Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.

Titi segera istirahat begitu dirinya memasuki kamar tidur. Lumayan capek setelah perjalanan jauh, walaupun cuma tidur selama di dalam kereta. Badan pegal ketemu kasur, sungguh jodoh yang sempurna. Nikmat Tuhan mana lagi yang akan Kita dustakan?

Setelah sebulan dari tes SKD, terdapat pengumuman siapa saja yang lolos. Titi setiap hari selalu update, biar tidak ketinggalan informasi, ya... karena kesalahan membaca informasi itu tanggung jawab diri sendiri. Titi buka laptop untuk melihat pengumuman itu. Diketiknya halaman website resmi kementerian tempatnya mendaftar. Segera diklik tulisan pengumuman SKD. Masih lumayan banyak halamannya, jadi downloadnya lama.

Titi membuka hasil download tadi dengan perasaan cemas. Walaupun kemarin dia lolos di atas passing grade, tetapi Titi tidak tahu, bisa lanjut ke tes berikutnya atau tidak? Karena dari awal Titi tahu kalau yang berhak mengikuti SKB atau Seleksi Kompetensi Bidang adalah tiga peserta dari peringkat atau rangking teratas yang telah lolos SKD kemarin.

Titi segera mencari pengumuman siapa saja yang bisa maju untuk mengikuti tes SKB di kampus tempatnya mendaftar. Dia lihat dan cari formasi manajemen.

"Alhamdulillah,...." ucapnya berkali-kali.

Titi sungguh tidak menyangka kalau yang lulus passing grade untuk formasi manajemen, dari 65 peserta yang lulus seleksi administrasi hanya dirinya seorang. Ya... hanya Titi seorang yang bisa mengikuti tes selanjutnya yakni Tes Seleksi Kompetensi Bidang. Dibaca sekali lagi pengumuman tersebut, takutnya Titi salah baca. Ya... ternyata cuma Titi. Benar. Cuma Titi yang bisa dan berhak maju ke tahap selanjutnya. Titi pastikan sekali lagi...masih tetap sama... formasi manajemen yang lolos passing grade bernama Nefertiti Laksmi Lestari. Titi segera berlari ke kamar orang tuanya.

"Papah, Mamah?" panggil Titi dengan suara kencang.

Papah dan Mamah sudah pulang dari mengajar. Mereka istirahat sebentar sambil menunggu sore.

"Ada apa Titi? Kok teriak-teriak?" Mamah yang menjawab.

Titi tidak menjawab dan langsung memeluk Mamahnya.

"Titi lolos Mah, dan cuma Titi dalam formasi manajemen yang lolos untuk bisa ikut tes selanjutnya," jawab Titi masih memeluk Mamahnya.

"Alhamdulillah, selamat ya Nak," Mamah menjawab sambil matanya berkaca-kaca. Terharu mendengar penjelasan Titi.

"Ada apa kok jadi pelukan dan nangis-nangis segala?" Papah bertanya waktu menghampiri mereka berdua. Tadi Papah dari kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka.

"Alhamdulillah Pah, ini Titi lolos ke tes selanjutnya. Dan dalam formasi yang didaftar kemarin, cuma anak kita yang bisa ikut tes lagi Pah, yang lainnya gugur tidak bisa ke tahap selanjutnya," jawab Mamah masih menangis terharu.

"Alhamdulillah...." jawab Papah ikut berpelukan dengan keduanya.

"Kapan tes selanjutnya Nak?" Papah bertanya lagi sambil melepaskan pelukannya.

"Sebulan lagi Pah," jawab Titi.

"Ya sudah Pah, Mah, silahkan istirahat lagi. Maaf tadi Titi mengganggu. Titi ingin segera menyampaikan berita bahagia ini kepada Papah dan Mamah. Titi kembali ke kamar dulu ya?" pamit Titi.

Mamah dan Papah mengangguk sambil mengelus kepala anaknya itu. Ya... walaupun Titi sudah besar, tetapi bagi Mamah dan Papah, Titi masih putri kecilnya sampai kapan pun. Setelah Titi kembali ke kamarnya Papah juga menutup pintu kamar juga, mau istirahat sebentar.

"Pah, sebulan lagi Titi ada tes, nanti kita temani atau tidak? Kemarin kita sudah tidak bisa menemani lho?" Mamah bertanya kepada Papah.

