Asal Mula Berada di Kota Satria

Flash back on

Titi wisuda pasca sarjana dari Kampus tempatnya menimba ilmu di Malang pada bulan Maret. Setelah itu Titi diminta pulang ke Madiun oleh orang tuanya. Sebenarnya Titi ingin mencari pekerjaan di Malang, tetapi demi baktinya kepada kedua orang tuanya akhirnya Titi pulang kampung ke Madiun.

"Nak, ini ada lowongan CPNS. Kamu ikut mendaftar ya. Papah mohon kamu mendaftar di Purwokerto saja ya, biar bisa menemani Mbah Uti di sana. Kasihan Mbah Uti sudah sepuh tetapi anak-anaknya tidak ada yang tinggal serumah dengan Beliau," titah Papah.

"Di kampus Islam negeri di Purwokerto ada formasi sesuai dengan jurusan kamu Nak. Kamu tahu sendiri, Papah tidak bisa sering-sering ke Purwokerto, banyak tanggung jawab yang tidak bisa ditinggal lama. Pak Lek Muji dan Pak Lek Lukito juga tidak bisa selalu dengan Mbah Uti. Mereka juga punya kesibukan yang tidak bisa ditinggal juga. Jadi Papah mohon kepada Kamu Nak, supaya mau mendaftar di Purwokerto saja!" mohon Papah dengan suara lembut tetapi masih tetap berwibawa.

"Tetapi Pah....," ucap Titi dengan suara penuh keraguan.

"Kenapa? Kamu takut karena di situ kampus Islam negeri yang seluruh civitas akademika nya khususnya yang perempuan harus mengenakan hijab?" jawab Papah seolah bisa membaca kagalauan dan kegundahan ku.

Apa Papah ini kepala sekolah yang punya bakat terpendam untuk menjadi dukun atau cenayang sekaligus ya, pikir Titi. Ah, Titi segera menepis pikiran konyol seperti itu. Anak kecil juga tahu aturan seperti itu kalau mereka bersekolah di sekolah agama tentu harus mengikuti dari aturan yang ditetapkan dari agama tersebut.

"Titi masih bingung Pah, belum siap. Masih banyak yang perlu diperbaiki dulu," jawab Titi terdengar pasrah.

"Mungkin ini salah satu petunjuk Allah SWT supaya Titi bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya?" titah Papah dengan bijak.

"Di Purwokerto ada lagi kampus negeri yang lainnya juga tetapi tidak ada formasi yang sesuai pendidikanmu Nak."

"Papah ingin kamu bisa menemani Mbah Uti, biar Papah bisa tenang dan juga mengurangi rasa bersalah karena tidak bisa selalu berada di sisi Mbah Uti. Papah anak pertama Mbah Uti, inginnya selalu ada ketika Beliau butuh apa-apa sewaktu-waktu. Papah sangat berharap kamu mengerti ya Nak, dan bersedia dengan senang hati untuk menuruti permohonan Papah ini," Papah mengucapkan kalimatnya dengan pandangan menerawang. Mungkin sedang merindukan Ibunya yaitu Mbah Uti.

Titi seperti mendapatkan buah simalakama, mau dituruti salah, apabila kalau tidak dilaksanakan semakin salah lagi. Kalau mengikuti rencana Papah itu artinya Titi harus menyiapkan mental yang kuat. Tetapi kalau tidak menuruti saran dari Papah, Titi takut menjadi anak durhaka.

Selama ini Papah belum pernah sampai memohon seperti tadi kepada Titi. Titi juga sangat memahami, jarak antara Madiun dan Purwokerto tidak dekat. Jadi tidak bisa sewaktu-waktu langsung pulang. Ditambah lagi dengan kesibukan Papah. Titi sangat mengerti kalau Papah itu orang yang bertanggung jawab. Sebagai anak sulung sudah tentu memiliki rasa dan tanggung jawabnya lebih besar.

"Titi ke kamar dulu Pah" pamit Titi yang dibalas anggukan kepala oleh Papahnya.

