My Boss My Hubby
Karna kasihan dan ingin sahabatnya bisa merasakan hubungan asmara lagi akhirnya Rose mengatur kencan buta untuk sahabatnya yang sudah menyendiri selama 4 tahun lamanya. Daisy juga tidak mampu menolak rayuan sahabatnya tersebut.
Rose mengirim pesan pada Daisy beberapa jam sebelum dia kencan buta.
"My Honey Daisy jangan sampai telat malam ini, kamu juga harus dandan yang cantik."
"Siap laksanakan, sudah jangan khawatir, aku kan jadi gugup. Aku bersiap dulu, bye."
Daisy tiba di Restoral Hotel Atson yang terkenal mewah dan bergengsi. Sejujurnya dia gugup tapi bisa mengatur emosinya, pertama kalinya juga dia mengikuti yang namanya kencan buta.
Daisy sama sekali tidak tau identitas pasangannya malam ini, dia pun tidak bergitu berkespetasi tinggi.
Tidak lama kemudian seorang lelaki tinggi berpakaian sopan dan berwajah tampan datang menghampirinya
"Selamat malam Daisy, saya Zhafran."
Spontan Daisy langsung berdiri dan ikut mengulurkan tangannya bersalaman dengan lelaki itu. Daisy berusaha mengontrol ekspresi kekagumannya saat menatap wajah lelaki itu. Dia merasakan sentuhan dingin dari genggaman tangan lelaki itu.
*Tangannya h*angat, batin Zhafran.
"Selamat malam Zhafran, silahkan duduk."
"Apa kau sudah sampai dari tadi ? maaf karena sudah terlambat."
"Nggak juga kok belum berapa menit aku sampai, lalu Zhafran datang."
Sambil meminum segelas anggur mereka berbincang singkat, terasa sekali kalau lelaki itu masih sangat kaku saat mengobrol dan banyak menggunakan bahasa yang formal, tapi Daisy hanya memakluminya dengan positif. Daisy suka dengan lelaki yang sopan dan ramah.
Setelah mengobrol singkat keduanya mulai bertukar nomor Whatsapp, Zhafran melihat foto profile Daisy yang bergambar binatang berkaki 4 dan bewarna kuning, di profilenya ada nama Love Pikachu, melihat profile itu dia terkekeh merasa lucu dan imut.
Tidak lama kemudian keduanya memutuskan untuk mengakhiri percakapan mereka malam ini dan kembali pulang kerumah.
Daisy melangkahkan kakinya untuk keluar mencari taksi, sedikit berharap kalau saja Zhafran akan mengantarnya pulang, tapi apa mau di kata toh ini hanya kencan buta yang belum jelas arahnya. Jadi dia tidak menganggap kencan buta ini dengan serius.
Sesampainya di rumah Daisy langsung mencuci muka dan menggosok giginya tidak lupa mengganti pakaiannya dengan piyama lucu bewarna pink.
Sudah menjadi kegiatan rutin baginya setiap malam menatap indahnya bulan dan bintang di langit dari balik jendela, Daisy menengadahkan wajahnya ke langit sambil menikmati teh hangat yang dia pegang dengan kedua tangannya.
Sebelumnya dia pernah mencoba untuk membuka hati dan membiarkan seorang lelaki untuk mendekatinya tapi tidak ada satupun yang pernah serius ataupun berhasil kecuali seseorang dari masa lalunya.
Sudah beberapa hari tapi tidak ada kabar dari lelaki yang bernama Zhafran itu, memang mustahil untuk lelaki setampan dia akan menyukaiku.
Suara Hp Daisy berbunyi, dia pun tersadar dari lamunannya. Ternyata lelaki yang baru saja dia pikirkanlah yang menelpon.
Daisy menjawab panggilan telpon tersebut dengan sopan dan lembut. Tidak banyak percakapan diantara keduanya. Hanya ajakan si lelaki itu untuk bertemu pada pukul 08.00 malam ini di Restoran Mr.Crab. Daisypun dengan hati gembira menyetujui ajakan lelaki itu.