"Belum tahu Mah, ini banyak agenda sekolah. Kalau bisa ijin nanti kita berdua bisa menemani anak kita. Kalau tidak ya, bisa salah satu dari kita. Atau bisa juga sendiri. Titi sudah besar. Sudah pandai menjaga dirinya sendiri."

"Iya Pah, perasaan baru kemarin mengandung dan melahirkan Titi, eh... sekarang anaknya sudah besar... sudah pantas untuk menjadi calon pengantin," Mamah tersenyum setelah mengucapkan itu. Membayangkan putri kecilnya yang Ia sayangi nanti dipinang seseorang.

"Mamah, pikirannya kejauhan. Anaknya juga baru mau kerja. Kita juga belum pernah dikenalkan dengan seseorang. Biar anaknya menjalani kehidupannya dengan bahagia. Kita jangan membebani apa-apa. Papah sudah bersyukur Titi mau mendaftar di Purwokerto. Setelah ini Papah tidak akan minta sesuatu pada Titi. Biar mengalir seperti air saja Mah," Papah menjawab dengan panjang lebar disertai dengan senyuman. Membayangkan kemarin waktu memohon sama anaknya untuk daftar di Purwokerto. Awalnya pesimis, tetapi akhirnya Papah bahagia, anaknya itu tidak mungkin mengecewakan dirinya.

"Iya Pah...Mamah lega sekarang. Ayo istirahat sebentar Pah...Mamah mau tidur dulu, mumpung masih siang belum sore."

Papah dan Mamah istirahat. Setelah hampir seharian bekerja, tentu badan juga meminta haknya untuk segera rehat.

Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba. Tes SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) yang akan dilaksanakan di kampus tempatnya mendaftar. Tesnya hari Selasa. Tetapi Senin ada teknikal meeting dulu, jadi wajib hadir semuanya untuk mengetahui apa saja yang harus peserta siapkan terkait tentang tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).

Titi berangkat pada hari Minggu biar bisa istirahat dulu. Titi naik kereta api dan turun di stasiun Purwokerto. Berhubung belum terlalu malam Titi tidak minta dijemput, tetapi memilih untuk naik taksi ke kediaman Mbah Uti.

Hari Senin Titi ke kampus tempatnya mendaftar untuk menghadiri teknikal meeting terkait SKB. Ruangan yang akan digunakan yaitu di Gedung Rektorat di lantai 2. Acara dimulai pukul 09.00 WIB. Titi datang 10 menit sebelum acara dimulai dengan menggunakan ojek online. Di rumah Mbah Uti ada motor, tetapi Titi belum menguasai daerah ini, dari pada tersesat, mending naik ojol.

Titi bertanya kepada sekuriti yang berjaga di depan. Sebelum Titi sempat bertanya, ternyata sudah ditanyain duluan sama Bapak Satpam.

"Ada keperluan apa Mbak?" tanya petugasnya. Titi melihat name tag di seragam Bapak itu. Sekuriti "TASMAN".

"Mau menghadiri rapat di gedung Rektorat lantai 2 Pak Tasman" jawab Titi dengan mengangguk sopan.

"Kok tahu nama saya Mbak Cantik?"

"Itu....," jawab Titi sambil tersenyum.

"Sudah tahu letaknya?" yang dijawab Titi dengan menggeleng pelan.

"Nanti dari sini lurus bisa naik tangga di depan air mancur itu, Mbak masuk ke lantai satu. Dari lantai 1 bisa naik lift atau tangga menuju ke lantai 2."

Titi mendengarkan penjelasan Pak Tasman dengan serius, itu sebagai wujud menghargai seseorang dan supaya tidak tersesat juga nantinya. Soalnya Titi baru pertama kali masuk ke kampus ini.

"Oke Bapak Tasman, siap. Paham. Terima kasih banyak. Pak Tasman. Sampai ketemu lagi," ujar Titi sambil tangannya diletakkan di atas alis, posisi seperti orang hormat. "Ternyata untuk menyenangkan orang lain itu tidak sulit, tidak perlu modal besar, itu tadi contohnya, dipanggil namanya saja Beliau sudah senangnya bukan main," batin Titi.

Bapak Tasman menganggukkan kepalanya dengan tersenyum manis. "Ah... lumayan dapat vitamin B pagi-pagi." batinnya. "Kapan lagi melihat Vitamin Bening dan sopan lagi. Dipanggil pula namaku," Bapak Tasman masih bicara dengan dirinya sendiri sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Eh..Pak Tasman eling, masih pagi jangan senyum-senyum sendiri. Apa kurang sajen atau malah kelebihan sajennya Pak?" goda teman sekuriti yang lain.

