Melindungi Kota Elato dari serangan iblis bag 3

Jenderal Iblis Tokage nampaknya menyadari serangan tombak yang dilempar oleh Christie. Dengan mudah dia mengelakkan kepalanya ke sebelah kanan, tombak itupun mengenai beberapa helai rambut Tokage kemudian melesat jauh melewatinya.

"Hehhh ternyata ada sebuah anak kucing yang berani menyerang ku dari belakang."

Begitu kata Tokage yang melirik ke arah Christie dengan senyuman kecil merendahkan. Kemudian ia mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi dan dengan sombong berkata.

"Baiklah anak kucing yang nakal, jika begitu caramu, terimalah serangan sihirku ini. 'Black Thunder'!"

Dari tangannya terlihat muncul sebuah percikan petir hitam, tak lama petir hitam besar seperti yang terlihat di depan gerbang kota beberapa saat yang lalu muncul dengan cepat dari atas langit langsung mengarah ke Christie.

Wajah Christie tampak ketakutan melihat sihir yang di arahkan kepadanya. Namun sebelum petir hitam itu akan mengenai Christie, David yang dekat dengannya dengan cepat dan sigap langsung memakai sihirnya.

"Terbentuklah 'Hagane Doheki'."

Sebuah tembok tebal nan tinggi muncul setelah David membaca mantra sihir bersamaan dengan merentangkan kedua tangannya ke arah petir hitam itu.

Petir hitam milik jenderal iblis Tokage pada akhirnya menyambar tembok tanah baja milik David. Akan tetapi karena kedua sihir itu sama kuatnya petir hitam itu menghilang setelah dapat menghancurkan tembok tanah baja milik David menjadi berkeping-keping.

"Bahaya sekali, untung saja aku dengan cepat melindungi Christie."

David bernafas lega setelah bisa menyelamatkan Christie dari maut.

"Heeee... lumayan juga kau bisa menahan seranganku."

Perkataan Tokage dengan nada merendahkan akan tetapi perkataannya itu berbanding terbalik dengan ekspresi dari setengah wajahnya yang agak kesal. Tak lama ia meluncur dari atas dengan cepat menghampiri kami bertiga.

"Kalian maju semua ke depan gerbang, disini biar aku yang mengatasinya!"

Lantang Tokage memerintah anak buahnya untuk maju, mendobrak pertahanan benteng Kota Elato

"baiklah tuan Tokage."

Prajurit lizardman menuruti perintahnya dan mulai mencoba menerobos untuk masuk ke dalam kota. Aku berlari untuk menghadang mereka, akan tetapi jalanku dihalangi oleh Tokage sang jenderal iblis yang telat mendarat di depanku.

"Kau tidak akan bisa lari dariku manusia rendahan!"

Sialan Tokage dengan sombongnya ia berkata begitu terhadapku. Karena aku tak mau diremehkan, Aku berlari cepat mendekatinya bersamaan melayangkan tebasan vertikal.

Nampaknya serangan ku tampak lemah baginya, hingga akhirnya dia dengan mudah menghindari itu. Melihat ekspresi senyumannya yang meledek membuatku sedikit marah, aku dengan cepat mengayunkan pedangku secara horizontal bersaman dengan pinggangku sehingga membuat gerakan setengah memutar.

Akan tetapi sekali lagi dia bisa menghindari serangan dengan mudah dengan cara memundurkan dirinya satu langkah ke belakang.

"Jadi apakah hanya segini kemampuanmu manusia lemah."

Mempertahankan sikap sombong dan meremehkan, dia melontarkan perkataan seperti itu padaku.

Sikap sombongnya itu membuatku cukup marah.

"Baiklah. Jika kau ingin merasakan rasa sakit, akan ku kabulkan permintaanmu."

Aku melancarkan serangan sihir 'Fire Ball' di sertai 'Thunderbolt' secara bersamaan.

Ledakan terdengar akibat serangan ku dia terima telak oleh tubuhnya, tak berselang dari ledakan itu muncullah asap hitam menutupi tubuhnya.

