Tidak ada obrolan lagi mereka hanyut dalam kesunyian, Zhafran dan Daisy saling memandang memancarkan tatapan hangat dan penuh arti, keduanya mulai sadar lalu pipi mereka menjadi kemerahan karena malu.
"Tidakkah kau ada kesibukan lain, lanjutkan saja aku akan melakukan beberapa hal." Karena bingung tidak ada kelanjutan jadi Daisy ingin segera mengakhiri pembicaraan mereka, dia tahu suaminya sangat pendiam, khawatir akan obrolan yang membosankan dan membuat suaminya tidak nyaman.
"Ya." Zhafran mengangguk, bangkit dan menuju ruang kerjanya, selalu dengan jawaban yang singkat, jelas dan padat.
Daisy yang melihat suaminya menuju ruang kerja, dia pun beranjak dari duduknya untuk kembali ke kamar.
Setelah selesai menyiapkan bahan, Daisy pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya serta mengganti pakaiannya dengan piyama, gaun pendek bewarna biru dengan rambut hitam yang teruarai sampai bahu.
Zhafran yang keluar dari ruang kerjanya saling bertemu tatap dengan mata indah istrinya.
"Sudah malam, tidurlah," Zhafran berkata dengan lembut dan melangkahkan kakinya menuju ranjang yang di tempati Daisy sebelumnya.
Sesaat Daisy menjadi bingung, apakah suaminya akan tidur di kasur yang sama dengannya, tidakkah dia kembali ke kamar sebelah.
Melihat suaminya yang duduk bersandar di ranjang sambil melihat ponselnya, dada Daisy berdetak kencang merasa dirinya belum siap malam ini untuk tidur bersama suaminya sendiri.
"Ah... ya." Daisy sangat gugup seketika telapak tangannya menjadi sangat dingin dan tanpa sadar tangannya mencengkram gaun piyama pendek yang dia pakai sampai cengkraman pada kain tersebut memperlihatkan pahanya yang bersih dan mulus.
Daisy melihat suaminya juga sudah berganti pakaian dengan piyama tipis, lapisannya bisa tembus terlihat dada bidang suaminya.
Zhafran merebahkan tubuhnya sangat dekat dengan Daisy sampai suara nafasnya bisa terdengar olehnya.
"Bisakah aku mematikan lampunya, aku tidak biasa tidur dengan lampu menyala," ucap Daisy memecah keheningan tegang diantara mereka berdua setelah itu dia menarik selimutnya menutupi tubuhnya.
"Biarkan aku yang mematikan lampunya," jawab Zhafran dengan nada pelan tapi seperti menggema di ruangan itu.
"Selamat malam Zhafran mimpi indah," Daisy menutup matanya dengan cepat, berharap dia akan segera tertidur, tapi bukannya tertidur dia malah memikirkan apa yang akan di lakukan suaminya ketika dia sudah tertidur.
Semakin larut dalam pikirannya, bukankah wajar jika Zhafran akan melakukan sesuatu seperti itu padanya toh mereka sudah sah menjadi suami istri dalam berumah tangga saling melayani dalam hal itu juga sangatlah normal dan merupakan kewajiban. Tapi memikirkan hal itu saja sudah membuat tubuhnya menjadi tegang, wajahnya memerah dan jantungnya berdegup dengan kencang.
Menyadari kegugupan istrinya, Zhafran langsung mengulurkan tangannya memegang tangan istrinya yang hangat," Daisy, kita memang sudah menikah tapi aku tidak akan pernah memaksamu melakukan hal yang tidak kamu inginkan," sesungguhnya dia merasa tingkah istrinya sangat menggemaskan membuatnya ingin segera menggigit dan menerkamnya apalagi setelah melihat kaki panjangnya yang mulus membuatnya sedikit bergairah,"
"Ya Tuhan kenapa lelaki ini sangat peka?" gumam Daisy didalam hatinya yang masih berdegup kencang.
"Hemmm," jawab Daisy pelan sambil mengangguk.
Melihat tingkah istrinya yang menggemaskan Zhafranpun tersenyum dan tidak berhenti meremas tangannya yang kecil itu. Perlahan tubuh Daisy menjadi lebih relax, dia pun tertidur.
Ke esokan harinya.
Pancaran sinar mentari dari balik jendela membuat Daisy segera bangun dari lelapnya, segera dia meraih ponselnya untuk memeriksa waktu, " astaga sudah jam segini," kaget dan segera beranjak dari kasurnya.
Daisy tengah berpikir, biasanya jam alarm paginya akan berbunyi untuk membangunkannya dari tidur lelapnya tapi pagi ini sama sekali tidak ada yang terdengar ataukah dia terlalu pulas saat tidur jadi tidak mendengar alarmnya, dia pun keluar untuk menuju kamar mandi.
