Beberapa bulan ini berada di rumah Ryu membuat Lucy mengetahui kebiasaan Tuan mudanya itu.
hobinya membaca novel di handphonenya, dia sangat suka membaca novel pada aplikasi bernama Novel Toon di ponsel atau mengetik sesuatu di laptop miliknya, bahkan dia bisa membaca seharian di ruang kerjanya. Lalu untuk senin dan kamis dia selalu pulang sangat sore karena rapat dengan para Dewan Direksi di sekolahnya.
Malamnya dia mengetik sesuatu sampai tengah malam di meja kerjanya baru pukul 1 atau 2 pagi dia kembali ke kamarnya untuk tidur. Hanya hari minggu dia terlihat lebih santai menjalani aktivitas nya, Lucy bisa melihat Ryu hanya berbaring sambil membaca buku atau melukis di taman belakang rumahnya.
Hari ini sudah seharian Lucy membersihkan rumah Tuan Barunya itu, selesai beres- beres sore ini dia menyempatkan diri jalan-jalan menghirup udara segar di taman dekat kompleks perumahannya toh Tuan Mudanya pergi dan biasanya pulang saat menjelang petang.
Lucu berjalan sambil melihat-lihat sekeliling,
"Wah aku mencium aroma kebebasan, bebas dari kakak yang mengekangku selama ini" katanya senang.
Saat di perjalanan menuju jalanan pinggiran toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan dan pernak pernik dia mulai menjumpai orang-orang yang berlalu lalang, "Wah ramai" pikir Lucy. Dia melihat banyak sekali orang-orang yang berjalan kesana kemari, ada seorang ibu yang menggandeng anaknya, ada seorang pekerja kantoran yang baru pulang kerja, ada beberapa pelajar yang sedang bercengkrama satu dengan yang lainnya.
Lucy lalu melihat ke arah lain dan melihat seorang pemuda membawa banyak barang, sebuah kartu jatuh dari saku bajunya, Lucy berlari ke arahnya dan memungutnya, dia berusaha mengejarnya yang memasuki sebuah toko Kue.
Saat masuk ke dalam Lucy melihat-lihat aneka permen warna-warni dan beragam bentuk di sana.
"Wah, terlihat enak". kata Lucy gembira.
"Ini juga lucu, model kelinci" katanya lagi sambil melihat bentuk lucu dari permen kelinci yang di pajang di rak makanan.
Lucy melihat ada banyak cupcake warna warni berjejer di sana. Aroma roti dan kopi semua sangat menggugah seleranya yang sangat menyukai kue.
"Selamat sore Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang padanya.
Lucy menoleh melihat seorang pemuda yang seumuran dengannya dibalut dengan seragam koki berdiri di sampingnya,
"Nona mau membeli beberapa permen yang lezat ini?" tanyanya lagi,
"Oh..emm...tidak, kurasa aku tidak punya cukup uang untuk membelinya" jawab Lucy jujur.
Lucy teringat kartu yang dijatuhkan pemuda itu, dia yakin sekali pemuda itu menjatuhkannya secara tidak sengaja,"Oh ya, aku kemari karena mengejarmu untuk memberikan ini," terang Lucy.
pemuda itu terkejut, dan mengambilnya.
"Kau dapat ini dari mana?". tanyanya.
"Tadi terjatuh di jalan makanya aku memungutnya untuk mengembalikannya padamu karena kupikir mungkin itu barang yg penting" kata Lucy.
Pemuda itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.
"Ini barang yang penting untukku, terima kasih" sahut pemuda itu.
"Kami punya cake dengan berbagai rasa di sini" terang pemuda itu.
"Oh, ya waw...bentuknya sangat bagus, pasti rasanya juga sangat enak yah". puji Lucy.
sang pemuda hanya tersenyum,
"Kami membuat beberapa kue kering dan cake dengan varian baru, kau boleh mencicipinya dengan gratis" kata pemuda itu lagi,
"Benarkah?" tanya Lucy meyakinan.
"Iya," sahut pemuda itu sambil tersenyum.
pemuda itu mempersilahkan Lucy duduk di kursi pelanggan dan membawakannya beberapa kue kering, cake serta jus strawberry.
"Terima kasih, kau pemuda yang baik" kata Lucy sambil tersenyum.
"Makanlah, jangan sungkan." kata pemuda itu lagi,
Lucy mencoba mencicipi beberapa potong kue yang disajikan, wajahnya sangat ceria, terlihat dia sangat menikmati kudapan yang dia santap sore ini.
"Oh ya bagaimana kue buatanku?". tanya pemuda itu lagi penasaran.
"enak, semuanya sangat enak. Rasanya sangat persis dengan rasa Mama" jawab Lucy dengan penuh haru.
"Mama?".tanya pemuda itu bingung.
Lalu Lucy menjawab,"Vanilla adalah yang terbaik"
"Kenapa?" tanya pemuda itu lagi.
"Ya karena vanilla adalah rasa favoritku," jawab Lucy senang. Dia kembali menyendok cake vanilla ke mulutnya. pemuda itu tersenyum melihat Lucy mencoba cake terbaru buatannya.
"Sudah jam 7 malam, aku harus segera membereskan peralatan di dapur. Kau bisa menikmati cakemu di sini. Nanti akanku bawakan beberapa kue lagi yang baru matang dari oven untukmu" jelas pemuda itu.
"Apa? sudah jam 7 malam? Oh ya aku harus pergi, sebentar lagi menjelang malam aku harus segera pulang. Jika tidak nanti majikanku akan marah," kata Lucy sambil merapikan pakaiannya.
"Majikanmu pemarah?" tanya pemuda itu.
"Ya dia punya tempramen yang buruk, baiklah terima kasih atas makanannya yah Tuan Kartu" kata Lucy sambil terburu-buru pergi dari tempat itu.
"Hei... kau mau aku membungkus kan beberapa kue untukmu agar kau bisa coba di rumah?" tawar pemuda itu.
" Oh tidak perlu, aku sangat terburu-buru. Baiklah aku harus pergi terima kasih atas kudapannya, kau sangat baik dan kuenya sangat enak aku sangat menikmatinya, bye". kata Lucy sambil melambaikan tangan, langkahnya terlihat sangat terburu-buru.
Pemuda itu tersenyum melihat lucy yang melambaikan tangan padanya sambil pergi berlari menjauhi toko cake miliknya,
"Ah bahkan aku belum bertanya namanya" batin pemuda itu.
Pemuda itu melihat kartu yang tadi diserahkan oleh Lucy, itu adalah kartu akses pelajar miliknya, karena terburu-buru membawa barang sehingga tidak sempat memasukannya kembali ke dalam ransel miliknya.
"Kalau tidak ada ini, bisa repot aku" pikirnya.
"ku harap kita bisa bertemu lagi ya, Nona Vanilla." kata pemuda itu sambil memasukan kartu itu ke saku bajunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments