I'm Sorry, Leon..

Esok Malamnya Lucy baru membersihkan restoran tempatnya bekerja, jam sudah menunjukan pukul 5 sore dan Lucy baru saja akan pulang,,

Di bawanya sebuah box berukuran sedang dan buru-buru berpamitan pada Alan juga yg lainnya,

Lucy sedikit berlari mengejar sebuah bus dan menaikinya, setelah hampir setengah jam Lucy langsung turun dan berjalan menuju sebuah rumah,

Di hadapannya kini berdiri sebuah rumah yang sangat besar,,

Dengan ragu-ragu Lucy berjalan memasuki halaman rumah tersebut.

Ditekannya tombol bel yg berada di samping pintu dan beberapa menit kemudian seorang gadis cantik keluar dan menyapanya,,

"Selamat malam nona, ada yg bisa ku bantu?" tanya wanita cantik tersebut.

"Em,,..aku ingin bertemu dengan Leon, apakah dia ada di rumah? " tanya Lucy gugup.

"Maaf nona, tuan Leon sedang ada Meeting di luar, saya kurang tahu beliau akan pulang jam berapa. Silakan nona menunggu di dalam?" tawar wanita cantik tersebut.

Lucy memasuki rumah Leon dan mendapati bagian dalam rumah tersebut sangat mewah, banyak hiasan perabotan dan lukisan terpajang di sana.

"Silahkan nona melihat-lihat, saya masih harus mengecek dan membersihkan ruangan lainnya" kata wanita cantik tersebut sembari mulai berjalan meninggalkan lucy.

Lucy mengingat kembali perkataan dari Ryu jika keluarga Leon berkiprah dalam bidang seni, jadi pantas banyak lukisan terpajang di rumahnya. Ryu juga mengatakan jika orang tua Leon sibuk dengan bisnis barunya di luar negeri, pembukaan museum seni terbaru mereka, art casava di Montelo dan itu berarti Leon yang mengurus beberapa pekerjaan di kota Magnolia. Jadi pasti Leon akan sangat sibuk. Ryu juga yang menyarankan agar Lucy mengunjungi Leon di malam hari karena pastinya Leon akan sangat sibuk bahkan sampai menjelang malam. Kata Ryu sebuah keberuntungan jika Lucy bisa bertemu dengannya malam ini, karena Ryu tahu betapa sibuknya sahabatnya itu.

Lucy duduk di sebuah sofa yg lembut, dia melirik jam tangan di pergelangan tangannya dan mendapati waktu sudah pukul 7 malam.

"Baiklah,,mungkin Leon akan pulang sebentar lagi jadi ku tunggu saja sebentar,," kata Lucy sambil menyenderkan kepalanya ke sofa tersebut.

Lama-lama rasa kantuk mulai menjalar dan memaksa matanya untuk beristirahat, tanpa dia sadari dia pun mulai terlelap.

Tap...tap...tap...

Seseorang dengan stelan jas dan sepatu lengkapnya tengah berjalan menaiki tangga, namun salah seorang asistennya menginterupsinya,

"Tuan Muda,, ada seorang gadis yg bernama Lucy menunggu anda di ruang tamu.." kata pembantu tersebut.

Leon mengernyitkan dahinya mendengar Lucy berada di rumahnya,,

"Benarkah apa yg kau katakan,,?" tanya Leon,

"Iya..dan sepertinya dia kelelahan jadi saya tidak berani membangunkanya, dia sudah di sini sejak pukul 6 tadi" kata wanita cantik tersebut..

Leon mulai berjalan ke arah ruang tamu dan di dapatinya Lucy tengah tertidur di sofa tersebut dan saat Leon melihat ke arah meja dia mendapati sebuah bungkusan kado berwarna pink tergeletak di sana,

Leon mulai mengambil kado tersebut dan membuka isinya, matanya terbelalak mendapati kue dengan tulisan Sorry Leon tercetak di sana,,

Bibir Leon menyunggingkan seutas senyuman kecil & berkata pada asistennya,,

"Alas, siapkan kamar tamu, aku akan menidurkannya di sana.." kata Leon sambil menggendong Lucy dan membawanya ke arah kamar tamu.

\=\=\=\=

Keesokkan Harinya

"Ya..Ryu, ada apa pagi-pagi menelponku ? " kata Leon sambil menguap dalam tempat tidurnya,,

dirinya masih sangat mengantuk dan panggilan dari Ryu memaksanya terjaga,

"Apa kau tahu di mana Lucy, dia seharusnya menyiapkan sarapan untukku tapi dia tidak ada, apa dia ada di rumahmu.." tanya Ryu penasaran..

"Ya..mmm" kata Leon sambil kembali tertidur..