Kenapa aku menjadi segembira ini menerima ajakan darinya sih. Apakah dia juga sengaja mengajakku kesana karena tahu kalau aku suka seafod apa mungkin dia masih ingat obrolan kita lima hari yang lalu.
Setelah pembicaraan telpon berakhir, Daisy dengan sigap membuka lemari bajunya mulai memilah pakaian mana yang akan dia kenakan nanti.
Dia tidak menduga akan ada kencan selanjutnya dengan lelaki yang sama. Muncullah sedikit harapan dengan keraguan di dalam hatinya.
Malam pun tiba, ditatapnya cermin terlihat pantulan dirinya mengenakan gaun merah dengan aksesoris sederhana agar terkesan anggun dan cantik tidak lupa make up simple dengan tatanan rambut yang rapi panjang terurai sebahu membuat tampilannya semakin enak dipandang mata.
Daisy tiba di Restoran tapi kali ini Zhafran sudah duduk menunggunya duluan lalu mata mereka saling bertatapan dan keduanya menjadi salah tingkah.
Dengan sigap Zhafran berdiri lalu menarik kursi untuk mempersilahkan Daisy duduk.
Keduanya saling membalas pujian pada penampilan masing - masing.
"Malam ini kau sangat cantik."
"Terima kasih."
Ya Tuhan ini kali pertama seorang pria tampan sesopan ini padaku, siapa yang tahan dengan tatapan mata yang menggoda itu. Sedikit pujian saja sudah membuatku salah tingkah.
Daisy sadar kalau seharusnya dia tidak berharap banyak pada kencan buta, dia mulai merasa pertemuan kedua terlalu sunyi dan tidak banyak pembicaraan, akhirnya tampak mulai berhati-hati takutnya ada kesan yang memalukan.
Makan malam telah berakhir. Lalu Zhafran memberanikan diri mengajak Daisy berjalan - jalan menikmati indahnya malam. Tanpa ragu Daisy menerimanya.
Keduanya bergandengan tangan melewati Danau Bulan salah satu spot terkenal dan konon kabarnya banyak orang yang menyatakan perasaannya di danau ini, keinginannya akan menjadi kenyataan, misalnya menjadi pasangan kekasih ataupun pernikahan.
"Daisy maaf kalau lancang, tapi apakah kamu berminat dengan pernikahan? jujur saja aku ingin menikah makanya mengikuti kencan buta ini." Tanpa ragu Zhafran memulai obrolan seriusnya.
Daisy terdiam sejenak lalu dia menjawab," tentu saja aku berminat dan ingin menikah. Tapi apa Zhafran yakin akan menikahi seseorang melalui kencan buta?"
Zhafran tersenyum tipis dan berkata," Saya yakin. Jadi apakah Daisy mau menikah dengan saya?"
Daisy lalu tertawa pelan, dia pikir Zhafran hanya bercanda," Hahaha tentu saja aku mau."
Zhafran menghentikan langkahnya sambil menatap mata Daisy lalu berkata," saya serius. Menikahlah dengan saya Daisy."
"Menikah?" Daisy masih syok dengan lamaran mendadak itu, tangannya gemetar, jantungnya berdegup kencang tidak karuan lalu mencubit pahanya memastikan dia tidak bermimpi, jadi dalam diam dia menatap mata lelaki itu dengan serius.
Lelaki di depannya punya paras yang tampan, kedua alisnya terlihat tegas dan tebal, tatapan tajam matanya akan membuat semua hati wanita memanas siapa yang menyangka lelaki yang terlihat sempurna itu akan melamarnya hanya dengan pertemuan singkat. Ekspresi dan sikap Zhafran sangat serius tidak terlihat seperti berbohong.
Lelaki itu mendekatkan diri ke tubuh Daisy lalu berbisik pelan sampai suara nafas memantul di telinganya," kita berdua sudah dewasa bukan remaja lagi jadi sudah saatnya kita memikirkan pernikahan, apa tujuan kita kencan kalau bukan untuk menikah. Jujur saja saya suka pada Daisy dan saya rasa Daisy akan menjadi pasangan yang baik dan ideal untuk saya."