Fyuuu~

Suara tiupan angin lembut meniup asap yang menutupi dirinya. Saat asap itu memudar, terlihat ia berdiri dengan tegap setelah menerima sihir api serta petir ku tanpa terluka.

"Hahaha... kau pikir sihir rendah seperti itu bisa melukaiku yah!"

Ia tertawa ngakak dan Dengan sombongnya ia berkata sambil menunjuk ke arahku.

"Ahhh tidak-tidak, maafkan aku. Tadi itu hanya serangan pembuka dariku."

Aku melambaikan tanganku dan berkata kepadanya seperti itu dengan nada mengejek untuk memancing amarahnya.

"Heeeey mahluk rendahan kau berani menghinaku yah! Rasakan kemurkaanku ini. Haaaa....!"

Tampaknya dia terpancing akan provokasi ku, sehingga dia langsung berlari dengan cepat meluncurkan pukulan tangan kanannya ke arah mukaku dan mengabaikan pertahanannya.

Ini adalah situasi yang menguntungkan seperti yang aku bayangkan.

Serangan ceroboh begitu sungguh tak asing bagiku sebagai seorang penguasa kendo selama 15 tahun .

Sebelum pukulan dia akan mengenai ku, aku telah memasang kuda-kuda menyerang dan memegang pedangku erat-erat dengan tanganku serta menarik nafasku dalam-dalam.

Sekitar jaraknya tak lebih dari limapuluh sentimeter, aku menarik badan serta pinggangku kearah dalam.

"Teknik rahasia, Onikoroshi No Kiri 'Tebasan pembunuh iblis'."

Aku mengayunkan pergelangan tanganku dan menebas seluruh organ vital tubuhnya dan diakhiri dengan menebas lehernya hampir putus.

Setelah selesai. Aku mengibaskan katana ku untuk menghilangkan darah yang menempel dan menyarungkan kembali katana ku.

"Hahaha aku terkejut ada manusia yang hampir memutuskan leherku hanya dengan keterampilan ilmu pedang. Hahaha...."

Ucapan yang di lontarkan Jenderal iblis Tokage membuatku sangat terkejut. Aku seketika membalikkan badanku, melihat kearahnya.

Kami pun saling berhadapan. Terlihat asap-asap putih keluar dari luka yang kuberikan, tak terkecuali leher yang ku tebas hampir putus juga.

Tak lama asap itupun menghilang dan luka yang dialami tubuhnya sudah tertutup, kembali normal seperti sedia kala terkecuali luka yang di lehernya masih berasap.

"Hahaha... kau membuatku terkejut Jenderal iblis Togake, ternyata kau masih hidup setelah menerima serangan ku dan juga kau memiliki regenerasi tubuh yang sangat tinggi."

"Tentu saja. Jika aku tidak memiliki kekuatan yang besar, aku tidak akan menyandang sebutan Jenderal iblis."

Sambil menaruh kedua tangannya serta mendangahkan kepalanya dan membusungkan dadanya dia dengan sombong berkata seperti itu.

"Baiklah manusia. Karena kau kuat, aku akan menghabisi untuk yang terakhir. Sebelum iru, sekarang aku akan menghajar yang lainnya dulu."

"Ha..., kau pikir aku akan berdiam diri saja."

Jenderal iblis Tokage pun lagi dengan sangat cepat bagaikan angin ke arah dimana grup pertama berada yang di pimpin oleh seorang petualang peringkat A yaitu Wistler.

Sementara itu aku yang berlari sekuat tenaga untuk mengejarnya ternyata tidak dapat mengejarnya.

Kulihat dia yang jaraknya cukup jauh di depanku, dia berlari sambil melukai leher satu per satu para prajurit kota yang dia lewati dengan kukunya yang panjang dan tajam.

Sial tampaknya, aku memang masih kalah cepat darinya!

Aku sedikit frustasi akan itu.

Para prajurit kota yang dilukai oleh jenderal iblis Tokage seketika tergeletak di tanah. Wajah mereka berubah warnanya menjadi ungu dan juga membengkak dan selang beberapa detik singkat itu mereka mati keracunan dengan mata dan mulut yang mengeluarkan darah segar.