"Leon??..Leooooooonnnn?? Apa kau masih di sana?" teriak Ryy sebal, dari seberang telepon,,

"Dasar Leon,,,awas yah nanti kalau kita bertemu..." rutuk Ryu sendirian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa jam kemudian Leon sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah dengan baju seragam lengkap dengan tas yg dia sangkutkan di bahunya dengan malas dia keluar dari kamarnya dan mulai berjalan menuruni tangga, ketika Leon menuju dapurnya dilihatnya Lucy sudah memasakkan beberapa jenis makanan untuk sarapan paginya,,

Melihat itu Leon langsung bertanya,,"Apa ini??" tanya singkat.

Lucy langsung menoleh dan tersenyum,,"Tentu saja sarapan untuk tuan muda Leon, memangnya apa lagi.." tanya Lucy balik.

"Bukan itu, maksudku apa yg kau lakukan pada dapurku,,,kotor sekali" jawab Leon,,

Lucy langsung melihat itu dan buru-buru membersihkan beberapa perabotan yg dia pakai untuk memasak,,

Leon hanya tersenyum melihatnya,,

Perlahan Leon duduk dan mulai mencicipi masakan buatan Lucy,,

"Makanan buatanmu enak Lu,," kata Leon singkat.

Mendengar itu lucy hanya tersenyum dan melanjutkan membersihkan perabotan masak lainnya.

"Sudahlah...kau tak perlu membersihkannya, aku akan memerintahkan asistenku untuk membereskannya, duduklah dan makan bersamaku" kata Leon.

Seusai mereka makan bersama Lucy lalu buru-buru berlari keluar rumah Leon,,

"Kenapa kau berlari seperti itu.." kata Leon bingung melihat tingkah Lucy.

"Leoooon,,,nanti aku akan ketinggalan bus kalau aku tidak buru-buru dan nanti bisa ketinggalan pelajaran" keluh Lucy panik.

"Naiklah ke mobilku, kita akan pergi ke sekolah bersama" kata Leon santai.

"Tidak usah, aku..."

",Aku tidak menerima penolakan" sahut Leon memotong pembicaraan lucy.

Mendengar perkataan Leon Lucy tidak dapat berkata apa-apa dan langsung naik ke mobil Leon.

Saat berada di dalam mobil, Lucy membuka perbincangan dengan Leon,,

"Kau selalu bersama dengan Ryu yah Leon, apakah kalian ini berteman baik??" tanya Lucy penasaran.

"Hmm..yah seperti itulah aku dan Ryu" jawab Leon singkat.

"Kau tak terlalu suka berbicara tentang dirimu pada seseorang yah Leon?" tebak Lucy.

"Ooo yah?? Apakah seperti itu yg kau fikirkan tentang aku?" tanya Leon balik.

"Yah...kalau menurutku c begitu, kalo kau begitu terus, kau takan punya banyak teman tahu" kata Lucy sambil melihat pemandangan di luar jendela mobilnya.

Leon hanya terkekeh mendengar jawaban Lucy,,

"Bagiku dan Ryu, berteman itu berbahaya. Kau tahu jika aku dan Ryu punya bisnis,, jika lawan kami tahu kami punya teman maka mereka akan mengorek informasi tentang kami dari teman kami itu bagaimanapun caranya, bisa jadi dengan menyakiti mereka. Oleh karena itu memiliki teman dan seseorang yg bisa dibilang pacar itu sangat berbahaya, itulah alasan mengapa aku dan Ryu menjaga jarak dengan siapapun di sekolah" terang Leon panjang lebar.

"Benarkah?? Bisnis itu memang rumit. kau bisa bayangkan kakakku saja sampai melarangku pergi ke sekolah dan lebih parahnya lagi ke luar rumah karena dia khawatir aku akan menjadi sasaran lawan bisnis kakakku" keluh Lucy..,

"Jadi itu alasanmu mengapa berada di kota ini sendirian??" tanya Leon..

"Iyaa..begitulah.." tawa Lucy..

Tanpa terasa mereka berdua sudah sampai di sekolah.

"Terima kasih yah..kau sudah mengantarku ke sekolah, dan maafkan aku atas perkataanku waktu itu,,aku merasa sangat bersalah padamu Leon" kata Lucy pada Leon.

"Sudahlah...lupakan saja" kata Leon singkat.

"Terima kasih atas kue nya yah,,enak sekali" kata Leon sambil mengelus lembut rambut Lucy.

"Dan terima kasih juga atas sarapannya, aku sangat menyukainya, berkunjung lah ke rumahku lebih sering.." kata Leon sambil tersenyum.

"Baiklah...aku harus ke ruang osis sekarang, sampai jumpa ya" kata Leon sambil berjalan dan melambaikan tangannya.

