Waktu siang menjelang sore, kereta kuda yang Aku dan Christie tumpangi sudah sampai di bukit dekat Kota Elato. Di atas bukit itu, terlihat sangat jelas pemandang kota Elato yang wilayahnya lumayan besar.
Kota Elato kaya akan daerahnya yang dikelilingi oleh bukit dan gunung. Kemudian benteng Kota Elato juga dilindung oleh dua lapis dinding beton yang tinggi serta kokoh, toh begitu yang dikatakan Christie kepadaku beberapa saat sebelumnya. Dan dari keterangan yang di jelaskan oleh Christie itu membuatku terkagum akan Kota Elato saat ini.
"Wah jadi itukah kota Elato, ternyata cukup besar juga wilayahnya,"
"Yah begitu Kazura, jadi tujuannya ke kota ini untuk apa?" Begitu ucap Christie yang menatapku dengan matanya yang indah.
Aku tersentak akan pertanyaan dan mencoba beralasan kepadanya, "Ahhh... sebenarnya itu emmm.... Ahh. Sebenarnya aku kesini ingin menjadi seorang petualang. Karena sudah lama sekali aku bercita-cita menjadi seorang petualang, hehehe...."
Christie yang menatap ke arahku memiringkan kepalanya dengan raut wajah yang kebingungan akan perkataanku.
"Memangnya kamu hidup di Kerajaan mana sampai-sampai tak bisa menjadi seorang petualang? Bukannya dari dulu ketika orang-orang yang usianya mencapai 15 tahun sudah bisa jadi petualang yah."
Aku terkejut akan perkataan Christie dan bingung harus bagaimana menjawabnya. Kemudian aku asal bicara saja kepadanya.
"Ya...,umm..., etto. Sebenarnya..., umm sebenarnya...." ucapan terhenti untuk sesaat. Setelah itu aku melanjutkan kembali
"Ahh iya. Sebenarnya aku berasal dari Kerajaan yang jauh dari sini. Karena disana tidak ada yang namanya petualang, jadi aku mengembara ke Kerajaan ini."
Mendengar jawabanku, Christie menatapku dengan tajam yang curiga terhadap perkataanku.
"Ehhhh begitukah, jadi kau berasal dari kerajaan yang jauh dari sini yah? Kalau boleh tahu, nama Kerajaan mu apa?"
Aku bernafas lega, karena untung saja dia tak curiga terhadap perkataanku, dan itu membuat hatiku lega sambil menghembuskan nafas yang panjang.
"Nama kerajaan ku tinggal adalah Jepang dan aku berasal dari benua yang jauh dari sini bisa di sebuah sebagai Benua Asia. Di negaraku itu kehidupannya sangat damai,tentram, dan monster walaupun petualang pun tidak ada sama sekali di Kerajaanku. Lalu masih banyak lagi hal lainnnya jika ku bahas satu per satu itu akan sangat lama." Dengan bangganya aku berkata begitu jelas perkataan yang keluar dari mulutku agar dapat meyakinkan dirinya.
"Ehh benarkah itu! enak sekali kerajaanmu itu. Aku jadi iri akan kehidupan kerajaanmu yang aman dan tentram."
Dengan mata yang berbinar-binar menjawab perkataanku, mukanya yang sangat dekat membuat jantungku berdebar. Kemudian aku mendorong kedua pundak Christie.
"Apa sih yang kamu lakukan Kazura."
Begitu ketus Christie yang kaget gara-gara aku mendorong pundaknya.
"Mu, mukamu terlalu dekat membuatku jadi grogi."
Christie pun tersipu malu saat mendengar jawabanku. Dan tiba-tiba Gion memberhentikan kereta kudanya.
"Baiklah kalian berdua bisa turun, kita sudah sampai di gerbang Kota untuk menjalani pemeriksaan."
Tak terasa perjalanan pun telah sampai di depan gerbang disaat kami terus mengobrol. Aku dan Christie menuruti perkataan Gion-san, setelah itu Gion-san berangkat kembali dan masuk kedalam Kota tanpa pemeriksaan.
"Terima kasih atas tumpangannya yah Gion-san."
Begitu ucap Christie sambil melambaikan tangannya kepada Gion-san, dan Gion-san pun sama membalas lambaian tangan Christie tanpa melihat ke arah Christie.
Kemudian Christie menyudahi lambaiannya setelah kereta Gion-san sudah melewati gerbang kota dan juga sudah berjalan jauh.
"Baiklah, kalau begitu. Kazura mari ikut denganku, Kau baru kali pertama datang kesini kan?"