Nampaknya keadaan ini semakin bertambah buruk saja.

Aku menggigit bibirku sendiri menahan amarah marah ini kepadanya, sampai tak terasa bibirku terluka mengeluarkan darah akibat ulahku sendiri.

"Jangan kau pikir kau bisa menerobos sampai masuk ke dalam kita ini."

Teriakan lantang Wistler yang berhasil menerobos pasukan lizardman dari kejauhan dan melihat Jenderal Iblis Tokage yang mendekat ke arahnya.

"Baiklah terima seranganku sihir tanahku ini. 'Thousand Spear of Earth'."

Telapak tangan kanan Wistler dia letakkan ke atas tanah sambil meneriaki kalimat sihir miliknya. Berterbangan Lah tanah yang di sekitarnya dan berubah, membentuk sebuah tombak yang banyak melayang di atas kepalanya.

Setelah itu, seribu tombak tanah itu meluncur dengan jeda hampir bersamaan oleh Wistler ke arah jenderal iblis Tokage yang mendekat kearahnya.

Tetapi dengan gerakan lincah, jenderal iblis Tokage dapat menghindari serangan seribu tombak tanah milik Wistler dengan cukup mudah dan hasilnya dia pun mendapat sedikit di tubuhnya akibat serangan Wistler itu.

"Kekuatanmu boleh juga, walupun tak sekuat pemuda di sana."

Begitu perkataan yang kudengar dari jenderal iblis Tokage yang berhenti beberapa meter di depan Wistler dan menunjuk ke arahku.

Kemudian dia menampakkan senyuman seram di wajahnya, lalu merentangkan sebelah tangannya ke atas.

"Baiklah kari kalian dapat menghiburku, aku akan memberikan kalian hadiah spesial. Skill unik. 'Deathmarch Bullet'."

Muncullah bulatan besar sebesar bola bowling bewarna hitam pekat muncul dari telapak tangannya.

Lalu bulatan itu perlahan melayang dan mulai meninggi. Setelah sekitar lima meter dari permukaan telapak tangan jenderal iblis Tokage, tiba-tiba bulatan itu terpecah menjadi puluhan bulatan kecil seperti bentuk peluru.

Aku merasakan firasat buruk akan hal ini. Dan ternyata firasatku menjadi kenyataan.

Bulatan kecil hitam itu kemudian meluncur, menghujani, membabi buta melukai orang-orang yang berada di sekitar jangkauan jenderal iblis Tokage mau itu kawan ataupun lawan.

Jeritan kesakitan dari orang-orang yang terkena serangannya pun tampak sangat dramatis.

Aku membalikkan badanku karena cemas kepada Latifa yang lari ke arahku. Aku berlari mendekatinya. Namun sayangnya aku terlambat.

Latifa terburu terkena serangan peluru hitam tepat mengenai sebelah paha dan betis kakinya, namun untuk segitu itu masih beruntung karena dia mengalami ringan akibat serangan dari jenderal iblis Tokage.

Aku yang sudah dekat dengannya langsung memangkunya dan berlari menjauh kemudian bersembunyi di balik batu besar.

"Latifa apakah kau tidak apa-apa? Betapa cerobohnya kamu ini"

"Yah aku tidak apa-apa. Maafkan aku."

"Syukurlah."

"Akan tapi yang lainnya tampaknya menderita luka parah."

Ucap Latifa yang mengintip dari balik pinggir batu besar yang kita pakai tempat berlindung.

Aku menarik kepala Latifa karena takut terkena serangan dari jenderal iblis Tokage yang masih belum usai.

"Apaan sih Kazura."

Dia tampaknya kesal atas apa yang aku perbuat.

"Apa kau gila, serangan dia belum selesai. Jika terkena kepalamu kau akan seketika mati."

Setelah selesai berkata begitu, satu dari puluhan bulatan hitam itu mengenai pinggir batu yang dipakai oleh kami berlindung sampai membuat pinggiran batu itu hancur.

