"Sudah waktunya kerja, ayo turun bersama," ajak Zhafran mulai merapikan bajunya," tidak usah dibersihkan nanti biar bibi yang membersihkannya."
"Baiklah," dengan cepat Daisy mengikuti suaminya.
"Naik lah mobil bersamaku kita pergi ke kantor bersama."
"Sebaiknya kita tidak pergi ke kantor bersama, takutnya nanti akan timbil keributan besar dikantor."
Zhafran mengernyitkan dahinya menandakan dia sedang kesal, apakah seburuk itu pergi bersama ke kantor, tapi dia menghargai keputusan istrinya sambil memikirkan konsekuensinya.
"Ya," jawab Zhafran singkat.
Daisy yang keluar lebih dulu untuk naik bus yang mengarah ke perusahaannya. Zhafran diam- diam mengendari mobilnya untuk mengikuti istrinya dari belakang sampai tujuan.
Zhafran yang kemudian melihat bus dimana istrinya berada, mulai dekat dengan perusahaan segera melaju agar tiba lebih awal.
Mereka berpapasan mata saat ingin menaiki lift, sayangnya yang lift menuju ke lantai berikutnya ada 2 jenis, sebelah kiri khusus untuk pegawai dan sebelah kanan khusus untuk lift eksklusif Presiden.
Karena banyaknya pegawai lain disekitarnya, secara spontan dan normal Daisy menyapa atasannya dengan penuh hormat .
Zhafran yang melihat tingkah istrinya hanya acuh tak acuh lalu langsung masuk ke dalam lift meninggalkan mereka dibelakang dengan tatapan dinginnya.
"Harus ya seolah gak kenal gitu, kok rasanya dadaku sesak yah. Bisa gak sih dia sedikit senyum padaku, duh apa sih yang kuharapkan dia kan profesioanal dan juga bos ku." gumamnya dalam hati.
Walaupun sikapnya dingin tetap saja semua orang yang ada di situ tidak berhenti bergosip membahas ketampanan dan wibawa yang dimiliki oleh CEO mereka terutama kaum hawa.
"Hanya dengan tatapan matanya yang dingin membuatku ingin pingsan," ucap staf A.
"Jangankan tatapannya, saat dia bicara walau hanya sedikit kata bisa bisa menggetarkan rahim yang ada dalam perutku," sambung staf B.
"Apakah dia punya kekasih, jika iya aku rela menjadi selingkuhannya," ucap staf C.
Daisy hanya mendengarkan coletehan mereka dalam diam, terkadang ada komentar yang lucu tapi juga menyebalkan, tanpa sengaja dia terkekeh kecil lalu menutup mulutnya takut ada orang lain yang sadar dan menganggapnya aneh.
Memasuki ruangan Departemen Bisnis, Daisy segera menuju ke mejanya untuk menyiapkan materi yang akan dibahasnya dengan beberapa rekan kerjanya. Daisy dan timnya mendapatkan proyek baru yang harus segera di selesaikan, karena pembukaan penawaran sudah dekat, kondisi pekerjaannya mulai terasa panas dan ketika sibuk dan memaksakan pekerjaannya, Daisy pasti selalu mengabaikan kondisi perutnya jadi melupakan makan siangnya.
Daisy cukup terkenal karena kinerjanya yang luar biasa dia adalah sesosok pekerja keras yang gila kerja, tapi dia tetap mampu membagi antara kehidupan pribadi dan pekerjaannya hanya saja ketika bekerja dan fokus dia akan lupa waktu.
"Des, sudah waktunya makan siang, yuk bareng," ajak Diana.
"Duluan saja aku masih sibuk," menjawab tanpa menoleh karena matanya hanya tertuju pada komputer.
Melihat temannya yang acuh tak acuh Diana pergi meninggalkannya bersama staf lain.
"Berrrrt berrrrt," ponsel Daisy bergetar.
Sudah 3 kali Daisy mengabaikan panggilan itu, lalu dia mengambil ponsel dan melihat kalau suaminya lah yang menelpon. Daisy langsung mengecek sekitar berharap tidak ada orang di sekitarnya.
"Halo, ada apa?" tanya Daisy.
Zhafran sadar kalau suara tersebut tanda tak suka diganggu, apakah salah jika seorang suami ingin menelpon istrinya. Jawaban jutek itu bukanlah yang diharapkan Zhafran.
cukup lama sampai Zhafran menjawab," sudah waktunya makan tidakkah kamu lapar, jangan memaksakan diri."
Kaget dengan perkataan suaminya yang penuh perhatian membuat Daisy menghentikan gerakannya lalu menyenderkan tubuhnya ke senderan kursi.
"Ya, aku tau." tersirat senyuman tipis dari bibir Daisy.
Zhafran hanya diam tidak melanjutkan percakapan jadi Daisy bingung tidak tahu mau berkata apa lagi.
"Kalau gitu aku tutup telp...," belum selesai Daisy berbicara, Zhafran langsung memotongnya dan berkata," Hotel Atson."
Daisy yang tidak mengerti maksud Zhafran hanya menjawab," hah?"
"Daisy!" nada suara Zhafran meninggi, setelah beberala detik dia berkata," datanglah, aku menunggu."
"Tunggu, aku..." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Zhafran langsung menutup telponnya.