"Hmm benar sekali." Jawabku bersamaan dengan anggukkan kepala pelan membalas perkataan Christie.
"Baiklah. Kalau begitu kau ikuti aku."
Aku menuruti Christie dan berjalan mengikutinya dari belakang yang berjalan mendekati sebuah bangunan kecil bagaikan sebuah pos tepat berada di samping kanan gerbang masuk kota.
"Kenapa kita harus kesini Christie. Bukankah kita seharusnya masuk ke sana, melewati gerbang itu."
"Ahh kau mungkin tidak tahu. Akan tetapi jika kau ingin masuk ke salam sana, kau harus melapor dulu kepada petugas yang berjaga disini, setelah kau melapor dan dimintai beberapa pertanyaan, setelah itu kau akan diberi izin masuk sementara sebagai pengunjung di desa ini,"
"Ohh seperti itu."
Setelah kami berdua memasuki pos itu, didalamnya terlihat berisi dua prajurit laki-laki. Yang satu seorang pria muda memakai baju zirah komplit, dan yang satunya lagi seorang pria dewasa berjenggot tipis dan berkumis cukup tebal kira-kira berumur 40-an sedang duduk di kursi kayu.
"Jadi ada keperluan apa kau datang kesini Christie?" Ucap pria yang sedang duduk di meja kerja yang terbuat dari kayu.
"Begini Leon-san aku ingin melapor tentang dia yang ingin masuk ke desa ini dan ingin mendaftar sebagai seorang petualang," Jawab Christie yang menunjukku dengan sopan.
"Yasudah kalau begitu aku ingin meminta data-datanya."
Leon berkata begitu. Kemudian dia mengambil sebuah kertas dan sebuah pena bulu yang ditaruh diatas wadah tinta.
"Jadi namamu siapa anak muda?"
Ucap Leon sambil menatap kearah ku.
"Namaku Kazura, Kazura Reizaki. Umurku 25 tahun, belum menikah dan pekerjaanku tidak ada."
Leon mencatat setiap omonganku secara terperinci di atas kertas yang ia ambil tadi.
"Baiklah, lalu aku ingin melihat tanda pengenal anda, apakah sama dengan apa yang anda ucapkan!"
Aku bingung setelah Leon berkata kepadaku seperti itu, karena aku tidak tau seperti apa tanda pengenal di dunia ini. Sementara itu Christie terkejut saat aku berkata barusan.
"Maaf Leon-san aku tidak punya tanda pengenal," ujarku dengan jujur sambil menggaruk-garuk kepala belakangku yang tak terasa gatal.
"Ahh begitukah. Tidak apa."
Wajah Leon nampak agak curiga padaku. Kemudian Leon mengambil sebuah bola kristal bewarna ungu keputih-putihan di atas lemari kemudian menaruhnya di meja.
"Baiklah kau taruh tanganmu disini kemudian pejamkan matamu."
Aku menuruti perkataannya, kemudian saat aku menyentuh kristal itu, muncullah sebuah cahaya putih cerah dari bola kristal.
"Baiklah kau boleh melepasnya sekarang."
Aku melepas peganganku dari bola kristal yang kupegang. Setelah itu Leon memberikan sebuah kertas dengan tulisan yang asing bagiku dan sudah diberi sebuah cap merah.
"Itu adalah tanda mengenalmu sekarang dan jangan sampai hilang kembali yah. Dan harga pembuatannya 2 keping koin perak."
"Baiklah kalau begitu ini uangnya Leo-san."
Christie sambil memberikan dua keping koin perak kepada Leo dan mengambil kertas tanda pengenal ku. Kemudian Christie memberikan nya kepadaku.
"Terima kasih Christie, suatu saat nanti akan ku balas pertolonganmu ini."
"Sudahlah, ini sebagai ucapan terima kasihku kok karena Kazura telah menyelamatkanku."
Setelah itu kami keluar dari ruangan itu dan berjalan melewati gerbang kota untuk menuju ke dalam kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Gabriel Crown
kadang suka susah baca yg TYPO😂
2021-01-25
1
Gribelion
kalo bisa luang kan waktu anda untuk membaca novel ku Hidden Feeling 😁✌️
2020-09-20
1
FLox
aku sempat bingung kenapa ada tulisan yang sama dengan chapter sebelumnya dan sempat berpikir.. eh ? apakah aku mengalami deja vu.. lalu aku scroll ke atas ternyata memang ada dan ternyata disini juga ada namun berisi sambungannya.. hehe..
2020-03-04
4