Leon & Ryu

"Kau tahu itu kesalahanmu". gerutu seorang pemuda bermata coklat berambut hitam. Dia menyalahkan seseorang atas insiden yang baru saja terjadi.

" Bukan, aku hanya melaju di jalan raya, apa yang salah?" Sanggah yang satunya, mata onixnya melihat sangat tajam pada gadis yang tengah terlelap di tempat tidur. Tentunya dia melihat dengan tatapan marah dan sangat kesal pada gadis yang tengah tertidur itu.

"Tapi kau menabrak orang...". Keluh yang satu, dia memijat kepalanya karena memikirkan itu.

" Satu-satunya yang salah di dalam ruangan ini adalah dia". Kata pemuda bermata onix lagi sambil melihat ke arah Lucy. Dia melipat kedua tangannya ke arah dada sedangan temannya hanya memperhatikannya.

Samar-samar Lucy mendengar suara pedebatan.

Dia berusaha membuka matanya, putih, kesannya.

Dia melihat kearah langit-langit dan menoleh ke kanan kirinya, mencoba menerka dimana gerangan dia berada saat ini.

Saat akan terbangun, rasa sakit menyeruak kembali dari arah kepalanya. Spontan dia memegang kepalanya yang terbalut perban kassa putih.

"Duh...sakit" Keluh Lucy sambil meringis.

Kedua orang tadi menatap ke arah Lucy,

"Oh Tuhan, syukurlah kau sudah sadar.". Kata seorang pemuda, dia tampan, dan ramah. Wajah bungah sangat jelas tergambar pada saat dia melihat Lucu siuman.

" Di mana ini? Tanya Lucy pada mereka berdua.

"Kau sudah bosan hidup?". Tanya seseorang di samping pemuda itu, wajahnya tampan tapi sikapnya sangat dingin. Dia melihat Lucy dengan tatapan tajam, dengan melihat matanya saja Lucy bisa merasakan ketidaknyamanan.

" Eh...itu..." Jawab Lucy terbata.

"Kalau kau sudah bosan hidup, jangan mengajak orang lain untuk ikut bersamamu". Tanyanya lagi, ada penekanan yang sangat kuat pada kata-kata pemuda itu. Seolah mengatakan bahwa kehidupan adalah hal berharga yang harus dilindungi dengan sekuat tenaga.

"Ryu...kau terlalu berlebihan" Teriak pemuda yang satunya.

"Sudahlah, aku lelah. Aku pergi ya, Leon". Kata pemuda yang dia panggil Ryu sambil berjalan meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

" Dasar". Keluh pemuda yang satunya lagi.

"Siapa kau? Ini di mana?" Tanya Lucy.

Pemuda itu menoleh pada Lucy, dia memandang Lucy sebentar lalu tersenyum ramah. "Hai, namaku Leon. Dan yang barusan keluar itu Ryu, dia temanku. Maaf yah sikapnya memang seperti itu tapi pada dasarnya dia baik kok". Sahutnya sambil tersenyum. Aura pemuda itu begitu ceria, perbedaan Leon dengan Ryu seperti langit dan bumi. Mereka berdua terlihat sangat bertolak belakang. Mungkin bagi Lucy sat ini Leon adalah seperti Matahari, murah senyum, ramah dan hangat.

" Oh ya, siapa namamu?" Tanya Leon.

"Lucy, namaku lucy". Jawab Lucy pelan.

" Kami membawamu ke rumah sakit, dokter bilang kepalamu terbentur cukup keras, pemulihannya bisa berjalan selama 2 bulan lamanya jadi untuk sementara itu kau harus di rawat di sini. Jangan khawatir rumah sakit ini gratis loh." Kata Leon, dia menuangkan teh hangat dan menyerahkannya pada Lucy. Tanpa ragu Lucy menerimanya dan menyesapnya pelan, wangi dan enak. Bahkan wangi teh ini membuatnya sedikit tenang.

