Saat ini Lucy masih di kelasnya, seorang diri, dia baru saja membersihkan kelas, membersihkan kaca jendela dan sekarang baru akan menghapus papan tulis,,
"Kau belum pulang lu?" tanya Leon yg berdiri di pintu kelas Lucy.
Merasa dirinya dipanggil Lucy menoleh dan mendapati Leon tengah berdiri di sana.
"Yah,,hari ini aku piket" kata Lucy singkat.
"Sudah banyak siswa siswi yg pulang, kenapa kau masih di sekolah jam segini? " tanya Lucy, dia baru saja selesai menghapus papan tulis dan melihat arlojinya menunjuk pukul lima sore,
"Kalau ku katakan aku sedang menunggumu, apa kau percaya padaku??" tanya Leon singkat.
"Tentu saja tidak" jelas Lucy sambil berjalan ke arah mejanya dan mengambil tas miliknya yg masih tergeletak di sana.
Leon hanya tertawa mendengar perkataan Lucy,,
Lucy kini mulai berjalan meninggalkan kelas dan melewati Leon menuju pintu, ditinggalkannya Leon dan Lucy mulai berjalan di koridor sekolah,,
"Santai saja,, apa aku terlihat seperti orang jahat sampai kau meninggalkanku di belakang seperti ini" kata Leon sambil berjalan mengejar Lucy.
Lucy menoleh ke arah Leon dan tak lama kemudian berkata, "Leon, apa kau kira aku tidak melihatnya? ketika ada seorang siswi yang memberikan kado padamu dan kau langsung menolaknya sambil membuangnya di hadapannya, juga pada saat tadi Ryu mendapat sapaan dari siswa yg lain, dia tak menjawabnya. Kalian benar-benar sombong. setidaknya bersikap sedikit baik pada teman-temanmu tidak akan merugikan kalian kan" kata Lucy ketus.
"Apa orang tua kalian tidak pernah mendidik kalian tentang etika hah?" tanya lucy sambil menunjuk ke arah dada Leon, sedangkan Leon hanya diam, entah apa yg ada di dalam fikiran Leon saat ini tapi Leon tetap diam.
Lucy langsung berbalik dan meninggalkan Leon yg masih terdiam,,
"Orang tua kami terlalu sibuk dengan pekerjaannya..." kata Leon pelan.
Mendengar itu Lucy menghentikan langkahnya,,
"Kau benar jika mengatakan aku dan Ryu memang tidak pernah mendapat didikan seperti itu dari kedua orang tua kami, karena aku dan Ryu tidak pernah dapat sekalipun menghabiskan waktu bersama kedua orang tua kami, baik saat hari-hari biasa ataupun saat natal dan tahun baru. Aku dan Ryu, kami hanya dapat merayakanya seorang diri..." kata Leon,
"Dari sejak kecil sampai saat ini aku dan Ryu memang menjalani hidup kami seperti ini, di saat Natal dan tahun baru aku hanya merayakan nya dengan Ryu, begitu juga sebaliknya, jadi tidak ada org lain.." terang Leon.
mendengar penjelasan Leon, Lucy merasa sangat menyesal akan perkataannya pada Leon, "Kehidupan mereka, tidak jauh berbeda denganku". pikir Lucy sedih, kupikir semua yang aku rasakan hanya aku yang mengerti. ternyata Leon dan Ryu juga mengalami takdir yang sama. kita bertiga bertemu dibawah naungan takdir yang tidak jauh berbeda.apakah setiap orang kaya meninggalkan anak-anak mereka seperti ini? pikir Lucy sedih.
Leon mulai berjalan melewati Lucy dan meninggalkan Lucy seorang diri.
Mendengar apa yg sudah dijelaskan oleh Leon, Lucy jadi merasa bersalah padanya. Ingin rasanya dia meminta maaf pada pria yg berada di hadapannya ini, namun belum sempat ia mengatakan maaf, sang pria sudah terlanjur meninggalkannya.
"Le...Leon..tu..tunggu..." kata Lucy, tapi Leon tetap pergi mengacuhkan panggilan dari Lucy.
"Apa yg sudah kukatakan padanya,, aku telah berkata kasar padanya." keluh Lucy sedih.
Lucy jatuh terduduk, dia tau dia melakukan sebuah kesalahan dan dia harus meminta maaf secepat nya.
Leon selama ini sangat baik padanya, menolongnya sampai ke rumah sakit, membayar biaya pengobatannya, memaksanya tinggal bersama Ryu dan membantunya masuk sekolah ini. tidak seharusnya dia berkata kasar pada Leon.
Karena kekesalannya pada Ryu, dia jadi melampiaskannya pada Leon.
Lucy segera berdiri dan setengah berlari untuk pulang. Dalam hati, Lucy bertekad akan segera menemui Leon dan meminta maaf padanya,
"Tapi, bagaimana caranya?, alamat rumahnya pun aku tak tahu". tanya Lucy dalam hati.
Sesampainya di rumah, Lucy segera meletakan sepatu di rak sepatu, mengganti bajunya dan menyediakan makan malam untuk Tuan rumahnya,
Beberapa saat kemudian Ryu muncul dengan rambut sedikit berantakan kaos oblong dan celana pendek selutut,,
"Hei...tidak bisakah lebih rapi sedikit, di sini ada seorang gadis" teriak lucy pada Ryu.
Ryu hanya menjawab pelan, "ini rumahku, terserah aku mau pakai apa saja".
Ryu melanjutkan makanannya, entah sejak kapan dia mulai terbiasa menyantap makanan rumah dan meninggalkan mie instan favoritnya,
"Hei...Ryu,". panggil Lucy,
"Apa?" tanya Ryu sambil melihat Lucy
"Qpa kau tau alamat Rumah Leon?" tanya Lucy serius,
Uhuk...ukhuk...ukhuk...
Ryu tiba-tiba terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Lucy, buru-buru Dia meneguk air dalam gelas miliknya sambil berkata,
"Kau bodoh atau idiot, jelas aku tau. Aku kan temannya". kata Ryu kesal, Ryu menghentikan acara makan malamnya dan berjalan menuju kamarnya.
"Oh ...iya juga yah..." kata Lucy sambil tertawa.
"Lalu....boleh aku minta alamatnya?". tanya Lucy polos.
Pertanyaan terakhir dari Lucy memaksanya menghentikan langkahnya sejenak dan menoleh pada Lucy,
"Kau mau alamatnya! " tanya Ryu
"Yaa..ya..." kata Lucy semangat.
"Coba saja kalau bisa". kata Ryu singkat.
"Maksudnya?". tanya Lucy bingung.
"Kalau kau bisa lulus ujian kalkulus, aku akan memberikan alamat rumah Leon padamu" kata Ryu sambil melambaikan tangannya pada Lucy dan berlalu menuju kamarnya.
" Dasar menyebalkaaaan". teriak Lucy.
Di dalam kamar Ryu hanya tersenyum tipis mendengar Teriakan Lucy. Tapi senyumnya memudar mengingat pertanyaan Lucy padanya,
"Alamat Rumah Leon?, mau apa dia ke sana?". tanya Ryu sambil duduk di meja belajarnya.
hal itu memberikan sedikit ketidaknyaman pada perasaan Ryu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments