Jissiana nampak gelisah. Ia duduk bersebrangan dengan Siel sembari menanti kedatangan Iloania. Jemarinya yang sedikit berisi bergerak gelisah diatas meja kayu yang cukup usang. Sudah seminggu berlalu sejak hari pertama mereka mengambil misi dan Iloania belum sekalipun kembali untuk sekedar beristirahat.
"Ugh~ Dimana Ilo?" Gumam Jissiana.
Disisi lain, Siel juga nampak cemas. Ia merasa sedikit bersalah tak cukup baik menghentikan tindakan Iloania yang ingin mengambil misi yang sangat berbahaya itu. Sekarang Iloania belum kembali, pikiran Siel menuju kemungkinan terburuk. Apakah Iloania terbunuh? Atau terluka parah dan mati perlahan?
Ah! Siel sungguh cemas.
Ia membuka bibirnya. "Nona, sebenarnya ad-"
Ucapan Siel terpotong oleh sapaan Iloania yang tiba-tiba duduk diantara mereka. "Sedang apa?"
"ILO!" Pekik Jissiana saat melihat Iloania duduk disampingnya.
Iloania memasang senyuman cerah. Penampilannya rapih. Tak lagi menggunakan gaun yang ternoda darah. Kini, Iloania mengenakan dress setengah paha berwarna merah muda. Tanpa lengan dan berkerah tinggi setengah leher dan dilengkapi dengan syal semi transparan berwarna merah sampai lutut. Dipergelangan tangannya, masing-masing melingkar gelang perak berukiran indah. Ia mengenakan set yang ia simpan di cincin dimensinya.
Siel menunjuk Iloania. "N-Nona! Nona selamat?!"
"Eh?" Beo Jissiana.
Iloania terkekeh pelan kemudian mengeluarkan inti hati yang didapatkannya. Jissiana dan Siel terpana melihat inti hati yang begitu bulat dan mengkilap. Benar-benar berkualitas tinggi!
Siel menerima inti hati itu. "I-Ini! Ini luar biasa! Ini inti hati ini sangat berkualitas. Darimana nona mendapatkannya?"
"Salah satu misi." Jawab Iloania membuat Siel mengangakan mulutnya.
"Apa?!" Kaget Siel.
"B-Bagaimana dengan misi yang lainnya?" Tanya Siel kemudian.
Iloania kembali mengeluarkan sesuatu dari cincin dimensinya. Sebuah benda berbentuk bundar seukuran inti hati berwarna putih kebiruan yang memancarkan cahaya samar yang hangat. Siel dan Jissiana kembali terpana. Dengan cepat menyadari apa itu, Siel terlonjak.
"Mutiara roh air tingkat atas!"
Jissiana yang tak mengetahuinya menolehkan kepalanya dan bertanya pada Siel. "Apa itu?"
"Mutiara Roh Air adalah salah satu dari barang yang paling langka dan diminati didunia penyihir. Mutiara ini menyimpan energi sihir yang kuat dan digunakan sebagai bahan utama senjata sihir. Entah itu pedang, tombak atau apapun itu." Jelas Siel.
Jissiana berbinar. "Woww~ Darimana kamu mendapatkannya Ilo?"
Iloania tersenyum kecil. "Seorang teman memberikannya padaku."
Iloania mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Sejak ia menangis dan memeluk Sie, gadis roh itu mendapatkan kembali kesadarannya. Meminta maaf padanya dan menceritakan bahwa dirinya adalah gadis roh yang sama. Sie adalah putri dari Raja dan Ratu suku roh air. Secara teknis, ia adalah seorang putri. Dan selepas orangtuanya meninggal, ia justru jatuh cinta pada manusia saat ia hampir menyerah dalam hidupnya.
Namun perjalanan cintanya sama sekali tidak mudah. Statusnya yang adalah roh air dan kekasihnya yang adalah manusia membuat jurang besar dan dalam. Manusia belum mengerti sihir saat itu. Itu sudah ratusan tahun yang lalu saat kerajaan dipimpin pria bernama Estare. Sementara orang-orang mulai tahu sihir, ketika masa pemerintahan Ratu Quillia. 200 tahun yang lalu. Ketika itu manusia menganggap sihir dan segala yang berhubungan dengannya sebagai iblis. Faktanya, Roh, binatang sihir, bayangan dan Iblis sangat-sangat berbeda. Mereka bukan jenis yang sama.
Karena menganggap Sie sebagai iblis, mereka membunuhnya dengan menggunakan kelemahannya. Api yang menyala-nyala. Membuatnya harus mengalami kematian. Sayangnya, kematian itu tidaklah lama. Ketika ia terlahir kembali dengan jiwanya yang terjebak didanau Michia. Namun, kesadarannya seakan terpecah. Ia tak bisa mengendalikan dirinya. Ketika ia ingin marah, ia akan mengamuk. Dan ketika ia ingin sedih, ia bahkan seperti orang putus asa. Lama kelamaan ia kehilangan ingatannya. Kehilangan jati dirinya sendiri setelah ratusan tahun terjebak disana.
Ketika Sie melihat ketulusan Iloania, hati terdalamnya tersentuh. Ia mengingat siapa dirinya dan kehilangan kebenciannya pada manusia. Karena tak selamanya manusia itu jahat. Dan tak selamanya juga ia akan terjebak dan kehilangan jati dirinya sendiri. Hari itu Sie sadar dan kembali bersikap selayaknya dirinya. Mengobrol banyak hal pada Iloania selama 4 hari lamanya. Melakukan banyak hal bersama dan menikmati waktu yang cukup singkat itu sebelum Sie akan kembali kekerajaan Roh Air dan mengambil haknya.