Siapkah Titi menuruti keinginan Papah? Siap mentalkah Titi kalau harus memulai segalanya? Memakai hijab? Akankah kalau Titi tidak jadi lolos CPNS, hijabnya sifatnya sementara. Jujur, Titi ingin mengenakan hijab, tetapi ada perasaan belum siap. Sholatnya kadang masih bolong. Mengajinya belum lancar. Masih banyak ibadahnya yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

Titi pernah mendengar tausiyah dari seorang ustadz kalau hidayah itu juga perlu dijemput. Kita berusaha untuk mendapatkannya. Bukan hanya slogan, belum mendapatkan hidayah. Karena sejatinya hidayah itu dicari dan berusaha untuk memeluk hidayah itu sendiri.

Ini bukan Hidayah Bu lek tukang pecel yang jualan di pojok gang waktu mau ke rumah Titi lho. Kalau mau meluk Bu Lek Hidayah itu pasti gampang tinggal minta ijin kepada sang empunya. Dijamin tidak ada penolakan... hahaha..

Titi jadi teringat cerita bahwa ada seorang hamba yang selalu saja berdoa tetapi tanpa melakukan usaha. Hamba tersebut meminta agar diberikan rejeki yang banyak. Dia tidak mau bekerja. Cuma mau berdoa sepanjang hari. Coba kalau Tuhan benar-benar mengabulkan doanya, dapat rejeki berupa uang koin satu karung dan dijatuhkan pas mengenai orang yang berdoa tersebut, tentu bukan kesenangan karena memiliki uang banyak yang didapat, melainkan mungkin saja langsung ke rumah sakit karena menderita patah tulang. Maupun bisa langsung sakaratul maut dijemput malaikat Izrail. Atau bisa jadi langsung wassalam seketika.

Doa tanpa diikuti ikhtiar tentu akan menjadi sesuatu yang mustahil. Sedangkan ikhtiar tanpa diikuti doa tentu bisa menjadi indikasi seseorang yang sombong dan takabur.

Titi berpikir, mungkin dengan menuruti keinginan Papah, bisa menjadi jalan untuk dibukanya pintu hidayah itu kepadanya. Titi akan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Memperbaiki kualitas ibadahnya. Mungkin tidak langsung sempurna. Tetapi Titi bertekad akan melalui langkah-langkah itu. Step by step. Alon-alon asal kelakon.

Titi segera mengambil laptop untuk melihat pengumuman lowongan CPNS di Purwokerto sesuai saran dari Papah. Semoga dengan Titi menurut orang tuanya, bisa memberikan kemudahan dan kelancaran urusannya.

Di pengumuman tertulis untuk semua lowongan formasi dosen yang diambil cuma satu saja. Jadi totalnya ada 20 formasi dosen dari latar belakang yang berbeda. Formasi tersebut yaitu Manajemen, Akuntansi, Ekonomi, Ekonomi Syariah, Hukum, Hukum Ekonomi Syariah, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Komunikasi, Komunikasi Penyiaran Islam, Psikologi, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Manajemen Pendidikan Agama Islam, Tafsir, Sejarah, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Matematika. Semua lowongan tersebut untuk dosen dan harus Strata 2. Belum ada lowongan untuk pegawainya.

Setelah melihat formasi lowongannya, Titi segera melihat syaratnya untuk mendaftar. Titi harus mempersiapkan segalanya dengan baik, supaya tidak mengecewakan Papah. Titi harus bisa bertanggung jawab, kalau sudah bersedia menuruti permohonan Papah, tentu Titi harus berusaha semaksimal mungkin. Titi bertekad harus belajar giat. Untuk sekarang ini, peminat yang ingin daftar CPNS sudah tentu sangat besar.

Supaya menang dalam pertempuran, tentu harus menyiapkan amunisi dan strategi yang mumpuni. Begitu pula saat ini, Titi akan mendaftar sebagai CPNS, sudah tentu harus belajar dengan giat dan tak lupa juga berdoa supaya bisa lolos sehingga tidak mengecewakan Papah dan Mamah.

