Setelah aku mengalahkan sekumpulan monster goblin. Aku langsung melirik ke arah wanita yang tadi berteriak meminta tolong. Dia terlihat terdiam namun gemetar duduk lemas yang jaraknya tidak jauh di belakangku.
"Apakah kau baik-baik saja nona?" Kataku untuk mengkonfirmasi keadaannya.
"u... ak-aku baik-baik saja."
Aku bernafas lega kalau orang yang ku tolong ini baik-baik saja.
"syukurlah kalau begitu."
"Te-terima kasih atas pertolongannya ini." Jawabnya begitu dengan suara gemetar bergelombang.
Wanita yang di hadapanku mencoba untuk bangkit dari duduknya. Namun karena badannya masih lemas, baru sedikit dia mengangkat badannya, ia pun tak sanggup bangkit dan terjatuh duduk lagi.
"sini biar aku bantu berdiri." Ucapku begitu sambil mengulurkan tanganku dan melihat ke arah wajahnya, walaupun aku tak bisa melihat dengan jelas raut wajahnya wajahnya.
"Ahh maafkan aku. Tapi aku bisa bangkit sendiri." Wanita yang sudah ku tolong berkata begitu menolak untuk ditolong lebih.
Ia pun berusaha berdiri, akan tetapi baru setengah berdiri ia sudah terjatuh kembali. Beberapa menit telah berlalu, wanita di hadapanku masih terus berjuang untuk berdiri namun terus gagal dan sikap kerasnya itupun akhirnya membuat kesabaranku pun habis.
"Sudahlah. Lebih baik kamu ku gendong saja." Ketus kepadanya bersamaan dengan tanganku fi taruh di punggung serta di belakang lutut kedua kakinya bisa diartikan dengan istilah menggendongnya dengan gaya ala tuan putri.
"Uwaa... aa..!" Nampaknya dia terkejut akan tindakanku.
"E-ehh... tuan. Padahal kau tak perlu sampai segini nya tuan." Ucap nya dengan suara seperti orang yang grogi.
Namun aku menghiraukan perkataannya dan kemudian mulai berjalan melangkah ingin cepat-cepat dari gua yang gelap dan bau aroma dari darah goblin ini.
Tak lama aku melangkah cahaya terang dari sinar matahari pun terlihat di arah depanku, menandakan bahwa aku telah dekat dengan lubang keluar gua. Aku langsung menaikkan kecepatan langkah kakiku, bergegas untuk keluar.
Sampainya di luar gua, pertama kali aku menyipitkan mataku untuk sesaat karena merasa silau akan cahaya matahari.
Setelah penglihatan ku kembali normal tak merasakan silau kembali. Aku pun melihat kearahnya beralih-alih ingin melihat wajahnya.
Namun sangat di sayangkan, keinginanku tidak dapat terkabulkan, karena saat ini dia sedang menutup wajahnya dengan kedua tangannya, sehingga aku tidak bisa melihat wajah dia yang seutuhnya.
Aku menghela nafas dan bertanya kepadanya, "Apakah anda sekarang sudah bisa berjalan nona?"
"Umm... badanku masih lemas tuan penyelamat, bisakah anda sedikit lagi menggendongku?" Jawabnya wanita di pangkuan dengan nada yang lemah.
"Ahh baiklah kalau begitu. Untuk sekarang mari kita mencari sumber air terdekat untuk membersihkan noda darah goblin yang menempel ini."
Lalu aku sambil menggendong seorang gadis berjalan kembali. Keheningan menyelimuti perjalan kami saat mencari sumber air untuk membasuh badan kami yang penuh dengan darah goblin. tubuh gadis yang ku gendong gemetaran sehingga membuatku tak bisa berkata apa-apa lagi padanya.
Setelah cukup jauh aku berjalan, akhirnya aku menemukan sebuah sungai kecil dengan air mengalir sangat jernih sampai terlihat dasar sungainya.
Aku menurunkan wanita di pangkuanku secara perlahan di atas rumput hijau, setelah itu aku langsung menceburkan diri ke dalam sungai untuk membasuh pakaianku yang terkena darah serta membersihkan badanku yang sudah lengket.
Tak memakan waktu lama, aku telah selesai akan tujuanku yaitu membersihkan badan serta pakaianku dari darah goblin. Dan dengan sihir yang ingin ku coba yaitu sihir angin yang dapat mengeringkan bajuku. "Dry." Rapal sihirku bersamaan dengan membayangkan bentuk sihir yang ingin ku pakai di dalam pikiranku. Lalu Angin muncul langsung mengelilingi tubuhku dan secara instan langsung mengeringkan tubuh dan pakaianku yang basah.
"Ternyata mempunyai kekuatan sihir enak juga yah." Gumamku sendiri.
Lalu Aku melirik ke arah gadis itu yang terus menatapku sampai-sampai membuatku tak nyaman dan langsung berkata dengan ketus, "Jadi ada apa yah anda menatap saya dengan sangat tajam begitu?"