Diakhir pertemuan, Sie menyerahkan mutiara roh miliknya pada Iloania. Mutiara roh itu adalah inti kekuatannya. Selama mutiara roh itu ada, maka Sie akan tetap memiliki kekuatannya. Dan ia memberikan itu pada Iloania sebagai tanpa terima kasih. Dan mengatakan pada Iloania bahwa dirinya dan suku roh air akan selalu siap membantu Iloania kapanpun dan dimanapun itu ketika Iloania menunjukkan mutiara roh itu.
Siel menatap tak percaya. "Ah! Siapa teman itu? Sampai rela memberikan barang berharga seperti ini? Apakah nona akan menjualnya. Nona bisa mendapatkan 1 juta koin emas untuk ini."
Iloania lagi-lagi terkekeh pelan dan menggeleng. "Tidak, ini juga berharga untukku. Ini dari temanku."
"Sayang sekali. Tapi baiklah, nona hanya akan menjual inti hati ini?" Tanya Siel membuat Iloania mengangguk.
Pria itu nampak merogoh sesuatu dari laci dan memberikannya pada Iloania. Sebuah kantung uang dimensi. "50.000 koin emas, tidak kurang."
"Terima kasih, paman~" Riang Iloania sembari menerima kantung itu.
Siel menatap Iloania, "Kurasa kekuatannya mengerikan. Hah, anak yang luar biasa. Semoga apapun tujuanmu tercapai. "
"50.000 koin emas? Ilo, misi apa yang kamu ambil?!" Tanya Jissiana.
Iloania tersenyum kecil. "Ma, maafkan aku. Aku mengambil misi tanpa level. Tapi tidak apa, buktinya aku bisa menyelesaikannya meskipun aku tak bisa menjual mutiara roh ini. Tapi uang ini kita bagi 2, sembari menunggu memulihkan diri untuk mengumpulkan lagi. 3 minggu lagi kita akan berangkat kan? Ayolah, jangan marah, ya? Aku akan membelikanmu kue bulan.."
Dan Jissiana kehilangan kata-katanya mendengar perkataan Iloania.
...***...
3 minggu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa, 3 minggu pula telah dilewati Iloania dan Jissiana. Kini, mereka berdua telah menginjakkan kaki disebuah kota didistrik 7. Kota Shie, tempat dimana Dragonia Academy berada. Kota yang ramai dan padat. Beberapa penyihir nampak menggunakan kekuatan mereka untuk membantu penduduk biasa. Mengangkat pohon tumbang dengan sihir angin, menggali lubang dengan elemen tanah, memadamkan api dengan elemen air dan menyembuhkan orang sakit dengan elemen penyembuhan. Semua terlihat mudah dan tenang.
Iloania dan Jissiana menatap sekelilingnya kagum. Banyak penyihir muda yang berlalu lalang dan nampak membeli barang dibeberapa toko. Mereka sepertinya adalah pendaftar Dragonia Academy. Tak lama mereka bersama-sama menuju bangunan yang berdiri ditengah kota. Bangunan itu terlihat seperti gereja tanpa dinding dan hanya menyisakan pilar. Dengan pilar berjumlah ganjil ditangah bangunan dan memancarkan cahaya remang.
Itu adalah sebuah portal. Hal yang diciptakan oleh penyihir khusus, Penyihir Perak. Yakni penyihir yang memiliki kemampuan teleportasi dan menciptakan ruang dimensi dibenda aksesoris.
Portal itu adalah pintu masuk yang menghubungkan dunia luar dengan Dragonia Academy. Dragonia Academy sebenarnya ada disebuah tempat terpencil dan dikelilingi barrier seluas 10 km yang menyembunyikan keberadaan Dragonia Academy.
"Wahh! Sangat ramai~" Gumam Iloania.
Jissiana menarik Iloania menuju portal yang dikelilingi banyak orang yang juga tengah mendaftar. "Jie, lebih baik kita menunggu saja. Lebih baik kita duduk-duduk dulu, nanti baru kembali sebelum sore."
Jissiana menganggukkan kepalanya. "Benar juga."
"Kamu akan pergi? Aku akan duduk dibawah pohon itu saja. Aku terlalu lelah untuk berjalan-jalan. Tapi aku tahu kamu mau berkeliling kan?"
Pertanyaan Jissiana membuat Iloania tertawa. "Haha, Jie sangat mengenalku. Aku pergi sebentar ya. Jangan kemana-mana, aku akan membawakanmu sate~"
"Baik-baik. Jangan pergi jauh-jauh, kalau kamu tersesat, aku yang kerepotan." Peringat Jissiana dengan candaan.
Iloania tersenyum. "Iya~"
Langkah kaki Iloania membawanya menyusuri jalanan yang ramai. Orang-orang berlalu lalang dengan kegiatan dan tujuan masing-masing. Iloania sendiri tak lepas menyunggingkan senyuman diwajah ayunya. Memuatnya menjadi perhatian karena wajah cantiknya.
Ditengah acara mengagumi kota, ia tak sengaja menabrak sesuatu. Membuatnya mendongak dan mendapati seseorang berdiri dihadapannya.
"Ah!" Kaget Iloania.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Last Udate:
11/05/2021
Jangan lupa beri dukungan tiap sudah membaca chapter~
Makasih banyak...
@LuminaLux
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments