"Memangnya apa yang kamu tahu
Selain mencintaiku?"
⏳⏳⏳
Bagian Al tidak mengerti adalah kenapa lelaki seperti El selalu menghindarinya, ditambah tidak mau bergaul dengan Arnol. Berkali kali mencari tahu Al tidak menemukan apa apa, tidak ada yang mengenal El. Asal sekolahnya pun dia tidak tahu. Yang Al tahu adalah El berwajah tampan ,itu saja.
Tas gitar berayun ayun, menapaki trotar jalan sambil menikmati suasana sore. Angin berhembus menerpa wajah, dingin bercampur panas. Menoleh kekanan kiri, mencari sesuatu dingin yang bisa mengusir dahaga.
Al mengerjapkan mata, berusaha mengenali lelaki berpostur tinggi tengah membenarkan tali sepatu. Duduk berjongkok, membenarkan tali sepatu dan berdiri kembali. Rasanya ada yang berganti dari lelaki itu, sesuatu yang mengganti tubuhnya untuk terlihat lebih tampan. Switer hitam itu sebagai jawaban
"El El"
Al berusaha mengejar. Menapaki trotoar lebih cepat dari sebelumnya. Gitat dibelakang menyulitkan, mengayun kebawah hampir membuat tumbuh Al limbung.
"Ellll"
Al berusaha mengejar, sayangnya langkah El jauh lebih lebar ketimbang dirinya. Dia memasuki gang kecil, gelap untuk waktu sore. Meninggalkan bayangan tinggi yang semakin meninggi kala tubuh El berbelok. Al masih mengejar. Menahan nafas dan membuang secepat mungkin ,mengambil nafas untuk menguatkan langkahnya.
Sampai di perbelokan gang kecil, El tidak ada, bahkan gang lurus itu terlihat kumuh dan sepi. Tidak ada siapapun disini, hanya ada dirinya.
"El, Kamu disana?" suara Al setengah berteriak.
Dia berbalik, melangkah untuk pergi dari gang sempit.
"Ngapain elo disini?" suara itu asalnya dari belakang.
Dengan ragu, Al menoleh, dia baru bisa bernafas lega saat tahu lelaki dihadapannya adalah El. Lelaki itu memasukan tangan kedalam saku, menatap Al tanpa senyuman sedikitpun
"Hai"
Al tersenyum, deretan gigi rapi dia tampakan, pupyeyes yang semakin mempesona kala dia tersenyum hadir diwajah Al.
"Ngapain elo disini?" ulang El
"Al ngejar El tadi"
Wajah Al masih tersenyum, tidak ada sesuatu yang perlu ditakutkan saat melihat wajah tampan El dihadpannya.
Tidak menjawab, El pergi menuju jalan besar. Melangkah lebih lebar agar tidak diikuti Al dari belakang.
Dia salah, gadis itu justru berlalu mengejarnya, sayang sebanyak apapun usaha Al mengjar, El justru hilang ditengah kerumunan orang orang yang menyebrangi zebra cros. Kehilangan nafas, Al menunduk, mengambil nafas sebanyak mungkin.
Menatap kepergian El seperti itu membuatnya sedikit kecewa. Menelan baik baik salivanya dan menatap punggung El yang kian menjauh.
"Gak papa, kita udah ada kemajuan El, kita ngbrol banyak tadi"
Al masih menarik sudut bibir, tidak kapok. Dia menegakkan tubuh. Berjalan menju cafe Welno. Lelaki itu pasti sudah menunggunya.
Matahati yang terik teriknya mulai kehilangan pencahayaan, redup ditengah mendung. Setelah meletakkan gitar dan meneguk air putih, Al membenarkan tatanan rambut. Mengganti pakaian sekolah dengan pakaian biasa. Memeriksa senar gitar, meriksa mikrophone dan mulai membenarkan kursi untuk manggung
"Om, Ibrahim mana?" teriak Al.
Welno keluar dari balik pintu kantor. Melepaskan kaca mata dan menatap Al yang tengah sibuk memeriksa senar gitar.
"Dia izin, kucingnya sakit"
Welno melangkah mendekat, meminta sebuah jus dan meminumnya.
"Memangnya kalau kucing sakit gak bisa manggung?"
Sebenarnya ada Ibrahim atau tidak penampilan Al tetap akan memukau, hanya saja tidak adanya lelaki itu, Al merasa sedikit kurang, seperti penambahan bass dalam penampilannya.
"Gak tahu. Palingan dia malas ke sini"
Welno mengambil nampan, mendatangi kursi kursi yang sudah kosong, mengelapnya dan memunguti sampah. Welno bekerja tidak sendiri, ada Ayunda dan Dito. Cafe ini tidak teelalu besar, tapi cukup untuk menggantungkan hidup keluarga Welno.
Penghasilan Al disini tidak terlalu banyak, karena hobi dan kecintaan pada musik yang membawanya bertahan manggung di cafe. Selama Jovan tidak melarang, menurutnya manggung tidak akan menjadi masalah.
Al selesai mengotak atik gitar, menyambungkan pada kabel jack gitar. Menggenjrengnya dan memeriksa mikrophone.
Pengunjung mulai memusatkan perhatian ke Al, menatap gadis cantik itu lebih teliti.
Al mengalun kan gitar, mulai memejamkan mata, menatap bayangan El yang seketika melintas difikiran.
🎵🎵So I heard you found somebody else
And at first I thought it was a lie
I took all my things that make sounds
The rest I can do without
I don't want your body
But I hate to think about you with somebody else
Our love has gone cold
You're intertwining your soul with somebody else🎵🎵
Rasanya lagu itu begitu melekat untuk Al, mengingat keajaiban pertemuan antara dirinya dan El. Terlalu cepatkah dia mencintai El? Terlalu berharapkah dia pada El?
🎵🎵I'm looking through you while you're looking through your phone
And then leaving with somebody else
No, I don't want your body
But I'm picturing your body with somebody else
Come on baby
This ain't the last time that I'll see your face
Come on baby
You said you'd find someone to take my place
I just don't believe thplat you have got it in you 'cause
We are just gonna keep 'doin' it' and everytime
I start to believe in anything you're saying
I'm reminded that I should be getting over it
🎵🎵
Lagu itu dia akhirnya dengan membuka mata, menatap pengunjung cafe yang memberinya tepukan tangan. Al menunduk, pergi dari panggung dan duduk di belakang panggung.
"Ada apa?"
Welno menyerahkan segelas jus, memandangi wajah sedih Al untuk pertama kalinya.
"Gak biasanya om liat kamu murung"
Al mengusap wajah, mengingat bagaimana sikap El membuatnya kehilangan selera bernyanyi
"Om tahu cowok yang Al dektin terus kabur itu? " suara Al kembali normal, meski wajahnya masih menyuratkan kesedihan
"Oh El"
"Iya, El. Dia siswa baru di kelas Al"
"Terus?"
"Al kayaknya suka deh om sama El, tapi El cuek banget sama Al. Masak ni ya, waktu Al ngajak kenalan El , eh dia malah pergi gitu aja, gak sopan kan om?"
Al mencari pembelaan untuk mengatakan pada dirinya kalau El lah yang salah, bukan kesalahan dirinya yang membuat El pergi.
Welno memgangguk, entah paham akan sikaf El atau memahami kalau Al berusaha mencari kekuatan atas dukungan dari dirinya.
"Hahha"
Welno tertawa terbahak bahak. Membuat Al yang tengah minum tersedak.
"Om Welno kenapa ketawa?"
Wajah Al sudah masam.
"Enggak, om ngetawain si El. Pasti dia kaget tiba tiba ketemu cewek yang cerewet kagak kamu"
Welno berdiri, pergi begitu saja meninggalkan Al yang masih cemberut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Ftl03
Halooo kakak maaf ikut nyempil promosi... LITTLE RAINBOW minta dukungannya.. jangan lupa like vote dan tinggalkan jejak ya... hehehe...😆😆 biar Thor makin semangat...
2020-12-23
2