"Heh, baiklah aku akan mempercayaimu kelihatannya juga kau bukan orang biasa dan mampu melindunginya, kumohon padamu jangan sakiti dia. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa membuka hatinya."
Mendengar perkataan Rose, Zhafran tidak tahu harus berekasi seperti apa. Dia tahu makna cinta bagi sesama keluarga tapi tidak pernah terpikir sekalipun dibenaknya untuk mencintai seorang wanita. Cinta bukanlah landasan utama suatu pernikahan, ketika kita menikah tak sekedar menerima baik dan buruknya pasangan tapi juga menyatu antara dua menjadi satu. Dia sudah banyak membaca buku dan mencari tahu sebelum dia memutuskan menikahinya.
Yang dia tahu hanya ingin menjadi orang yang bisa di andalkan bagi istrinya, melihat senyum manis bahagia istrinya memberi warna baru untuknya.
Rose yang melihat senyuman hangat sahabatnya menjadi sangat yakin bahwa dia telah jatuh cinta pada suaminya tapi dari keduanya sepertinya tidak ada yang menyadari hal ini. Dia tahu Daisy sudah menggembok hatinya dengan cukup lama bukannya tidak bisa peka dengan perasaannya sendiri tapi dia takut terluka lagi.
"Kalian kok tegang banget, kepanasan yah ? kita pulang aja yuk," ucap Daisy sambil memberikan air pada sahabatnya.
"Kalian bawa mobil kan ? antarin aku yah."
Di sepanjang perjalanan hanya Rose yang paling banyak bicara tidak karuan, Zhafran tidak membencinya karena Rose adalah sahabat sejati Daisy dan bisa membuat Daisy memasang senyuman semanis itu.
Selesai mengantar Rose mereka kembali kerumah dan suasana menjadi sunyi kembali.
"Andai aku bisa seperti mu Rose, saat berdua dengan Zhafran rasanya selalu dingin apalagi kalau dia cuma diam membisu, gumamnya dalam hati sambil melihat tetesan hujan dari kaca mobil.
Zhafran yang sadar kalau Daisy mulai merasa dingin pun berkata," tangan mu sini," Zhafran mengulurkan tangan kirinya, Daisy yang mengerti maksud suaminya langsung memegang tangannya dan Zhafran meremasnya dengan kuat tapi juga terasa lembut.
Sesampainya dirumah.
"Daisy, beberapa hari aku akan sibuk dan keluar negri untuk urusan pekerjaan."
"Hemmm."
Melihat raut wajah istrinya berubah, Zhafran langsung mendekat dan memeluknya lalu berbisik," hanya sebentar, kamu baik-baiklah dirumah dan jangan nakal."
"Ya, baiklah. Apa kau lapar ? aku akan membuat makan malam untuk kita."
"Ya aku lapar."
"Kau bisa menunggu di ruang kerjamu, kalau sudah siap aku akan memanggilmu."
Diruang kerja pribadi Zhafran sedang berbicara dengan seseorang di telpon.
"Tuan tidak ada tiket untuk jam 6 pagi, jadi saya akan menyiapkan private jet."
"Bagus."
"Tuan...."
"Apa lagi ?"
"Saya hanya mau memastikan apa tuan baik-baik saja ?"
"Ya."
Mengerti dengan maksud tuannya akhirnya mereka menyudahi panggilan tersebut.
Terdengar suara Daisy memanggil Zhafran untuk makan malam.
Seperti biasa suasana senyap dan Zhafran melakukan pekerjaan rumahnya yaitu mencuci piring, seperti sudah menjadi jadwal rutin baginya.
Keduanya kembali kerutinitas masing-masing dan sudah mandi lalu bersiap untuk tidur, saat dikamar Zhafran mulai membuka topik pembicaraan."
"Aku berangkat jam 6 pagi, kau tidak usah bangun untuk menyiapkan barangku, bibi akan mengaturnya."
Dia pasti sudah capek jadi membiarkannya tidur tanpa terganggu lebih baik.
"Baiklah."
Kan aku istrinya, rasanya aneh kalau tidak melihat suaminya sendiri pergi kerja dan tidak akan bertemu untik beberapa hari, dasar Zhafran gak peka.
"Kemarilah," membuka pelukannya dengan maksud menyuruh Daisy bersandar padanya," Daisy bersandar pada tubuh Zhafran yang berotot dan berisi, aromanya yang khas bisa memabukkan orang di sekitarnya," Daisy," ucap Zhafran memanggilnya dengan pelan.
"Hemm?"
"Apa kau mengharapkan cinta dariku ?"
Butuh beberapa menit menjawab pertanyaan Zhafran.
"Kenapa ?"
"Aku takut kalau kamu mengharapkan cinta dariku tapi aku..."
"Zhafran...." seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, aku gak mengharapkan apapun darimu. Hanya dengan selalu bersamaku saja bisa membuatku bahagia."