"Ah, kamu ini. Mengganggu kesenangan orang saja. Memang aku demit apa perlu sajen segala" sembur Pak Tasman.

"Lebih dari itu Njenengan Pak, demit ora ndulet, setan ora doyan (Demit itu salah satu sebutan untuk makhluk halus. Arti dari istilah tadi Makhluk halus tidak akan berani menyentuh, apalagi setan tidak akan mau makan)," teman Pak Tasman masih menggodanya sambil tersenyum puas.

"Sudah... malah jadi melebar ke mana-mana. Tadi sudah kamu rapikan motor-motor yang parkir itu Dai?" Pak Tasman menanyakan kepada temannya yang usianya masih muda itu yang bernama Badai untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Beres semua Bos," Jawab Badai. Mereka memanggil Pak Tasman Bos supaya lebih akrab dan Pak Tasman juga sudah senior, lebih dari 15 tahun bekerja sebagai sekuriti di kampus tersebut.

Bagaimana kelanjutannya??

Ikuti terus ceritanya.

Terima kasih...🙏

Terpopuler

Comments

Shofia Hanina

Shofia Hanina

♥️❤️

2021-05-24

1

Bang Regar

Bang Regar

like 👍🏼👍🏼👍🏼

2021-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kereta Api Cinta ?
3 Musibah atau Anugerah ?
4 Khilaf?
5 Asal Mula Berada di Kota Satria
6 Mendaftar
7 Harap Tenang Ada Ujian
8 The power of Doa Orang Tua
9 Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.
10 Artis Dadakan
11 Apa yang Harus Aku Tertawakan?
12 Selalu Ada Hikmah di balik Peristiwa
13 Akhirnya
14 Pemberkasan
15 Menerima SK
16 Prepegan
17 Dia lagi...Dia lagi.
18 Halal bihalal
19 Launching?
20 Surat Ijin Mengajar
21 Ngajar Perdana
22 Definisi dari Dunia Sempit.
23 Layu Sebelum Berkembang?
24 High Risk High Return
25 Tersesat di Jalan yang Benar.
26 Putus atau terus?
27 Me Time?
28 Tour Guide
29 Harga Yang Harus Dibayar
30 Modal Dengkul
31 Upacara
32 Bertemu Idola
33 Doa Kalbu
34 Hedge
35 Rapat HMJ
36 DWP
37 Urip iku sawang sinawang
38 Rihlah Ilmiah
39 BTA
40 DUIT
41 Bunga Tabebuya
42 Reuni
43 BEP
44 Ada Apa Dengannya?
45 Tetap Bersyukur
46 Presidential Lecture
47 Hampa
48 SunMor
49 Belum Beranak Cucu
50 Imla
51 Cemburu yang Santun
52 Belajar Sambil Travelling
53 Sekuritas
54 Belajar Sejarah Yuk
55 Menjaga Rahasia
56 Fluktuasi perasaan
57 Wirausaha
58 Saatnya Relaksasi
59 Santuy
60 Bertanggungjawab?
61 Mencari Solusi
62 Teman Makan Teman?
63 Bertemu Camer
64 Kepastian
65 Yang Mahal itu Gengsi
66 Akhlaknya Bagus dan Bertanggungjawab.
67 Kencan?
68 Menentukan Tanggal
69 Ketaman Asmoro
70 Sumur Sinaba
71 Double Date
72 Ujian Sebelum Menikah
73 Diselesaikan secara Adat
74 Semoga Badai Segera Berlalu
75 Sepandai-pandainya Menyimpan Bangkai Pasti akan Tercium juga
76 Mati Satu Entah Tumbuh Berapa lagi?
77 Mitsaqan Ghalizha
78 Seri
79 Mahasiswaku Suamiku
80 Siraman
81 Malam Terakhir Menjadi Lajang
82 Ketika Janur Kuning Melengkung
83 Kekasih Halal
84 Ibadah Bersama
85 Aku Tresno Sliramu
86 Jalani, Nikmati, Syukuri.
87 Sepasar
88 Childfree?
89 Durasinya Pendek?
90 Gaskeun
91 Cimplung
92 Jajan Pasar
93 Perjalanan ini
94 Dampo Awang Beach
95 Mabuk Cinta