Kami berdua cukup terkejut akan itu.

Dari situ aku menjadi geram dan sangat marah akan kelakuan jenderal iblis Tokage yang keterlaluan susah melewati batas.

Aku muncul dari balik batu, tampaknya serangannya sudah berhenti. Saat kulihat pemandangan dari balik batu itu, banyak sekali orang-orang yang tergeletak mengalami luka yang nampaknya sangat serius bahkan ada beberapa orang yang sudah mati.

"Baiklah jenderal iblis Tokage sialan. Kau telah melewati batas kemarahanku kaeena berani melukai orang-orang yang tidak bersalah. Sekarang aku akan serius melawan mu."

Dengan tegap aku menghunus katana dan membuang sarung katana sambil melangkah ke arahnya diiringi dengan hembusan angin bagaikan di di film-film koboi.

Aku mengaliri mana ke katana yang ku pegang sambil membayangkan sebuah api hitam menyelimuti katana dan hasilnya itupun bekerja.

Api hitam menyelimuti katana dan jarak kita tak terlampau jauh, aku cepat berlari bersamaan mengarahkan tebasan katana ke lehernya.

Akan tetapi Tokage berhasil menahan serangan ku dengan palu merah besar yang muncul tiba-tiba di tangannya.

"Ta-tampaknya sekarang k-kau sudah mulai serius mengha...dapiku, sampai-sampai aku bisa merasakan kekuatan besar meluap dari tubuh...mu itu."

Perkataannya sambil menahan serangan ku dengan palu merahnya itu.

Tring~

Suara bentrokan senjata kami berdua terdengar nyaring saat dia dengan sekuat tenaga menghempaskan serangan ku.

Kemudian dirinya menampakkan senyuman ke arahku, seakan dia mulai menikmati pertempuran ini atau mungkin dia mengejek terhadapku? Aku Pun tidak tahu itu.

Namun satu hal yang pasti, saat ini aku yang sudah termakan nafsu amarahku ini datang kembali, menyerang jenderal iblis Tokage dengan ayunan katana yang terus-menerus dengan sekuat tenaga.

Akan tetapi nampaknya dirinya dapat menahan serangan ku itu dengan akurat memakai palu merahnya, sehingga bentrokan senjata kami berdua membuat suara keras serta percikan bagai kembang api.

"Kenapa, kenapa! Apakah hanya segini kemampuanmu! Coba perlihatkan lagi yang lebih hebat dari ini!"

Teriaknya sambil tetap menahan serangan ku kepadanya. Nampaknya dirinya ingin memprovokasi diriku supaya diriku lebih mengamuk.

Aku yang akhirnya tidak ingin termakan oleh nafsu amarahku sendiri pun melompat mundur beberapa meter untuk menjaga jarak darinya.

Jika aku memaksakan keadaan seperri ini, bisa-bisa aku yang akan dikalahkan.

Nafasku terengah-engah. Nampaknya setengah kekuatanku juga sudah terkuras akibat tindakan ceroboh ku ini. Aku mencoba mengatur nafasku kembali sebari memejamkan mataku agar aku mendapatkan kembali ketenangan pikiranku.

Jenderal iblis Tokage yang melihatku melangkah mundur menyandarkan palu merah miliknya di bahunya.

"Kenapa? Apakah seranganmu sudah berakhir sampai disini."

Seperti sebelumnya dia berkata dengan nada yang percaya diri.

"Aku kecewa padamu, kukira aku akan mendapatkan pertarungan yang menyenangkan, tapi ternyata aku terlalu tinggi mengharapkan itu dariku."

Dari mulutnya yang mengendur aku bisa melihat bahwa dirinya sangat tidak senang akan tindakanku.

Api hitam yang menyelimuti katana ku perlahan menghilang, di iringi dengan nafas serta pikiranku sudah mulai cukup tenang.

"Ha... apa maksudmu itu. Tenang saja saat ini aku hanya ingin melihat raut kecewamu itu. Tapi nampaknya raut itu terlihat cukup mengasyikan untukku."

