"Ah!" Iloania terkejut melihat seseorang dihadapannya.
Ia menunjuknya, "Kakak polisi?"
Lasius, memandang Iloania dengan aneh. Perasaan rindu menyeruak didadanya. Rasa penasaran itu meningkat. Dan melihat Iloania didepannya membuatnya merasakan perasaan aneh dan cukup asing. Iloania tersenyum cerah.
"Sedang apa kakak disini?" Tanya Iloania menampilkan deretan gigi kecil dan putihnya.
"Apa aku tidak boleh ada disini? Kamu sendiri, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya balik Lasius.
"Eh? Iya juga ya. Ini kan tempat umum." Gumam Iloania.
Ia kembali tersenyum, "Tentu saja aku akan mendaftar di Dragonia Academy."
Lasius mengulum senyuman setipis kertas melihat tingkah Iloania. Tapi tunggu. Mendaftar di Dragonia Academy?
"Dragonia Academy?" Gumam Lasius mendapat anggukan kepala semangat dari Iloania.
"Iya, Dragonia Academy. Kudengar pendaftaran kembali dibuka. Dan aku memutuskan ikut. Ah, jangan-jangan kakak polisi ingin mendaftar di Dragonia Academy juga ya?" Tanya Iloania.
Lasius bergumam samar, "Hm."
Iloania berbinar. "Benarkah? Wah, itu akan menyenangkan. Ngomong-ngomong apa kakak disini sendirian?"
"Hm." Gumam Lasius.
"Kalau begitu apa kakak mau berkeliling denganku? Disana masih sangat ramai. Dan menunggu disana saja terasa membosankan dan lama." Kata Iloania dengan wajah murung.
Lasius menahan senyumnya saat mendengar suara dan wajah Iloania yang menurutnya menggemaskan dan bergumam, "Baik."
Iloania mendongak dan tersenyum lebar. "Kalau begitu ayo."
Lasius berbohong. Ia tidaklah sendiri. Ia bersama dengan Zalion. Namun asistennya itu tengah mengurus sesuatu. Hanya saja, rasanya ia tak bisa menolak ajakan jalan bersama itu.
Diperjalanan, Lasius membuka suaranya. "Setelah kejadian dikota Andes. Kemana kamu pergi?"
"Waktu itu? Hm, aku memulihkan diri. Jadi aku mengurung diri dan tidur didalam barrier selama sebulan." Jawab Iloania.
"Tanpa makan dan minum?" Tanya Lasius.
Iloania mengangguk membuat pemuda pemilik manik ungu itu bergumam. "Astaga~"
"Kalau kakak kemana?" Tanya Iloania.
"Tidak kemanapun."
"Apa elemenmu?" Tanya Lasius.
Iloania melipat jari tangan kanannya. Menyisakan jari telunjuk dan jari tengahnya. Menyimbolkan 2 jenis elemen.
"Angin dan api."
Lasius mengernyit, "Hanya itu?"
"Ya."
"Lantas sihir apa yang kamu gunakan terakhir kali?" Tanya Lasius seakan tengah menginterogasi Iloania.
"Sa, itu bukan sihir milikku. Tapi milik binatang sihirku~" kata Iloania.
Lasius nampak terkejut, "Bagaimana kamu bisa mengendalikan sihir itu seperti sihirmu sendiri?" Tanyanya.
Iloania mengedikkan bahunya. "Itu terjadi begitu saja. Benar kan, Vleia?"
Cincin dijari manisnya memendar. Membuat Lasius menatapnya. Sampai sebuah suara terdengar diindra pendengarannya. Suara itu berat namun halus. Membuat Lasius tertegun saat mendengar rentetan kata yang diucapkan oleh binatang sihir milik Iloania.
"Hm, hey manusia? Kau cukup kuat bukan?"
"Hm?" Gumam Lasius samar.
Iloania menatap cincinnya dan menatap pada Lasius bergantian, "Wow~ Pertama kalinya Vleia mau berbicara pada orang lain. Sa, kakak pasti sangat kuat bukan?"
"Mungkin." Gumam Lasius.
"Cih~ Sombong sekali. Manusia sepertimu memang menyebalkan. Ilo, jangan dekat-dekat dengannya."
Lasius mengernyit. "Kau adalah binatang iblis yang tak sopan. Bagaimana kau memanggil kontraktormu dengan namanya saja."
Suara Vleia kembali terdengar ditelinga Lasius, "Itu tidak ada hubungannya denganmu."
"Jelek."
"Apa katamu?!"
Lasius mengedik, "Jelek~ Kupikir semua binatang sihir takut padamu karena kamu terlalu jelek."
Vleia berteriak dengan marah. "Ilo, aku akan menghabisinya!"
Iloania sendiri mengatupkan bibirnya dan menutupnya menggunakan tangan kanannya. Bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar. Mengikuti matanya yang menyipit menyerupai bulan. Badannya sedikit gemetar sebelum ia bisa mengendalikan dirinya untuk tidak tertawa dan hanya melepas kekehan kecil.
"Haha, kalian berdua sangat lucu. Yah, baiklah. Nampaknya kalian berdua bisa menjadi akrab~" kata Iloania.
"Tidak mungkin!"
"Tidak mungkin!"
Iloania tersenyum geli, "Aa~ Bahkan sepertinya kalian lebih cocok daripada yang aku bayangkan."
"Itu tidak akan terjadi." Kata Lasius dengan nada datar.
Vleia menimpali, "Lebih baik aku tidur. Berhati-hatilah, Ilo. Dia mungkin seorang pencuri. Lihat dandanannya, hitam-hitam dan bahkan memakai jubah."