96 Gembrobyos
97 KTL
98 Menuju Puncak
99 Komunikasi
100 Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu
101 Naik-naik ke Puncak Gunung
102 Parijoto dan Air Tiga Rasa
103 Bawor
104 Jagung Bakar Dieng
105 Patuh
106 Sanad Keilmuan
107 Berkunjung ke Rumah Mertua
108 Ziarah
109 Kila wa Qola
110 Istri Pintarku
111 Investasi Sebelum Menikah?
112 Secuil Surga Dunia
113 Kabar Bahagia?
114 Meluruskan Kesalahpahaman
115 Tujuh Minggu
116 Alhamdulillah
117 Ngapati
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Prolog
2
Kereta Api Cinta ?
3
Musibah atau Anugerah ?
4
Khilaf?
5
Asal Mula Berada di Kota Satria
6
Mendaftar
7
Harap Tenang Ada Ujian
8
The power of Doa Orang Tua
9
Ternyata Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Sulit.
10
Artis Dadakan
11
Apa yang Harus Aku Tertawakan?
12
Selalu Ada Hikmah di balik Peristiwa
13
Akhirnya
14
Pemberkasan
15
Menerima SK
16
Prepegan
17
Dia lagi...Dia lagi.
18
Halal bihalal
19
Launching?
20
Surat Ijin Mengajar
21
Ngajar Perdana
22
Definisi dari Dunia Sempit.
23
Layu Sebelum Berkembang?
24
High Risk High Return
25
Tersesat di Jalan yang Benar.
26
Putus atau terus?
27
Me Time?
28
Tour Guide
29
Harga Yang Harus Dibayar
30
Modal Dengkul
31
Upacara
32
Bertemu Idola
33
Doa Kalbu
34
Hedge
35
Rapat HMJ
36
DWP
37
Urip iku sawang sinawang
38
Rihlah Ilmiah
39
BTA
40
DUIT
41
Bunga Tabebuya
42
Reuni
43
BEP
44
Ada Apa Dengannya?
45
Tetap Bersyukur
46
Presidential Lecture
47
Hampa
48
SunMor
49
Belum Beranak Cucu
50
Imla
51
Cemburu yang Santun
52
Belajar Sambil Travelling
53
Sekuritas
54
Belajar Sejarah Yuk
55
Menjaga Rahasia
56
Fluktuasi perasaan
57
Wirausaha
58
Saatnya Relaksasi
59
Santuy
60
Bertanggungjawab?
61
Mencari Solusi
62
Teman Makan Teman?
63
Bertemu Camer
64
Kepastian
65
Yang Mahal itu Gengsi
66
Akhlaknya Bagus dan Bertanggungjawab.
67
Kencan?
68
Menentukan Tanggal
69
Ketaman Asmoro
70
Sumur Sinaba
71
Double Date
72
Ujian Sebelum Menikah
73
Diselesaikan secara Adat
74
Semoga Badai Segera Berlalu
75
Sepandai-pandainya Menyimpan Bangkai Pasti akan Tercium juga
76
Mati Satu Entah Tumbuh Berapa lagi?
77
Mitsaqan Ghalizha
78
Seri
79
Mahasiswaku Suamiku
80
Siraman
81
Malam Terakhir Menjadi Lajang
82
Ketika Janur Kuning Melengkung
83
Kekasih Halal
84
Ibadah Bersama
85
Aku Tresno Sliramu
86
Jalani, Nikmati, Syukuri.
87
Sepasar
88
Childfree?
89
Durasinya Pendek?
90
Gaskeun
91
Cimplung
92
Jajan Pasar
93
Perjalanan ini
94
Dampo Awang Beach
95
Mabuk Cinta
96
Gembrobyos
97
KTL
98
Menuju Puncak
99
Komunikasi
100
Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu
101
Naik-naik ke Puncak Gunung
102
Parijoto dan Air Tiga Rasa
103
Bawor
104
Jagung Bakar Dieng
105
Patuh
106
Sanad Keilmuan
107
Berkunjung ke Rumah Mertua
108
Ziarah
109
Kila wa Qola
110
Istri Pintarku
111
Investasi Sebelum Menikah?
112
Secuil Surga Dunia
113
Kabar Bahagia?
114
Meluruskan Kesalahpahaman
115
Tujuh Minggu
116
Alhamdulillah
117
Ngapati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!