"Jadi beristirahatlah dan besok aku akan kembali untuk menjengukmu lagi." Tambahnya. Sekali lagi aura kehangatan memancar dari Leon membuat Lucy merasakan sedikit sikap kehangatan yang sudah lama dia tidak dapatkan dari siapapun.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah berjalan 5 minggu perawatan luka di kepala Lucy sudah mulai sembuh. Selama ini Leon selalu datang dan menemaninya. Kadang pemuda yang bernama Ryu juga menggantikan Leon menemani Lucy.

"Hari ini kata dokter kau bisa pulang" Kata Ryu sambil masuk ke kamar perawatan Lucy, perkataannya selalu seketus itu. Bahkan meski sudah hampir 5 minggu mereka bertemu sikapnya tidak juga berubah.

"Hasil laboratorium baik, CT Scan Kepala juga normal" lanjut Ryu menjelaskan pada Lucy.

"Hmm...terima kasih." Sahut Lucy pelan.

"Kau tidak senang bisa pulang?" Tanya Ryu.

"Bukan begitu aku...tidak punya keluarga di sini" Keluhnya, kepalanya menunduk. Kedua tangannya mencengkram selimut yang dia gunakan, untuk pertama kalinya Lucy merasa sangat bersalah meninggalkan kakaknya sendirian. dia merasakan kesedihan saat jauh dari satu-satunya keluarga yang dia sayangi, tapi dia juga tau tak mungkin kembali saat ini. Sikap kakaknya yang mengambil inisiatif perjodohan untuknya benar-benar membuatnya kesal.

Ryu melihat ke arah Lucy, dia tak pandai menghibur seorang gadis, satu-satunya teman wanita yang dia punya hanya teman masa kecilnya, itupun jauh di Italia. Jadi yang bisa Ryu lakukan hanya diam, dia tak sepandai Leon dalam menghibur hati para gadis.

"Jangan khawatir, kau bisa tinggal di rumah Ryu untuk sementara waktu". Sahut seseorang.

Ryu dan Lucy menoleh ke asal suara. Leon? dia muncul sambil membawa beberapa dokumen perawatan.

Ekspresi Ryu terlihat sedikit tekejut mendengar ucapan dari Leon.

" Mana boleh". Kata Ryu dingin.

"Oh ayolah, kau tau di rumahku ada Ayah dan Ibu juga Kakakku, aku bisa habis di marahi mereka jika aku membawa seorang gadis ke rumahku" Jelas leon.

"Pokoknya tidak, lagipula Ayah, Ibu dan Kakakmu juga kan jarang pulang ke rumah utama". Sanggah Ryu tegas.

" Kau kan tinggal sendiri, lagipula dia sedang tidak ada, jadi tidak akan ada masalah." Saran Leon lagi sambil memohon. Kedua tangannya membuat simbol permohonan pada Ryu.

"Seorang anak tajir sepertimu bisa memesan sebuah apartemen bukan untuknya?" Kata Ryu ketus.

"Lagipula aku bukan babysitternya". Tambah Ryu.

" Kau tahu kan kecelakaan ini membuat kepalanya sedikit terbentur, dokter bilang dia mungkin masih belum sembuh total. Kalau aku menyewa apartemen siapa yang bisa mengawasinya? Kalau terjadi sesuatu padanya kita bisa di tuntut di pengadilan kan? Kau mau kita berurusan dengen hukum?" Bisiknya Leon pada Ryu.

"Lalu?" Tanya Ryu cuek.

"Kau menabrak orang, kau ingin aku mengadukan ini pada ayahmu?". Ancam Leon.

" Kau mengancamku Leon?" Tanya Ryu tajam.

"Baiklah...kau boleh tinggal di rumahku,". Sambungnya pada Lucy dan Leon pun tersenyum.

" Bagaimana? Kau bersedia?" Tanya Leon.

"Tinggal di rumah Ryu, aku tidak perlu membayar uang sewa rumah dan bisa tetap bersembunyi dari kakak untuk sementara waktu, ide bagus. Tapi kenapa harus di rumah dia" Batin lucy sambil melihat ke arah Ryu.

Ryu, auranya bahkan membuat Lucy sedikit takut. tak ada kehangatan dalam bicaranya. Sanggupkah Lucy bertahan tinggal di rumah Ryu dengan sikapnya yang seperti itu???

Episodes
1 Malaikat penolongku,
2 Masa Lalu
3 Leon & Ryu
4 Kau harus memanggilku, Tuan muda
5 Nona vanilla...
6 pertandingan basket dan masuk sekolah ?
7 Sahabat terbaik
8 Pria itu bernama Alan,
9 si perusak zona nyaman,
10 Pertengkaran Leon dan Lucy
11 Kalkulus dan sebuah janji
12 I'm Sorry, Leon..
13 tentang perasaan
14 Kunjungan tak terduga
15 Tuan muda yang sakit
16 Aku datang
17 pertemuan tak terduga, Namanya adalah Lisana
18 Awal konspirasi
19 Tipuan Klasik
20 Pelecehan kedua
21 Harga Diri dan Jati Diri yang Baru
22 Acara yang terus berjalan
23 Retaknya persahabatan
24 Awal Study Tour
25 Awal mula bencana
26 Tersesat
27 Jalan Keluar
28 Ucapan Terima Kasih
29 Barang bukti yang hilang
30 Rasa sakit & Titik terang
31 Jalinan Persahabatan
32 Kekhawatiran
33 Pewaris
34 Konfrontasi
35 Setia dan Rasa Sakit
36 Dia terbangun
37 Liz dan Ryu
38 Misunderstanding
39 Kesepakatan
40 Hari Kelulusan
41 Setuju
42 Akuisisi dan Akhir dari sebuah Kesepakatan
43 Selamat Tinggal, Lis.
44 Getaran-getaran Cinta
45 Selamat Tinggal
46 Bangkitlah,
47 Inggris, aku datang
48 Hari Pertunangannya
49 Pertemuan Kedua
50 Runtuh
51 Gemuruh dan Badai
52 Sinar yang temaram
53 Kebenaran
54 Tuan Muda yang Lumpuh
55 Sebuah pertaruhan besar
56 Permintaan yang menyakitkan
57 Akhir dari sebuah perjuangan
58 Final Chapter.
59 Getaran-getaran cinta
60 Malam Pertama yang tertunda
61 Larangan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Malaikat penolongku,
2
Masa Lalu
3
Leon & Ryu
4
Kau harus memanggilku, Tuan muda
5
Nona vanilla...
6
pertandingan basket dan masuk sekolah ?
7
Sahabat terbaik
8
Pria itu bernama Alan,
9
si perusak zona nyaman,
10
Pertengkaran Leon dan Lucy
11
Kalkulus dan sebuah janji
12
I'm Sorry, Leon..
13
tentang perasaan
14
Kunjungan tak terduga
15
Tuan muda yang sakit
16
Aku datang
17
pertemuan tak terduga, Namanya adalah Lisana
18
Awal konspirasi
19
Tipuan Klasik
20
Pelecehan kedua
21
Harga Diri dan Jati Diri yang Baru
22
Acara yang terus berjalan
23
Retaknya persahabatan
24
Awal Study Tour
25
Awal mula bencana
26
Tersesat
27
Jalan Keluar
28
Ucapan Terima Kasih
29
Barang bukti yang hilang
30
Rasa sakit & Titik terang
31
Jalinan Persahabatan
32
Kekhawatiran
33
Pewaris
34
Konfrontasi
35
Setia dan Rasa Sakit
36
Dia terbangun
37
Liz dan Ryu
38
Misunderstanding
39
Kesepakatan
40
Hari Kelulusan
41
Setuju
42
Akuisisi dan Akhir dari sebuah Kesepakatan
43
Selamat Tinggal, Lis.
44
Getaran-getaran Cinta
45
Selamat Tinggal
46
Bangkitlah,
47
Inggris, aku datang
48
Hari Pertunangannya
49
Pertemuan Kedua
50
Runtuh
51
Gemuruh dan Badai
52
Sinar yang temaram
53
Kebenaran
54
Tuan Muda yang Lumpuh
55
Sebuah pertaruhan besar
56
Permintaan yang menyakitkan
57
Akhir dari sebuah perjuangan
58
Final Chapter.
59
Getaran-getaran cinta
60
Malam Pertama yang tertunda
61
Larangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!