"Maaf aku hanya kaget, bukankah kita baru bertemu dua kali. Tidakkah ini terlalu cepat?"
Ideal dari mana, dia suka sama aku dari pandangan pertama atau gimana ?
Daisy mengatakan isi hatinya, dia ingin menikah tapi tidak pernah terpikir olehnya hari ini akan dilamar seseorang, hatinya belum siap.
"Yah memang cepat, tapi kenapa harus di tunda, jangan pernah menunda niat baik dan juga tidak salah bukan jika di coba ke tahap yang lebih serius.
"Maaf Zhafran tapi menurutku pernikahan bukanlah sesuatu yang tabu untuk di coba- coba, pernikahan itu bukanlah permainan tapi juga membentuk sebuah komitmen penting dengan landasan saling mencintai."
"Daisy seperti yang sudah saya bilang, kita berdua sudah dewasa tapi perasaan cinta itu bisa hilang dan tumbuh jadi saya tidak membutuhkan cinta sama sekali, tapi saya setuju dengan komitmen berumah tangga. Percayalah Daisy saya sadar dengan apa yang saya katakan barusan."
"Jadi apa kau mau menikah denganku karena kebutuhan biologis atau status ?"
"Saya tidak tahu, saya hanya merasa Daisy adalah pilihan yang tepat semenjak saya melihat Daisy waktu itu."
Tidak ada jawaban dari Daisy, matanya hanya menatap Zhafran dengan lekat.
Zhafran hanya lelaki asing yang baru ditemuinya, untuk curiga itu adalah hal yang wajar tapi bagaimana jika lelaki ini bersungguh-sungguh bukankah hal mustahil bisa menjadi mungkin.
"Maaf saya sangat terburu-buru, Daisy juga pasti takut dan perlu mempertimbangkannya dengan matang, apapun keputusan Daisy akan saya terima.
Setelah pulang ke rumah Daisy tidak bisa berhenti memikirkan kejadian malam tadi.
Memang dia mengatakan bahwa pernikahan terjadi karena kedua pasangan saling mencintai tapi apakah cinta itu akan bertahan lama, baginya cinta adalah ketidakpastian tapi dengan pernikahan adalah hal pasti yang nyata bahkan mungkin lebih kuat dari cinta, entahlah apa itu cinta. Bukan cinta namanya kalau hanya membawa luka. Berat untuk mengakuinya tapi Daisy mengerti maksud dari Zhafran, dan dia sendiripun lelah dengan yang namanya cinta.Ya benar Cinta hanya membawa luka.
Bagi Daisy memulai lebih mudah dari pada mempertahankan, hal tersebut tidak bisa dipungkiri dalam suatu hubungan. Terlebih ketika kita berbicara tentang cinta. Selama ini, ada saja hubungan cinta yang kandas begitu saja, tapi tetap meninggalkan luka yang mendalam. Dengan adanya status pernikahan bukanlah kebohongan seperti sepasang kekasih yang mengucapkan kata putus lalu berpisah.
Sudah 3 hari berlalu dan Daisy tidak tenang, dikepalanya selalu muncul perkataan si lelaki yang melamarnya, akhirnya dia membuat keputusan final untuk menerima lamaran dari lelaki tersebut.
Beberapa hari ini dia sibuk mengurus surat-surat untuk syarat pernikahannya dan mendadak memberitahukan keluarganya kalau dia akan segera menikah.
Nyatanya mengurus surat nikah dan syarat lainnya tidak secepat yang kami pikirkan masih perlu proses yang menghabiskan waktu beberapa minggu lamanya.
Keduanya saling menatap dengan perasaan campur aduk tidak bisa di utarakan melalui perkataan. Daisy memegang erat buku dan akta nikah dia masih tidak percaya rasanya kalau sudah menikah.
