha cuek dan memilih untuk duduk disalah satu kursi. Tetapi suara perempuan tadi sangat menggangu pendengarannya yang tajam bahkan segelas wine yang ada dihadapannya tidak mampu ia sentuh karena adanya gangguan yang Membuatnya kacau.
Sialan, aku kemari untuk menyenangkan hati tapi malah membuat ku sakit telinga.
Tidak mau tinggal diam, Alfarel bangkit dari duduknya menuju ruangan yang ribut mengganggu telinganya, ia tidak peduli lagi orang yang didalam sedang berbuat apa. Yang penting ia ingin membentak mereka agar mereka sadar akan suara bising yang sangat tidak enak di dengar.
'BRAKK'
Alfarel menendang pintu ruangan itu dengan sekuat tenaganya, pandangan semua orang yang ada di Rose Room teralihkan kepadanya. Dijamin, ketampanan yang dimiliki Alfarel membuat para wanita seksi klepek-klepek pada pandangan pertama.
Alfarel melihat adegan di hadapannya, seorang perempuan yang menangis, mukanya sudah tampak bengkak, ia berhenti berteriak setelah Alfarel berhasil merobohkan pintu yang kuat itu.
Xela yang sedikit lagi hampir menyerah, mendengar suara pintu yang terjatuh. Pertama kali ia melihat laki-laki tampan berdiri didepan pintu dengan netra biru yang menegaskan jika laki-laki itu tampan dan jenius.
Xela tidak berkedip melihat laki-laki itu, siapakah dia?
Laki-laki itu menatapnya dengan intens namun wajahnya sangar, kendatipun demikian tidak membuat ketampanan yang dimilikinya hilang.
"D-dia kenapa mirip dengan Alika? Tidak ini hanya halusinasiku saja." Batin Al pada pandangan pertama kepada Xela gadis yang belum ia kenal.
"Berani-beraninya kau masuk, tidak sopan sekali."
laki-laki hidung belang itu langsung saja berdiri menghampiri Alfarel dengan kameja polos berwarna merah yang sudah terbuka, dasinya entah terlempar kemana.
Alfarel menunjukkan muka marahnya, ia kembali teringat pada masa lalunya.
Flashback on
"***Alika, tolong jangan tinggalkan kakak. cepat katakan bagaimana mereka membuatmu seperti ini?"
saat itu Alfarel duduk dengan Alika di pangkuannya sangat lemah tidak berdaya lagi, perempuan bernama Alika itu tampaknya sangat mengalami luka berat, sekujur tubuhnya lebam.
Saat itu pula Alfarel sedang memangkunya di sebuah rumah tua yang kumuh dan tidak berpenghuni.
"Maafkan aku kak Al. Mereka menyiksaku, Marco memperkosaku berulangkali. Aku tidak pantas hidup lagi, masa depanku hancur, aku tidak bisa bertahan kak."
isakan tangis pilu memenuhi ruangan yang sunyi itu.
"Tenanglah Alika, kakak akan segera membawa mu ke rumah sakit."
Alfarel segera membopong gadis itu keluar untuk membawanya ke rumah sakit. Tetapi di tengah perjalanan, Alfarel menerima kenyataan pahit yang hampir saja membuat akal sehatnya hilang begitu saja.
"Kak, aku tidak bisa bertahan lagi." ucap Alika dengan nada lirih, ia tampak lemah dan mukanya pucat semua.
"Tidak sayang. Kamu bisa, percayalah."
Usai berucap demikian, Alika tidak berucap lagi, Alfarel sedikit menoleh, ia melihat keanehan dari Alika.
Segera ia menghentikan mobilnya, ia mengguncang tubuh Alika.
"Alika, Alika, Alika. Bangun, tolong jangan tinggalkan kakak."
Takdir telah memisahkan seorang Alfarel dan Alika, tidak pernah terduga dari hati Alfarel jika takdir memisahkannya dari orang yang sangat ia cintai.
"TIDAKKKK!!!"