"Syukurlah aku lega, karna aku tidak punya waktu untuk memberikan cinta. Bagiku pernikahan kita saja sudah cukup, maafkan aku Daisy aku tidak pernah memikirkan cinta sejauh ini."
"Bagus aku juga gak mengharapkan cintamu."
Zhafran bodoh setelah semua perhatian yang kau berikan kau bilang tidak mencintaiku..bodoh..
Ada perasaan aneh yang muncul di hati Zhafran saat Daisy mengatakan tidak mengharapkan cinta darinya, seperti ribuan jarum menembus kulitnya sampi ke jantung. Dia mengharapkan jawaban itu dari Daisy tapi ketika perkataan itu dilontarkan, dia mulai merasa tersesat.
"Tidurlah, besok kau kerja," mengelus rambut Daisy dengan lembut dan hati-hati.
Melihat Daisy tertidur pulas membuat rasa lelah di tubuh Zhafran menghilang, dengan pelan dia mencium keningnya dan menyebut namanya berkali-kali sambil memandang wajah pulas istrinya.
Kenapa kau bisa secantik ini, lihat bibir mungilmu itu sangat lucu, membuatku ingin mengunyah dan memakannya. Tangan Zhafran terus menyusuri lekukan tubuh istrinya, walaupun terlapiskan kain tapi dia bisa merasakan kulitnya.
"Selamat malam istriku mimpi yang indah," mengecup pelan bibir istrinya dan merekapun tidur bersama dengan posisi Zhafran memeluk Daisy dari belakang.
Ke esokan harinya.
Di Pesawat sebelum lepas landas Zhafran memerintahkan Ran untuk tinggal menjaga perusahaan dan memerintahkannya untuk mengawasi istrinya.
Paginya Daisy bangun tapi suasana menjadi lebih sepi, biasanya ada Zhafran yang sudah menunggunya dan dia tengah sibuk untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya.
-
-
Daisy kembali berkutit dengan pekerjaannya dikantor padahal hari sudah mulai siang sudah seharusnya dia istirahat dan makan siang.
"Des, ayo makan entar kamu sakit loh," ajak Diana.
"Ayok Des bareng, jangan dipaksain toh tinggal sedikit lagi selesai kan," sambung Randy.
"Duluan aja, nanggung nih," jawab Daisy tanpa memandang wajah rekan kerjanya.
Sesorang yang tidak asing datang mendekat.
"Ny. Zhafran sudah saat nya makan siang."
"Eeeh...iya ?"
"Sudah waktunya makan siang, apa Ny.Zhafran tidak memperhatikan ponselnya dari tadi ?"
Daisy langsung mengambil ponselnya dari tas dan ada banyak panggilan dari Zhafran, diapun langsung menelpon balik tapi Zhafran tidak menjawab.
"Nyonya, Tuan sedang rapat mungkin tidak bisa menjawab telpon anda."
"Mari makan siang bersama."
Entah kenapa Daisy tidak bisa menolak ajakan dari Ran, mungkin karna tatapan matanya yang sedikit mirip dengan Zhafran.
Sesuai permintaan Daisy akhirnya mereka berdua makan di kantin perusahaan.
Banyak mata yang mengarah pada mereka berdua lalu Diana dan Randy datang menghampiri Ran dan Daisy mereka duduk bersama.
Diana salah satu staf Dep. Bisnis dengan sifat yang ceria dan mudah bergaul dengan siapapun. Biasanya tidak ada yang berani menyapa si kembar Ran dan Ren tapi dengan mudahnya dia menghampiri asisten bos dengan santuy.
"Wah baru kali ini saya melihat Nona Ran ikut bergabung dan makan di kantin," ucap Diana sambil menyeruput teh kotak yang dia pegang.
"Kebetulan saya senggang," jawab Ran dengan sopan.
Mulai hening.....
Suara Diana yang berisik mulai memecah keheningan, " huft susah ya jaman sekarang cari cowo yang setia."
Randy dengan spontan menjawab," coba deh kamu cari cowo yang jomblonya 4 tahun pasti orangnya setia."
"Tau dari mana kalau cowo gitu setia ?"
"Ya iyalah dia setia, bayangin aja jomblonya 4 tahun, nyari pacar aja susah gimana mau selingkuh coba."
Keduanya pun akhirnya tertawa dan melanjutkan obrolan garing mereka. Daisy yang tadinya serius mendengarkan, terkekeh pelan mengingat dirinya dulu berada di posisi 4 tahun yang lalu.
Ran hanya menyimak sambil memperhatikan Daisy, bertanya - tanya , apa yang spesial dari wanita ini. Mengingat dia hanya gadis biasa yang 4 tahun lalu membuat masalah dengan Tuannya.
Ada apa sih 4 tahun yang lalu ?...
Bersambung.
Selamat membaca jangan lupa tinggalkan Vote, Like dan Komen nya + Klik ❤ Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Elsa Naila
jd tmbh penasaran aja nih
2021-10-17
1
Ana Wulandari
RAN ma ren itu cewe pa cwo si..
2021-04-19
2
Listrayani
bb
2020-10-29
1