Titi sadar selama ini belum bisa membuat bangga kedua orang tuanya. Titi berharap dengan mengikuti permohonan Papah bisa sedikit mengobati rasa bersalah Papah kepada Mbah Uti karena belum bisa mendampingi secara penuh. Titi berdoa semoga dengan restu dari Papah dan Mamah bisa membukakan jalan rejekinya. Titi sangat bersyukur bisa memperoleh pendidikan sampai S2. Titi juga belum pernah bekerja sebelumnya. Dulu waktu lulus kuliah S1 Titi ingin langsung mencari pekerjaan, tetapi oleh Papahnya tidak diijinkan. Papah ingin Titi langsung melanjutkan S2 di kampus yang sama.

Semoga ini merupakan salah satu wujud berbakti Titi kepada kedua orang tuanya. Titi sadar sampai kapanpun tidak akan pernah bisa membalas jasa kedua orang tuanya. Titi harus semangat dan atur strategi.

Terpopuler

Comments

🌹DIAN Y 🌹♉

🌹DIAN Y 🌹♉

maaf, jangn kepanjangan cerita thor, ngobrol nya kapan...
maaf

2021-12-01

3

Agus Irawan

Agus Irawan

Halo kak aku mampir nih, Salam dari "Pria kaku ini jodohku"

