"Sekeras apapun kamu berusaha kalau dia tidak suka dia akan terus menolakmu"
⏳⏳⏳
Pelajaran selanjutnya adalah olahraga, semua siswa sudah berbaris dilapangan, berdiri dan melakukan pemanasan. Pemandunya kali ini adalah Arnol, lelaki bertubuh pendek dengan senyum yang selalu riang, tak kalah dengan Al.
"Eh, elo somplak ikutin gue"
Arnol tidak suka kalau gerakannya tidak diikuti dengan benar, seperti Febri yang dengan malas mengangkat tangan.
Selepas melakukan pemanasan, olahraga kali ini adalah futsal. Siswi perempuan yang lebih dulu berolahraga.
Al tidak satu tim dengan Ivana, dia bagian tim yang lain. Meski ragu akan mengalahkan Ivana, Al tetap berusaha. Menggiring bola sambil terus berteriak histeris. Apalagi saat bola benar benar berada di kakinya, dia akan brteriak tak karuan hanya untuk mengoper bola.
"Dina Dina, kamu siap siap dong, Al mau kesana nih"
Dia masih berlari, membawa bola menuju kearah Dina. Lawan yang tahu langsung berlari menghadang Dina, menghimpit gadis itu hingga dia kewalahan untuk keluar dari himpitan.
"Kalian ngapain gitu, minggir, Al mau ngoper bola"
Al masih berteriak, menendang bola dan memberi operan pada arah Dina
Bugh.
Al terjatuh karena tendangan tiba tiba dari Ivana. Melihat temannya sudah tesungkur ketanah, buru buru Ivana menghentikan permainan
"Duh mamanya Winnie The Pooh, kamu gak papa?"
Ivana membantu Al bangun. Mengelap debu dengan telapak tangan Ivana. Membersihkan telapak tangan Al yang kemerahan karena terjatuh.
"Ivana kalo main gak hati hati, kan Al jadi jatoh" sungutnya.
Ivana tersenyum, membersihkan telapak tangan temannya dengan telaten
"Jangan manja"
Permainan baru selesai setelah tim Ivana mencetak dua gol. Meraih kemenangan, Ivana tidak berhenti memberi ejekan pada Al.
Sekarang giliran siswa laki laki yang bermain futsal. El satu tim dengan Arnol tapi tidak satu tim dengan Febri dan Hafis. Mereka bermusuhan, setelah menetukan tim mana yang akan memulai. Bola menggelinding di bawah kendali Hafis, memberi operan pada Gandi.
Bola dikendalikan Gandi selama lima detik selebihnya El berhasil mengambil alih. Melihat El menggiring bola, Al bangkit berteriak kencang. Mungkin nada paling tinggi yang dia keluarkan.
"Elll ayo Ell cetak gol"
Ivan mencoba menarik tangan Al. Meminta duduk. Sayang, keras kepala menjadi gambaran paling baik untuk diri Al. Gadis itu melangkah maju. Hampir mendekati area lapangan.
"Elll, semangat"
Kalimat itu terus diteriak kan oleh Al, mungkin sampai teman sekelasnya bosan. Al tidak mau berhenti, mungkin sampai El memutar badannya dan memberi tanda hati.
"Elll semangat"
Bughh
Bola ditendang kearah Al, untungnya gadis itu sempat menghindar, sampai terjatuh dan sikutnya berdarah. Ivana langsung lari ,menghampiri Al yang tengah menilik luka.
"Lo gak papa?" tanya Ivana.
Al menggeleng, kembali mentap El yang saat ini sudah menjadi fokus perhatian teman sekelas. Wajahnya tidak menunjukan sebuah rasa bersalah, tidak pula ketakutan, masih bisa santai sambil menarik nafas pelan.
"Si El kasar banget sih" maki Ivana tida terima
"Enggak kok Ivana, si El mungkin gak sengaja" bela Al.
