Part 9 Bersikap Dingin

Bian menatap punggung Alea yang berlalu begitu saja menuju kamarnya. Otaknya sedikit mencerna ucapan yang baru saja ia dengar dari mulut Alea.

"Apa dia bilang? dia tidak ingin melihatku?" Bian mencibir dalam hati.

"Bukankah harusnya aku yang berkata seperti itu?" Bian melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya. Ia melirik sebentar ke arah pintu kamar Alea yang bersebelahan dengan ruang kerjanya.

"Benarkah dia tidak ingin melihatku? benar-benar tidak bisa dipercaya." Bian menggelengkan kepalanya, seolah tidak terima dengan apa yang di katakan Alea.

******

Pagi hari ini seperti biasanya, Alea membuatkan sarapan untuk Bian. Pagi-pagi sekali ia sudah berada di dapur berperang dengan bahan makanan yang akan di masaknya.

Setelah hampir satu jam lamanya, Alea sudah selesai dengan masakannya. Mbok Sumi yang baru selesai bersih-bersih langsung mendekati Alea di dapur.

"Tolong beresin ya Mbok,aku mau mandi."

"Siap Non!" Alea tertawa melihat gaya Mbok Sumi.

"Nanti seperti biasanya ya Mbok, bawa sarapanku ke taman."

"Baik Non."

Alea melangkah menuju kamarnya, tapi sebelum sampai di kamarnya, Alea masuk terlebih dahulu ke dalam ruang kerja Bian.

Ia membereskan semua berkas-berkas yang berserak di meja kerja Bian, mengumpulkannya jadi satu kemudian memasukkannya ke dalam tas kerja Bian.

Alea meletakkan tas itu di sofa seperti biasanya, kemudian ia masuk ke dalam kamarnya.

Setelah selesai mandi, Alea bermaksud ingin pergi ke taman dengan membawa laptopnya, tapi tiba-tiba Bian muncul di hadapannya. Hampir saja Alea menabrak Bian karena kaget.

"Temani aku sarapan." ucap Bian menatap Alea yang terlihat segar sehabis mandi, bahkan Bian bisa mencium aroma sabun yang menguar dari tubuh Alea.

Tanpa menjawab pertanyaan Bian, Alea langsung menuju ke meja makan di ikuti oleh Bian yang menatapnya tak berkedip.

Alea mengambil piring, kemudian menyendok nasi dan menambahkan lauk pauk yang ia masak pagi ini. Lalu ia memberikannya pada Bian yang sudah duduk manis di hadapannya.

Kalau dulu, Alea pasti akan memberikan senyum terbaiknya pada Bian saat ia melayani Bian makan. Tapi itu dulu, tidak berlaku lagi untuk sekarang.

Alea hanya menatap datar, dan seolah enggan untuk bertatap muka dengan Bian. Setelah melayani Bian, Alea mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Bian memperhatikan Alea yang terlihat acuh seolah dirinya tidak ada di depannya. Perempuan itu terlihat santai menyantap makanannya tanpa berucap satu patah katapun padanya.

"Ada apa dengan dirinya?" Bian berucap dalam hati sambil terus memperhatikan Alea.

Hingga mereka selesai sarapan, tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir mereka berdua.

Alea mendiamkannya, dan itu adalah satu hal yang langka dan mengejutkan untuk Bian. Biasanya perempuan di depannya ini selalu mencari perhatiannya dan banyak bicara.

Tapi hari ini, setelah hampir dua minggu kemarin Bian tidak melihatnya, perempuan itu tiba-tiba berubah begitu dingin padanya. Bahkan kedua matanya saja enggan untuk menatap dirinya.

Alea berjalan mengikuti langkah Bian menuju mobilnya. Ia membawa tas kerja Bian di tangannya.

"Kau sudah memasukkan semua berkas yang berserak di meja?"

Alea mengangguk sebagai jawaban, dan menyerahkan tas kerja yang dipegangnya pada Bian.

"Aku berangkat." Bian menyodorkannya tangannya pada Alea yang langsung di sambut jabatan tangan dan ciuman di punggung tangannya oleh Alea.

Bian masuk ke dalam mobilnya, kemudian menyalakan mesin dan siap berangkat, tapi saat ia menoleh dan akan melambaikan tangannya pada Alea, Bian di buat melongo karena ternyata Alea sudah tidak ada di tempatnya berdiri, perempuan itu sudah pergi tanpa menunggu Bian berangkat terlebih dahulu.

Biasanya dia masih berdiri di situ sambil tersenyum, menunggu sampai mobilnya beranjak dari garasi sambil berteriak "Hati-hati!" tapi sekarang, jangankan senyuman, batang hidungnya saja tak terlihat.

Bian menghembuskan nafas dengan kecewa kemudian melajukan mobilnya meninggalkan garasi rumahnya.

Sementara Alea saat ini sedang berada di taman. Seperti biasanya, ia asyik mengetik dan menatap layar laptopnya. Mukanya terlihat cemberut.

"Pantesan dia mengajakku sarapan, ternyata karena perempuan ular itu tidak menginap di rumah." Alea tersenyum getir.

Meski di depan Bian ia terlihat kuat, tapi sebenarnya hatinya tidak bisa berbohong. Alea masih sangat mencintai pria itu. Meski selama delapan bulan ini bersamanya, yang ia rasakan hanya kesakitan.

"Setelah begitu banyak kesakitan yang kau berikan padaku, kenapa aku tetap tidak bisa melupakanmu ...." Alea memegangi dadanya yang terasa berdenyut nyeri.

Alea menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Ia kembali mengetik, dan meneruskan tulisannya yang sempat tertunda.

Hatinya sedikit tenang, karena ia sudah menumpahkan segala sesak dan rasa sakitnya ke dalam tulisan. Alea menceritakan kisah hidupnya ke dalam novel yang ia buat sekarang.

Bian melajukan mobilnya dengan kencang. Entah mengapa ia sangat kesal dengan sikap Alea tadi. Ia sendiri bingung kenapa mendadak kesal, pdahal selama ini juga ia tidak terlalu peduli dengan Alea.

"Kenapa sekarang aku jadi mikirin dia sih?"

*****

Alea memoles lipstik di bibirnya, kemudian memeriksa kembali riasannya di depan cermin.

"Sempurna."

Alea tersenyum sendiri melihat wajah cantiknya. Hari ini ia ada janji dengan Dokter kecantikan di rumah sakit yang akan mengobati semua bekas luka di wajahnya.

Luka di wajahnya memang sudah sembuh, tapi bekas memar dan luka robeknya masih meninggalkan bekas.

Alea meraih tasnya kemudian beranjak keluar kamar. Tapi saat ia sampai di depan rumah, ia melihat mobil Bian masuk ke halaman depan rumahnya.

"Ckk! tumben banget jam segini dia udah pulang." Alea melihat ke arah jam tangannya yang menunjukkan jam dua siang.

Alea buru-buru melangkahkan kakinya menuju teras dengan buru-buru. Ia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Bian saat ini.

"Alea!"

Alea menoleh ke arah Bian yang masih berada di dalam mobil.

"Niat nggak pengen ketemu malah dia manggil."

Bian keluar dari mobilnya, kemudian bergegas turun dari mobil menemui Alea yang terlihat cantik. Alea bahkan terlihat seperti remaja SMA karena baju yang ia kenakan.

"Kau mau kemana?" Bian meneliti Alea dari atas sampai ke bawah dengan sorot mata tajam.

"Ada apa?"

"Aku tanya kau mau kemana?"

"Aku mau jalan-jalan."

"Dengan pakaian seperti ini?"

"Memangnya kenapa dengan pakaianku?" Alea kembali meneliti pakaian yang ia pakai.

