Kereta api Cinta?
Namanya Nefertiti Laksmi Lestari, biasanya dipanggil dengan nama panggilan Titi. Sambil menunggu siaran sidang isbat untuk menentukan awal Ramadhan, Titi segera minta adiknya Anjas untuk mengantar ke stasiun. Titi akan segera balik ke Purwokerto. Tempat di mana Dia sekarang mengais rezeki.
"Dek, buruan ! Jadwal keberangkatan kereta apinya sebentar lagi nih!" seru Titi memanggil adiknya Anjas.
"Iya Mbak Titi, bawel banget sih, kalau sudah mepet mengapa tidak dari tadi berangkatnya? Pakai nyuruh orang buru-buru lagi?" gerutu Anjas.
"Kelamaan nanti Dek, nunggu di stasiunnya!" jawab Titi.
"Sudah, jangan pada ribut!" tegur Papah dengan berwibawa.
Mamah ikut menimpali "Dek, jangan sampai ketinggalan barang yang akan dibawa Mbak Titi ya?"
"Siap Mah, Mbak Titi juga harus ngecek sendiri Mah, apa saja yang hendak dibawa," sahut Anjas.
Titi segera berpamitan dengan Papah dan Mamah dengan cara mencium punggung telapak tangan keduanya secara takzim dan tak lupa juga saling berpelukan.
"Hati-hati di sana Mbak, manut sama Mbah Uti. Papah dan Mamah titip sungkem ya," ucap Papah sambil mencium kening anaknya lama. Dilanjutkan dengan Mamah yang melakukan hal yang sama seperti Papah.
Setelah mengucapkan salam, Titi segera membonceng motor Vario warna hitam yang dibawa Anjas. Tak lupa Titi dan Anjas mengenakan helm SNI untuk keamanan dan demi mematuhi peraturan. Sebagai warga negara yang baik, tentu kita harus taat kepada aturan. Karena sejatinya aturan dibuat juga demi kenyamanan dan keselamatan kita juga.
Jarak rumah Titi dan stasiun kereta api Madiun memang tidak terlalu jauh. Sekitar 2 km, 5-10 menit naik motor.
Sampai di stasiun kereta api Madiun, Titi segera turun dengan membawa barang titipan dari Mamah dan Papah untuk diberikan sebagai oleh-oleh kerabat di Purwokerto.
Titi meminta Anjas untuk langsung pulang saja ke rumah, tidak perlu parkir di stasiun, karena biasanya juga selain penumpang tidak boleh masuk ke dalam. Anjas segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Setelah motor yang dikendarai Anjas tidak terlihat, Titi segera masuk ke dalam stasiun. Diperlihatkannya tiket kereta dan KTP nya kepada petugas. Setelah itu Titi melaksanakan boarding tiket kereta dengan cara menekan tombol di mesinnya. Setelah semuanya selesai, Titi segera duduk di kursi tunggu penumpang, untuk menunggu kedatangan kereta api yang menurut jadwal akan segera tiba. Di tiketnya tertulis pukul 19.23 WIB. Dan sekarang waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB.
Sambil menunggu kedatangan kereta, Titi melihat di atas ruangan ada televisi yang menyala dan menyiarkan secara langsung sidang isbat untuk menentukan awal puasa Ramadhan tahun ini. Di sana ada kesaksian dari para ahli yang menyatakan melihat hilal. Akhirnya diputuskan tentang awal puasa Ramadhan.
Menteri Agama dalam pidatonya menyatakan kalau besok pagi mulai awal Ramadhan tahun ini. Alhamdulillah...bisa bertemu dengan Ramadhan lagi.
Akhirnya kereta api Bima yang ditunggu telah tiba. Kereta api eksekutif dengan fasilitas yang lengkap. Setelah penumpang yang tujuannya di stasiun Madiun turun, petugas segera mengumumkan melalui pengeras suara kalau penumpang di stasiun Madiun jurusan Jakarta untuk segera naik.
Titi segera naik ke atas kereta. Langsung mencari di gerbong mana dan tempat duduknya di sebelah mana. Setelah melihat tiket yang tertera untuk mencocokkan dengan tempat duduknya, agar tidak terjadi kesalahan, akhirnya Titi segera duduk di kursi tersebut.
Kursi tempat duduknya langsung berdekatan dengan jendela.
Setelah 5 menit Titi duduk di kursinya. Barulah ada teman duduk di sebelahnya yang datang. Orang tersebut tersenyum ramah kepada Titi. Titi segera membalas walaupun dengan canggung, karena Titi tidak terbiasa bersikap terlalu ramah dengan orang yang baru ditemuinya. Karena ada pesan yang sering didengarnya kalau kita harus selalu bersikap waspada.
Orang itu langsung duduk di kursinya setelah terlebih dahulu meletakkan barang bawaannya ke bagasi yang terdapat di atas mereka. Titi langsung memasang headset untuk mendengarkan musik favoritnya.
Setelah cukup lama mendengarkan musik, akhirnya Titi melepaskan headset tersebut. Dilihatnya orang yang duduk di sebelahnya mencoba untuk mengajak bicara dengannya.