"Gak sengaja gimana, udah jelas jelas dia nendang kearah elo, kalau dia mau ngoper bola ke Arnol pasti dia nendangnya gak kenceng" Ivana masih keukeh menyalahkan El.
"Udah, Al gak papa kok"
Al mengibaskan tangan, berusaha menahan perih di siku. Langkah El maju , mengarah ke arah Al.
Mungkin kalau diposisi Al, harapan untuk El meminta maaf akan terlintas saat seperti ini. Tidak, El tidak mengulurkan tangan saat berdiri di hadapan Al, dia berjobgkok mengambil bola dan berlalu pergi.
Arnol menghadang, merebut bola dengan mata memanas.
"Elo sengaja kan?" pertanyaan Arno hampir terdengar seperti tuding untuk El
El hanya menatap bola mata Arnol, memiringkan senyum dan berdecak.
"Kalau iya, masalah"
Dia berlalu. Pergi entah kemana.
"Kita ke UKS yuk, luka elo harus di obati"
Ivana membimbing Al, membawa gadis itu ke UKS. Disana Al duduk tanpa selera, memandangi dinding sambil sikunya diobati petugas UKS.
Dia merasa hampa dan sakit, perlakuan El padanya terlalu kasar, bahkan sudah kasar menurut Ivana itu berarti jika dia bercerita pada Jovan, perlakuan El benar benar kasar.
Tapi kenapa lelaki itu bersikap sekeras itu pada Al, kalau dia tidak suka jika Al menyukainya, tinggal bilang. Atau memberi peringatan, bukan malah menendang bola dan pergi tanpa maaf. Pagi tadi El sudah menghancurkan gitar kesayangan Al, dan Al tidak mempermasalahkan itu. Dia luluh, sebenarnya saat El menyodorkan sapu tangan, kemarahannya benar benar tidak ada, tidak tersisa sedikitpun, sehingga Al bisa memafkan.
"Mending elo gak usah ngejar ngejar si El lagi deh" pinta Ivana.
Setelah kepergian petugas UKS, Ivana mengambil duduk di depan Al. Menatap wajah temannya lebih serius.
"Kenapa?" adalah pertanyaan yang mampu membuat Ivana marah.
"Elo pakek nanya kenapa? Udah tahu sikap dia ke elo tadi kasar banget"
"Dia gak sengaja Ivana"
Al masih membela El, entah kenapa tidak ada sedikitpun rasa marah kepada El, yang ada hanya sebuah rasa kecewa di hati dia.
"Al, kalo dia emang sengaja seharusnnya dia minta maaf ke elo"
Ivana bangkit dari duduknya, dia bersidekap, menatap wajah lugu Al yang tengah duduk di brangkar.
"Al yakin, dia gak sengaja, mungkin dia lupa minta maaf"
"Gak ada kata lupa buat orang yang baru aja ngelakuin kesalahan Al, bahkan kesalahannya ada didepan mata"
Ivana selalu kesal dengan sikap baik dari Al, kadang kebaikan dia diluar batas. Apalagi saat dia harus memafkan paman Leo, seharusnya kalau Ivana yang menjadi Al, saat itu juga Ivana akan melaporkan paman Leo pada polisi. Tapi tidak, Al bukan orang seperti itu dan sulit menjadi orang seperti itu. Kepolosannya yang kadang dimanfaatkan orang, kebaikannya yang kadang dipermainkan orang.
Al bangkit, membersihkan rok dan menarik senyum
"Al mau ke roftof, cari udara segar. Ivana mau ikut?"
Ivana menggeleng, yang terjadi kemudian adalah Al pergi. Berjalan dengan siku diperban. Mendapati tatapan dari beberapa siswa. Lalu langkahnya semakin mantap saat menapaki anak tangga, menuju roftof yang kadang dia gunakan untuk bernyanyi, melantunkan musik tanpa ada orang yang melarangnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments