Musibah atau Anugerah ?

Titi melihat jadwal sampainya kereta di stasiun Purwokerto yaitu pukul 23.30 WIB. Sekarang masih pukul 21.30 WIB. Lumayan masih ada waktu 2 jam lagi. Tetapi Titi sangat malas mendengarkan ocehan orang yang duduk di sebelahnya itu.

"Mbaknya, tujuannya di mana? Mau berhenti di stasiun mana?" masih gigih bertanya rupanya orang yang duduk di sebelahnya.

"Mbaknya, Mbaknya....panggil Titi saja, serasa sedang belanja di pasar tradisional saja, dipanggil Mbaknya Mbaknya terus!" semprot Titi dengan suara nge gas.

"Oke Mbaknya....eh maksudnya Titi turun di stasiun mana?" masih penasaran dan terus bertanya dengan senyuman ramah.

"Purwokerto!" jawab Titi, singkat, padat dan jelas.

"Eh, kita sama ternyata... kayanya jodoh deh," ucap Akmal dengan senyam-senyum tidak jelas.

"Jodoh dari Hongkong!" sembur Titi masih nyolot.

"Alhamdulillah, kalau nanti kita bisa jalan-jalan ke Hongkong," masih bicara dengan suara lembut dan masih dengan senyam-senyum.

"Dasar, ga jelas !" ucap Titi sambil menatap malas orang yang duduk di sebelahnya.

"Oh, saya sangat jelas. Akmal gitu loh," jawab Akmal sambil memegang dadanya.

"Eh, Kumal, diem! Aku mau istirahat, jangan berisik !" titah Titi sambil memperagakan mengunci mulutnya.

"Ya Allah, mengapa nama sebagus ini bisa berubah jadi seperti itu ya?" ucap Akmal sambil mengacungkan ibu jari tangannya tetapi dengan terbalik.

"Diam! berisik terus dari tadi!" ucap Titi.

"Oke, siap Bos!" jawab Akmal dengan meletakkan tangan di atas kening seperti orang mau melakukan penghormatan dilanjutkan dengan gerakan tangan seperti sedang mengunci mulutnya.

Suasana hening cukup lama melingkupi keduanya. Akmal menengok ke sebelahnya. Ternyata sudah tidur. Akmal memperhatikan wajah gadis yang terlihat sudah tidur dengan pulasnya. Kulit kuning langsat, gigi gingsul yang menambah pesona bila gadis ini membuka mulutnya. Hidung yang kecil tetapi lancip. Ditambah adanya lesung pipi. Perpaduan antara manis dan cantik. *Perfect.

"Eh...Ya Allah... kenapa dari tadi memperhatikan wajah gadis ini yang sedang tidur ya. Seperti dapat tambahan suplemen vitamin A. Membuat matanya jadi melek lebih lebar. Astaghfirullah... kenapa Aku jadi ga je begini ya*" gumam Akmal dalam hati.

Tiba-tiba gadis di sebelahnya itu yang katanya bernama Titi, dalam tidurnya merubah posisi. Kepalanya bersandar di pundak Akmal.

"Ya Allah... godaan apa lagi ini" batinnya.

"Kuatkan iman Baim ya Allah.." ucap Akmal lagi sambil menirukan gerakan Baim dalam serial televisi jaman dulu dengan menengadahkan kedua tangannya.

Akmal berusaha menahan gerakannya. Takut mengganggu gadis yang tidur dengan bersandar ke pundaknya..Ya walaupun cuma sedikit yang kena pundaknya sih. Tetapi tetap saja membuat detak jantungnya berdetak lebih kencang. Akmal takut suara detakan jantungnya bisa terdengar Gadis itu.

Seandainya saja bisa, Akmal ingin menahan napas saja, biar tidak menggangu tidur nyenyak Titi. Ya mana mungkin orang bisa menahan napas lama-lama, bisa-bisa nanti wassalam. Titi oh Titi. "Eh.... mengapa Aku jadi bergetar hanya dengan memanggil namanya, walaupun yang dipanggil kenyataannya sedang di alam mimpi," batinnya.

"Tahan, sabar, ini ujian," batin Akmal lagi sambil mengambil napas dan mengeluarkan melalui mulut, tetapi diusahakan dengan gerakan dan suara yang sepelan mungkin.

Akmal melirik lagi ke pundaknya. Ternyata Titi yang judes dan galak itu kalau tidur mulutnya sedikit mangap... hahaha... tetapi tetap saja cantik. Absolute.

Akmal mau mengambil handphonenya dan memotret pemandangan yang begitu indah yang belum tentu akan dialami olehnya lagi. Tetapi niat itu segera Akmal urungkan. Akmal tidak mau mengganggu privasi orang lain. Akmal juga bukan lelaki brengsek atau pun lelaki kurang ajar.

Tidak habis pikir Akmal, berdekatan dengan Titi yang baru pertama kali bertemu dengannya. Bisa membuat dunia Akmal jadi jungkir balik. Akmal yang lama di pesantren di Lasem sambil menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, ditambah dengan bekerja sebagai karyawan pabrik mobil di Jakarta yang hampir tenaga kerja di sana berjenis kelamin laki-laki. Tentu tidak ada kesempatan untuk berdekatan secara intensif dengan lawan jenisnya. Ya kecuali tentu saja dengan Ibunya, Mbak Dini kakak kandungnya dan Syafa keponakannya.

Tetapi walaupun Akmal jarang berinteraksi dengan lawan jenisnya, belum sekalipun Akmal hilang kendali dengan bersikap sok akrab, seperti yang ditunjukkan kepada Titi baru saja tadi. Entahlah Akmal menjadi tidak habis pikir, ada dorongan besar membuat dirinya terperangkap, ada pesona kuat yang tidak mampu Akmal tolak.

Akmal juga tidak menutup mata, kalau banyak kaum hawa yang tergila-gila padanya. Mulai dari jaman sekolah dulu yang hampir tiap hari ada surat yang dikirim dan diletakkan di laci mejanya. Karena mungkin masih malu kalau mengatakan langsung, jadi lewat surat. Kejadian itu sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. Waktu itu belum banyak yang menggunakan smartphone. Hapenya juga masih sebatas untuk alat komunikasi. Apalagi Akmal dan teman-temannya yang di pesantren, tentu ada peraturan yang melarang untuk membawa handphone.

Tiba-tiba ada gerakan di pundak Akmal. Secara refleks Akmal menoleh ke sumber pergerakan itu. Titi dalam tidurnya kini kepalanya semakin banyak mengenai pundaknya. Bila tadi mungkin sekitar seperempat saja yang kena pundaknya. Sekarang sudah setengah lebih. Kepala Titi hampir sepenuhnya mengenai pundak Akmal.

"Ya Allah, ini anugerah atau musibah ya," batin Akmal lagi.

"Sabar, ini ujian," batinnya lagi.

Akmal melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Sebentar lagi, sekitar setengah jam lagi Akmal dan Titi harus turun ke stasiun Purwokerto.

Semoga saja nanti Titi bisa segera bangun. Sehingga Akmal tidak harus membangunkan Titi.

Akmal kemarin ke Ponorogo, tepatnya ke Mangunsuman untuk menghadiri pernikahan temannya yang bernama Kang Rozif. Teman waktu nyantri dulu di Lasem Rembang Jawa Tengah. Di pondoknya dulu memang sudah lazim untuk memanggil teman yang laki-laki dengan sebutan Kang dan diikuti namanya, serta yang perempuan dengan memanggil Mbak.

Ya kenangan indah di pesantren dulu. Sudah seperti saudara hubungannya. Malah banyak yang mengatakan bisa melebihi saudara karena hubungan darah.

Akmal sempat jalan-jalan juga ke wisata Ngebel Ponorogo. Karena diajak Kang Hadi yang rumahnya di dekat telaga Ngebel Ponorogo. Teman di pondoknya juga. Sama seperti Kang Rozif. Tetapi beda kecamatan, masih satu kabupaten di Ponorogo. Jadi Akmal punya teman dua dari Ponorogo yaitu Kang Rozif dan Kang Hadi. Kang Rozif baru saja menikah kemarin. Sedangkan Kang Hadi masih belum menikah. Masih kerja sambil mengambil kuliah pasca sarjana di Kampus Islam Negeri yang ada di Ponorogo.

Sama dengan Kang Hadi, Akmal juga belum menikah. Dan masih sama-sama menuntut ilmu. Bedanya kalau kang Hadi ngambil S2. Sedangkan Akmal SI saja masih belum kelar. Masih di tengah perjalanan.

Lamunan Akmal terhenti, ketika tiba-tiba Titi sudah bangun dan meringis malu melihat ke arah Akmal.

"Eh...maaf," ucap Titi malu dengan suara serak karena baru saja bangun tidur.

"Tidak apa-apa Mbak Titi," jawab Akmal.

"Mboten nopo-nopo Mbak Titi, slow mawon," ucap Akmal lagi dengan sopan.

(Tidak apa-apa Mbak Titi, santai saja)

"Kita sudah sampai ya?" tanya Titi.

"Sebentar lagi, 15 menit lagi, siap-siap saja barang yang akan dibawa turun apa saja. Biar tidak ada yang ketinggalan," jawab Akmal.

"Oke, terima kasih," jawab Titi masih dengan malu-malu.

"Hehehe... macam betina yang galak sudah bertransformasi menjadi kelinci yang imut sekarang," gumam Akmal lagi.

Titi tidak memperdulikan gumaman Akmal, ya walaupun lirih, tetapi masih bisa didengarkan olehnya dengan jelas.

"Mbak Titi sudah ada yang menjemput? Di sekitar stasiun, ojek online tidak diperbolehkan mengambil penumpang lho. Harus jalan lumayan jauh," ucap Akmal.

Sekarang Akmal memanggil Titi bukan hanya namanya saja. Tetapi menyebutnya dengan Mbak Titi, karena untuk sopan santun dan menghormati juga.

"Sudah, dijemput sama saudara," jawab Titi.

"Alhamdulillah," ucap Akmal dengan suara penuh kelegaan.

Bunyi dari pengeras suara oleh petugas kereta kalau ada himbauan supaya penumpang dengan tujuan Purwokerto agar segera siap-siap. Karena kereta sebentar lagi sampai ke stasiun Purwokerto.

Kereta sudah berhenti di stasiun Purwokerto. Titi segera turun, barang bawaannya dibantu dibawakan Akmal. Mereka segera menuju ke pintu keluar stasiun.

Titi menelpon saudaranya yang menjemput di stasiun. Di tempat yang sudah ditentukan saudaranya berada. Akhirnya Titi dan Akmal segera menuju ke tempat itu yaitu di seberang jalan berdekatan dengan makam di Kober.

Setelah mengucapkan terima kasih Titi segera naik ke atas motor.

"Assalamualaikum," ucap Akmal.

"Wa'alaikumsalam," jawab Titi.

☘️☘️☘️☘️

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh..

Alhamdulillah.. kita sudah memasuki hari kedua di bulan Ramadhan.

Semoga Allah SWT melancarkan dan memudahkan ibadah puasa kita. Aamiin.

Tetap jaga kesehatan..

Pwt, 140421.

Shofia Hanina.

