SUDUT PANDANG REYNALD
Saat ini kami bertiga yaitu aku Gisel dan Giselen sedang memandangi langit yang indah kami bertiga begitu terpana dengan pemandangan yang ada disini.
"Apa setelah dewasa kita bisa pergi kesini lagi bersama-sama" Ucap Gisel.
"Tentu saja bisa kakak iya kan Reynald?." Jawab Giselen penuh dengan kepercayaan diri.
"Iya tentu saja." Jawabku sebenarnya aku tidak tau bisa tau enggak karna masa depan itu misterius tidak ada yang tau apa yang akan terjadi di masa depan.
Tapi untuk sekarang lebih baik aku menjawab seperti itu ya agar mereka senang juga sik agar suasananya ga suram juga intinya ada beberapa alasan.
"Ouh yah Gisel, Giselen aku ingin bertanya untuk masalah belajar sihir kira-kira kalian ingin di ajari kapan?" Tanyaku agar suasana tidak canggung.
Ouh yah aku lupa memberitahu bahwa Gisel, Giselen, Alex, Alphonso, dan Isabel mereka semua bukanlah Duke biasa.
Aku mengatakan seperti itu karna aku sudah melihat mereka semua memiliki kapasitas mana yang sangat besar yang berada di diri mereka.
Yah jadi intinya mereka seperti keluarga yang berbakat dalam ilmu bidang sihir.
Sebenarnya aku yakin juga jika waktu itu aku tidak membantu mereka, mereka pasti masih hidup jika kau bertanya kenapa maka jawabannya adalah Alphonso, Alex, Isabel mereka sangat kuat.
Ini hanya dugaanku saja, dugaanku juga hanya berasal dari penglihatanku terhadap kapasitas mana yang mereka miliki.
Dan biasanya kata Asmodeus orang yang memiliki kapasitas mana besar didalam dirinya biasanya dia tergolong orang yang kuat.
Ya aku juga tidak tau sik, yang pasti itu juga salah satu alasan kenapa aku menyetujui mereka berdua belajar sihir denganku.
Itu semua karna mereka berdua memiliki bakat dalam ilmu sihir jadi jika aku tidak mengajari mereka bakatnya akan sia-sia.
Tapi alasanku yang sebenarnya adalah iseng gabut karna tidak ada kerjaan.
"Hmmm jika kau tidak keberatan bagaimana kalau sekarang?" Ucap Gisel.
"Itu benar aku juga ingin belajar dari mulai sekarang aku sungguh sangat tidak sabar." Giselen yang sudah mulai tidak malu-malu lagi.
"Hmm biar kupikirkan." Aku berkata seperti biar terlihat keren aja, biar kesannya aku ini mahal.
Mereka berdua menunggu jawabanku, wajah mereka terlihat sedikit tegang aku tidak tau kenapa tapi yang pasti mereka seperti takut jika aku menolak permintaan mereka.
"Baiklah aku akan mengajari kalian dari sekarang." Ucapku yang tersenyum.
Mereka berdua pun terlihat sangat senang itu bisa di lihat dari ekspresi mereka.
Ntah kenapa aku juga jadi ikut senang aku merasa ini seperti De javu tapi berbeda jika waktu itu aku berada di posisi mereka sebagai murid tapi sekarang aku berada di posisi Asmodeus sebagai seorang guru.
Aku sedikit mengerti sekarang tentang perasaan Asmodeus waktu itu yah dia adalah orang yang baik benar-benar baik.
Kemudian akhirnya aku pun mengajari mereka seperti Asmodeus mengajariku di awal-awal, sebenarnya sedikit berbeda sik jika Asmodeus dia menjelaskan dari awal apa itu sihir tingkatan dan lain-lainnya.
Dan sedangkan aku langsung pada intinya, aku tidak menjelaskan apa itu sihir dan tingkatannya aku justru langsung mempraktekan sihir.
Ya contohnya "Wahai dewi air bantulah aku." tiba-tiba saja di ujung jariku muncul sebuah bola air yang berukuran sebesar bola baseball.
Aku sengaja menciptakan bola sekecil itu, itu semua agar kesannya tidak terlalu berlebihan.
Karna jika saja aku membuat bola air yang lebih besar dari itu mungkin saja mereka akan minder seperti pengalamanku ketika di ajari oleh Asmodeus.
Asmodeus aja bisa membuat bola air sebesar itu kenapa aku enggak dan pada akhirnya aku pun terus berlatih secara berlebihan dan aku tau bahwa itu adalah hal yang buruk.
Jadi aku disini mencoba untuk memperbaiki kesalahan Asmodeus dalam mengajari sihir.
