Nifa saat itu menangis karena terharu dan tidak menyangka kakak pertamanya masih peduli dengan dirinya. Selama ini, Nifa tidak begitu dekat dengan Panji. Bahkan sekedar bicara saja baru kali ini Nifa bisa bicara panjang dengan Panji. Biasanya Panji selalu mendiamkanya dan berjaga jarak dengan dirinya.
"Ya Tuhan, terima kasih. ternyata masih ada keluargaku yang peduli denganku," batin Nifa
Panji saat itu tidak tahu alasan Nifa tiba tiba menangis. Melihat Nifa yang menangis, tangan Panji tergerak menghapus air mata Nifa. Bahkan Panji juga dengan lembut bertanya alasan Nifa tiba tiba menangis.
"Ada apa? kok nangis?" tanya Panji
"Tidak ada Kak, aku hanya terharu. terima kasih untuk hari ini," jawab Nifa
"Iya sama sama, boleh aku tanya sesuatu?" saut Panji
Nifa bingung dengan Panji yang tiba tiba ingin bertanya sesuatu padanya.Tanpa berpikir panjang, Nifa mengaggukan kepalanya isyarat setuju.
"Baiklah, aku mulai. mengapa kedua kakakmu Della dan Faris memanggilmu dengan sebutan seperti itu? tanpa menyebutnya kamu pasti paham maksudku," tanya Panji
"Oh itu, tidak apa apa Kak. aku sadar diri kok dengan kekurangan yang ada pada diri Nifa," jawab Nifa
"Maksudmu?" tanya Panji
"Iya, kakak pasti tahu Nifa ini beda dari yang lain. Kak Panji, Kak Faris itu ganteng dan Kak Della itu cantik. Nifa seneng punya kakak yang ganteng dan cantik. Nifa sadar kok Kak kalau Nifa ini seorang gadis yang pendek dan gendut," jawab Nifa
Nifa menarik nafasnya dalam dalam kemudjan meghembuskanya dengan kasar. Kemudian, Nifa melanjutkan ucapanya.
"aku minta maaf ya Kak, jika aku bikin malu kakak sama keluarga. aku gak marah jika kakak sama keluarga membenci Nifa," ucap Nifa
"Nif, apa maksudmu bicara seperti itu?" tanya Panji
"Aku sadar Kak, kalau kehadiran Nifa ini tidak diharapkan oleh kakak dan yang lain. Nifa sendiri jika seandainya waktu bisa diputar, lebih baik Nifa tak dilahirkan biar Ibu saja yang tetap hidup bersama kalian. jadi Nifa minta maaf untuk semuanya," jawab Nifa menangis
Panji yang mendengar ucapan Nifa saat itu ikut tersentak hatinya. Panji merasa dirinya egois menyalahkan adiknya yang menyebabkan kepergia ibunya. Selama 18 tahun, dirinya tak pernah menyentuh Nifa. Namun saat ini, Panji langsung inisiatif memeluk Nifa untuk yang pertama kalinya.
"Nifa, jangan salahkan dirimu lagi ya. semua yang terjadi adalah takdir sang kuasa. jangan berkata seperti itu lagi ya, karena aku yang seharusnya minta maaf sama kamu," ucap Panji
Nifa yang mendapatkan pelukan dari kakaknya sungguh terkejut dan tak menyangka. Karena memang Panji baru kali ini memeluk Nifa.
"Kakak, Kakak memeluku..." panggil Nifa
"Iya Nifa, kamu itu juga adiku. kamu jangan sedih lagi ya, sekarang kakakmu ini akan selalu ada bersamamu di keluarga ini," jawab Panji
"Kak, terima kasih untuk semuanya," ucap Nifa
"Iya, sekarang kamu tidur ya, hujan sepertinya udah reda. kakak tinggal ya," jawab Panji
"Iya Kak," jawab Nifa
-------------------------
Pagi hari karena Mpok Maimunah pulang kampung, Nifa harus menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga sendirian. Untung saja Nifa sudah terbiasa, jadi urusan dapur sudah biasa baginya. Setelah menu sarapan selesai dibuat, Nifa menyajikanya di meja makan.
