Namaku Widuri usiaku 47th. Aku adalah seorang janda beranak satu, nama putraku Damian, 22th yang lalu aku menikah dengan pria yang sedang menempuh pendidikan di sekolah TNI bernama Damar.
Damar adalah seorang pria yang baik, hanya saja dia kesepian karena istrinya jauh darinya, aku menikah siri dengan Damar dengan kebahagiaan.
Aku rela menjadi yang kedua, tak diakui, asal Damar mau menerima putraku Damian dan menganggap putranya sendiri.
Tapi tanpa sepengetahuan Damar sebenarnya aku tidak bisa mengandung kembali, rahimku telah rusak karena kisah masa lalu ku.
Itu sebabnya aku rela jadi yang kedua asal aku mendapatkan cinta suami dan ayah untuk putra ku.
Setelah aku menikah beberapa bulan, suamiku izin pulang ke rumah istri pertamanya, aku tak melarang aku cukup tau diri sudah seharusnya suamiku berlaku adil pada kami.
Satu minggu mas Damar disana tak pernah menghubungi ku, aku terpaksa menghubungi nya karena Damian sakit dan terus mencarinya.
Saat ponsel ditangan terlihat terjawab, aku segera menyapa lembut suamiku, berujar bahwa aku rindu dan putranya sedang sakit merindukan ayahnya.
Bagai tertimpa beban ber ton-ton tubuhku saat mendengar suara lembut seorang wanita di sebrang sana.
Kukira istri suamiku akan memaki dan marah padaku, tapi nyatanya tidak, dengan suara lembutnya dia berkata akan segera meminta mas Damar menemui ku dan pulang ke rumah kami.
Hati ku goyah mengetahui tentang istri pertama suami ku, ternyata Indira begitu lembut dan penuh kasih sayang, biasanya istri sah akan mencaci maki seorang pelakor, tapi kata permintaan maaf justru keluar dari bibirnya dan sampai ke telingaku.
Hingga beberapa saat kemudian istri suamiku memberi kan ponsel mas Damar pada pemiliknya.
Aku begitu takut kalau-kalau mas Damar marah karena aku lancang menghubungi nya, karena setahuku istri pertama mas Damar tidak pernah menelepon nya terlebih dahulu.
Ku dengar suamiku mengucapkan salam, hatiku lega, nyatanya mas Damar tidak marah, mas Damar menanyakan obrolan kami aku dan Indira, aku menjawab apa adanya, sesuai pembicaraan kami.
Di hari berikutnya aku terkejut ketika suamiku, ingin membawa aku dan Damian menemui keluarga nya, rasa takut dan khawatir di tolak sama keluarga mas Damar selalu menghantuiku sepanjang perjalanan kami.
Dan dihari itu untuk pertama dan terakhir kali nya aku bertemu dengan istri mas Damar yang bernama Indira. Wanita yang begitu berjasa di hidup ku dan Damian.
Indira masih lebih muda dariku, sedang mengandung, manis, bermata jernih dan baik hati, Indira memohon kepada orang tua mas Damar agar bersedia menerima diriku dan Damian, kemurkaan ayah mertuaku membawa lala petaka di hari itu.
Dengan mataku sendiri aku menyaksikan tubuh Indira terjatuh di atas meja kaca dengan kuat , hingga hantaman tubuh Indira membuat meja itu pecah berserakan.
Tubuhnya berlumur darah, hampir sekujur tubuhnya terkena pecahan kaca.
Hari itu, aku melihat kehancuran suamiku.
Hari itu aku menyadari suamiku begitu mencintai Indira.
Hari itu aku menjadi saksi bisu hilangnya separuh jiwa suamiku.
Disisa nafas terakhir maduku..Indira meminta agar mas Damar menikahi ku secara resmi, bahkan memohon kepada kedua orang tua mas Damar, agar demi dirinya pergi dengan tenang, Indira memohon agar mertua ku menerima aku dan putraku sebagai pengganti dirinya.
Aku tidak mengenal nya..dia tidak mengenal ku.. bagaimana bisa dia begitu baik dengan aku dan putraku...dan dari situ 22th kujalani menjadi istri mas Damar dengan penuh kebahagiaan. Hari ini, aku hancur se hancur-hancurnya....
Anak ku di panggil sang maha kuasa, satu-satunya penerus ku dan penerus suamiku.