Rok di atas lutut, kaos di atas pinggang yang memperlihatkan perut ratanya, di tutup dengan jaket tipis lengan panjang sebatas pinggang. Jangan lupakan sepatu kets yang melekat di kakinya.

"Kau mau memamerkan tubuhmu pada laki-laki di luaran sana?"

Alea menatap Bian tak berkedip.

"Kekasihmu bahkan memakai pakaian yang lebih parah dari aku, tapi kau tak pernah protes. Tapi melihatku memakai baju seperti ini kau malah mengkritikku?" Alea menurunkan tas gendongnya, kemudian ia merapikan jaketnya memasang satu persatu sampai ke bagian dada, hingga perut ratanya yang tadi terlihat seksi kini tak nampak lagi.

"Sekarang kau puas?"Alea mengambil kembali tas gendongnya, kemudian memakainya dan segera berlalu dari hadapan Bian.

"Dasar menyebalkan!" rutuk Alea

"Alea!"

"Alea!"

Alea terus berlalu meninggalkan Bian yang terus berteriak.

"Alea! berhenti! atau aku akan mengusirmu dari sini!" Bian kembali berteriak.

Alea menghentikan langkahnya, ia kemudian berbalik menghadap ke arah Bian.

Bian tersenyum smirk melihat Alea berbalik dan mendekat ke arahnya.

"Giliran aku mengancammu dengan kata-kata ini, nyalimu langsung menciut." Bian berucap dalam hati sambil tersenyum mengejek.

Alea mendekat ke arah Bian, kalau dulu, ia langsung menangis dan bersimpuh pada Bian saat mendengar kata-kata itu dari Bian. Kata-kata itu adalah kata-kata keramat yang membuat Alea ketakutan. Ketakutan jika suami tercintanya itu meninggalkannya dan mengusirnya dari rumah ini.

"Kau akan mengusirku dari rumahku sendiri Bian Aditama? kau benar-benar tidak tahu malu."

Bian terkesiap mendengar ucapan Alea. Ia pikir, Alea akan menangis dan memohon seperti biasanya, tapi ternyata tidak.

Alea bahkan dengan sorot mata tajam menantangnya.

"Aku sudah muak dengan ancamanmu, asal kau tahu, tanpa kau usir pun, aku akan pergi dari sini dengan senang hati." ucap Alea dingin kemudian meninggalkan Bian yang terlihat begitu terkejut mendengar ucapan Alea.

.

Jangan lupa like n koment ya 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Nofarahin Mohd Kamel

Nofarahin Mohd Kamel

bagus kalau boleh tinggal kan terus je

2024-02-12

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

baru diacuhin gitu aja sama alea kamu sdh seperti kebakaran jenggot..dan mengurusi penampilan alea..hello kemana aja selama ini kamu bos..

2022-08-21

1

Nilla Novriza

Nilla Novriza

habis baca kebucinan babang rayyan sama karmila,lanjut ke alea dan bian.rasanya tuh kayak terhempas ke jurang thor.. nyesek banget dah 😭

