Hangatnya sinar mentari pagi membangunkan Daisy dari tidur nyenyaknya, segera dia mengambil ponselnya untuk mengecek waktu. Dia punya janji dengan sahabatnya jam 09.00 pagi di Mini Cafe, yang merupakan Cafe langganan mereka sejak beberapa tahun yang lalu.
Zhafran seperti biasa sudah bangun lebih awal sambil membaca koran dan meminum susu hangat kesukaannya, tatapan mereka bertemu saat Daisy keluar dari kamar.
"Morning istriku."
"Hem, morning."
Seketika Zhafran memalingkan wajahnya karena melihat Daisy dengan rambut yang berantakan dan posisi gaun piyama nya yang tidak beraturan terlihat di dadanya menonjolkan sesuatu yang enak di pandang mata. Daisy yang masih setengah sadar langsung menuju kamar mandi.
Zhafran hanya menggelengkan kepalanya sambil mengatur nafasnya pelan-pelan dan melanjutkan aktivitasnya.
Dimeja makan sudah tersedia menu sarapan ringan seperti susu hangat dan sandwich, karena tahu akan istrinya yang mau pergi jadi bibi hanya menyiapkan sarapan seperlunya saja.
"Zhafran, tadi Rose chat aku katanya harus ajak kamu bertemu dengannya. Gimana ?"
"Ya."
Tidak ada lanjutan dari percakapan mereka, Daisy lalu melanjutkan kalimatnya.
"Siapa yang menyiapkan sarapan ?"
"Bibi."
Sejujurnya Daisy mulai penasaran dengan yang namanya bibi itu, mereka tidak pernah bertemu dan tidak tahu kapan si bibi tersebut datang membersihkan rumah dan menyiapkan makanan. Muncul perasaan malu di hatinya Daisy, bagaimana jika dia dipandang buruk sebagai istri pemalas yang tidak mau melayani suaminya.
Melihat bekas susu yang menempel di tepi bibir istrinya dengan spontan Zhafran melayangkan jari besarnya dengan lembut ke bibir itu untuk mengelap bekas susu yang menempel, lalu jari bekas sentuhan susu itu langsung dijilatnya dihadapan istrinya. Daisy yang melihat pemandangan se ksi itu pipinya mulai merona kemerahan.
"Bagaimana aku bisa menjaga hatiku kalau kamu selalu melakukan hal yang membuatku takjub," ucap Daisy di dalam hatinya dengan perasaan sejuk dan terpancar senyuman tipis dari bibir manisnya.
Sesampainya di dekat Mini Cafe.
"Daisy bebeb," teriak Rose dari kejauhan tidak perduli kalau banyak yang kaget karena teriakannya.
"Rose aku merindukanmu," mendekati Rose lalu memeluknya dengan sangat erat sampai lupa ada suaminya di belakang.
"Eheeem," mendekat dan menarik Daisy kesampingnya.
Zhafran dan Rose saling tersenyum manis tapi tatapan mereka seolah memancarkan listrik yang sangat kuat dan mematikan.
Daisy mulai memperkenalkan sahabatnya pada suaminya, Zhafran tidak banyak berbicara hanya mengangguk dan mendengarkan celotehan dari para wanita didepannya.
"Daisy, aku terima telpon dulu yah sebentar," ucap Zhafran sambil melangkah pergi menuju tempat yang sepi."
"Beb, gila sih ganteng banget dia tapi auranya terlalu kuat bikin sesak napas. Kamu yakin dia lelaki dari kencan buta itu ?"
"Lah kan kamu yang maksa aku buat kencan buta, kok malah nanya balik sih."
"Gak gitu beda banget sama di foto, oh iya kalian udah malam pertama dong ? gimana rasanya pecah perawan ?"
"Astaga jangan nyaring kalau ngomong itu dong kan aku.. aku bel..belum...."
Daisy wajahnya merona merah karena pertanyaan dari sahabatnya itu mulai menunduk malu.
"Tapi serius masa kalian belum melakukan hal itu sih? tapi aku juga kok gak ingat sama sekali rupa dan namanya yah, aku memang maksa waktu itu tapi rasanya bukan sama Zhafran deh."
"Sebentar maksudmu gimana?"
"Jadi gini, ada kenalannya kenalan ku yang pengen dikenalin sama kamu karena ku lihat dia serius banget, akhirnya aku mulai ngatur kencan buta kalian, dia bilang gak sengaja gitu lihat kamu pas di studio jadi pengen kencan siapa tahu cocok, yang jelas bukan Zhafran memang sih sama-sama ganteng tapi beda banget lah, atau aku yang gak fokus, mungkin maksud dari kenalannya kenalanku itu si kenalan dia yang gak sengaja lihat kamu di studio itu si Zhafran.
Daisy berusaha mengerti kalimat amburadul dari temannya dan tersadar," Ya Tuhan, jadi apa aku salah orang atau gimana nih," Daisy tahu Rose gak akan sembarangan ngenalin cowo padanya.
Rose yang melihat Daisy lemas mulai merasa bersalah dan berusaha menenangkan sahabatnya.
"Tapi sepertinya Zhafran orang yang baik deh dari tatapannya ku lihat dia gak melepas pandangannya ke kamu, mungkin kalian dipertemukan karna berjodoh."
"Ya aku tahu, dia selalu memperlakukanku dengan baik dan aku mulai bisa menerimanya hanya saja aku jadi malu sekarang. Berarti saat itu aku salah orang dong tapi kok dia tahu namaku yah."
"Maaf yah Sysy ku sayang harusnya aku gak maksa kamu hari itu, tapi kita ambil positifnya ok ? sepertinya Zhafran sangat mencintaimu kalau tidak kenapa dia merawatmu dengan baikkan."