"Sudah bangun," suara lembut dan terdengar se ksi terucap dari bibir Zhafran yang sedang duduk dengan santai," Ku lihat hari masih pagi dan kau tidur dengan sangat pulasnya jadi aku mematikan alarmnya dan membiarkanmu tertidur sedikit lebih lama."
"Pantas saja," gumam Daisy pelan.
Mata Daisy terpana melihat sesosok pria tampan yaitu suaminya sendiri yang tengah duduk dengan santai dengan postur yang menggoda sambil membaca koran dengan pakaian rapi bewarna abu-abu.
"Tunggu sebentar aku akan menyiapkan sarapan," ucap Daisy tergesa-gesa.
"Sarapan sudah siap, pergilah mandi aku akan menunggumu," suara seksi Zhafran hampir saja membuat Daisy salah tingkah, karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa, Daisy langsung meluncur ke kamar mandi."
Melihat tingkah istrinya yang menggemaskan membuatnya tersenyum tipis, mengingat kembali kejadian 4 tahun yang lalu saat pertama kali bertemu dengan Daisy.....
Daisy sudah bersiap dan keluar dari ruangannya, menggunakan high heels tinggi menonjolkan kaki jenjangnya, mengenakan atasan bewarna merah muda berlengan panjang dan memakai bawahan rok pendek bewarna hitam, memperlihatkan lekukan tubuhnya yang sempurna terlihat anggun, feminim dan tentunya seksi.
Melihat istrinya berpakaian seksi dan berwajah cantik membuatnya gusar dan tidak tenang lalu segera memalingkan mukanya dengan tatapan tidak suka menuju ke ruang makan.
Segera Zhafran menelpon Ran, untuk memberi perintah," buatlah aturan jelas untuk semua pegawai wanita dilarang memakai rok pendek, baju ketat dan memakai sepatu ber hak tinggi lebih dari 6 cm," belum sempat Ran membalas perintah bosnya, Zhafran langsung mematikan telponnya.
"Wow, apakah kau yang membuatnya ?" Daisy melihat sarapan yang terlihat lezat membuatnya semakin lapar.
"Bukannya dia gak jago masak kok bisa hanya dalam semalam membuat sarapan yang kelihatannya lezat" ucap Daisy dalam hati dengan wajah gembira.
Seperti tahu apa yang dipikirkan istrinya yang berekspresi kaget, Zhafran memberinya susu hangat sambil berkata," bibi yang membuatnya."
Zhafran adalah orang yang sangat pembersih dan pemilih soal urusan makanan, dia tidak akan makan di tempat asing ataupun di luar kecuali dalam keadaan tertentu jadi bibi di rumahnya yang bertanggung jawab mengurus makanannya, mungkin itulah sebabnya dia punya postur tubuh ideal dan berkulit bersih. Dia menjaga pola hidup sehat.
Seperti biasa keduanya dengan tenang dan serius menikmati makanannya.
"Enak," Daisy melahap makanannya seperti anak kecil.
"Ya," hanya menjawab seperlunya seperti biasa.
Dalam hening Daisy mulai memperhatikan suaminya.
"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Zhafran yang sadar akan tatapan istrinya dari tadi.
"Tidak," Daisy yang malu mulai menunduk menghabiskan sisa makanannya.
"Apakah makanannya sesuai dengan seleramu, jika iya aku akan membiarkan bibi mempersiapkannya lagi."
Merasa tidak enak Daisy menjawab," aku tidak ingin merepotkanmu."
Zhafran yang sudah selesai makan meletakkan garpunya dan menyeka bibirnya dengan tisu lalu berkata," kamu kan istriku."
"Iya ?" paham dengan maksud suaminya, Daisy hanya mengangguk pelan.
Sekarang mereka adalah sepasang suami istri, jadi Daisy tidak mau berpikir hal yang akan melukai perasaan pasangannya, dia mendapat perlakuan semanis ini dari suaminya adalah sebuah anugerah dari Tuhan, jadi dia akan menerima dengan ikhlas dan tulus apa yang akan di berikan suaminya tanpa protes, mengeluh dan tidak akan mempertanyakan niat baik suaminya lebih jauh.
Bersambung.
Note :
Thor kok ceritanya mirip sebelah?
Karna saya sudah menemukan jalan ninja & hasil imajinasi liar akan tertuang dalam naskah ini. Saya tidak bisa merubah bab awal karna alur ceritanya sudah terjadi.
Jangan lupa berikan asupan nutrisi berupa
Vote, Like, Komen, Klik ❤ Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
❤ yüñdâ ❤
masih baca thor
2020-09-02
2
Sapujiati Puji
💪👍👍👍👍🤗😁
2020-08-30
3
chaterine
aaa gemez
2020-08-30
2