2022-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Memohon Padamu
2 Part 2 Kembali Menyakiti
3 Part 3 Tangis Alea
4 Part 4 Alea Sakit
5 Part 5 Mencoba Melepaskan
6 Part 6 Aku Membencimu ...
7 Part 7 Nasihat Mbok Sumi
8 Part 8 Karena Aku Tidak Ingin Melihatmu!
9 Part 9 Bersikap Dingin
10 Part 10 Sepasang Anjing Yang Bercinta Di Jalanan
11 Part 11 Ayo Kita Bercerai
12 Part 12 Kehilangan Kesucian
13 Part 13 Aku Ingin Berpisah Denganmu
14 Part 14 Teruslah Memohon
15 Part 15 Sudah Tidak Kuat
16 Part 16 Kenapa Mencintaimu Harus Sesakit Ini?
17 Part 17 Menjilat Ludah Sendiri
18 Part 18 Kau Benar-Benar Bajingan
19 Part 19 Aku Mohon, Ceraikan Aku Bian.
20 Part 20 Kenapa Bukan Kamu Saja Yang Menjadi Suamiku?
21 Part 21 Maaf!
22 Part 22 Amarah Bian
23 Part 23 Cemburu
24 Part 24 Aku Ingin Sekali Terlepas Darinya
25 Part 25 Sahabat sejati
26 Part 26 Bertemu Bian
27 Part 27 Ciuman
28 Part 28 Satu Kesempatan Lagi
29 Part 29 Kebohongan Amara
30 Part 30 Perasaan Kenzo
31 Part 31 Kau Sudah Berubah Alea
32 Part 32 Tragedi Di Pagi Hari
33 Part 33 Keguguran
34 Part 34 Semua Sudah Terlambat
35 Part 35 Kesempatan terakhir
36 Part 36 Kau Pembunuh!
37 Part 37 Kau Pembunuh!
38 Part 38 Mencari Alea
39 Part 39 Senyum Alea
40 Part 40 Aku Mencintaimu
41 Part 41 Aku Tidak Ingin Bertemu Bian
42 Part 42 Kembali Ke Rumah Sakit
43 Part 43 Kau Akan Menyesal Karena Tidak Mempercayaiku
44 Mencintai Diam-diam
45 Part 45 Kedatangan Keluarga
46 Part 46 Surat Cerai
47 Part 47 Rahasia Yang Terbongkar
48 Part 48 penyesalan
49 Part 49 Tanda Tangani Surat Cerai
50 Part 50 Sangat Mencintaimu
51 Part 51 Amarah Bian
52 Part 52 Di usir Bian
53 Part 53 Menyesal
54 Part 54 Aku Hanya Ingin Bahagia
55 Part 55 Penyesalan
56 Part 56 Kedatangan Orang Tua Kenzo
57 Part 57 Kecelakaan
58 Part 58 Penyesalan Andre
59 Part 59 Histeris
60 Part 60 Sungguh-Sungguh Mencintaimu
61 Part 61 Ingin Bertemu Amara
62 Part 62 Bian dan Andre
63 Part 63 Ciuman
64 Part 64 Bertemu Keluarga
65 Part 65 Perasaan Kenzo
66 Part 66 Seandainya ...
67 Part 67 Amarah Kenzo
68 Part 68 Lupakan Dia
69 Part 69 Lisa
70 Part 70 Selamat Tinggal Masa Lalu
71 Part 71 Sangat Bahagia
72 Part 72 Bertemu Bian
73 Part 73 Hanya Tinggal Menunggu Waktu
74 Part 74 Rahasia Yang Tersimpan
75 Part 75 Membuang Semua Kenangan
76 Part 76 Aku Mencintaimu
77 Part 77 Aku Juga Mencintaimu
78 Part 78 Penolakan Bian
79 Part 79 Bertemu Alea
80 Part 80 Memohon padamu
81 Part 81 Aku Tidak Akan Menyerah
82 Part 82 Kemesraan Alea dan Kenzo
83 Part 83 Mengusir Lisa
84 Part 84 Restu Orang Tua Alea
85 Part 85 Semakin Terluka
86 Part 86 Bian vs Kenzo
87 Part 87 Kedatangan Marsha
88 Part 88 Salah Paham
89 Part 89 Menagih Janji
90 Part 90 Rencana Jahat
