"Makanannya sudah siap ayo makan," ajak Daisy kepada Zhafran yang sibuk dengan ponselnya.
Zhafran mengangguk kemudian menuju meja makan.
Keduanya duduk bersama menikmati hidangan di meja makan dengan serius, mereka saling berhadapan karena bentuk meja makannya bundar tidak begitu besar tapi juga tidak kecil ukurannya sederhana cocok untuk pasangan muda. Sayangnya suasana saat makan menjadi sunyi dan sepi tidak ada satupun dari mereka berbicara.
Daisy sedikit banyak saat makan selalu melirik ke arah suaminya, tapi suaminya hanya serius menyantap makanannya dengan lahap.
Selama beberapa tahun terakhir Daisy memang selalu memasak dan menikmatinya sendirian, walaupun sendirian saat makan setidaknya dia bisa menonton TV tapi saat bersama suaminya rasanya suasana menjadi sangat membosankan, setiap kali dia ingin menggerakkan bibirnya untuk memulai percakapan tapi setiap dia menatap ke arah suaminya keberanian untuk berbicara itu sirna.
Setelah selesai makan malam, Zhafran menawarkan dirinya untuk mencuci piring. Walaupun Daisy sedikit kaget ada rasa senang di hatinya membuatnya tersenyum tipis, dia juga tidak menolak justru bangga dengan suaminya karena mau berbagi tugas rumah tangga, sempat dia terkekeh kecil mengingat suaminya adalah bos besar tapi mau mencuci piring untuk meringankan beban istrinya.
Dalam diam Daisy memperhatikan suaminya yang tengah sibuk membantunya membersihkan meja dan memindahkan piring untuk di cuci, sekali lagi Daisy tersenyum tipis dan berdecak kagum.
"Praaaak," suara piring pecah.
Mendengar suara piring pecah Daisy langsung mendekati suaminya. Dia melihat suaminya dengan tatapan mata kosong tanpa ekspresi menatap piring pecah dilantai.
Baru saja Daisy takjub dengan kelakuan suaminya tidak lama kemudian piring yang dipegang suaminya malah jatuh ke lantai dan pecah. Tapi dia hanya mengira itu suatu kewajaran kalau pria tidak biasa mencuci piring apalagi sekelas Zhafran.
"Istirahatlah, biarkan aku yang membersihkannya," ucap Daisy pelan dengan memasang senyuman hangat diwajahnya.
Zhafran yang masih kagetpun menjawab," jangan, aku bisa menyelesaikan tugasku."
"Tidak apa biarkan aku sa..." belum sempat Daisy menyelesaikan kalimatnya, Zhafran langsung menatapnya dengan tegas, seolah dia paham maksud tatapan itu akhirnya Daisy mengangguk dan berjalan keluar dari dapur membiarkan suaminya melanjutkan tugasnya.
Sambil mandi Daisy berpikir keras mengenai pernikahannya dengan Zhafran. Apakah keputusannya terlalu cepat karena dibutuhkan banyak persiapan agar semakin mantap. pernikahan juga bukan cuma perkara materi semata ataupun berhubungan badan, tapi juga butuh hal lain untuk bisa menjadi seorang istri yang baik, termasuk skill dan kualitas diri. Dia sangat ingin menunjukkan kualitasnya sebagai seorang istri yang mengerti keinginan suaminya. Tapi dia mengingat perkataan suaminya yang tidak mengharapkan cinta, apakah dia bisa menjaga hatinya.
Setelah selesai mandi Daisy melanjutkan aktivitasnya dengan membuat teh didapur sambil memperhatikan suaminya yang sedari tadi cuci piring. Apakah seorang CEO akan mencuci piring selama ini, akhirnya Daisy tersenyum tipis lagi.
Mata mereka saling memandang, tatapan mata suaminya begitu panas mengundang gairah, melihat lelaki tampan mencuci piring terlihat sangat se ksi dimatanya. Melihat reaksi yang tidak biasa dari istrinya Zhafran hanya tersenyum manis.
Daisy yang kaget dengan senyuman suaminya merasa malu dan wajahnya memerah, mengingat hal apa yang tersirat di pikirannya. Dia takut suaminya menjadi terlalu peka dan menyadari istrinya yang salah tingkah itu akan menjadi hal yang memalukan.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya di dapur, Zhafran mendekati Daisy dan memulai obrolan.
"Daisy ada beberapa hal yang ingin kubahas denganmu." Zhafran menatap mata Daisy yang memancarkan kelembutan.
Merasa paham dengan maksud Zhafran. Daisy langsung berbicara dengan tegas.
"Zhafran aku tidak akan mencampur adukkan kehidupan pribadiku dengan pekerjaan, ketika di kantor aku akan fokus dalam lingkaran pekerjaan. Aku juga sadar punya hubungan personal dengan atasan bisa menjadi sangat rumit jadi aku mengetahui batasanku. Aku akan bertindak profesional tentunya aku tidak ingin ada gosip tidak sedap ataupun adanya pernyataan yang tidak bertanggung jawab dibelakang kita," Daisy memotong pembicaraan Zhafran sebelum selesai menyelesaikan kalimatnya.