Wanita yang ku tolong tersentak, terkejut karena nada omonganku yang ketus, "Seb, sebenarnya aku ingin kamu menyingkir dulu dari sini, karena aku ingin membasuh tubuhku yang lengket karena darah dan kotoran."
"Baiklah kalau begitu, aku akan diam di balik pohon itu. Setelah selesai panggil aku yah!"
"Ba, baiklah...."
Aku berjalan ke sebuah pohon yang berada di belakangku kemudian duduk di balik pohon itu dengan tenang. Kemudian Aku menutup mataku secara perlahan dan beristirahat untuk beberapa saat karena tubuhku sudah mulai terasa lelah akibat perjalananku hari ini.
Lalu tak lama kemudian wanita yang ku tolong pun memanggil ku dengan omongan yang kasar.
"Hey kau aku sudah selesai, sekarang kau boleh muncul." Ucap seorang gadis yang ku tolong itu.
Perlahan aku membuka mataku lalu berdiri sambil menepuk-nepuk celana bagian belakangku dan setelah itu aku berjalan menghampirinya.
"Ahh bisakah kau tak berkata kasar padaku, padahal aku sudah meno-!"
Aku terkejut saat melihat sosoknya. Ternyata gadis yang ku tolong berwajah cantik jelita dan juga terlihat lebih muda dariku.
Rambutnya berwarna emas dengan merah marun yang ada di ujung rambutnya, payudaranya yang tidak besar maupun kecil terbentuk di balik uniform berwana merah putih, dan sebuah pedang rapier tergantung di pinggangnya.
"Jadi kau ini siapa?!" Ucapnya terhadapku dengan wajah yang jutek.
"Hei! Jika kau ingin kenal dengan seseorang, pertama-tama kenalkan lah dirimu dulu! Aku sudah repot-repot menolong mu, namun balasannya sikap yang tak berakhlak begini yah!" Balasku dengan nada ketus juga sambil mengerutkan alis di wajahku.
Setelah mendengar perkataanku raut wajahnya pun berubah melunak dan berkata, "Maafkan aku, Perkenalkan namaku Christie, aku adalah seorang petualang."
"Aku Keizaki Kazura, panggil saja aku Kazura. Salam kenal."
"Ehh...!"
Setelah mendengar namaku, Christie memiringkan kepalanya dengan ekspresi yang terkejut, bingung sekaligus heran.
"Keizaki... Kazura. Aku baru mendengar nama yang aneh seperti itu seumur hidupku."
Melihat tingkahnya yang begitu, aku cepat-cepat mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya Christie-san, tadi kau menyebut bahwa kau seorang petualang benarkan?" Dengan senyum canggung.
"Iya itu benar. Memangnya kenapa Kazura-san?"
"Ahh tidak ada apa-apa. Cuman bertanya saja. Jadi..., berarti sekarang kita sudah di dekat suatu kota atau desa kan? Dan juga tak perlu formal itu memanggilku. Panggil saja Kazura."
"Baiklah kalau begitu Kazura. Yah sebenarnya kalau kota masih lumayan jauh sih, kira-kira sekitar satu hari lagi dari sini."
Mendengar perkataan Christie membuatku lemas karena masih begitu jauh ke sebuah kota.
"Jika kau ingin kesana kita jalan bersama saja, kebetulan aku juga mau pulang untuk membuat laporan ke guild."
"Yasudah kalau begitu mohon bantuannya Christie-san."
Lalu aku dan Christie melanjutkan perjalanan menuju ke desa.
Di perjalanan aku terus mengobrol dengan Christie. Dan sekarang ini Kota yang akan kami kunjungi sekarang bernama Elato. Kota Elato adalah sebuah kota kecil yang terletak di bagian utara dari Kerajaan Vótana yang makmur begitu yang kutahu dari Christie.
Kemudian kami beruntung saat menempuh perjalanan menuju Kota Elato. Tiba-tiba ada sebuah kereta kuda untuk mengangkut barang terhenti di depan kami.
"Christie-chan kamu mau kemana?" Ucap si kusir laki-laki tua sekitar umur 40an.
"Ahh ternyata Gion-san, aku mau pulang ke desa karena quest yang kujalani sudah selesai." Jawab Christie dengan senyuman.
"Ohh begitukah. Jadi siapa pemuda yang ada di sampingmu itu?" Ucap Gion kembali yang melihat ke arahku dengan rasa penasaran.
"Ahhh, pria ini adalah Reizaki Kazura. Dia katanya tersesat dari perjalanannya menuju ke Kota Elato, Gion-san." Begitu ucap Christie yang tidak tau akan kebenaran bahwa aku berasal dari bumi.
"Ohh begitukah, yasudah kalau begitu kalian naik, kebetulan aku juga akan kembali ke desa sehabis mengantarkan barang dari ibukota."
"Benarkah! Terima kasih Gion-san."
Lalu Christie dan Aku naik ke kereta kuda yang terbuka dan duduk di berdampingan dengan Christie, kemudian berangkat kembali melanjutkan perjalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Gribelion
mantap thor
2020-09-20
1