Terpopuler

Comments

Mel Rezki

Mel Rezki

like lagi kak

2021-07-11

1

Shofia Hanina

Shofia Hanina

❤️♥️♥️

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kereta Api Cinta ?
3 Musibah atau Anugerah ?
4 Khilaf?
5 Asal Mula Berada di Kota Satria
6 Mendaftar
7 Harap Tenang Ada Ujian
8 The power of Doa Orang Tua
9 Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.
10 Artis Dadakan
11 Apa yang Harus Aku Tertawakan?
12 Selalu Ada Hikmah di balik Peristiwa
13 Akhirnya
14 Pemberkasan
15 Menerima SK
16 Prepegan
17 Dia lagi...Dia lagi.
18 Halal bihalal
19 Launching?
20 Surat Ijin Mengajar
21 Ngajar Perdana
22 Definisi dari Dunia Sempit.
23 Layu Sebelum Berkembang?
24 High Risk High Return
25 Tersesat di Jalan yang Benar.
26 Putus atau terus?
27 Me Time?
28 Tour Guide
29 Harga Yang Harus Dibayar
30 Modal Dengkul
31 Upacara
32 Bertemu Idola
33 Doa Kalbu
34 Hedge
35 Rapat HMJ
36 DWP
37 Urip iku sawang sinawang
38 Rihlah Ilmiah
39 BTA
40 DUIT
41 Bunga Tabebuya
42 Reuni
43 BEP
44 Ada Apa Dengannya?
45 Tetap Bersyukur
46 Presidential Lecture
47 Hampa
48 SunMor
49 Belum Beranak Cucu
50 Imla
51 Cemburu yang Santun
52 Belajar Sambil Travelling
53 Sekuritas
54 Belajar Sejarah Yuk
55 Menjaga Rahasia
56 Fluktuasi perasaan
57 Wirausaha
58 Saatnya Relaksasi
59 Santuy
60 Bertanggungjawab?
61 Mencari Solusi
62 Teman Makan Teman?
63 Bertemu Camer
64 Kepastian
65 Yang Mahal itu Gengsi
66 Akhlaknya Bagus dan Bertanggungjawab.
67 Kencan?
68 Menentukan Tanggal
69 Ketaman Asmoro
70 Sumur Sinaba
71 Double Date
72 Ujian Sebelum Menikah
73 Diselesaikan secara Adat
74 Semoga Badai Segera Berlalu
75 Sepandai-pandainya Menyimpan Bangkai Pasti akan Tercium juga
76 Mati Satu Entah Tumbuh Berapa lagi?
77 Mitsaqan Ghalizha
78 Seri
79 Mahasiswaku Suamiku
80 Siraman
81 Malam Terakhir Menjadi Lajang
82 Ketika Janur Kuning Melengkung
83 Kekasih Halal
84 Ibadah Bersama
85 Aku Tresno Sliramu
86 Jalani, Nikmati, Syukuri.
87 Sepasar
88 Childfree?
89 Durasinya Pendek?
90 Gaskeun
91 Cimplung
92 Jajan Pasar
93 Perjalanan ini
94 Dampo Awang Beach
95 Mabuk Cinta
96 Gembrobyos
97 KTL
98 Menuju Puncak
99 Komunikasi
100 Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu
101 Naik-naik ke Puncak Gunung
102 Parijoto dan Air Tiga Rasa
103 Bawor
104 Jagung Bakar Dieng
105 Patuh
106 Sanad Keilmuan
107 Berkunjung ke Rumah Mertua
108 Ziarah
109 Kila wa Qola
110 Istri Pintarku
111 Investasi Sebelum Menikah?
112 Secuil Surga Dunia
113 Kabar Bahagia?
114 Meluruskan Kesalahpahaman
115 Tujuh Minggu
116 Alhamdulillah
117 Ngapati
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Prolog
2
Kereta Api Cinta ?
3
Musibah atau Anugerah ?
4
Khilaf?
5
Asal Mula Berada di Kota Satria
6
Mendaftar
7
Harap Tenang Ada Ujian
8
The power of Doa Orang Tua
9
Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.
10
Artis Dadakan
11
Apa yang Harus Aku Tertawakan?
12
Selalu Ada Hikmah di balik Peristiwa
13
Akhirnya
14
Pemberkasan
15
Menerima SK
16
Prepegan
17
Dia lagi...Dia lagi.
18
Halal bihalal
19
Launching?
20
Surat Ijin Mengajar
21
Ngajar Perdana
22
Definisi dari Dunia Sempit.
23
Layu Sebelum Berkembang?
24
High Risk High Return
25
Tersesat di Jalan yang Benar.
26
Putus atau terus?
27
Me Time?
28
Tour Guide
29
Harga Yang Harus Dibayar
30
Modal Dengkul
31
Upacara
32
Bertemu Idola
33
Doa Kalbu
34
Hedge
35
Rapat HMJ
36
DWP
37
Urip iku sawang sinawang
38
Rihlah Ilmiah
39
BTA
40
DUIT
41
Bunga Tabebuya
42
Reuni
43
BEP
44
Ada Apa Dengannya?
45
Tetap Bersyukur
46
Presidential Lecture
47
Hampa
48
SunMor
49
Belum Beranak Cucu
50
Imla
51
Cemburu yang Santun
52
Belajar Sambil Travelling
53
Sekuritas
54
Belajar Sejarah Yuk
55
Menjaga Rahasia
56
Fluktuasi perasaan
57
Wirausaha
58
Saatnya Relaksasi
59
Santuy
60
Bertanggungjawab?
61
Mencari Solusi
62
Teman Makan Teman?
63
Bertemu Camer
64
Kepastian
65
Yang Mahal itu Gengsi
66
Akhlaknya Bagus dan Bertanggungjawab.
67
Kencan?
68
Menentukan Tanggal
69
Ketaman Asmoro
70
Sumur Sinaba
71
Double Date
72
Ujian Sebelum Menikah
73
Diselesaikan secara Adat
74
Semoga Badai Segera Berlalu
75
Sepandai-pandainya Menyimpan Bangkai Pasti akan Tercium juga
76
Mati Satu Entah Tumbuh Berapa lagi?
77
Mitsaqan Ghalizha
78
Seri
79
Mahasiswaku Suamiku
80
Siraman
81
Malam Terakhir Menjadi Lajang
82
Ketika Janur Kuning Melengkung
83
Kekasih Halal
84
Ibadah Bersama
85
Aku Tresno Sliramu
86
Jalani, Nikmati, Syukuri.
87
Sepasar
88
Childfree?
89
Durasinya Pendek?
90
Gaskeun
91
Cimplung
92
Jajan Pasar
93
Perjalanan ini
94
Dampo Awang Beach
95
Mabuk Cinta
96
Gembrobyos
97
KTL
98
Menuju Puncak
99
Komunikasi
100
Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu
101
Naik-naik ke Puncak Gunung
102
Parijoto dan Air Tiga Rasa
103
Bawor
104
Jagung Bakar Dieng
105
Patuh
106
Sanad Keilmuan
107
Berkunjung ke Rumah Mertua
108
Ziarah
109
Kila wa Qola
110
Istri Pintarku
111
Investasi Sebelum Menikah?
112
Secuil Surga Dunia
113
Kabar Bahagia?
114
Meluruskan Kesalahpahaman
115
Tujuh Minggu
116
Alhamdulillah
117
Ngapati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!