"Cinta apanya dia sudah bilang gak ada cinta diantara kita," gumam Daisy didalam hatinya.
"Ini juga karna kecerobohanku seharusnya aku bilang padamu kan, tapi aku sudah terlanjur menikah dan menyukainya. Dia sangat baik dan perhatian padaku."
"Sudah lah Sysy ku sayang jangan memasang wajah sedih, kamu gak mau membuat suamimu khawatir kan ?"
"Heemm, iya."
"Tapi serius deh kalian belum melakukannya ?"
"Hemmm," mengangguk malu.
"Bebebku sayang, maaf nih yah tapi suamimu normal kan ? masa iya kalian udah nikah terus bobo bareng tapi gak melakukan apa-apa? lelaki normal mana yang lihat kamu tahan imannya."
"Gak mungkin, dia masih normal kok kadang dia men ciumku, Zhafran hanya menghormatiku, dia tidak ingin memaksaku, dia hanya menungguku siap." menutup wajahnya karna malu.
"Semoga saja dia lelaki yang baik untukmu, jaman sekarang tuh banyak yang ganteng tapi belok, dan nikah cuma buat kedok, pokoknya kalau ada apa-apa langsung lapor ke aku yah. Ingat biasanya cowo mapan ganteng dan masih single biasanya belok atau gak dia pakboy."
Ditempat sepi Zhafran masih sibuk dengan Ren yang menelponnya.
"Tuan besok kita ada rapat di Bandung, Jadi saya akan memesan tiket untuk perjalan siang ini."
"Rapatnya jam berapa?"
"Jam 9.00 pagi tuan."
"Hem pesan tiket untuk penerbangan jam 6 pagi."
"Tapi..."
"Lakukan!"
-
-
"Hei Zhafran kita mau ke taman hiburan jadi kalau kamu sibuk boleh pulang duluan," tegas Rose dengan ekpresi sombong.
"Zhafran, maaf ya kalau kamu sibuk boleh pulang duluan kok."
"Gak, aku akan menemani kalian."
Zhafran seharian mengikuti istrinya bermain di taman hiburan bahkan ikut diantara mereka bertiga, menuruti semua kemauan para wanita itu, mulai dari membawa belanjaan mereka dan membayar semua fasilitas yang mereka gunakan.
"Merasa tidak enak dengan suaminya Daisy berbisik pelan," Suamiku maaf yah, lain kali aku..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Zhafran langsung mengecup bibirnya dengan cepat saat Daisy berbisik, jadi orang-orang tidak terlalu begitu memperhatikan mereka kecuali Rose yang mengabadikan momen itu dengan memotret keduanya diam-diam.
"Kalian cocok banget sih aduh, gak salah Daisy mencintai kamu Zhaf, betapa beruntungnya kamu dapat wanita secantik dia. Duh Beb perutku sakit belikan aku air dong."
"Aduh kok bisa aku punya teman ember kaya dia sih, bisa salah paham entar si Zhafrannya," gumamnya salam hati dengan pipi memerah menahan malu.
"Kalian istirahatlah aku belikan air ya, Zhafran disini aja pasti capek kan sambil bawa tas banyak gitu."
"Tenang aku akan menjaga suamimu."
Zhafran hanya mengangguk, seperti paham maksud dan tujuan Rose.
Keduanya saling menatap dan Rose mulai meluncurkan banyak pertanyaan pada Zhafran.
"Kamu siapa ?"
"Zhafran suaminya Daisy."
"Apa tujuan mu menikahi Daisy."
"Untuk membahagiakannya."
"Bagaimana dengan masa lalu Daisy?"
"Tidak masalah itu hanya masa lalu."
"Kau menyukai Daisy ?"
"Aku sangat menyukainya, menyukai semua yang ada pada dirinya."
"Kalau sampai Daisy menangis karna mu, percayalah aku bisa merontokkan semua bulumu."
"Aku tidak bisa berjanji masalah itu bisa saja nanti dia menangis bahagia, tapi aku bisa menjanjikan kalau aku tidak akan pernah meninggalkannya dalam kondisi apapun."
Ada sesuatu yang misterius pada lelaki didepannya bagaimana dia bisa menerima kondisi Daisy dengan semudah itu, apakah dia punya maksud tersembunyi atau tidak karna mata Zhafran sangat serius dan mengintimidasinya. Pastilah lelaki ini bukanlah orang biasa dan perlu menyelidikinya demi masa depan sahabatnya.
"Rose, kau tidak perlu khawatir saya tahu apa yang saya butuhkan jadi jauhkan pikiran negatif mu tentang saya."
Perkataan dan tatapan Zhafran seolah bisa mengetahui menembus isi hati orang lain sampai kedalam dan perasaan intimidasi yang mendominasi itu sangat menusuk.
"Heh, baiklah aku akan mempercayaimu kelihatannya juga kau bukan orang biasa dan mampu melindunginya, kumohon padamu jangan sakiti dia. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa membuka hatinya."
-
-
Daisy tiba dan menemukan sahabat dan suaminya dalam kondisi yang tegang dan memanas lalu...
Bersambung.
Alhamdulilah yang selalu setia membaca dengan penuh kesabaran dan memberikan like juga votenya + ❤, saya sangat amat berterimakasih.
Karna dukungan kalian adalah semangat buat saya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Elsa Naila
jjr aq penasaran bgt sm zafran
2021-10-17
1
Akmalia Putri
hahaha gagal nyimak aku.
kenalanya kenalan ku kenalan dia.
???😂😂😂
2020-10-18
1
⨀⃝⃟⃞☯Liyana🌱🐛
blm ngerti ada apa dg masa lalu Daisy
2020-08-28
2