2021-05-28

0

Shofia Hanina

Shofia Hanina

❤️❤️❤️

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kereta Api Cinta ?
3 Musibah atau Anugerah ?
4 Khilaf?
5 Asal Mula Berada di Kota Satria
6 Mendaftar
7 Harap Tenang Ada Ujian
8 The power of Doa Orang Tua
9 Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.
10 Artis Dadakan
11 Apa yang Harus Aku Tertawakan?
12 Selalu Ada Hikmah di balik Peristiwa
13 Akhirnya
14 Pemberkasan
15 Menerima SK
16 Prepegan
17 Dia lagi...Dia lagi.
18 Halal bihalal
19 Launching?
20 Surat Ijin Mengajar
21 Ngajar Perdana
22 Definisi dari Dunia Sempit.
23 Layu Sebelum Berkembang?
24 High Risk High Return
25 Tersesat di Jalan yang Benar.
26 Putus atau terus?
27 Me Time?
28 Tour Guide
29 Harga Yang Harus Dibayar
30 Modal Dengkul
31 Upacara
32 Bertemu Idola
33 Doa Kalbu
34 Hedge
35 Rapat HMJ
36 DWP
37 Urip iku sawang sinawang
38 Rihlah Ilmiah
39 BTA
40 DUIT
41 Bunga Tabebuya
42 Reuni
43 BEP
44 Ada Apa Dengannya?
45 Tetap Bersyukur
46 Presidential Lecture
47 Hampa
48 SunMor
49 Belum Beranak Cucu
50 Imla
51 Cemburu yang Santun
52 Belajar Sambil Travelling
53 Sekuritas
54 Belajar Sejarah Yuk
55 Menjaga Rahasia
56 Fluktuasi perasaan
57 Wirausaha
58 Saatnya Relaksasi
59 Santuy
60 Bertanggungjawab?
61 Mencari Solusi
62 Teman Makan Teman?
63 Bertemu Camer
64 Kepastian
65 Yang Mahal itu Gengsi
66 Akhlaknya Bagus dan Bertanggungjawab.
67 Kencan?
68 Menentukan Tanggal
69 Ketaman Asmoro
70 Sumur Sinaba
71 Double Date
72 Ujian Sebelum Menikah
73 Diselesaikan secara Adat
74 Semoga Badai Segera Berlalu
75 Sepandai-pandainya Menyimpan Bangkai Pasti akan Tercium juga
76 Mati Satu Entah Tumbuh Berapa lagi?
77 Mitsaqan Ghalizha
78 Seri
79 Mahasiswaku Suamiku
80 Siraman
81 Malam Terakhir Menjadi Lajang
82 Ketika Janur Kuning Melengkung
83 Kekasih Halal
84 Ibadah Bersama
85 Aku Tresno Sliramu
86 Jalani, Nikmati, Syukuri.
87 Sepasar
88 Childfree?
89 Durasinya Pendek?
90 Gaskeun
91 Cimplung
92 Jajan Pasar
93 Perjalanan ini
94 Dampo Awang Beach
95 Mabuk Cinta
96 Gembrobyos
97 KTL
98 Menuju Puncak
99 Komunikasi
100 Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu
101 Naik-naik ke Puncak Gunung
102 Parijoto dan Air Tiga Rasa
103 Bawor
104 Jagung Bakar Dieng
105 Patuh
106 Sanad Keilmuan
107 Berkunjung ke Rumah Mertua
108 Ziarah
109 Kila wa Qola
110 Istri Pintarku
111 Investasi Sebelum Menikah?
112 Secuil Surga Dunia
113 Kabar Bahagia?
114 Meluruskan Kesalahpahaman
115 Tujuh Minggu
116 Alhamdulillah
117 Ngapati
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Prolog
2
Kereta Api Cinta ?
3
Musibah atau Anugerah ?
4
Khilaf?
5
Asal Mula Berada di Kota Satria
6
Mendaftar
7
Harap Tenang Ada Ujian
8
The power of Doa Orang Tua
9
Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.
10
Artis Dadakan
11
Apa yang Harus Aku Tertawakan?
12
Selalu Ada Hikmah di balik Peristiwa
13
Akhirnya
14
Pemberkasan
15
Menerima SK
16
Prepegan
17
Dia lagi...Dia lagi.
18
Halal bihalal
19
Launching?
20
Surat Ijin Mengajar
21
Ngajar Perdana
22
Definisi dari Dunia Sempit.
23
Layu Sebelum Berkembang?
24
High Risk High Return
25
Tersesat di Jalan yang Benar.
26
Putus atau terus?
27
Me Time?
28
Tour Guide
29
Harga Yang Harus Dibayar
30
Modal Dengkul
31
Upacara
32
Bertemu Idola
33
Doa Kalbu
34
Hedge
35
Rapat HMJ
36
DWP
37
Urip iku sawang sinawang
38
Rihlah Ilmiah
39
BTA
40
DUIT
41
Bunga Tabebuya
42
Reuni
43
BEP
44
Ada Apa Dengannya?
45
Tetap Bersyukur
46
Presidential Lecture
47
Hampa
48
SunMor
49
Belum Beranak Cucu
50
Imla
51
Cemburu yang Santun
52
Belajar Sambil Travelling
53
Sekuritas
54
Belajar Sejarah Yuk
55
Menjaga Rahasia
56
Fluktuasi perasaan
57
Wirausaha
58
Saatnya Relaksasi
59
Santuy
60
Bertanggungjawab?
61
Mencari Solusi
62
Teman Makan Teman?
63
Bertemu Camer
64
Kepastian
65
Yang Mahal itu Gengsi
66
Akhlaknya Bagus dan Bertanggungjawab.
67
Kencan?
68
Menentukan Tanggal
69
Ketaman Asmoro
70
Sumur Sinaba
71
Double Date
72
Ujian Sebelum Menikah
73
Diselesaikan secara Adat
74
Semoga Badai Segera Berlalu
75
Sepandai-pandainya Menyimpan Bangkai Pasti akan Tercium juga
76
Mati Satu Entah Tumbuh Berapa lagi?
77
Mitsaqan Ghalizha
78
Seri
79
Mahasiswaku Suamiku
80
Siraman
81
Malam Terakhir Menjadi Lajang
82
Ketika Janur Kuning Melengkung
83
Kekasih Halal
84
Ibadah Bersama
85
Aku Tresno Sliramu
86
Jalani, Nikmati, Syukuri.
87
Sepasar
88
Childfree?
89
Durasinya Pendek?
90
Gaskeun
91
Cimplung
92
Jajan Pasar
93
Perjalanan ini
94
Dampo Awang Beach
95
Mabuk Cinta
96
Gembrobyos
97
KTL
98
Menuju Puncak
99
Komunikasi
100
Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu
101
Naik-naik ke Puncak Gunung
102
Parijoto dan Air Tiga Rasa
103
Bawor
104
Jagung Bakar Dieng
105
Patuh
106
Sanad Keilmuan
107
Berkunjung ke Rumah Mertua
108
Ziarah
109
Kila wa Qola
110
Istri Pintarku
111
Investasi Sebelum Menikah?
112
Secuil Surga Dunia
113
Kabar Bahagia?
114
Meluruskan Kesalahpahaman
115
Tujuh Minggu
116
Alhamdulillah
117
Ngapati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!