"Punya mimpi itu jangan nanggung nanggung. Harus setinggi mungkin"
⏳⏳⏳
"Gue sih gak terlalu deket sama dia, pelit jawaban dia mah"
Suara Arnol memulai percakapan pagi ini terdengaer menarik perhatian gadis mungil yang tengah bertompang dagu. Al hanya mendengarkan dengan setia, mata sipit, rambut yang dikuncir satu, serta kursi yang terlalu dekat dengan meja adalah posisi terbaik saat mendengarkan teman sekelasnya becerita.
"Ah masak, elo kan temen sebangku dia" ujar Febri.
Arnol menarik kursi lebih dekat. Mengusap hidung, dan menyisir rambut kebelakang.
"Tapi dia tertutup sama gue, pas gue mau ntontek aja dia ngelirik gue tajem banget"
Febri menggeleng, Hafis hanya diam mendengarkan. Sedangkan Ivana dia selalu malas dengan apapun tentang El. Lelaki kasar yang tidak punya hati.
"Dia anti sosial atau gimana sih?" Febri menimpali
"Enggak Feb, mungkin dia butuh waktu buat menyesuaikan sama kita" bela Al.
"Ah elo Al, dia mah bukan penyesuaian tapi emang bener bener gak mau bergaul sama kita" seloroh Ivana tajam
"Ivana, kita kan gak tau alasan El gak mau temenan sama kita"
Al masih keukeh membela, tidak ingin El dianggap tidak baik oleh teman temannya
"Itu karena elo bucinnya si El" cicit Hafis.
"Lagian ya, kalau dia emang penyesuaian masak udah dua minggu tetep gak ada temen" cerca Ivana
Al menggebrak meja tidak terima, bibirnya bersungut, dia menggarangkan alis.
"Ih kalian gak boleh ngomongin calon pacarnya Al"
"Bucin kumat tuh bucin" hina Arnol.
"Lagian sih Al, apa sih yang elo suka dari cowok kaku kayak dia?" tanya Febri.
Al menarik senyum, saat mata elang itu menatapnya, saat dia memberikan minuman soda, saat dia duduk di bangku cafe sambil menatap buku. Apa yang disukai dari El, lelaki kaku yang tidak bisa bergaul.
"Cinta kan gak butuh alasan" kilah Al.
Bersamaan dengan berhentinya ucapan Al, El masuk kedalam kelas. Dengan tampang datar dan wajah angkuh. Dia menggeser kursi mengeluarkan buku dan mulai menulis.
Mereka hanya mengamatp apa yang dilakukan oleh El, lelaki yang selalu mencuri perhatian para perempuan. Al yang tahu itu, langsung berdiri berjalan kearah El.
"Pasti ditolak lagi" ucap Arnol kepada Febri, Hafis dan Ivana.
Al tidak perduli, dia menggeser kursi dan ikut duduk di kursi Gandi. El mendongak, menatap wajah cerah milik Al.
"El kapan kita ngerjain tugas kimia?" tanya Al.
Ngomong ngomong soal tugas kimia, bu Niken meminta mengumpulkan tugas bulan depan. Karena sekarang dia harus memberikan ujian harian serentak dua minggu ini. Dan materi tugasnya juga ditambah, lebih banyak dan memakan waktu pengumpulan tugas yang semakin ribet.
El memutar mata. Mendegus dan merampas pena miliknya yang dimainkan oleh Al.
"Hari ini" jawab dia sambil memasukan pena kedalam kotak pensil.
"Dimana El, dirumah Al atau di rumah El?"
El mendongak ,kali ini dengan tatapan tak kalah garang darinya.
"Jam istirahat nanti"
Setelah itu dia pergi lagi, tidak tahu mau kemana, yang jelas El selalu tidak bisa berkomunikasi lama dengan teman sekelasnya, atau teman dari kelas lain. Orang yang sering berbicara lama hanya Alriestella Lesham Shaenantte, itu mengapa Arnol sering bilang Al pemecah rekor.