Alfarel berteriak pilu di tengah jalan yang sepi, guntur menggelegar dan hujan turun deras seolah menyertai kesedihan dan juga kemarahan yang dirasakan Alfarel. Alfarel marah karena penyebab Alika seperti ini oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab, dan Alfarel sedih, secepat ini Alika meninggalkannya, padahal usianya baru menginjak ke 17 tahun.
Flashback off
'BUGGH***'
Alfarel memukul laki-laki hidung belang itu sekuat tenaganya sehingga laki-laki itu terbanting ke lantai. Sekali lagi Alfarel membuatnya babak belur dengan terus menyerang laki-laki itu hingga tidak berdaya untuk bangkit.
Xela yang menyaksikan kejadian itu merasa lega, namun ia juga merasa takut. Baru pertama kali ini ia didalam masalah seperti ini.
Alfarel sepertinya sudah puas menyiksa laki-laki tua itu, ia kini melirik Xela yang ternyata sejak tadi menatapnya, Xela kembali menyilangkan kedua tangannya di dada karena keadaan kameja yang sudah sobek.
Jangan ditanya lagi bagaimana perasaan Xela kali ini, ia sangat malu. Beruntung ia berlapis tank top berwarna putih yang bisa menutupi tubuhnya setelah kameja nya rusak.
Hari yang begitu buruk, kenapa ini harus terjadi padaku. Kenapa aku harus terjebak oleh sahabatku sendiri. Nasib yang malang.
Xela menunduk malu, namun tidak ia duga laki-laki tadi menghampirinya dan melapisi tubuhnya dengan jaket kulit berwarna hitam.
Tentu Xela tidak menolak, ia memakainya dengan rapi di tubuhnya, meskipun terlihat kebesaran saat ia memakainya.
"Aku akan mengantarmu pulang kalau kamu benar-benar bukan penipu."
Xela menganga lebar, bagaimana bisa laki-laki yang ada di hadapannya ini mengatai dirinya seperti itu. Jelas-jelas keadaan ia tadi sangat gawat apabila laki-laki itu tidak datang.
Tapi, ya sudahlah yang terpenting bagi seorang Xela, ia selamat hari ini dari jebakan yang hampir saja merenggut masa depannya.
"Aku ingin pulang. Bi-bisakah kamu mengantar aku pulang!"
Xela meminta dengan tidak enak hati, baru kali ini ia meminta pertolongan kepada orang tidak dikenal.
"Baiklah. Aku akan mengantarmu. Tapi aku ingin penjelasan, dan aku rasa kamu akan menjadi tahanan ku sementara."
"Hah? maksudnya?"
"Aku akan memastikan kamu penipu yang menginginkan banyak uang dengan cara seperti ini atau tidak."
"Aku ... aku bukan orang seperti itu. Maafkan aku."
"Kenapa meminta maaf?
Sudahlah, bagiku orang yang baru ku kenal tidak dapat di percaya begitu saja. Aku akan mengantarkanmu pulang."
Tangan Xela ditarik keluar dari ruangan itu. Xela sangat malu, ia melirik kekiri dan kekanan, semua Orang memerhatikannya. Ia sempat melihat Ghea dari antara mereka menatapnya penuh kebencian.
"Sudahlah berhenti melirik kiri dan kanan kalau kamu bukan penipu dan kalau kamu tidak mau di cap sebagai perempuan pembuat onar."
Xela tersadar jika orang yang bertautan tangan dengannya menegur sehingga ia berhenti melirik ke kiri dan ke kanan.
Disisi lain, Ghea mengepalkan tangannya melihat Xela berhasil lolos, terlebih Xela ditolong oleh seorang laki-laki yang selama ini ia kenal.
Xela, ternyata kau menjadi saingan utamaku. Kau sepertinya akan memikat seorang Alfarel. Jangan mimpi Xela.
Pantas saja Ghea yang licik tidak mencegah kepergian Xela, rupanya orang yang bersama Xela sudah ia kenal.
bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
jeruk_asem
🖤
2022-08-02
1
Ria Diana Santi
Ya, ampun! Kasihannya kamu Alika! Kurang di hajar tuh laki-laki hidung belang itu! 😤😤
2021-06-05
2
Arvi
masih bingung critanya....kq bisa 🤔 pa q loding bgt ya🤣
2021-05-23
1