91 Part 91 Kemarahan Marsha
92 Part 92 Menyingkirkan Alea
93 Part 93 Menyingkirkan Alea
94 Part 94 Hanya Ingin Memelukmu Saja
95 Part 95 Bian Aditama
96 Part 96 Tertangkap
97 Part 97 Izinkan Aku Memelukmu Sebentar Saja
98 Part 98 Kau Tidak Boleh Mati, Bian ....
99 Part 99 Selagi Hatimu masih Milikku ....
100 Part 100 Terima kasih
101 Part 101 Maafkan Aku ...
102 Part 102 Kepergian Bian
103 Part 103 Kepergian Bian
104 Part 104 Hukuman Untuk Lisa
105 Part 105 Cemburu
106 Part 106 Kabar Tentang Bian
107 Part 107 Selamat Tinggal
108 Part 108 Obsesi Marsha
109 Part 109 Aku Merindukanmu
110 Part 110 Sekretaris Baru
111 Part 111 Kemarahan Kenzo
112 Part 112 Siapa Pria Itu?
113 Part 113 Pesan Palsu
114 Part 114 Jebakan
115 Part 115 Jebakan 2
116 Part 116 Sakit Hati
117 Part 117 Mencoba Menjelaskan
118 Part 118 Kita Harus Bicara
119 Part 119 Menangkap Bella
120 Part 120 Jangan Menyentuhku
121 Part 121 Syarat
122 Part 122 Menikah Denganku
123 Part 123 Menikah Denganku
124 Part 124 Menuruti Syarat Bella
125 Part 125 Menjauh
126 Part 126 Kartu Undangan
127 Part 127 Kartu Undangan
128 Part 128 Bertemu Alea
129 Part 129 Hari Pernikahan
130 Part 130 Ijab Kabul
131 Part 131 Game Over
132 Part 132 Pernikahan Impian
133 Part 133 Resepsi Pernikahan
134 Part 134 Akhir Bahagia
135 Bonchap 1 Mangga muda
136 Infoo ....
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Part 1 Memohon Padamu
2
Part 2 Kembali Menyakiti
3
Part 3 Tangis Alea
4
Part 4 Alea Sakit
5
Part 5 Mencoba Melepaskan
6
Part 6 Aku Membencimu ...
7
Part 7 Nasihat Mbok Sumi
8
Part 8 Karena Aku Tidak Ingin Melihatmu!
9
Part 9 Bersikap Dingin
10
Part 10 Sepasang Anjing Yang Bercinta Di Jalanan
11
Part 11 Ayo Kita Bercerai
12
Part 12 Kehilangan Kesucian
13
Part 13 Aku Ingin Berpisah Denganmu
14
Part 14 Teruslah Memohon
15
Part 15 Sudah Tidak Kuat
16
Part 16 Kenapa Mencintaimu Harus Sesakit Ini?
17
Part 17 Menjilat Ludah Sendiri
18
Part 18 Kau Benar-Benar Bajingan
19
Part 19 Aku Mohon, Ceraikan Aku Bian.
20
Part 20 Kenapa Bukan Kamu Saja Yang Menjadi Suamiku?
21
Part 21 Maaf!
22
Part 22 Amarah Bian
23
Part 23 Cemburu
24
Part 24 Aku Ingin Sekali Terlepas Darinya
25
Part 25 Sahabat sejati
26
Part 26 Bertemu Bian
27
Part 27 Ciuman
28
Part 28 Satu Kesempatan Lagi
29
Part 29 Kebohongan Amara
30
Part 30 Perasaan Kenzo
31
Part 31 Kau Sudah Berubah Alea
32
Part 32 Tragedi Di Pagi Hari
33
Part 33 Keguguran
34
Part 34 Semua Sudah Terlambat
35
Part 35 Kesempatan terakhir
36
Part 36 Kau Pembunuh!
37
Part 37 Kau Pembunuh!
38
Part 38 Mencari Alea
39
Part 39 Senyum Alea
40
Part 40 Aku Mencintaimu
41
Part 41 Aku Tidak Ingin Bertemu Bian
42
Part 42 Kembali Ke Rumah Sakit
43
Part 43 Kau Akan Menyesal Karena Tidak Mempercayaiku
