"Kenapa suamimu menikah lagi?"
Kenzo meremas tangan Alea dengan lembut seolah memberikan kekuatan pada Alea untuk menceritakan semua masalahnya.
"Pria bodoh mana yang tega meninggalkan istri sebaik dan secantik kamu demi perempuan lain Al .... " Kenzo berucap sambil membelai wajah Alea yang terlihat sembab.
"kalau aku cantik dan baik tidak mungkin suamiku meninggalkanku." Wajah Alea berubah sendu.
"Dia mencintai orang lain. Dia terpaksa menikahiku karena orang tuaku yang yang memintanya untuk menikah denganku."
Alea menceritakan semuanya pada Kenzo, dari awal sampai akhir, tanpa ada yang di sembunyikan.
Selama menikah dengan Bian, Alea dengan suka rela meninggalkan semuanya demi menjadi istri yang baik buat Bian.
Termasuk sahabat-sahabat yang ia punya. Dia tidak pernah lagi pergi keluar rumah hanya untuk bertemu atau sekedar jalan-jalan dengan teman-temannya seperti yang biasa ia lakukan sebelum menikah dengan Bian.
Alea hanya menghabiskan harinya untuk melayani pria itu, tapi sayang, pria itu bahkan tidak pernah melihat pengorbanannya sedikitpun.
Selama ini, Alea hanya bercerita pada satu orang saja, yaitu Mbok Sumi, hanya dia yang tahu segalanya tentang Alea.
Tapi di saat keterpurukannya dan juga rasa putus asa yang hampir saja membuatnya menyerah dan ingin mati, tiba-tiba bayangan pertemuannya dengan Kenzo terlintas, ia ingat saat pertemuannya kemarin, Kenzo sempat memberikan nomor telepon padanya, hingga akhirnya saat ini ia bisa berada di sini, bersamanya.
Dan Alea merasa, bahwa Kenzo orang yang bisa di percaya, sehingga tanpa ragu dia menceritakan keadaan rumah tangganya pada pria tampan di depannya ini.
"Dia akhirnya menikahi perempuan itu karena saat ini perempuan itu sedang mengandung anaknya." Alea tersenyum getir, sementara Kenzo mengepalkan tangannya.
"Dasar brengsek!" Kenzo mengumpat dalam hati.
Ia tidak menyangka kalau Alea ternyata tidak bahagia dengan pernikahannya. Ia bahkan sering mengalami tindak kekerasan, benar-benar biadab!
"Ken, apa orang sepertiku tidak pantas untuk bahagia?" Alea berucap dengan mata berkaca-kaca, air matanya bahkan sudah mengalir.
"Apa kau tahu, dia bahkan mengatakan akan menikahi perempuan lain setelah dia puas memperkosaku sampai pagi .... " Air mata Alea kembali mengalir mengingat kejadian kemarin.
"Dia memperkosamu? tapi bukankah dia .... "
"Dia tidak pernah menyentuhku selama setahun pernikahan kami, dan kemarin malam, dia memperkosaku karena aku meminta cerai darinya."
"Ya Tuhan, Alea ...." Kenzo menarik perempuan itu ke dalam pelukannya. Hatinya terasa sakit saat melihat perempuan yang selama ini ia cintai ternyata begitu menderita.
"Rasanya, aku ingin sekali menghajar suamimu saat ini." Kedua mata Kenzo berkilat penuh emosi.
"Jangan. Kau jangan menghajarnya, dia masih suamiku." Alea menatap Kenzo, ia tahu, laki-laki itu tidak pernah main-main dengan ucapannya.
"Kau sangat mencintainya?" Alea mengangguk.
"Setelah apa yang dia lakukan padamu, kau masih mencintai bajingan kayak dia?!" Kenzo berseru keras.
"Kenzo!" Alea mendelik kesal, selalu saja seperti ini. Dari dulu setiap curhat sama Kenzo, pasti ujung-ujungnya seperti ini. Entah mengapa pria yang satu ini selalu saja emosi kalau ada orang menyakitinya.
Kenzo langsung cemberut melihat Alea kesal.
"Aku hanya ingin membelamu, apa aku salah? menyebalkan!" gerutu Kenzo kesal.
"Kau pikir, setelah apa yang dia lakukan padaku, dia masih pantas untuk mendapatkan cintaku?" Alea menatap Kenzo dengan sendu.
"Aku memang bodoh karena selama ini aku masih bertahan dengannya, tapi apa kau tahu, aku bahkan sedang berjuang mati-matian untuk melupakannya, tapi tetap saja, dia masih ada di sini." Alea menunjuk ke arah hatinya.
Air matanya kembali mengalir,
"Alea ...."
Kenzo kembali memeluk Alea agar menumpahkan semua tangisnya di pelukannya.
Kenzo menghapus air mata Alea setelah melepaskan pelukannya.
