Malam hari, menu makan malam sudah siap untuk disantap di meja makan. Pak Hamzah, Panji, Della, dan Faris sudah bersiap di meja makan. Mereka berempat terlihat kompak dan penuh tawa saat berkumpul bersama. Saat itu, Pak Hamzah mengumumkan akan mengajak keluarganya berlibur di Raja Ampat. Tentu semua orang di meja makan sangat antusias menyambutnya.
"Wah, ayah beneran kita akan berlibur ke Raja Ampat?" tanya Della
"Iya Della, kita akan berlibur bersama. tolong kosongkan jadwalmu minggu depan," jawab Pak Hamzah
"Siap ayahku," saut Della manja
"Panji, Faris kalian juga harus kosongkan jadwalnya minggu depan," ucap Pak Hamzah
"Iya ayah," jawab Panji dan Faris bersamaan
Panji adalah anak pertama Pak Hamzah yang bekerja sebagai direktur bank. Kemudian Della adalah anak kedua Pak Hamzah yang masih kuliah semester akhir. Dan Faris adalah anak ketiga Pak Hamzah yang juga masih kuliah semester tiga.
Saat menyantap makan malam saat itu Panji mengingat adiknya Nifa. Panji memang juga membenci Nifa seperti keluarganya yang lain. Tapi Panji berbeda dari keluarganya yang lain yang suka menyuruh nyuruh. Panji memilih membenci Nifa dengan mendiamkanya tanpa bicara.
Namun belakangan ini, Panji mulai menyadari kalau kepergian ibunya adalah takdir sang kuasa. Perlahan, Panji mulai tidak menyalahkan Nifa atas kepergian ibundanya. Sehingga bagi Panji, sudah saatnya dirinya dan keluarganya mulai menerima Nifa dalam keluarganya. Dalam perbincangan keluarga saat itu, Panji tanpa ragu ingin ayahnya mengajak Nifa.
"Ayah, apa sebaiknya kita juga mengajak Nifa?" tanya Panji
Pak Hamzah menghentikan aktvitas makan malamnya kemudian menjawab pertanyaan Panji.
"Mengapa kamu menanyakan gadis pembawa sial itu?" tanya Pak Hamzah
"Maaf, aku hanya merasa sudah saatnya kita harus menerima kepergian ibu itu adalah takdir sang kuasa," jawab Panji
"Panji, kamu jangan membuat ayah tak berselera makan karena membicarakan gadis itu," jawab Pak Hamzah
"Iya nih, Kak Panji apa apaan sih ngomongin si cebol itu," saut Della
"Cebol? maksudmu?" tanya Panji
"Si Cebol maksud Kak Della itu panggilan si anak pembawa sial itu," jawab Faris
"Haha...memang cocok banget itu panggilan," saut Della
"Sudah sudah, jangan bicarain dia lagi ayah sangat eneg membicarakanya. lanjutkan makan kalian," saut Pak Hamzah
"Okey ayah," jawab Della
Mendengar Nifa dipanggil Cebol oleh keluarganya, entah mengapa Panji merasa tidak senang mendengarnya. Panji merasa tidak terima Nifa dibully oleh keluarganya sendiri. Selera makan malamnya tiba tiba hilang.
"Aku sudah kenyang, aku mau ke kamar," ucap Panji
"Panji, makanan di piring kamu masih banyak," jawab Pak Hamzah
"Maaf ayah, aku sudah kenyang. aku juga ingin istrirahat ke kamar saja," ucap Panji
"Hmm...baiklah," jawab Pak Hamzah
Panji meninggalkan meja makan lalu bergegas berjalan menuju kamarnya
--------------------------------
Tengah malam, jam sudah menunjukan pukul 00.00 WIB. Nifa saat itu terbangun dari tidurnya karena hujan yang sangat lebat. Seperti biasa, Nifa sangat takut suara petir. Sebelum mendengar suara petir, Nifa bergegas keluar dari kamarnya menuju kamar Mpok Maimunah. Namun sesampainya di kamar, Nifa tak melihat Mpok Maimunah.
"Dimana Mpok Maimunah?" tanya Nifa
Nifa berkeliling di setiap sisi rumah, tapi tidak menemukan Mpok Maimunah. Sehingga terpaksa Nifa kembali ke kamarnya dengan perasaan takut karena tidak ada siapa siapa yang menemaninya. Biasanya sejak kecil Mpok Maimunah adalah pelindungnya saat hujan lebat. Namun sekarang tidak ada lagi yang melindunginya. Semua keluarganya membencinya dan menganggap dirinya pembawa sial. Nifa hanya bisa pasrah, tiba tiba lampu kamar padam dan suara petir yang menggelegar mengagetkan Nifa.
"Duar..." (bunyi petir)
"Aaaaa...." teriak Nifa
Nifa meringkuk kedalam selimut dan menutupi kepalanya dengan bantal. Namun, tak lama kemudian, Nifa merasa ada seseorang yang mengelus punggungnya. Nifa yakin pasti orang itu adalah Mpok Maimunah. Tanpa ragu, Nifa bergerak cepat memeluk seseorang yang mengelus punggungnya.
"Mpok...Nifa takut..." rengek Nifa
"Sudah tidak apa apa, tidak perlu takut," jawab seseorang
Nifa terkejut mendengar suara laki laki yang tak asing ditelinganya. Nifa kemudian mendongakan kepalanya kemudian sadar siapa yang dipeluknya sontak langsung melepaskan pelukanya.
"Eh, Kak Panji disini," ucap Nifa
"Kamu tidak apa apa?" tanya Panji
"Iya, aku tidak apa apa. terima kasih Kak Panji sudah datang kesini," jawab Nifa
"Baiklah, sekarang tidurlah. aku akan kembali ke kamarku setelah kamu tidur," ucap Panji
"Kak Panji istirahat di kamar saja. maaf aku merepotkan. nanti aku bisa sama Mpok Maimunah saja jika ada petir," jawab Nifa
"Tadi malam, Mpok Maimunah izin pulang ke rumah karena keluarganya ada yang sakit," ucap Panji
"Eh, pantas saja tadi gak ada," jawab Nifa
"Sudahlah, cepat tidur sebelum ada petir lagi," ucap Panji
"Iya, terima kasih ya Kak Panji," jawab Nifa menangis
Nifa saat itu menangis karena terharu dan tidak menyangka kakak pertamanya masih peduli dengan dirinya. Selama ini, Nifa tidak begitu dekat dengan Panji. Bahkan sekedar bicara saja baru kali ini Nifa bisa bicara panjang dengan Panji. Biasanya Panji selalu mendiamkanya dan berjaga jarak dengan dirinya.
"Ya Tuhan, terima kasih. ternyata masih ada keluargaku yang peduli denganku," batin Nifa
--------------
@@@@@
Yuk dukung author dengan like, coment dan vote novel ini !!!!
Rate, Like, Coment dan Vote kalian sungguh berharga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Raudatul zahra
nyesek yaa jadi Nifa... 18 tahun lohh dia dibenci sama keluarga nya sendiri karna hal yang bukan salah dia😭😭
2023-09-28
0
Sudut SENJA
enak bacanya, nyentuh banget
2023-02-15
0
IK
😭😭
2023-01-14
0