Ketika aku menunjukan sihir itu mereka berdua terlihat sangat senang dan kagum, untuk beberapa alasan ntah kenapa aku menjadi sedikit bangga dengan diri sendiri.
Apa ini yang dirasakan oleh Asmodeus dulu ketika dia mengajariku.
Aku pun menyuruh mereka berdua untuk mencobanya dan alhasil mereka bisa dan lagi mereka menciptakan bola yang lebih besar dari pada yang aku ajarkan.
Ketika mereka berdua berhasil mereka sangat senang kegirangan, aku yang melihat mereka senang aku juga ikut senang.
Setelah itu aku pun mengajari mereka sihir air, api, tanah, dan angin aku mengajari mereka sihir yang mudah dulu yang kira-kiranya mereka pasti mempunyai jenis sihir itu dan mereka bisa melakukannya.
Ya di dunia ini orang yang memiliki sihir api, tanah, air, dan angin sangat banyak aku tau karna sebagian ingatan Asmodeus ada didalam diriku.
Dan alhasil karna aku tau mereka berdua berbakat mereka berdua berhasil dengan sangat sempurna tampa hambatan sama sekali.
Mereka berdua terlihat sangat senang karna mereka memiliki 4 jenis sihir didalam diri mereka, mereka terlihat sangat gembira.
Ya aku pun turut senang juga sik, karna hari sudah mulai sangat malam, pelajaran sihir pun di tutup.
Aku Gisel dan Giselen kembali ke tempat Alphonso dan yang lainnya.
"Mamah papah!!!" Teriak mereka berdua yang langsung berlarian dan memeluk kedua orang tuanya itu, untuk beberapa alasan mereka terlihat sangat senang.
"Ada gerangan apa ini kenapa kedua putri ibu yang cantik ini terlihat sangat senang sekali." Ucap Isabel.
Mereka berdua pun langsung menceritakan semuanya tentang apa yang terjadi, mereka berdua bercerita dengan sangat senangnya.
Untuk beberapa alasan ntah kenapa aku jadi malu, dan untuk beberapa alasan tiba-tiba saja mereka memandangiku dengan perasaan seperti "Kau hebat bisa membuat kedua putri ini tersenyum bahagia."
Ya begitulah aku tidak menyangka sama sekali jika membuat mereka tersenyum ternyata membuatku di pandang sangat hebat oleh mereka.
Alex pun tiba-tiba mendekatiku aku merasa dia adalah orang yang humble.
Dia pun menepuk punggungku sambil tertawa dan sedikit menggodaku "Hahahaha Reynald ternyata kau hebat juga bisa membuat kedua putri pendiam itu tersenyum bahagia ouh yah Reynald kau tau kedua adikku itu belum bertunangan loh."
Untuk beberapa alasan aku tidak mengerti sama sekali tentang apa yang di ucapkan padaku.
"Ah iyakah."
"Iya itu benar." Alex pun kemudian menceritakan tentang kedua adiknya tersebut, untuk beberapa alasan aku merasa kasihan juga pada Gisel dan Giselen tapi mau bagaimana lagi bangsawan ya pasti semuanya seperti itu.
"Reynald jika terjadi sesuatu padaku atau pada kedua orang tuaku aku mohon jaga kedua adikku."
"Ya tentu saja." Dan obrolan itu pun berakhir.
Kami sekarang tidur di tenda masing-masing yang sudah disediakan, ntah kenapa saat ini aku tidak bisa tidur, aku sedang memikirkan perkataan Alex tadi.
Aku menghela nafas lelah sambil berbaring kearah kanan selain memikirkan perkataan Alex tadi aku juga memikirkan banyak hal.
Contohnya kenapa keluarga Duke ini sangat baik padaku, aku sih sebenarnya bersyukur saja dan senang tapi tetap saja aku merasa curiga.
Aku tidak senaif itu, sebenarnya yang terpenting bagiku sekarang adalah membangun banyak hubungan.
Itu semua agar memudahkanku untuk mengeluarkan Asmodeus dari tubuhku ya dengan aku banyak hubungan dengan orang lain sapa tau salah satunya dapat memberitahuku sebuah informasi bagaimana cara mengeluarkan Asmodeus dari tubuhku.
Jika kau bertanya kenapa aku sangat ingin mengeluarkan Asmodeus itu semua karna aku ingin dia hidup bebas dan merasakan dunia ini lagi.
Bagaimana pun juga aku sangat banyak berhutang budi padanya.
Aku ini bukanlah orang yang tak tau balas budi aku adalah orang yang akan baik jika dia baik padaku yah semacam gitulah.
Hmmm......apa mungkin jika keluarga Duke ini menjodohkanku dengan Gisel dan Giselen.