Aku melemparkan perkataan provokasi kepadanya, agar aku bisa menghilangkan rasa percaya dirinya itu.

"Hah! Tampaknya kau mencoba membuatku marah yah. Tapi itu percuma saja."

Ternyata jenderal iblis Tokage ini cukup pintar melebihi dari dugaanku. Namun aku tak menyerah disitu saja untuk membuat dia memunculkan emosi kesalnya.

Aku berdiri tegak membusungkan dadaku, dan dengan sombong berkata, "Hei jenderal iblis Tokage, apa kau tahu."

"Tahu tentang apa?"

Tampaknya dia bingung akan perkataanku sehingga melemparkan pertanyaan kepadaku.

Aku menghela nafas panjang.

"Kau tahu pertarungan ini sangat membosankan.

"Membosankan katamu!"

Nampaknya perkataanku sedikit memancing emosinya.

"Yah betul, sangat-sangat membosankan. Kau hanya menahan serangan ku dan itupun membuatku menjadi ngantuk akan pertarungan ini, jadinya aku menghentikan serangan ku."

Aku menguap berpura-pura mengantuk dan menutup mulutku dengan tangan kiri.

"Sialaaaaan!!!"

Akhirnya provokasi ku berhasil. Dia berteriak sangat keras ketika aku berkata seperti itu kepadanya dan tana pikir panjang berlari cepat kepadaku sambil melayangkan palu merah besarnya tepat kearah atas kepalaku.

Akan tetapi karena dirinya yang sudah termakan emosi sudah mulai mengabaikan pertahannya. Aku menghindari serangannya dengan mudah dengan cara mundur beberapa langkah kebelakang.

Syuuut~

Hembusan palu merah besarnya pun gagal mengenaiku dan hanya mengahasilkan pukulan ke arah angin kosong.

Akan tetapi dia menggerakkan tangannya dengan cepat, mengubah arah serangannya tepat ke arah pinggangku, namun aku tak kalah cepat dan dengan gesit maju tepat ke depan mukanya dan langsung melancarkan pukulan dengan sekuat tenaga tepat ke uku hatinya.

"Gahh....!!"

Suara sesak dia munculkan bersamaan dengan dirinya terpental dengan kaki yang bergesekan dengan tanah jauh ke belakang hingga menghasilkan debu cokelat.

"Hahaha... Kau terlalu naif jika kau bisa mengenai dengan serangan ceroboh mu itu."

Aku tertawa dan melemparkan kata-kata penghinaan kepadanya.

"Arrrggg!!" Dia sangat marah akan perkataanku dan datang kembali cepat.

Dia melayangkan serangan cepat dari ayunan arah palu merah besarnya mencoba melukaiku, namun sekarang aku menghindari serta beberapa kali menangkis serangannya dengan katana ku.

Semakin lama semakin cepat pula gerakan serangannya kepadaku dan semakin keras pula suara bentrokan senjata kami saat beradu.

Dan pada akhirnya, saat terlihat celah keuntungan yang begitu besar untuk menyerang.

Aku meluncurkan serangan balik mengayunkan pedangku yang sudah dilapisi oleh api hitam. Dan hasilnya aku dapat memotong lengan kanannya yang memegang palu, dan api hitamku menempel di tangan kananya yang ku tebas. Hingga tangannya tak bisa beregenerasi kembali.

"Mustahil, bagaimana mungkin aku di kalahkan oleh mahluk rendahan sepertimu! Mustahil, mustahil, tak dapat dipercaya!"

Di hadapanku dia berkata begitu dengan panik sekaligus marah.

"Jadi beginilah perbedaan kekuatan kita saat aku bilang bertarung denganmu membosankan."

Walaupun aku berkata seperti itu, namun pada kenyataannya pertarungan ini sangat merepotkan menurutku, walaupun aku sudah memiliki kekuatan melebihi diriku sebelumnya dan dari orang biasa pada umumnya.

Akan tetapi aku tak bisa menampakkan wajah cemas akan keadaan ini kepada musuhku yang ada di hadapanku saat ini.