44
Mencintai Diam-diam
45
Part 45 Kedatangan Keluarga
46
Part 46 Surat Cerai
47
Part 47 Rahasia Yang Terbongkar
48
Part 48 penyesalan
49
Part 49 Tanda Tangani Surat Cerai
50
Part 50 Sangat Mencintaimu
51
Part 51 Amarah Bian
52
Part 52 Di usir Bian
53
Part 53 Menyesal
54
Part 54 Aku Hanya Ingin Bahagia
55
Part 55 Penyesalan
56
Part 56 Kedatangan Orang Tua Kenzo
57
Part 57 Kecelakaan
58
Part 58 Penyesalan Andre
59
Part 59 Histeris
60
Part 60 Sungguh-Sungguh Mencintaimu
61
Part 61 Ingin Bertemu Amara
62
Part 62 Bian dan Andre
63
Part 63 Ciuman
64
Part 64 Bertemu Keluarga
65
Part 65 Perasaan Kenzo
66
Part 66 Seandainya ...
67
Part 67 Amarah Kenzo
68
Part 68 Lupakan Dia
69
Part 69 Lisa
70
Part 70 Selamat Tinggal Masa Lalu
71
Part 71 Sangat Bahagia
72
Part 72 Bertemu Bian
73
Part 73 Hanya Tinggal Menunggu Waktu
74
Part 74 Rahasia Yang Tersimpan
75
Part 75 Membuang Semua Kenangan
76
Part 76 Aku Mencintaimu
77
Part 77 Aku Juga Mencintaimu
78
Part 78 Penolakan Bian
79
Part 79 Bertemu Alea
80
Part 80 Memohon padamu
81
Part 81 Aku Tidak Akan Menyerah
82
Part 82 Kemesraan Alea dan Kenzo
83
Part 83 Mengusir Lisa
84
Part 84 Restu Orang Tua Alea
85
Part 85 Semakin Terluka
86
Part 86 Bian vs Kenzo
87
Part 87 Kedatangan Marsha
88
Part 88 Salah Paham
89
Part 89 Menagih Janji
90
Part 90 Rencana Jahat
91
Part 91 Kemarahan Marsha
92
Part 92 Menyingkirkan Alea
93
Part 93 Menyingkirkan Alea
94
Part 94 Hanya Ingin Memelukmu Saja
95
Part 95 Bian Aditama
96
Part 96 Tertangkap
97
Part 97 Izinkan Aku Memelukmu Sebentar Saja
98
Part 98 Kau Tidak Boleh Mati, Bian ....
99
Part 99 Selagi Hatimu masih Milikku ....
100
Part 100 Terima kasih
101
Part 101 Maafkan Aku ...
102
Part 102 Kepergian Bian
103
Part 103 Kepergian Bian
104
Part 104 Hukuman Untuk Lisa
105
Part 105 Cemburu
106
Part 106 Kabar Tentang Bian
107
Part 107 Selamat Tinggal
108
Part 108 Obsesi Marsha
109
Part 109 Aku Merindukanmu
110
Part 110 Sekretaris Baru
111
Part 111 Kemarahan Kenzo
112
Part 112 Siapa Pria Itu?
113
Part 113 Pesan Palsu
114
Part 114 Jebakan
115
Part 115 Jebakan 2
116
Part 116 Sakit Hati
117
Part 117 Mencoba Menjelaskan
118
Part 118 Kita Harus Bicara
119
Part 119 Menangkap Bella
120
Part 120 Jangan Menyentuhku
121
Part 121 Syarat
122
Part 122 Menikah Denganku
123
Part 123 Menikah Denganku
124
Part 124 Menuruti Syarat Bella
125
Part 125 Menjauh
126
Part 126 Kartu Undangan
127
Part 127 Kartu Undangan
128
Part 128 Bertemu Alea
129
Part 129 Hari Pernikahan
130
Part 130 Ijab Kabul
131
Part 131 Game Over
132
Part 132 Pernikahan Impian
133
Part 133 Resepsi Pernikahan
134
Part 134 Akhir Bahagia
135
Bonchap 1 Mangga muda
136
Infoo ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!