tentang perasaan

Diluar cuaca sangat mendung, langit mulai gelap seperti malam hari. sepertinya hujan akan turun sore ini. Ryu mengalihkan pandangannya dari langit yang dia lihat dari jendela kelasnya ke arah seseorang yang tengah memanggil namanya. Ryu keluar dari kelasnya lalu melihat Lucy di luar kelas, "mau pulang bersama? " tawar Lucy pada Ryu

Ryu melihat Lucy sekilas dan berkata, "boleh". Lucy tak melihat raut wajah Ryu yang sedikit memerah.

"Tapi aku ada rapat di ruang kepala sekolah, mungkin kita bisa pulang bersama lain kali".terang Ryu kecil, sebenarnya Ryu sangat ingin bersama Lucy tapi kesibukannya sepertinya tak memperbolehkannya sama sekali.

Tanpa di duga jawaban Lucy membuat Ryu sedikit berharap "tak apa, aku bisa menunggu". jawab Lucy tersenyum.

"Ok". kata Ryu sambil bergegas membawa laptopnya menuju ruang kepala sekolah.

"Aku akan susul ke kelas bila rapat selesai". tambahnya lagi, Ryu berpikir semakin awal rapat dimulai maka akan semakin cepat selesai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah 3 jam berlalu dan Lucy masih betah di perpustakaan, baginya ini adalah tempat yang menyenangkan untuk menunggu Ryu, disana damai dan tenang. juga bisa sekaligus membaca beberapa buku menu memasak sebagai bahan referensinya.

Jam di arlojinya sudah menunjukkan pukul 5 sore. Lucy bergegas kembali ke kelas untuk mengambil tasnya yang masih ada di kelas.

Lucy bersenandung kecil sambil memasuki kelas, di sana suasana sekolah sudah sangat sepi. tidak ada murid yang masih berkeliaran. Mungkin karena sudah sangat sore, bangku kelas juga sudah tertata sangat rapi.

Saat memasuki kelas Lucy melihat ada seseorang tengah duduk di kursi miliknya, "Ka Ken" kata Lucy pelan. Ya, Ken. Nama yang sudah sering diingatkan oleh Ryu agar menjauhinya. Seseorang yang sangat diperingatkan oleh Ryu berada di kelasnya dan sedang duduk di bangkunya.

Jalan Lucy terhenti. dia ragu, apakah akan terus lanjut mengambil tasnya yang berada di depan Ken atau berbalik menjauh darinya. saat dia melihat Ken, Ken pun balas memandang Lucy, "Hai Lucy, apa kabar?. " tanya Ken sambil tersenyum.

Lucy tersenyum tapi dia tetap diam di tempatnya. "Mau mengambil tasmu?". tawar Ken sambil mengambil tas Lucy dan berjalan ke hadapan Lucy. Lucy berdiri kaku, sangat takut untuk beranjak dari tempatnya.

"Ku dengar nilai kalkulusmu sempurna, wah.. wah... si Ryu brengsek itu memang tau barang bagus yah & yang paling aku benci dia mau menyimpannya sendiri". kata Ken sambil menyerahkan kan tas milik Lucy, Lucy langsung mengambil tas miliknya dan hendak berbalik pergi.

"Tidak mau mengucapkan Terima kasih? " tanya Ken lagi. Lucy langsung mengucapkan Terima kasih dan saat akan meninggalkan kelas, tangan Lucy dipegang sangat erat oleh Ken.

"Kenapa begitu takut? "tanya Ken. Aura Ken berubah, yapz, Lucy tau sepertinya kenapa Ryu melarangnya bergaul dengan Ken selama ini.

"Ayo duduk dulu" kata Ken sambil menarik Lucy duduk di Kursi. pegangan tangan Ken begitu erat, membuat lucy sedikit meringis kesakitan.

Lucy duduk dan berusaha menantang Ken, "Mau apa? ". tanya Lucy tegas.

"Hei... hei... hei... aku hanya ingin sedikit bermain denganmu". kata Ken sambil memegang wajah Lucy.

Lucy mencoba menghindari Ken tapi tetap saja tidak bisa, Ken terus membelai nya, berhenti di bibir Lucy dan mengusapnya pelan.

"Ayo kita coba apa rasanya" kata Ken yang tanpa permisi mengecup bibir Lucy pelan,

Mendapat perlakuan itu Lucy mencoba memberontak, menampar Ken sampai pipinya memerah. Lucy marah, harga dirinya dilukai. Dia mencoba mundur mempertahankan dirinya.

sedangkan Ken tertawa. melihat itu Lucy buru-buru mengambil kesempatan untuk lari dari Ken, dia berlari menuju koridor mencoba membuka pintu lift menuju lantai 1, tapi pintu lift mati. sedangkan pintu darurat terkunci.