"Sebaiknya kamu bersihin wajah kamu, habis itu, aku akan mengajakmu jalan-jalan."
"Tapi aku laper Ken, " Alea mengelus perutnya.
"Aku masih ingat betul kebiasaanmu setelah menangis."
"Makan yang banyak!" Mereka berdua berseru berbarengan, kemudian tertawa.
"Aku akan suruh pegawaiku mengantarkan makanan kita ke sini."
"Pegawaimu?"
"Iya, restoran ini milikku."
"Benarkah? hebat banget! tapi bukannya kau baru saja pulang dari luar negeri?"
"Iya, tapi aku sudah membuka usaha ini semenjak aku masih kuliah di sana, aku menyuruh orang kepercayaan aku untuk mengelola usahaku di sini."
"Tapi bukannya kamu sengaja kuliah di luar negeri agar kamu bisa menjalankan perusahaan ayahmu?"
"Itu juga bener, tapi kamu tahu kan, kalau aku ini hobinya makan." Kenzo tersenyum malu.
"Iya juga yah, kamu kan dari dulu doyan banget makan, tapi herannya nggak bisa bikin kamu gendut." Alea tersenyum mengingat Kenzo di masa lalu.
"Aku juga ingat, kau bilang padaku, Alea, kelak, di masa depan aku ingin punya restoran sendiri, agar aku bisa mengajakmu makan makanan kesukaan kamu sepuasnya. Kau juga ingat kan?" Alea tertawa senang, membuat Kenzo tersenyum.
Mereka berdua akhirnya makan siang bersama, setelah makan siang, Kenzo mengajak Alea jalan-jalan. Hari ini, Kenzo benar-benar mengikuti semua keinginan Alea, termasuk nonton film di bioskop.
Setelah puas berjalan-jalan dan berkeliling sampai malam, akhirnya Alea pulang ke rumahnya.
"Terima kasih sudah membuatku tertawa hari ini." Alea tersenyum manis, membuat Kenzo sejenak terpaku melihatnya.
"Kau harus bahagia Alea, karena kau memang pantas mendapatkannya. Aku tidak akan membiarkan senyum di wajahmu menghilang begitu saja karena perbuatan suami brengsekmu itu."
"Ken .... "
"Aku hanya kesal."
"Aku tidak ingin kau mencampuri urusan keluargaku Ken, biar aku yang menyelesaikannya sendiri."
"Aku berterima kasih karena kau mau mendengarkan keluh kesahku hari ini. Tapi kau tidak boleh melakukan apapun pada suamiku, kau mengerti?" Kenzo mengangguk paham.
"Kalau ada apa-apa hubungi aku."
Alea mengangguk, kemudian melambaikan tangannya setelah mobil Kenzo berlalu.
Alea berjalan menuju gerbang rumahnya, di sana ia melihat Mbok Sumi yang terlihat khawatir.
"Non Alea! Non sudah pulang?" Mbok Sumi langsung mendekati Alea dan memeluknya.
"Saya sangat khawatir, hari sudah malam, tapi Non Alea belum pulang."
"Aku habis jalan-jalan Mbok, biar nggak pusing mikirin Bian terus."
"Iya Non, saya dan Mang Ujang sedari tadi nungguin Non Alea karena kita berdua khawatir terjadi apa-apa sama Non Alea. Non Alea kan belum pernah pulang larut seperti ini Non, "
"Maafkan aku Mbok, lain kali aku akan bilang sama Mbok Sumi, kalau aku pulang terlambat."
Mbok Sumi membawa Alea masuk ke dalam rumah.
"Saya siapin makan ya Non."
"Nggak usah Mbok, aku udah makan malam di luar tadi."
"Oh, ya sudah kalau begitu saya pamit mau istirahat Non,"
"Iya Mbok ...."
Setelah kepergian Mbok Sumi, Alea langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Saat ia mengguyur tubuhnya di bawah shower, tiba-tiba Alea teringat Bian.
Suaminya itu, saat ini pasti ia sedang bahagia menikmati bulan madu mereka.
Alea tersenyum getir, saat di luar tadi ia sejenak bisa melupakan kesedihannya, tapi setelah tiba di rumah ini, ia kembali merasakan kesedihan yang menyayat hati. Apalagi saat membayangkan suaminya yang sedang berbulan madu dengan istri barunya.
"Bian ... kenapa mencintaimu harus sesakit ini?"
.
.
Jangan lupa like, koment, dan Votenya ya 🙏🙏🙏
Terima kasih sudah membaca...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
💕Sri PashTer💕
sudah tahu sakit knp mash saja melakukannya.. hanya orang bodoh yg tidak tahu makna sabar ..
2022-12-17
0
Sri Anum Arsusi
aku malah ketawa baca komen yg mengumpat alea, aku juga gak mau seperti alea. cinta yg bodoh
2022-10-10
0
Ar Syaina Syaina
cinta boleh bodoh jangan
2022-10-04
0