3 bulan kemudian
Kabar duka dan sedih beberapa bulan terakhir telah menyelimuti hati Nifa. Satu bulan yang lalu Nifa tak kuasa menahan kesedihanya melihat Mpok Maimunah yang sudah meninggal. Sementara kabar bahagia nya, hari ini Nifa menyaksikan Panji menikah dengan Yana. Nifa sangat senang akhirnya Panji menikahi Yana. Menurut Nifa, Yana adalah pendamping hidup yang tepat untuk Panji karena Nifa sudah lama mengenal baik Yana.
Setelah menikah, Panji dan Yana sepakat berencana akan pindah rumah. Saat makan malam tiba, Panji mengatakan keinginan itu kepada keluarganya.
"Ayah, besok kami berdua akan pindah di rumah kami" ucap Panji
"Apa gak terlalu buru buru? tinggalah disini beberapa bulan," jawan Pak Hamzah
"Tidak ayah, aku dan istriku hanya ingin mandiri dalam berumah tangga. setiap weekend kami usahakan selau mampir disini," ucap Panji
"Baiklah, jika itu keputusanku.ayah hanya berharap yang terbaik untukmu dan keluarg barumu," jawab Pak Hamzah
"Iya ayah, terima kasih," saut Panji
Della dan Faris yang berada di meja makan saat itu senang mendengar keputusan Panji. Bagi Della dan Faris, perginya Panji dari rumah membuat mereka berdua semakin mudah menyingkirkan Nifa. Belakanan ini memang Panji mulai peduli dengan Nifa. Sehingga tak jarang Panji selalu memarahi Della dan Faris jika mengerjai Nifa.
-----------------
Malam semakin larut dan jam sudah menunjukan pukul 22.30. Nifa yang berada di kamarnya saat itu tidak bisa tidur. Nifa hari ini senang sekaligus sedih mendengar keputusan Panji. Bukan Nifa tak rela melepaskan kepergian kakaknya, tapi Nifa hanya merasa dirinya akan kembali merasa sendiri. Selama ini, Panji selalu menjadi pelindung Nifa saat Nifa dihina dan dimarahi oleh keluarganya sendiri. Tapi jika Panji sudah tidak tinggal di rumah, entah apa yang terjadi pada dirinya kedepanya.
"Ya Tuhan, apakah setelah kepergian Kak Panji hidupku akan kembali penuh kesedihwan? aku sudah tidak punya siapa siapa. Apakah aku kuat menghadapi semua ini? sampai kapan keluargaku membenciku? egois kah aku jika tidak menerima takdir ini," batin Nifa
Nifa menangis dalam diam di kamarnya. Keluarga Nifa kecuali Panji memang sangat membenci Nifa. Tapi Nifa bukan orang yang pendendam. Apapun perlakuan keluarganya kepadanya, bagi Nifa mereka semua adalah tetap keluarga Nifam
----------------
Esok hari seperti biasanya Nifa menyiapkan makan malam sebelum berangkat sekolah. Ketika menu sarapan sudah siap di meja makan, seperti biasa Nifa menjauh dari keluarganya menuju dapur. Tapi langkah Nifa ke dapur saat itu dicegah oleh Panji.
"Nif, ikutah makan bersama kami," ajak Panji
"Panji, lanjutkan sarapanmu. biarkan dia melakukan aktivitanya," jawab Pak Hamzah
"Ayah, Nifa itu anak ayah. Nifa itu keluarga kita. sampai kapan ayah bersifat seperti ini pada anak ayah sendiri," saut Panji
"Panji, jangan mengajak ayah berdebat," ucap Pak Hamzah
"Kak, dia itu gadis pembawa sial. bagus dong dia menjauh dari keluarga kita. keluarga kita akan bebas dari nasib kesialan karena dia," saut Della
"Della !!! jaga bicaramu !!!" bentak Panji
"Kak, aku tidak manyangka demi gadis pembawa sial itu kakak lancang membetaku?" jawab Della menangis
"Panji, hentikan !!! jangan bentak Della. tolong jangan buat suasana bahagiamu hancur. cepat lanjutkan sarapanmu," saut Pak Hamzah
"Aku hanya mengatakan apa yang seharusnya aku katakan," ucap Panji
Yana yang duduk disamping Panji merasa kasihan dengan Nifa. Yana percaya apa yang dikatakan Panji tidak ada yang salah. Yana saat itu memilih diam dengan mengelus lengan Panji agar Panji lebih tenang.
Sementara Nifa yang mendengar Panji sedang adu mulut dengan keluarganya demi dirinya akhirnya memilih untuk mengalah.
"Kak Panji, sudah tidak apa apa. Nifa akan sarapan di dapur. Kakak jangan bertengkar lagi ya. Kak Panji sama Kak Yana lanjutkan saja sarapanya. Nifa permisi," ucap Nifa
Saat Nifa pergi menuju dapur, Panji menggandeng tangan Yana lalu izin meninggalkan meja makan.
"Aku dan istriku sudah tidak berselera makan. lanjutkan saja sarapan kalian," ucap Panji
"Panji, kamu jangan seperti anak kecil," jawab Pak Hamzah
"Maaf, aku dan istriku tidak ingin adiku diperlakukan dan dihina seperti itu," saut Panji
Panji menggandeng tangan Yana lalu mengajaknya keluar rumah. Sementara Yana, dirinya menurut pada suaminya karena dirinya merasa apa yang dilakukan suaminya itu benar. Sungguh tidak pantas Nifa dianggap pembawa sial dalam keluarga.
--------------
@@@@@
Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!
Rate, Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Raudatul zahra
Untung nya Panji nikah sama orang baik kaya Yana yaa..
2023-09-29
0
Ida Hutabarat
masa ada org tua mem beda2kan anak
2023-04-07
0
Windy Lanovita Dwi Lestari
Tidak sepatutnya keluarga menghina adik nya sendiri sungguh memalukan🙈
2022-11-09
0