"Pftt!"
Tawa Iloania hampir meledak. Sementara Lasius menatap tajam cincin dijemari Iloania sembari merapalkan kata-kata hinaan dan cacian pada Vleia yang menghinanya. Ah, bahkan dirinya saja tak pernah melihat bagaimana rupa dari binatang sihir milik Iloania. Namun ia memiliki firasat yang mengatakan bahwa binatang sihir milik Iloania itu kuat. Dan bahkan memiliki jenis sihir yang berbeda.
"Silakan beli satenya~"
Mendengar kata sate, Iloania mengalihkan tatapannya pada jajaran kios penjual makanan dan barang-barang. Iloania memekik pelan dengan senang dan tanpa aba-aba menarik tangan Lasius menuju penjual sate.
Lasius yang ditarik tiba-tiba hanya bisa menatap tangannya yang digenggam tangan yang lebih mungil. Mungkin Lasius bisa saja langsung melepasnya. Karena jujur, Lasius selama ini tak pernah melakukan kontak fisik dengan perempuan manapun selain ibunya. Namun Lasius tak menampik, bahwa perasaan ini terasa nyaman. Hingga ia mengeratkan genggaman tangannya pada Iloania.
Ia mengulas senyuman setipis kertas. "Sangat pas."
...***...
Iloania berhenti didepan kios penjual sate dan menatap binar pada jajaran sate didepannya yang nampak lezat dan menggugah rasa. "Bibi, berapa harga untuk satu tusuknya?"
Penjual itu sempat tertegun melihat Iloania dan Lasius. Iloania yang cantik bak dewi dan Lasius yang rupawan bak pangeran dinegeri dongeng namun berwajah dingin dan penuh aura yang berkharisma.
Dengan gugup bibi itu menjawab, "S-Satu tusuk 5 koin perak nona."
"Kalau begitu aku pesan 20 tusuk bibi~" Kata Iloania.
Lasius menatapnya. "Apa kamu mampu menghabiskannya?"
"Tentu saja. Lagipula aku kan tidak sendirian. Aku juga membelikannya untuk temanku." Kata Iloania.
Lasius mengernyit, "Siapa temanmu?"
Iloania tersenyum lebar. "Namanya Jissiana, dia sudah seperti kakak perempuanku sendiri. Nanti akan kukenalkan padamu."
Wajah Lasius yang semula sedikit menghitam kembali melembut tanpa sadar. Sepertinya ada yang salah dengan dirinya. Mendengar gadis itu bersama temannya, ia kira itu laki-laki. Dan membayangkannya, membuat ia sedikit kesal.
"20 tusuk ya bibi~" Iloania kembali berujar dengan senyuman cerah.
Bibi penjual yang sejak tadi menyimak pasangan itu tersenyum kaku dan membuatkan pesanan Iloania.
Beberap waktu berlalu, 20 tusuk sate didalam kantung kertas diulurkan. Ketika hendak menerimanya, Iloania baru sadar jika tangannya masih bertautan dengan tangan Lasius yang besar dan hangat. Iloania menatap Lasius.
"Tanganku?" Ucap Iloania membuat Lasius bergerak mengambil uang dikalung dimensinya dan menyerahkannya pada bibi penjual.
Tangan kananya meraih pesanan Iloania dan menggandeng Iloania pergi dari sana. Menyisakan orang-orang yang menatap keduanya dengan kagum.
Iloania bertanya, "Itu kan pesananku. Kenapa kakak yang membayarnya? Aku akan menggantinya."
"Tidak."
"Kenapa?" Tanya Iloania lagi.
Lasius melirik Iloania sekilas. "Tidak ada."
"Kapan kakak akan melepaskan tanganku?"
Iloania menggerakkan tangannya kedepan dan belakang. Mengayunkan juga lengan Lasius layaknya anak kecil.
Lasius menjawab dengan asal, "Nanti kamu tertinggal."
"Ohh~" Gumam Iloania.
"Cih~ Pembohong." Suara Vleia terdengar jelas membuat Lasius menatap sengit cincin Iloania.
Sementara sang pemilik memiringkan kepalanya dengan bingung. "Pembohong? Siapa?"
"Serangga kecil yang menempel dipakaianmu, Ilo."
Jawaban Vleia membuat Iloania dengan segera mengecek pakaiannya. Tidak ada serangga apapun. Sementara Lasius mengeratkan rahangnya dengan perempatan imajiner didahinya. Merasakan perasaan jengkel terhadap binatang sihir milik Iloania itu.
"Kami tidak akan pernah akur ! " Batin Lasius.
"Kakak.." Panggilan Iloania membuat Lasius menoleh.
Dia bergumam samar, "Hm?"
"Siapa nama kakak?" Tanyanya.
Lasius menatap Iloania sesaat sebelum memisahkan belahan bibir kissablenya. "Lasius Valletryern."
Jawaban Lasius membuat Iloania sedikit melebarkan matanya.
"Dia.. Lasius Valletryern. Yang diceritakan orang-orang itu? " Batin Iloania.
Disisi lain, Zalion yang barusaja keluar dari sebuah toko dengan barang-barang ditangannya, menoleh ke kanan dan kekiri, tetapi tak menemukan keberadaan Lasius untuk membantunya mengambil barang-barang ditangannya.
"Dimana dia?"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Last Udate:
12/05/2021
Jangan lupa beri dukungan tiap sudah membaca chapter~
Makasih banyak...
@LuminaLux
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
hoomano1D
njutz
2022-01-18
1
hoomano1D
ciee.. cieee...
2022-01-18
1