"Ditolak lagi?" tanya Ivana saat melihat Al berjalan kearah nya dengan wajah sedih.
Al menggeleng, "nanti pas istirahat kita mau ngerjain tugas Kimia" ujarnya.
Menunggu waktu istirahat terasa lama untuk Al, bahkan gadis itu selalu menarik kursi, mengarahkan pandangan ke El, meletakkan dagu diatas meja, mencoret kertas bahkan selalu menatap jam di ponselnya. Ketika bunyi bel terdengar dia berdiri girang, merapikan buku, membawa alat tulis dan buku kimia ke meja Al..
Dia berlairan kecil kemeja El. Lelaki itu masih merapikan buku.
"El. Kita ngerjain sekarang?" tanyanya.
Arnol yang melihat itu langsung berdecak, mengejek si Al "langsung dah tu kesenengan" hinanya.
"Apaan sih Nol, kan Al mau ngerjain tugas" balas Al.
"Alesan aja tuh di tugas ,padahal mah emang mau berduaan"
El tidak banyak menangapi, dia berlalu pergi meninggalkan Al yang justru mencembikan bibir.
"Mampus"
Mendengar kalimat itu Al menghentakkan kaki, belum ada tiga hentakkan suara El yang berat membuatnya langsung menoleh
"Elo mau ngerjain Kimia enggak?"
Al lalu buru buru mengekori El. Lelaki itu mengajaknya ke minimarket khusus sekolahan, disana menjual berbagai keperluan sekolah, setelah membayar kertas karton bewarna biru muda mereka berjalan kearah perpustakaan.
Duduk di meja belakang, El tidak banyak bicara hanya membaca buku paket kimia yang sudah dia ambil. Membacanya lalu manyalin pada karton. Selama itu juga Al asyik memandangi El, mungkin sangking senangnya dia tidak sadar menarik senyum selebar itu.
"Lo mau ngerjain tugas apa mau liatin gue?"
Al masih menarik senyum tanpa mau memudarkannya "liatin El sambil ngerjain tugas"
El menyodorkan buku paket kimia
"Yang gue garis bawahi , elo tulis pakai spidol tinta biru"
Setelahnya dia mengerjakan bagian dirinya. Tidak ada percakapan selama itu, Al sibuk dengan tugasnya begitu juga dengan si El.
Selesai menulis materi yang dirangkan, Al mendongak. Menyipitkan mata, menatap saat lelaki itu tengah serius belajar.
"El, cita cita El jadi apa sih?"
Al menyatukan jari jemari, membuat jembatan untuk bertompang dagu. El tidak menjawab. Atau tidak berniat menjawabnya.
"Kalau Al. Al pengen jadi penyanyi, kayak Maudy Ayunda"
Padahal El tidak bertanya apa cita citanya, sepertinya si Alriestella ini memang hobi bercerita.
"Kalau enggak, Al pengen kayak mbak IU, suaranya bagus banget"
El memutar mata malas "elo bisa diem enggak" matanya mendelik.
Al langsung menunduk. Meraih bolpoin dan menulis rumus asam basa.
"Maafin Al, El"
Setelah keheningan memakan waktu istirahat mereka. Geseran kursi membuat Al mendongak. Saat ini El sudah bersiap pergi.
"Kita selesaiin besok" ucapnya
Al hanya mengangguk, mungkin merasa bentakan dari El membuatnya benar benar kicep
"Gue cuman mau ngasih tahu, jadilah diri elo sendiri untuk membuat impian baru, jangan menjadi orang lain untuk meneruskan mimpi mereka"
El sepertinya mengatakan itu untuk diri dia sendiri "punya mimpi itu jangan nanggung nanggun, harus setinggi mungkin"
Setelahnya dia pergi, pergi dengan hati lega saat mengatakan kalimat tadi pada Al. Kalimat yabg juga dia tunjukan pada dirinya sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
De Afekh..
adakah hubungan antara ivana ma el🤔🤔
2020-11-14
2