Sudah beberapa tahun dia bekerja keras di perusahaan itu akhirnya bisa mendapat posisinya yang sekarang. Dia juga tidak mau pekerjaannya hancur karna hubungannya dengan Zhafran. Meraih posisi yang sekarang dibutuhkan kerja keras 4 tahun lamanya.
Ekspresi Zhafran tetap tenang dan melanjutkan pembicaraannya," jujur saja aku sama sekali tidak bermaksud menyembunyikan identitasku dan ketika melihatmu berada disana perasaanku menjadi tidak karuan, aku takut kau akan salah paham, sebabnya aku tidak mengumumkan hubungan kita di publik."
"Aku tahu, tenang saja aku akan bertindak profesional dan tidak menggabungkan urusan personal dan pekerjaan," jawabnya sambil mengangguk.
Mereka menikah bukanlah untuk memamerkannya ke publik bahkan tidak ada cinta di antara mereka, dia tidak ingin merusak karir yang susah payah dia bangun akan rusak dan dia juga tidak yakin akankah hubungan pernikahannya berlangsung dengan lama.
Melihat ekspresi tegas Daisy, Zhafran langsung berkata lagi, " apakah kita bisa mengunjungi mertua?"
"Jujur saja aku ingin bertemu dengan keluarga Daisy," maaf mungkin terlalu terlambat."
"Suatu saat aku akan membawa Zhafran bertemu dengan ayah. Kalau Zhafran bagaimana?"
"Ya," jawab Zhafran.
"Ya?" tanya Daisy.
"Apakah Daisy mau bertemu dengan orang tuaku ?"
"Hemm." Daisy menunduk malu.
"Orang tuaku selalu sibuk, akan tiba waktunya kita bertemu mereka."
Sudah empat tahun Daisy tidak bertemu dengan ibu dan adiknya.
"Hemm, sejujurnya aku punya masalah dengan keluargaku tapi aku belum bisa menceritakannya."
"Bicaralah ketika mau berbicara, kalau tidak ya tidak. Aku tidak masalah apapun itu, aku menikahi Daisy karna aku percaya Daisy bisa menjadi istri yang baik, sekarang kita sudah menikah. Aku adalah suamimu begitupula kamu adalah istriku. Sekarang kau adalah tanggung jawabku, kita saling memiliki sekarang dan di masa depan. Ingat kau harus mengandalkanku jangan mengurus semuanya sendiri. Menikahi mu adalah kemauanku, aku ingin kita bersama selamanya.
Mendengar perkatan suaminya membuat dada Daisy berdegup kencang, bagaimana bisa seorang yang tanpa cinta mengucapkan kata-kata seromantis itu, rasanya ingin menangis tapi dia menahan emosinya dengan stabil, semua perkataan yang dikeluarkan dari mulut suaminya bisa membuat salah paham, bagaimana bisa dia mengatakannya dengan wajah polos itu, tau kah dia arti dari perkataannya itu. Tapi disisi lain Daisy menjadi sangat senang, rasanya ada kupu-kupu yang masuk kedalam kepalanya perasaan yang tidak dapat diungkapkan.
Daisy menatap mata suaminya yang penuh dengan ketulusan itu dan menjawab," aku juga ingin tinggal bersamamu selamanya dan terima kasih karena sudah perduli denganku."
"Mendengar jawaban yang sama dari istrinya sambil menatap wajahnya yang kecil dan imut itu lalu Zhafran berkata," Jadi, bisakah istriku berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkanku, tidak perduli masalah apapun yang terjadi jangan pernah berpaling dan mencampakkanku."
"Bagaimana jika ternyata kamu yang malah meninggalkan ku?"
"Di keluargaku tabu mengucapkan kata cerai, dari turun temurun tidak ada yang pernah bercerai atau saling meninggalkan, walaupun aku tidak bisa memberikan cinta tapi aku akan selalu ada untukmu. Bukankah itu cukup ?"
"Bagaimana kalau orang tua Zhafran tidak suka padaku?"
"Kau bahkan belum bertemu mereka. Sudah jangan dipikirkan lagi."
(kapan dapat laki begini hiks).
Sambil mengangguk pelan," aku akan menjadi istri yang bisa kau banggakan dan tidak akan pernah meninggalkanmu."
Daisy tahu perkataan itu tulus keluar dari bibir suaminya tapi dia takut tenggelam lagi akan penghianatan tapi dia benar-benar berusaha untuk bangkit dia juga tidak menyangka kalau suaminya bisa semanis ini, bahkan kedengaranya janji itu lebih kuat dari pada kata Cinta.
Bersambung.
Note : Budayakan membaca sampai habis 😊
Terinspirasi dari cerita luar tapi di kemudian ada beberapa orang yang mendukung karya ini alias suka. Kebetulan juga aku perlu menuangkan imajinasi liarku, akhirnya cerita ini di lanjutkan.
Jangan lupa berikan Koment, Rate , Klik ❤ dan Like kalian, karena hal kecil seperti itu bisa membuat author semakin semangat melanjutkan ceritanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
OXICKLUG
in sya Allah dapat satuu😭
2022-11-25
2
Tile Priyanto
blh SMA dikit gpa2 Thor tpi bikin yg lbih bgus n beda.. semangat thorr
2020-08-27
4
tiara
suka.... lanjut
2020-08-24
7