Lucy hanya tersenyum senang,,berarti Leon sudah memaafkannya atas semua perkataan yg pernah dilontarkannya waktu itu,,

"Hei..lu, kau bersama Leon yah semalam?? Wah apa yg kalian lakukan,..aku tak menyangka kau dekat dengan orang2 populer seperti kapten basket kita, Leon dan ketua osis kita, Ryu.." canda Nana, teman baik Lucy sambil menyikut lengan Lucy,,

"Tidak juga, kami hanya berteman baik saja kok, lagipula aku kan sepupu Ryu, hehe" sanggah Lucy sambil berusaha terseyum,

"Lalu apa yg kau lakukan di rumahnya malam-malam?" tanya nana penasaran.

"Hanya mengantar kue saja" jawab Lucy seadanya.

"Tapi Leon dan Ryu itu kan pemuda tampan di sekolah ini". sahut nana sumringah.

"Lain kali ajak nana kenalan dengan mereka ya". kata Nana sambil tersenyum.

Episodes
1 Malaikat penolongku,
2 Masa Lalu
3 Leon & Ryu
4 Kau harus memanggilku, Tuan muda
5 Nona vanilla...
6 pertandingan basket dan masuk sekolah ?
7 Sahabat terbaik
8 Pria itu bernama Alan,
9 si perusak zona nyaman,
10 Pertengkaran Leon dan Lucy
11 Kalkulus dan sebuah janji
12 I'm Sorry, Leon..
13 tentang perasaan
14 Kunjungan tak terduga
15 Tuan muda yang sakit
16 Aku datang
17 pertemuan tak terduga, Namanya adalah Lisana
18 Awal konspirasi
19 Tipuan Klasik
20 Pelecehan kedua
21 Harga Diri dan Jati Diri yang Baru
22 Acara yang terus berjalan
23 Retaknya persahabatan
24 Awal Study Tour
25 Awal mula bencana
26 Tersesat
27 Jalan Keluar
28 Ucapan Terima Kasih
29 Barang bukti yang hilang
30 Rasa sakit & Titik terang
31 Jalinan Persahabatan
32 Kekhawatiran
33 Pewaris
34 Konfrontasi
35 Setia dan Rasa Sakit
36 Dia terbangun
37 Liz dan Ryu
38 Misunderstanding
39 Kesepakatan
40 Hari Kelulusan
41 Setuju
42 Akuisisi dan Akhir dari sebuah Kesepakatan
43 Selamat Tinggal, Lis.
44 Getaran-getaran Cinta
45 Selamat Tinggal
46 Bangkitlah,
47 Inggris, aku datang
48 Hari Pertunangannya
49 Pertemuan Kedua
50 Runtuh
51 Gemuruh dan Badai
52 Sinar yang temaram
53 Kebenaran
54 Tuan Muda yang Lumpuh
55 Sebuah pertaruhan besar
56 Permintaan yang menyakitkan
57 Akhir dari sebuah perjuangan
58 Final Chapter.
59 Getaran-getaran cinta
60 Malam Pertama yang tertunda
61 Larangan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Malaikat penolongku,
2
Masa Lalu
3
Leon & Ryu
4
Kau harus memanggilku, Tuan muda
5
Nona vanilla...
6
pertandingan basket dan masuk sekolah ?
7
Sahabat terbaik
8
Pria itu bernama Alan,
9
si perusak zona nyaman,
10
Pertengkaran Leon dan Lucy
11
Kalkulus dan sebuah janji
12
I'm Sorry, Leon..
13
tentang perasaan
14
Kunjungan tak terduga
15
Tuan muda yang sakit
16
Aku datang
17
pertemuan tak terduga, Namanya adalah Lisana
18
Awal konspirasi
19
Tipuan Klasik
20
Pelecehan kedua
21
Harga Diri dan Jati Diri yang Baru
22
Acara yang terus berjalan
23
Retaknya persahabatan
24
Awal Study Tour
25
Awal mula bencana
26
Tersesat
27
Jalan Keluar
28
Ucapan Terima Kasih
29
Barang bukti yang hilang
30
Rasa sakit & Titik terang
31
Jalinan Persahabatan
32
Kekhawatiran
33
Pewaris
34
Konfrontasi
35
Setia dan Rasa Sakit
36
Dia terbangun
37
Liz dan Ryu
38
Misunderstanding
39
Kesepakatan
40
Hari Kelulusan
41
Setuju
42
Akuisisi dan Akhir dari sebuah Kesepakatan
43
Selamat Tinggal, Lis.
44
Getaran-getaran Cinta
45
Selamat Tinggal
46
Bangkitlah,
47
Inggris, aku datang
48
Hari Pertunangannya
49
Pertemuan Kedua
50
Runtuh
51
Gemuruh dan Badai
52
Sinar yang temaram
53
Kebenaran
54
Tuan Muda yang Lumpuh
55
Sebuah pertaruhan besar
56
Permintaan yang menyakitkan
57
Akhir dari sebuah perjuangan
58
Final Chapter.
59
Getaran-getaran cinta
60
Malam Pertama yang tertunda
61
Larangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!