"Laporkan apa saja yang dikerjakan istriku beraninya dia mengabaikanku, kenapa dia punya banyak pekerjaan sih, tidakkah dia merasa lelah dan lapar." Ran dan Ren yang berada di sampingnya merasa heran dan saling bertatap mata merasa aneh dengan tingkah bosnya yang tidak biasa, merek hanya bisa menuruti perintah bosnya.
Melihat bosnya sedang kesal, Ran berinisiatif memberikan saran," Tuan bagaimana jika menyiapkan chocholate puding untuk Nyonya, pasti dia akan menyukainya."
"Siapa yang mengerti kalau kau hanya mengucapkan Hotel Atson tuanku, kau terlalu pelit berbicara," ucap Ren dalam hati.
"Hemm." Zhafran hanya mengangguk sambil menatap Ran. Ran yang sadar dengan kode dari Tuanya segera melanjutkan tugasnya dengan cepat.
Setelah panggilan singkat dari suaminya, Daisy segera bersiap menuju Hotel Atson yang bersebelahan dengan Perusahaan I&T Corporation. Daisy hanya pernah beberapa kali mengunjungi hotel bintang lima tersebut karena mahal dan hanya datang ketika Perusahaan menjamu tamu penting.
Daisy yang sampai di Hotel Atson langsung disambut oleh Asisten pribiadinya Zhafran yaitu Ren
"Selamat datang Nyonya, Tuan Zhafran sudah menunggu, silahkan ikuti saya."
Dengan canggung dan melangkah cepat Daisy tanpa berbasa basi mengikuti Ran, dia takut kalau ada beberapa mata yang melihatnya disana.
Setelah sampai Daisy disambut Asisten kedua yaitu Ran, yang sudah menunggu di depan pintu kamar, sambil membukakan pintu," silahkan masuk nyonya," lalu menutupnya kembali dan ikut masuk ke dalam.
Zhafran langsung berdiri menghampiri istrinya dan membawa tas yang dia pegang lalu menarikkan kursi mempirsilahkannya duduk.
"Kedua orang ini adalah Ran dan Ren mereka saudara kembar, dan orang kepercayaanku yang telah menemaniku bertahun-tahun, mereka juga tahu hubungan kita, jadi kau tidak perlu khawatir."
"Kembar kok gak mirip tapi sama-sama seram," ucapnya dalam hati sambil menatap kedua orang itu.
Daisy hanya mengangguk memberikan tanda bahwa dia paham hanya saja sedikit canggung ditatap oleh dua orang asing dan suaminya yang kaku.
Melihat istrinya yang hanya menunduk, Zhafran langsung menatap ke arah Ran dan Ren, mereka yang paham langsung mengangguk dengan sopan dan meninggalkan ruangan terebut.
Banyak makanan di meja yang mereka tempati, seperi densuke black watermelon, almas caviar, samundari khazana, dan juga ada chocolate pudding,
"Makanlah," ucap Zhafran menatap hangat istrinya.
Dilihatnya istrinya langsung menyentuh chocholate dan melahapnya dengan gesit," gajimu akan ku naikkan dua kali lipat Ran," ucapnya dalam hati.
Kenapa gak bilang kalau makan siang bareng sih.
Daisy sadar makanan yang ada di depannya ini sangatlah mewah dan mahal tapi dia tidak begitu perduli hanya ingin menikmati makanannya dengan cepat.
"Aku akan melakukan perjalanan bisnis dalam waktu dekat."
"Ok."
Dia mulai penasaran siapa suaminya, bukanlah orang biasa punya dua asiten yang selalu mengikutinya dan ada bibi yang selalu menyiapkan makanan dan membersihkan rumah ketika dia sibuk, apalagi makan siang mereka hari ini terlihat mewah dan mahal walaupun dia tidak tahu berapa tepatnya harga makanan tersebut.
Tapi Daisy memutuskan untuk tidak mencampuri urusan pribasi suaminya.
Seperti biasa hanya percakapan singkat dan membosankan, mereka hanya fokus melanjutkan makan dengan serius.
Zhafran sudah terbiasa sedari kecil makan dengan khusuk karena aturan dan didikan dari keluarganya.
Keduanya telah selesai makan.
"Walaupun kamu sibuk dan punya banyak pekerjaan yang harus segera di selesaikan, jangan pernah lupa untuk makan, kau tidak mau melihat suamimu datang menyeretmu untuk makan kan."
Daisy kaget dengan perkataan suaminya, dia pun tersedak saat meminum air. Dia yakin kalau suaminya bercanda tapi kenapa segaring itu, rasanya tidak mungkin pria sekelas dan semartabat Zhafran akan melakukan tindakan memalukan itu, tapi dia menghargai kekhawatiran suaminya.
"Terima kasih, Pak Zhafran atas perhatiannya, tapi.."
Bersambung.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa Like, Vote dan Komen nya, author selalu menerima saran dan masukan dari pembaca.
Terima kasih Selamat Hari Raya Idul Adha 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Zerazat
baru bab 5 aq sudah merasa kalau novel ini bagus,karena sudah sering nya baca novel lanjut thor langsung masuk ke favorit😘
2022-10-08
0
ayase._
haiii,,,aku mampir nih ka😊😊
2020-09-09
1
Murtini Sazaki
lumayan typonya, tetapi tetap semangat dek, semoga kedepannya lebih baik.
2020-08-21
5