Keringat pun terasa mengucur deras dari kepala sampai punggungku.

"Diam kau! Aku tidak terima hasil seperti ini."

Dia melihat kearah tangan kanannya sendiri. Disitu dia merasakan keheranan akan dirinya sendiri.

"Kenapa?! Kenapa tanganku tidak beregenerasi kembali!"

Aku hanya membalas perkataannya dengan senyuman lebar yang menyeramkan.

Jenderal iblis Tokage yang tak menerima kekalahannya merentangkan tangan kirinya ke arahku berniat menyerang ku dengan skill uniknya.

"'Deathmarch Bul-'."

Sebelum dia membereskan mantranya, aku dengan sangat cepat menggerakkan tanganku dan menebas tangan kirinya hingga terputus dari tubuhnya.

Mukanya yang panik menjadi takut, setelah ku menebas kedua tangannya. Tokage berlari menjauhiku, namun aku mengikutinya dengan berjalan perlahan bagaikan pembunuh berdarah dingin.

"Ti-Tidak! Tidak mungkin ini terjadi! Tidaaaaaak!"

Jenderal iblis Tokage tersandung karena sebuah batu kerikil kecil dan jatuh tersungkur.

Dirinya berusaha bangkit, akan tetapi karena kedua tangannya sudah putus olehku. Ia menggeliat panik sambil berkata padaku.

"Tolong, tolong ampuni aku. Aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi."

Aku berjalan mendekatinya dan menghiraukan omongannya. Aku menebas kembali kedua kakinya.

"AHHHHHHHHH.....!!!"

Jenderal iblis Tokage mengerang kesakitan dengan kencang setelah ku menebas kedua kakinya.

"Baiklah nampaknya ini sudah mencapai klimaks akhirnya. Dengan menusuk jantungmu dengan katana ku ini, kau akan menemui ajalmu."

Saat aku akan menusuk jenderal iblis Tokage.

Tiba-tiba datang seorang wanita cantik gemulai berambut hitam panjang, bermata hitam, berkulit putih, berdada besar, memakai pakaian kimono seksi bewarna hitam dengan pola bunga tangkai pohon sakura, menahan seranganku dengan kipas hitam lipat yang ia pegang dengan elegan.

"Permisi tuan tampan, tapi kau tak boleh melakukan itu kepadanya karena dia masih dibutuhkan."

Begitu perkataannya dengan raut wajah yang tersenyum saat wajah kami saling bertemu.

Aku kaget akan kehadirannya yang tiba-tiba muncul dengan refleks melompat kebelakang dan memasang sikap waspada.

"Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba ada disini?"

Aku melemparkan pertanyaan kepada wanita cantik itu. Walaupun dia tersenyum manis, namun aku bisa merasakan ada aura dahsyat yang ia punya membuat suasananya mencekam dan hatiku pun tak tenang.

"Tenang saja, tenang saja. Aku hanya ingin mengambil dia dan anak buahnya saja yang masih bisa dipakai kok, tak ada maksud lain lagi."

Dia melangkah ke arahku dengan perlahan. Suara langkah dari sendal bakiak yang ia gunakan menggema, hingga membuat jantungku berdetak lebih cepat dan tubuhku tiba-tiba membeku tak bisa berbuat apa-apa.

"Hehhh jadi kau kah utusan dari dewi dunia ini yah? Lumayan juga."

Mengelus mukaku dengan tangannya yang lembut dan mendekatkan mukanya dengan mukaku, jaraknya hampir sekali muka kami bersentuhan.

Kemudian ia berjalan di belakangku sambil mengelus pundakku dari ujung ke ujung dan kembali lagi berjalan menuju Tokage yang tergeletak.

"Baiklah kalau begitu aku undur diri."

Begitu ucapnya sambil melempar senyuman manis kepadaku. Kemudian tanah yang wanita itu, Tokage, para lizardman pijak pun menjadi hitam. Perlahan mereka masuk kedalam lubang hitam yang berada di bawah kaki mereka dan menghilang tanpa jejak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!