Sesungguhnya Daisy tidak terlalu mengetahui latar belakang suaminya. Pernikahan ini adalah suatu keputusan berat dan dia harus menerima konsekuensinya nanti. Mereka bisa menikah dengan mudah karena Zhafran yang banyak mengaturnya, Daisy hanya sibuk mengurus surat syarat pernikahan dan mengabari keluarganya yang jauh. Tidak ada pesta meriah ataupun mengundang orang luar.
Zhafran mengantar Daisy ke rumahnya untuk mengemasi barang dan pakaian karna mereka akan tinggal bersama.
Setelah selesai berkemas akhirnya mereka tiba di sebuah apartemen yang ditinggali Zhafran, apartemennya terlihat sangat rapi dan bersih, interiornya juga tidak biasa dan terlihat mahal, sepertinya suaminya orang yang cukup mampu dan memiliki pekerjaan yang baik.
Melihat Daisy kelelahan, Zhafran kemudian berkata," istirahatlah. Saya ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan jadi saya akan berada di ruang kerja malam ini."
Daisy mengangguk tanpa bicara lalu menuju kamar.
Apa kami akan tidur bersama, ah aku malas memikirkannya waktunya tidur, aku lelah.
Diruang kerja Zhafran juga tersedia pintu lain yang di dalamnya ada ruangan khusus untuk tidur lengkap beserta ranjang dan sofanya, malam itu Zhafran tidak keluar hanya menghabiskan waktunya dan tidur diruang kerjanya.
Ke esokan harinya.
Hari ini suasana di kantor sangat ribut karena akan ada presiden baru. Sejujurnya Daisy sudah mengetahui hal tersebut dari Rafael Manajer Departemen Bisnis yang juga temannya.
Sarah, salah satu staf departemen humas, menunjukkan ekspresi gembira," Des, dia milikku."
Daisy yang mendengar temannya berbisik pelan hanya tersenyum sambil mengangguk. Sudah tersiar kabar kalau presiden baru itu sangatlah tampan jadi semua pegawai wanita sangat bersemangat dan sibuk memoles wajah mereka.
Sesungguhnya tidak ada yang tahu pasti siapa orang misterius yang menjadi presiden baru di perusahaannya.
Daisy adalah salah satu pegawai elit dan terkenal akan keuletannya yang gila kerja, jadi dia mendapat tugas baru untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya bersama Presdir baru.
Sejenak banyak tatapan panas menuju ke arahnya.
Daisy hanya mengangguk sambil menarik nafas pelan, berusaha menunjukkan kondisi kerja terbaiknya.
Beberapa menit kemudian ada suara langkah berat, di lihatnya seorang pria tinggi ber jas perak ke abuan berjalan sangat elegan melewati kerumunan yang berjejer dengan rapi itu.
Daisy tertegun kaget, pria yang lewat di depannya jelas adalah suaminya Zhafran.
"Nggak mungkin!" Daisy bergumam pelan sambil mencubit pipinya berharap dia bangun dari mimpi manisnya, tapi setelah mencubit pipinya pandangan di depan wajahnya sama sekali tidak berubah masih dengan lelaki yang sama yaitu suaminya.
Paras yang sempurna, kedua alisnya yang tebal, tatapannya yang tegas sudah jelas kalau pria itu adalah suami yang baru saja dinikahinya.
"Zhafran," ucapnya pelan tapi hanya dirinya sendiri yang bisa mendengarnya.
Bersambung.
Note : Budayakan Membaca Sampai Habis.
Hanya awal terinspirasi, mungkin ada readers yang pernah dan mikir kok mirip? oleh sebab itu silahkan jika berminat baca sampai habis, dikarenakan ceritanya berbeda.
Jika suka dan berkenan silahkan dilanjut dan menunggu updatenya, jangan lupa tinggalkan jejak berupa like, komen, vote dan klik ❤.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Storymate
Setelah jomblo lama akhirnya mendapatkan pria tampan & tajir.. 😁😁✌️✌️
2021-12-05
1
Storymate
Daisy berarti selama ini jomblo ngenes sampai harus menjalani kencan buta 🤣🤣🤣✌️✌️
2021-12-05
1
mamayot
sudah mendarat jempol untuk author..mampir di novel ku ya thor
2021-07-09
2