Orang tersebut menanyakan dengan tersenyum ramah.
"Sendirian saja Mbak?" tanyanya.
"Tidak !, ini dengan orang banyak. Coba dihitung berapa jumlah di dalam gerbong ini saja?" jawabnya.
Spontan orang tersebut tertawa terbahak-bahak "Mbaknya ini bisa melucu juga?" timpal orang itu.
"Perkenalkan, nama saya Akmal, biar selama di perjalanan punya teman ngobrol, Mbaknya namanya siapa?" tanya orang itu lagi sambil mengulurkan tangannya.
Dengan ragu-ragu Titi membalas, takutnya ada modus tersembunyi, "Titi," jawabnya singkat.
🎶🎵🎵
"Tik Tik bunyi hujan di atas genteng" ucapnya sambil tersenyum dengan menyanyikan lagu tik tik bunyi hujan.
"Tidak nyambung," Jawab Titi sewot.
"Hehehe... jangan marah Mbaknya, besok sudah puasa lho, jangan suka esmosi nanti bisa-bisa cepat tua" jawabnya lagi garing.
"Siapa?" ucap Titi.
"Mbaknya lah," jawabnya mantap.
"Yang tanya!" ucap Titi lagi.
"Hehehe, cantik-cantik ternyata sadis," gumamnya pelan, tetapi masih bisa didengar dengan baik oleh Titi.
Akmal bukanlah pria yang suka tebar pesona ketika melihat perempuan, apalagi yang baru dilihatnya. Tetapi entah mengapa, baru melihat perempuan yang duduk di sebelahnya, seperti ada kekuatan yang membisikkan supaya bisa berlama-lama ngobrol dengannya. Bahkan dijawab dengan sinis dan tatapan tidak ramah oleh gadis itu Dia masih berusaha untuk bersikap sangat ramah.
Gadis itu, perempuan yang duduk di sebelahnya seperti mempunyai magnet yang kuat yang bisa membuatnya untuk segera
mendekat. Dengan lesung pipi yang sedikit kelihatan ketika Dia menarik bibirnya. Apalagi kalau dalam keadaan tersenyum...wah... seolah sempilan syurga jatuh ke bumi. Dengan memasang wajah tak ramahnya saja masih terlihat menarik.
Love at first sight.... hehehe...itu terlalu ha lu. Pikirannya jadi mendadak kacau begini. Kayaknya Akmal perlu berwudhu dan selalu menjaganya, agar pikirannya tidak melantur ke mana-mana.
Sekilas Titi melirik orang yang duduk di sebelahnya. Kulit putih bersih, hidung mancung, ada sedikit kumis tipis dan ada juga godek atau cambang yang tumbuh di wajahnya. Secara keseluruhan nilai 97 dari total 100. Hampir sempurna. "Eh... maksudnya apa ini mengapa Dia jadi memperhatikan orang yang duduk di sebelahnya, sampai memberikan penilaiannya segala", gumam Titi sambil menepuk jidatnya.
"Eh, Mbaknya, jangan melakukan kekerasan terhadap diri sendiri. Ora elok Mbaknya!" ucap orang itu lagi dengan senyum menyebalkan.
"Mbaknya... Mbaknya, memang Aku jadi istrinya Kakak kamu apa?" semprot Titi dengan kesal.
"Cantik tapi galak. Galak tetap cantik," gumam Akmal absurd. Akmal jadi tersenyum sendiri. Berdekatan dengan gadis yang duduk di sebelahnya membuatnya merasa tidak menjadi dirinya sendiri. Entah kekuatan dari mana yang menjadikan Akmal menjadi tidak mengenali dirinya sendiri.
"Hehehe...Aku tidak punya Kakak kandung laki-laki Mbaknya. Kakak kandungku perempuan dan sudah menikah," Jawab Akmal masih tersenyum manis.
"Siapa?"...
Sebelum Titi menyelesaikan kalimatnya Akmal segera menimpali "Yang nanya?" masih dengan tersenyum, yang didengar Titi masih dengan suara menyebalkan menurutnya.
"Aku cuma menginformasikan saja Mbaknya, biar Mbaknya tidak salah paham," sahut Akmal.
Tanpa menjawab ataupun berkomentar Titi memandang orang yang duduk di sebelahnya dengan pandangan malas.
"Ya Tuhan, mengapa Aku harus bertemu dengan orang yang duduk di kursi sebelah ini. Orang yang benar-benar bikin darah tinggi kumat."
"Wait.... mengapa Aku jadi terganggu dengan orang yang baru saja Aku temui. Seperti bukan dirinya sendiri. Yang biasa cuek. Tidak mudah terprovokasi," gumam Titi dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Angelia Comel
aq juga pling sebel low lwn kita bicara kyk titi tu.tanya siapa.dijawab nanya.pengen tak tabok pkek sendal😁😁😁
2021-09-23
0
Kharisma
👍👍👍awal ceritanya menarik, lanjut thor semangat ya 💪💪💪💪💪
2021-08-24
1
Mel Rezki
like lagi thor
2021-07-11
0