Di meja makan, Pak Hamzah, Panji, Della dan Faris sedang menunggu sarapan tiba. Saat makanan sudah tiba, Della yang merasa lama menunggu langsung memarahi Nifa.
"Kamu itu lelet banget sih, sengaja ya buat kami semua menunggu," ucap Della
"Harap maklum Kak, dia kan cebol makanya lemot," jawab Faris
"Maaf, aku sudah berusaha secepat mungkin," saut Nifa
"Makanya punya badan itu diajaga. kamu itu cewek. jangan malu maluin keluarga," ucap Della sinis
"Nah bener Kak Del, lagian cowok mana yang mau sama dia," jawab Faris
"Brakk" (Suara gebrakan meja)
Della dan Faris menghentikan obrolanya saat mendengar suara gebrakan meja. Gebrakan meja saat itu berasal dari meja Panji. Panji sangat kesal dengan kedua adiknya yang menghina adik bungsunya.
"Apakah kalian bisa menghargai usaha seseorang?" tanya Panji
"Kak Panji, ngapain sih bela si cebol itu? dia itu gadis pembawa sial," jawab Della
"Jaga bicaramu, kamu sendiri juga wanita. seharusnya kamu belajar mandiri seperti Nifa untuk keutuhan rumah tanggamu kelak," ucap Panji
"Mandiri? lebih tepatnya pembantu iya,," saut Della
"Panji, lanjutkan sarapanmu. dan kamu Della, Faris jangan banyak bicara saat makan," saut Pak Hamzah
Panji saat itu menatap Nifa yang masih berdiri ditempat menyuruhnya ikut makan.
"Nifa, sini duduk ikut sarapan," ajak Panji
"Panji, lanjutkan makanmu. jangan bikin ayah marah," jawab Pak Hamzah
"Sudahlah Kak Panji, jangan ramah sama gadis pembawa sial itu," saut Della
"Della, urusi dirimu sendiri sebelum mencela orang lain," jawab Panji
"Kak Panji, sebaiknya Nifa sarapan di dapur saja. Kak Panji lanjutkan saja sarapanya. permisi," ucap Nifa
Nifa pergi meninggalkan semua orang di meja makan menuju dapur. Setelah kepergian Nifa, Panji saat itu juga memilih pergi.
"Maaf aku tak berselera makan. aku permisi," ucap Panji
"Panji, kamu belum makan satu suap makananmu," jawab Pak Hamzah
"Tidak masalah, aku bisa makan di kantin. kalian lanjutkan saja," saut Panji
Panji yang merasa kesal dengan keluarganya memilih untuk pergi dan tidak ikut sarapan.
Panji saat itu berjalan cepat menuju mobilnya. Namun baru saja hendak masuk mobil, Nifa menghentikan langkah Panji.
"Kak Panji, tunggu sebentar..."ucap Nifa
"Ada apa Nif?" tanya Panji
"Kakak belum sarapan. ini aku bawakan bekal makanan untuk kakak," jawab Nifa
Melihat apa yang dilakukan adik bungsu yang dibenci keluarganya kepadanya, tentu saja membuat Panji terharu. Panji saat itu menerima bekal dari Nifa kemudian mengatakan sesuatu.
"Terima kasih ya, aku akan makan nanti," ucap Panji
"Iya Kak, aku juga berterima kasih sama kakak yang mmelindungku tadi," jawab Nifa
"Itu sudah keharusan kakak untuk menjagamu.kamu jangan lupa makan ya, jangan telat," saut Panji
"Iya Kak," jawab Nifa
--------------
@@@@@
Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!
Rate, Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Raudatul zahra
kok kesel yaa sam novel ini😤😤bukan sama novelny siih.. sam karakter² nya yang nggak tau diri itu loohhh
2023-09-28
0
Raudatul zahra
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-09-28
0
Ezhi Alfarizy
aduh thor kok bnyak bawang begini😭
2023-02-18
0