Oh Tuhan apa yang harus Lucy lakukan, Lucy mencoba membuka jendela berusaha berteriak meminta tolong namun di luar sedang hujan dengan derasnya sehingga suara teriakannya tersamarkan oleh suara hujan yang turun. Tangan Lucu ditarik oleh Ken sampai terjerembab ke lantai.

"Kau sangat manis, Ken sangat suka dengan yang manis". kata Ken sambil mengeluarkan pisau kecil dari sakunya.

Lucy menangis, "Apa yang kau inginkan? ". tanya Lucy putus asa.

"Kan aku hanya ingin main sama kamu, kita bermain-main sedikit". jawab Ken santai.

"Barang bagus begini sayang kan kalau dinikmati sendiri. makanya aku minta Ryu buat sedikit cicipi tapi dia tak izinkan aku mencicipi kamu," keluh Ken kesal.

"Bagaimana bisa org psyco masuk sekolah elite macam ini" pikir Lucy.

Ken mengelus rambut Lucy, memegang beberapa helai dan menghirup nya dengan kuat, "Aroma Vanila". Bisik Ken di telinga Lucy. Lucy mencoba mendorong Ken menjauh darinya. usahanya berhasil, Ken terjatuh dan pisau di tangan nya terlepas.

Saat ini kesempatan nya kabur, dia mencoba bersembunyi di perpustakaan. ya, perpustakaan adalah tempat terakhir yang dia tinggalkan, pasti pintunya masih terbuka. Tebakannya benar, pintunya tidak terkunci dan dengan cepat Lucy bersembunyi diantara rak-rak buku yang menjulang.

"Lu..., oh ayolah, kau mencoba sembunyi? mau main petak umpet dengan Ken ya. kau tidak boleh begitu dengan seniormu loh". teriaknya kencang.

langkah Ken semakin dekat, lucy mencoba menahan nafasnya mencoba menyamarkan hawa keberadaannya. Namun rambut panjangnya berhasil dijambak oleh Ken dari arah rak sebelah.

lucy mengerang kesakitan. tanpa ampun Ken menyeret Lucy dan duduk di bangku perpustakaan.

"Senang kan main sama seniormu satu ini" kata Ken memancing Lucy.

"Wangi vanila, jadi akan sangat mudah menemukan mu". tambah Ken lagi.

"Mau main apalagi, oh ya kita ambil video dan kirim pada Ryu ya? " tawar Ken.

Kreeee. t....

Tap... tap... tap...

Langkah kaki seseorang mengagetkan Ken, dia menyembunyikan pisau nya dibalik baju seragamnya dan tersenyum pada orang di hadapannya.

"Selamat sore ketua OSIS". kata Ken sambil hormat.

Lucy menoleh pada orang yang di panggil ketua OSIS oleh Ken. ya, disana Ryu berdiri sendirian. rambut dan baju seragamnya terlihat basah terkena sapuan hujan di luar. bahkan beberapa tetes air hujan menetes dari rambutnya yang sudah basah itu.

Ryu menatap mereka berdua dengan tatapan dingin, entah apa yang dipikirkan nya saat ini.

"Apa yang sedang kalian lakukan? ". tanya Ryu tegas.

"Hanya belajar, ya kan Lu.. cy? ". kata Ken sambil melihat Lucy. sedangkan Lucy hanya menganggukkan kepalanya.

Ryu berjalan menghampiri Lucy, dia melihat Ken memegang tangan Lucy,

"Lepas!. " kata Ryu tegas. dan itu membuat Ken melepaskan cengkraman nya pada Lucy.

Ryu lalu membawa Lucy pergi dari perpustakaan, menuju ke arah ruang ketua OSIS. baru pertama kali Lucy masuk ke ruangan itu. sangat wangi, wangi yang menenangkan, wangi menthol Ryu. ah tidak, Lucy berusaha tenang, tapi dia tetap saja tidak bisa menyembunyikan ketakutannya dan Ryu melihat itu.

Lucy baru menyadari bahwa seragam Ryu basah, bahkan rambutnya pun basah.

"Aku menyusul mu ke gedung B perpustakaan saat hujan tadi jadi seragamku basah". keluhnya sambil menaruh beberapa barang di mejanya.

"Apa yang terjadi, kenapa bisa bersama Ken? ". tanya Ryu serius.

Ryu melihat ke arah Lucy, namun hanya ada jawaban kecil dari Lucy yang berkata bahwa mereka hanya sedang belajar.

Jika Lucy mengatakan Ken mengganggunya maka Lucy takut tidak akan mendapatkan beasiswa lagi lalu dikeluarkan dari sekolah, jika lucy di keluar kan dari sekolah maka lucy juga pasti tidak bisa bertemu dengan Leon dan Ken lagi. saat ini Lucy sudah sangat senang bisa berteman dengan mereka berdua hingga Lucy memutuskan bahwa saat ini Lucy harus menyembunyikan kebenarannya.

