Episode 9 - PERTEMUAN PERTAMA

Siang hari, jam sudah menujukan pukul 12.00. Semua mahasiswa serentak istirahat meninggalkan ruang kelas. Seperti mahasiswa lainya, Nifa, Marwah, dan Tisya saat itu berjalan keluar kelas bersama sama menuju kantin.

Sesampainya di kantin, Nifa saat itu teringat dirinya tidak memiliki cukup uang. Sejak kecil sampai saat ini, Pak Hamzah tidak pernah mengurusi kebutuhan Nifa. Selama ini Nifa hanya bisa bertahan hidup dari uang hasil prestasinya dan uang saku yang diberikan oleh Mpok Maimunah. Namun semenjak Mpok Maimunah meninggal, Nifa hanya bisa mengandalkan uang saku pemberian Panji sebelum pindahan rumah.

"Aku harus mulai berhemat sekarang, aku tidak bisa membiarkan pengeluaran terus jalan tanpa ada pemasukan," batin Nifa

Nifa saat itu tidak teman temanya merasa khawatir terhadap dirinya. Tanpa berpikir panjang, Nifa izin ingin ke toilet kepada teman temanya.

"Marwah, Tisya kalian pesan duluan saja ya, perutku lagi mules mau ke kamar mandi sebentar," ucap Nifa

"Iya Nif, aku pesanin ya? kamu pesan apa?" tanya Marwah

"Oh tidak usah, nanti kalau sempet aku pesan sendiri saja makananya. kalian duluan saja ya," bujuh Nifa

"Ok Nif, cepat kembali ya," saut Tisya

"Iya," jawab Nifa

Nifa saat itu berjalan menuju kamar mandi. Namun tak sengaja telinganya terfokus mendengar suara anak kucing.

"Meong...Meong..." (suara anak kucing)

"Eh ada suara anak kucing, dimana anak kucing itu?" ucap Nifa lirih

Nifa berjalan ke arah sumber suara anak kucing. Sesampainya di sumber suara Nifa terkejut melihat anak kucing terjebak di selokan.

"Astaga, ya ampun kasihan sekali anak kucing itu," ucap Nifa

Nifa yang kasihan dengan anak kucing yang ditemukannya itu tanpa berpikir panjang langsung menyelamatkanya. Anak kucing yang diselamatkan Nifa berlumuran air selokan. Tapi untungnya Nifa tidak nyebur selokan sehingga hanya tanganya saja yang kotor saat menyelamatkan anak kucing itu.

Setelah menyelamatkan anak kucing, Nifa mencuci tanganya di wastafel taman. Tak lupa, Nifa membawa satu botol aqua yang diisi air untuk membersihan tubuh anak kucing itu. Nifa sejak kecil sudah di didik Mpok Maimunah menyukai dan menyayangi binatang. Didikan Mpok Maimunah sudah tertanam dalam perbuatan Nifa. Terbukti Nifa menolong anak kucing yang terjebak di selokan.

Saat itu Nifa bernisiatif hendak megguyur tubuh anak kucing itu dengan air. Tetapi anak kucing yang bersama Nifa sungguh banyak tingkah. Nifa belum mulai membersihkan tubuh anak kucing itu, tiba tiba anak kucing itu melompat ke segara arah.

Tanpa berpikir panjang Nifa langsung menoleh kearah tempat mendarat anak kucing itu. Namun saat melihat tempat anak kucing itu mendarat, Nifa sangat terkejut. Anak kucng itu mendarat di celana bagian paha Ardian kemudian melompat lagi entah kemana. Nifa yang merasa takut dan gugup langsung meminta maaf pada Ardian.

"Kak Ardian, saya minta maaf atas ulah anak kucing tadi yang mengotori celana kakak. saya sungguh tidak sengaja," ucap Nifa

"Apa? kamu bilang kamu tak sengaja? kamu gak lihat celana saya kotor dan bau air selokan gara gara kamu?" jawab Ardian ketus

"Maaf Kak, saya beneran tidak sengaja. saya juga bingung harus bagaimana. kalau kakak bawa celana ganti, saya akan mencuci celana kakak yang kotor sebagai gantinya," ucap Nifa

"Hei cebol, kamu pikir aku kuliah itu hanya sekedar jalan jalan saja sehingga harus bawa pakaian ganti?" jawab Ardian

Nifa hanya menunduk terdiam dengan matanya yang berkaca kaca. Nifa bingung dengan cara apa dirinya agar bisa dimaafkan. Sementara Ardian, sebenarnya dirinya tak begitu peduli dengan celananya yang kotor. Lagian kotoran di celananya hanya sedikit dan tak terlihat karena kebetulan Ardian memakai celana levis hitam. Ardian yang melihat Nifa menangis saat itu terus ingin mengerjainya demi mencapai keinginanya.

"Bagus, rencanaku akan mulus tak sia sia aku tak sengaja bertemu kamu. kita lihat bagaimana rasa bersalahmu semakin memuncak sehingga aku akan membuat dirimu patuh mengikuti perintahku," batin Ardian