Tidak itu tidak mungkin terjadi bagaimanapun juga biasanya bangsawan akan menikahi bangsawan lagi.
Hahh......Lebih baik aku tidur saja dan kita lihat selanjutnya apa yang terjadi.
Aku pun tertidur lelap sampai pagi, karna aku sudah terbiasa tidur tidak nyaman jadi aku gak sakit badan lagi.
Aku yang terbangun mulai keluar dari tenda aku menghela nafas panjang "udara disini memang sangat segar" ucapku sambil melakukan sedikit peregangan.
Aku pun kemudian melihat sekitaran dan aku sedikit terkejut itu semua karena di sekitaran sini terdapat banyak monster yang mati.
Monster itu berbentuk seperti beruang ada juga monster yang seperti belalang namun ukurannya besar-besar.
"Reynald apa kau sudah bangun?" Ucap Dardan.
"Ah yah begitulah."
"Ternyata kau rajin bangun pagi juga."
"Begitulah itu sudah jadi kebiasaanku untuk bangun sepagi ini ouh iya ngomong-ngomong apa tuan Dardan dan tuan Giberil yang membunuh semua monster itu."
Aku bertanya karna rasa penasaranku.
"Yah begitulah hehehe kau tau sendiri di malam hari apalagi di hutan seperti ini pastinya banyak monster yang keluar."
Seperti yang sudah kuduga dua prajurit ini pun bukan orang biasa, sebenarnya prajurit yang gugur pun mereka bukan orang biasa bisa dikatakan mereka cukup kuat.
Tapi karna musuhnya jauh lebih kuat dari mereka, mereka pun terbunuh yah aku tidak tau sik mereka menyadari atau tidaknya bahwa yang mereka lawan kemarin-kemarin bukanlah bandit melainkan pembunuh profesional.
Tapi yang pasti seharusnya mereka sudah tau.
"Kau benar juga tuan Dardan."
"Reynald berhenti memanggilku tuan seperti itu aku jadi tidak enak lebih baik kau panggil aku Dardan saja."
"Ah begitukah baiklah paman Dardan."
"Ouh iya Reynald jika tidak keberatan apa aku boleh bertarung denganmu."
Aku yang sedang terdiam itu terkejut dengan perkataan yang di lanturkan oleh Dardan.
"Ah kau tidak usah panik seperti itu ini hanya pertarungan biasa saja pertarungan antar teman, kita hanya menggunakan pedang kayu saja yang sudah kusiapkan."
"Ah begitukah tapi sebenarnya aku kurang mahir dalam ilmu berpedang." Ucapku yang berbohong.
Sebenarnya aku ingin menghindari pertarungan ini, itu semua karna aku tidak ingin menunjukan skill berpedangku, selain itu juga ada beberapa alasan lagi sik.
"Apa kau berusaha membohongiku?"
Aku yang mendengar itu jelas terkejut.
"Hahahaha wajahmu seperti mengatakan kenapa kau tau aku berbohong hahah kau tau Reynald ketika kau bertarung dengan para bandit itu aku melihat kau menggunakan tehnik berpedang Dewa petir tingkat saint apa aku benar?"
"Iya itu benar sekali hehehe." Haih sudah kuduga orang ini bukan orang biasa padahal dia hanya baru sekali melihatku menggunakan tehnik berpedang itu dia langsung mengetahuinya.
"Jadi kau tidak ada alasan lagi untuk menolak bertarung denganku bukan?"
"Ya." Ntah kenapa aku merasa Dardan ini seperti sangat ingin bertarung denganku.
"Dardan kenapa kau ingin bertarung denganku?"
"Hmmmm itu karna kau kuat kau tau aku sangat senang sekali bila aku melawan orang yang kuat sepertimu, aku seperti memiliki prinsip jika kau bertarung dengan orang yang kuat maka kau juga akan ikut menjadi kuat begitulah."
Prinsip macam apa itu anjay yang ada jika kau melawan orang yang kuat kau akan mati.
"Ah begitukah baiklah jika seperti itu mohon bantuannya Dardan." Ucapku yang merendah.
Aku pun kemudian diberikan pedang kayu yang pas untukku ntah kenapa aku merasa Dardan sudah menyiapkan semuanya.
Jika sudah seperti ini sepertinya aku harus serius dalam menghadapinya jika tidak aku jadi merasa tidak enak padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 250 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Like and Coment 😛😀💪👍👍🙏
2023-06-13
0
Hades Riyadi
Wes sak karepmu laaahh, lanjutkan...😛😀💪👍👍
2023-06-13
0
Anggun Tirta
SUSUT PANDANG PEMBACA
SKIIP.....
2022-06-21
0