Ryu menghela nafas pelan, "Syukurlah, tidak terjadi apa-apa padamu, Ken itu tidak sebaik yang kau kira Lu". mendengar itu rasanya Lucy sangat ingin memeluk Ryu. menjelaskan semuanya meminta perlindungannya, mengatakan bahwa saat ini dirinya tidak sedang dalam kondisi yang baik-baik saja tapi untuk saat ini diam adalah pilihan terbaik. karena Lucy masih ingin bersama pemuda yang berada di hadapannya ini.

Episodes
1 Malaikat penolongku,
2 Masa Lalu
3 Leon & Ryu
4 Kau harus memanggilku, Tuan muda
5 Nona vanilla...
6 pertandingan basket dan masuk sekolah ?
7 Sahabat terbaik
8 Pria itu bernama Alan,
9 si perusak zona nyaman,
10 Pertengkaran Leon dan Lucy
11 Kalkulus dan sebuah janji
12 I'm Sorry, Leon..
13 tentang perasaan
14 Kunjungan tak terduga
15 Tuan muda yang sakit
16 Aku datang
17 pertemuan tak terduga, Namanya adalah Lisana
18 Awal konspirasi
19 Tipuan Klasik
20 Pelecehan kedua
21 Harga Diri dan Jati Diri yang Baru
22 Acara yang terus berjalan
23 Retaknya persahabatan
24 Awal Study Tour
25 Awal mula bencana
26 Tersesat
27 Jalan Keluar
28 Ucapan Terima Kasih
29 Barang bukti yang hilang
30 Rasa sakit & Titik terang
31 Jalinan Persahabatan
32 Kekhawatiran
33 Pewaris
34 Konfrontasi
35 Setia dan Rasa Sakit
36 Dia terbangun
37 Liz dan Ryu
38 Misunderstanding
39 Kesepakatan
40 Hari Kelulusan
41 Setuju
42 Akuisisi dan Akhir dari sebuah Kesepakatan
43 Selamat Tinggal, Lis.
44 Getaran-getaran Cinta
45 Selamat Tinggal
46 Bangkitlah,
47 Inggris, aku datang
48 Hari Pertunangannya
49 Pertemuan Kedua
50 Runtuh
51 Gemuruh dan Badai
52 Sinar yang temaram
53 Kebenaran
54 Tuan Muda yang Lumpuh
55 Sebuah pertaruhan besar
56 Permintaan yang menyakitkan
57 Akhir dari sebuah perjuangan
58 Final Chapter.
59 Getaran-getaran cinta
60 Malam Pertama yang tertunda
61 Larangan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Malaikat penolongku,
2
Masa Lalu
3
Leon & Ryu
4
Kau harus memanggilku, Tuan muda
5
Nona vanilla...
6
pertandingan basket dan masuk sekolah ?
7
Sahabat terbaik
8
Pria itu bernama Alan,
9
si perusak zona nyaman,
10
Pertengkaran Leon dan Lucy
11
Kalkulus dan sebuah janji
12
I'm Sorry, Leon..
13
tentang perasaan
14
Kunjungan tak terduga
15
Tuan muda yang sakit
16
Aku datang
17
pertemuan tak terduga, Namanya adalah Lisana
18
Awal konspirasi
19
Tipuan Klasik
20
Pelecehan kedua
21
Harga Diri dan Jati Diri yang Baru
22
Acara yang terus berjalan
23
Retaknya persahabatan
24
Awal Study Tour
25
Awal mula bencana
26
Tersesat
27
Jalan Keluar
28
Ucapan Terima Kasih
29
Barang bukti yang hilang
30
Rasa sakit & Titik terang
31
Jalinan Persahabatan
32
Kekhawatiran
33
Pewaris
34
Konfrontasi
35
Setia dan Rasa Sakit
36
Dia terbangun
37
Liz dan Ryu
38
Misunderstanding
39
Kesepakatan
40
Hari Kelulusan
41
Setuju
42
Akuisisi dan Akhir dari sebuah Kesepakatan
43
Selamat Tinggal, Lis.
44
Getaran-getaran Cinta
45
Selamat Tinggal
46
Bangkitlah,
47
Inggris, aku datang
48
Hari Pertunangannya
49
Pertemuan Kedua
50
Runtuh
51
Gemuruh dan Badai
52
Sinar yang temaram
53
Kebenaran
54
Tuan Muda yang Lumpuh
55
Sebuah pertaruhan besar
56
Permintaan yang menyakitkan
57
Akhir dari sebuah perjuangan
58
Final Chapter.
59
Getaran-getaran cinta
60
Malam Pertama yang tertunda
61
Larangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!