Aku tidak sanggup menahan semua ini, ini belum terlambat bagi ku untuk membalas kebaikan suamiku, aku yang tidak mampu memberinya keturunan, keturunan ku satu satunya telah berpulang.
Aku tidak mau dia meninggalkanku karena sekarang tidak ada lagi pewaris kami, aku bingung harus berbuat apa, aku seperti seorang wanita yang tak memiliki tujuan hidup.
Saat jenazah anak ku dikebumikan, saat itu pula separuh harapanku hilang, aku terduduk, rasa takut ditinggalkan di buang dan terlantar di usia senja menambah beban parkiran ku.
Aku ketakutan, takut akan masa depan ku tanpa seorang anak, tanpa adanya seseorang yang nantinya dapat mengurus ku dimasa tua, takut jikalau suamiku menikahi wanita diam-diam di belakangku.
Dengan tekat yang kuat dan pemikiran matang aku bersujud di kaki calon besan ku, memohon agar pernikahan ini tetap dilangsungkan, mereka terkejut, mereka tidak mau putri mereka menikahi seorang mayat.
Aku bersimbah air mata, meminta seorang gadis cantik yang sudah begitu ku sayangi dan ku anggap putriku sendiri untuk menikahi suamiku demi keturunan.
Awalnya orang tua dan keluarga calon menantuku murka dengan ku, namun saat mengetahui bahwa aku hampir terkena depresi dan terancam kehilangan akal, mereka akhir nya memutuskan untuk membicarakan nya terlebih dahulu mengingat undangan yang sudah disebar memiliki nama lain dan banyak hal lain yang nantinya akan jauh berbeda.
Aku setuju, kini giliran ku meminta pada suamiku mas Damar, demi keturunan.
Aku tidak menuntut adanya sebuah perceraian nantinya apa bila mas Damar dan bening menikah, aku justru berharap pernikahan suamiku ini dapat berjalan lancar dan langgeng hingga memiliki banyak anak.
Mengingat usiaku yang sudah tidak muda lagi aku juga mulai tidak mampu memuaskan hasrat suamiku, dari pada aku ditinggalkan aku mending rela berbagi suami asal aku masih memiliki tempat di hatinya.
Aku tidak meragukan kebaikan calon menantuku Bening Larasati, wanita berparas ayu, lemah lembut dan penyayang.
Putraku melabuhkan cintanya dan memilihnya karena kebaikan gadis itu, bahkan aku yakin bahwa pilihan putraku yang terbaik dari pada aku mencarikan calon sendiri untuk suamiku belum tentu baik, ya kalau cuma serakah akan harta , jika tamak kasih sayang bisa-bisa aku bakal di buang di lain hari.
Membayangkan nya saja membuat ku merinding.
Hari ini aku menemui suamiku dan menyampaikan keinginan ku agar dia mau menikah dengan Bening, wajah itu terkejut, suamiku memang sering mendengar cerita tentang gadis bernama bening itu dari anak kami Damian.
Namun tak pernah sekalipun Bening dan suamiku bertemu, suamiku yang sibuk dengan bisnisnya diluar negri sedangkan bening sibuk mengurus toko roti miliknya.
Ya, calon menantuku adalah seorang gadis penjual roti, tidak hanya penjual namun dia juga yang membuatnya sendiri.
Tapi Bening bukanlah seseorang yang terlahir dari keluarga yang tidak mampu, Bening adalah putri dari 3 bersaudara dari keluarga Diningrat yang kekayaanya nomor satu di kota nya.
Sang ayah dan sang kaka pengelola perkebunan kelapa sawit terbesar dan penghasil minyak sawit, hidup berkecukupan tidak menjadikan gadis itu manja, dari sekedar hobby kini usaha kuenya bisa mendapatkan hasil yang lumayan.
Itu yang membuatku yakin bahwa Bening-lah kandidat paling kuat untuk menjadi maduku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Akbar Razaq
Laki ya bak.piala bergilir sebegitu berharganya laki laki kurang ajar itu.bukannya dapat karma malah dapat istri dr anaknya enak banget.
2024-10-23
0
YK
lho kan namanya Larasati... 🤔
2023-10-21
1
asti tutik
kok ada wanita sepolos indira si widuri ini sebenarnya bukan wanita baik2 tega bener sama sesama wanita
2023-07-20
1