* Cooking 10, Perkenalan

Wiya pun memberitahukan ke semua keluarganya untuk menjauh dulu dari Chef Ale, membiarkan Ale bisa menikmati hidangan dengan santai tanpa diganggu.

Sebenarnya gampang mengembalikan moodnya Ale, cukup kasih makanan yang benar-benar memanjakan lidahnya dan membuatnya berpikir untuk menciptakan resep modifikasi dari masakan yang dia nikmati aja sebenarnya udah cukup bisa membuatnya happy.

Setelah mengambil makanan di meja prasmanan, Ale menuju tempat duduk, persis disamping Ulay duduk dan menikmati makannya.

Ulay refleks berdiri dan mau pindah dari tempat duduk karena dia paham kalo Chef Ale adalah orang tenar yang sedang digandrungi diseluruh pelosok tanah air. Tapi Ale melarangnya dan meminta ia tetap duduk disana. Anton mengikuti duduk berhadapan sama Chef Ale.

"Lapar banget kayanya, abis nyangkul Mba?" canda Ale ke Ulay sok kenal.

"Lapar Chef, sibuk dari pagi sampe lupa makan. Ini aja sarapan dan makan siang dijadiin satu" jawab Ulay dengan santai.

"Kamu makan lontong sayur ya?" tanya Ale antusias melihat piring milik Ulay.

"Ini bukan lontong sayur kaya biasa Chef, ya rada mirip memang, ini tuh ketupat babanci namanya, makanan khas Betawi yang selalu hadir dalam acara khusus, ya kaya acara nikahan begini" jelas Ulay.

"Dalamnya ada apa?" tanya Ale.

"Saya sih ga pernah bikin Chef.. hehehe, tapi pernah liat. Kayanya ada daging sapi, kelapa muda dan petai serta kuahnya yang pedas" ucap Ulay.

"Baru tau ada sayur kaya gitu, lucu ya namanya babanci, kenapa disebut begitu ya?" tanya Chef Ale sambil tersenyum.

"Sayur babanci atau biasa disebut ketupat babanci katanya sih bukan kategori sayur, karena ga ada sayurannya sama sekali. Ga bisa digolongkan sebagai gulai, kare maupun soto. Jadi ga jelas gitu Chef. Ada juga cerita yang bilang kalo nama babanci diambil dari perpaduan antara Babah dan Enci. Jadi dulunya ketupat babanci ini dibuat oleh para peranakan Betawi-Tionghoa" jelas Ulay panjang lebar.

"Coba Ton.. tolong ambilkan sedikit ya, penasaran sama ketupat babanci" pinta Ale ke Anton.

"Iya Chef" jawab Anton sambil bergegas ke meja prasmanan lagi.

"Ini saya lagi coba toge gorengnya, enak ternyata yang ini, dulu saya pernah tuh coba, eh ga sesuai rasanya dilidah, jadi sejak saat itu ga pernah coba lagi" kata Ale dengan santai.

"Tergantung dari bumbu siraman kayanya Chef, kan toge mah hanya direbus biasa. Nah Wak Yani emang pinter masak masakan khas Betawi, makanya paling kita-kita tungguin sajiannya" puji Ulay.

"Bisa masak ya kamu? kayanya jelasin apa-apa paham" tanya Ale.

"Ga Chef, Nyak saya yang bisa masak, kalo saya bagian makannya aja.. hehehe. Tapi suka baca tentang sejarah makanan dari buku atau internet" jawab Ulay.

"Sama kaya asisten saya tuh, bisanya makan doang, padahal udah ikut saya tiga tahun, bikin nasi goreng aja ga bisa. Kamu kerja dimana?" ujar Ale.

Anton langsung tertawa. Tampak ketiganya cair, berbincang dibawah pohon yang ga ditutupi tenda.

"Saya guru Paud aja Chef" ucap Ulay.

"Wah tugas paling mulia, mencerdaskan anak bangsa" puji Chef Ale.

.

"Itu Ulay ngapain sih masih disitu, segala genit-genit gitu ama Cep, bilangin gih Wiya ... pan kata lu tadi Cep nya lagi rada kesel, daripada ntar dia malah tambah kesel kalo ngobrol sama Ulay" ingat Wak Yani.

"Keliatannya lagi asyik ngobrol Nyak, tuh liat Chef Ale banyak ketawa, biarin aja deh Nyak, toh Mas Anton ga ngasih tanda ke kita buat Ulay jauhin Chef Ale" jawab Wiya.

.

"Ale" kata Ale sambil menyodorkan tangannya ke Wiya.

"Ikha" jawab Ulay masih sambil fokus makan.

Ale paham dan langsung menarik tangannya. Ale paham kalo Ulay memakai jilbab dan ga mau bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.

"Boleh saya minta no HP nya?" tanya Ale to the point.

"Buat apa Chef, saya bukan orang televisi kaya Wiya" jawab Ulay.

"Buat membicarakan pernikahan kita" ujar Ale enteng.

Tentu saja Ulay langsung kaget sampe terbatuk-batuk, Anton pun langsung menyembur makanannya saking shock mendengar Ale berbicara seperti itu.

Anton tau persis kalo Chef Ale bukan pengumbar cinta dan ga percaya cinta pada pandangan pertama.

Ale berlari ke meja prasmanan, mengambilkan tissu dan beberapa gelas air mineral buat Ulay dan Anton, setelah membersihkan wajahnya, Ulay langsung pamit menuju dapur. Dia merasa harus menjauh dari Chef Ale yang sudah mulai aneh bicaranya.

.

"Dasar playboy.. dia kira karena ganteng, terkenal dan banyak duit.. seenak udelnya aja ngajakin orang kawin. Lagi ngajak kawin kaya orang main petak umpet, aneh-aneh aja" ujar Ulay dalam hatinya.

Ale memberikan tanda ke Anton untuk mendapatkan nomer HPnya Ulay. Rupanya Anton memang pintar bersandiwara, dia meminta nomor HP Ulay ke Wiya dengan alasan mau les in baca anaknya, Wiya yang lagi repot didandanin ga ngeh kalo anaknya Anton masih didalam perut. Wiya memberikan nomernya Ulay ke Anton.

Sebelum pamit, Ale berpose bersama keluarga besar Wiya. Begitu keluar rumah, banyak warga yang masih berebut salaman dan berfoto, ada juga yang sampe nyubit karena gemes.

"Maaf ya... minta jalan ya... saya masih ada syuting, jangan lupa sebentar lagi nonton audisi Chef Academy ya .. mulai sekitar dua minggu lagi. Ingat ya tiap Sabtu dan Minggu di Remotivi, televisi kekinian. Jangan lupa ya ibu-ibu, adik-adik, kakak-kakak..." pinta Ale sambil melambaikan tangannya kemudian masuk kedalam mobil. Mobil perlahan meninggalkan rumah Wiya.

"Chef...Chef" teriak warga yang masih berkerumun.

Anton memasukkan nomer HP Ulay di HP nya Ale. Kemudian menyerahkan HP ke Ale. Ale tampak tersenyum sambil mengetik sesuatu di HP nya.

"Kenapa Chef? Jangan bilang kalo Chef jatuh cinta sama dia .. come on, bukan tipe Chef banget, selama ini cewek-cewek disekitar Chef itu sosialita, artis, anak pejabat dan model. Beberapa kali saya reservasi restoran dan bioskop pun, Chef pergi sama cewe yang cantik dan elegan. Jangan aneh-aneh ya Chef, keliatannya masih polos tuh" ungkap Anton.

"Life is never flat Ton.. tapi siapa tau dia mampu menjadikan hidup saya jadi flat" jawab Ale bahagia.

"Tapi dia keliatannya cewe baik-baik Chef" kata Anton yang paham siapa Bossnya ini.

"Kamu kira saya bukan pria baik-baik?" tanya Ale kesal.

"Bukan begitu Chef, tapi..." ucap Anton mulai ragu dan memutuskan buat tidak meneruskan omongannya.

"Anwar... tadi kamu udah isi bensin belum?" tanya Ale ke supirnya.

"Bensin full Chef, tapi perut saya ini yang belum full, tadi mau turun ga bisa soalnya banyak orang disekitar rumah pengantin. Tukang dagang juga ga ada" adu Anwar.

"Tuh tadi dibawain nasi kotak, kamu makan dulu, tukeran sama saya, didepan sana berhenti ya" perintah Ale.

"Gapapa Chef, nanti saya aja yang bawa mobilnya" tawar Anton.

"Oke" jawab Ale kemudian memasang headset dari HP nya kemudian tidur.

💠

"Ulay... ih beruntung banget sih Lo bisa duduk sebelahan ama Chef Ale yang charming itu, mana deket banget jaraknya, ngobrolin apa sih?" teriak Wiya ketika Ulay masuk kedalam kamarnya.

"Beruntung apaan? cuma sekedar makan kok, lagi dia tuh tertarik sama makanan tradisional. Lo tau kan gw gak pinter masak" ucap Ulay sekenanya.

"Oh gitu, tumben dia badmood malah ngobrol, biasanya diem aja. Gw aja nih yang tim kreatif ga berani deketin kalo udah gitu" jelas Wiya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***