Bian mengusap wajahnya kasar. Hari ini ia sengaja pulang karena ingin makan siang bersama Alea, meski sudah terlambat karena waktu sudah menunjukkan jam dua siang. Tapi tak disangka ternyata Alea malah pergi keluar dan mengacuhkannya.
Ia masuk ke dalam rumah, menutup pintu dengan kasar.
"Mbookk! Mbok Sumi ...." Bian berteriak kesal.
"Iya Den Bian, ada apa?" Mbok Sumi yang baru saja selesai menyeterika baju di belakang langsung tergopoh-gopoh mendekati majikannya.
"Siapin makan siang Mbok, aku laper."
"Baik Den .... " Mbok Sumi langsung pergi ke dapur dengan buru-buru.
"Tumben-tumbenan, Den Bian pulang siang-siang." ucap Mbok Sumi dalam hati.
Bian melonggarkan dasinya, kemudian membuka beberapa kancing kemejanya, karena merasa kegerahan. Ia duduk di meja makan sambil menunggu Mbok Sumi yang sedang menyiapkan makanan untuknya.
"Apa Alea sering pergi keluar rumah kalau aku nggak ada Mbok?"
"Nggak Den, Non Alea lebih suka di rumah, daripada keluar rumah. Biasanya Non Alea keluar rumah kalau mau belanja bulanan saja sama saya Den." ucap Mbok Sumi jujur.
"Mbok Sumi jangan berbohong, itu buktinya Alea pergi padahal aku sengaja pulang mau ngajakin dia makan siang bersama." Mbok Sumi melihat ke arah majikannya dengan tatapan tak percaya.
"Den Bian mau ngajakin makan siang bersama dengan Non Alea, apa aku nggak salah dengar?"ucapan itu hanya tertahan di tenggorokan Mbok Sumi.
Mbok Sumi menyajikan makan siang di meja makan.
"Mbok Sumi tahu nggak Alea pergi kemana hari ini?"
"Itu Den, Non Alea bilang, dia mau pergi ke klinik kecantikan. Tadinya sih mau ngajakin saya, tapi pekerjaan saya banyak, jadi saya nggak mau Den...." ucap Mbok Sumi hati-hati.
"Mbok Sum lagi nggak berbohong kan Mbok?" tanya Bian menyelidik sambil menatap perempuan berusia sekitar empat puluh tahunan itu.
"Ngapain saya bohong Den, saya punya alamat kliniknya kalau Den Bian nggak percaya. Soalnya minggu kemaren saya ikut Non Alea pergi ke sana sekalian belanja bulanan." jelas Mbok Sumi.
"Oh...." hanya itu yang keluar dari mulut Bian, tapi tak urung membuatnya sedikit lega. Entah lega karena apa, ia sendiri bingung.
******
Saat ini Alea sedang di dalam pusat perbelanjaan. Setelah melakukan perawatan di klinik kecantikan, Alea memutuskan mampir di salah satu Mall terbesar di kota ini.
Alea berjalan menyusuri beberapa toko pakaian, tas, juga sepatu tak lupa juga beberapa perlengkapan kecantikan ia beli.
Alea juga melangkahkan kakinya ke toko perhiasan. Kali ini Alea tidak akan canggung lagi menggunakan uang yang Bian transfer setiap bulan. Biasanya Alea hanya menghabiskan uang itu untuk keperluan rumah setiap bulannya. Tapi melihat keadaannya yang begitu menyedihkan sekarang, membuat Alea berpikir realistis.
Toh uang yang di pakai juga uang hasil dari perusahaannya yang di alihkan ke Bian oleh orang tuanya, dan juga saat ini ia masih berstatus istri Bian, jadi menurutnya wajar saja kalau ia menghambur -hamburkannya sekarang.
Perempuan jalang itu saja menikmati uang Bian dengan royal, kenapa dirinya yang istri sah tidak boleh?
Alea memilih beberapa perhiasan yang ia sukai. Setelah selesai membayar, Alea menuju restoran karena perutnya terasa lapar.
"Alea!"
Sosok laki- laki berwajah tampan menghampirinya.
"Alea, apa ini benar-benar kau?" Laki-laki itu menatap Alea tak percaya.
"Sudah hampir lima tahun aku tak melihatmu ternyata kau belum berubah ya Al, masih tetap cantik, bahkan bertambah cantik sepertinya." Laki-laki itu mendekati Alea kemudian mengulurkan tangannya.
Sementara Alea masih berpikir, karena ia benar-benar lupa siapa laki-laki tampan di depannya.
Laki-laki itu mengernyitkan keningnya heran.
"Jangan bilang kalau kau lupa padaku Alea .... "
Alea tersenyum canggung, "Maaf, aku benar-benar lupa kamu siapa."
"Ckk! dasar keterlaluan!" Lelaki itu berdecak sebal.
"Aku Ken, Kenzo Luis, apa kau ingat sekarang?" Alea masih mencoba mengingat-ingat.
"Ya ampun Alea, aku pikir kau belum tua-tua amat, kenapa kau sudah pikun?"
"Kenzo Luis, teman SMA kamu, pria paling ganteng di sekolah waktu itu."
"Kau bukan pria paling ganteng, tapi pria paling narsis di sekolah." protes Alea saat ia sudah mengingat pria tampan di depannya ini.
"Kau mengingatku sekarang?" Alea mengangguk sambil tersenyum.
Alea menjabat tangan Kenzo dengan senyum sumringah.
"Kamu apa kabar?"
"Aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat." jawab Alea.
"Kau sendirian?" Alea mengangguk.
"Suamimu nggak ikut?" Kenzo memanggil pelayan untuk memesan makanan.
"Kau tahu aku sudah menikah?" tanya Alea heran.
"Kevin yang memberitahuku."
"Kevin?"
"Jangan bilang, kalau kau juga lupa padanya."
Alea tersenyum. "Enggaklah! aku ketemu Kevin minggu kemarin saat dia mengantarkan pacarnya ke klinik kecantikan." ujarnya
"Klinik kecantikan? mengantarkan pacar?" tanya Kenzo heran.
"Iya, memangnya kenapa?"
"Nggak apa-apa, heran aja sama dia, nggak ada kapok-kapoknya jadi playboy. Pantas saja adikku kemarin nangis-nangis."
"Maksudnya?" Alea tak mengerti
"Kevin memacari adikku."
"Hah? terus kamu perbolehin gitu, padahal kamu tahu dia itu playboy cap kadal dari dulu."Wajah Alea terlihat lucu saat terkejut membuat Kenzo tersenyum.
"Kau mengingat Kevin dengan baik, sedangkan sama aku, kamu lupa."
"Maaf...." Alea menangkupkan kedua tangannya di dada.
"Tidak apa-apa, yang penting sekarang kamu sudah mengingatku." Kenzo mengacak-acak rambut Alea membuat Alea sejenak terpaku.
"Ayo kita makan." ucap Kenzo saat pelayan restoran itu selesai menyajikan makanannya.
Alea tersenyum kemudian memakan makanannya. Mereka berdua makan dengan lahap sambil sesekali bercanda dan tertawa.
*****
Alea pulang ke rumah saat hari sudah menunjukkan jam sembilan malam. Alea masuk ke dalam rumah dengan barang belanjaan di tangan kanan dan kirinya, diikuti oleh Mang Ujang yang juga membawa barang belanjaan keperluan dapur.
Saat sampai di ruang keluarga, Alea menghentikan langkahnya sesaat, begitupun Mang Ujang yang langsung berhenti dan menatap tak percaya pada majikannya itu.
Di sana terlihat Bian sedang bercumbu dengan Amara, saking asyiknya bercumbu mereka sampai tidak menyadari kedatangan Alea dan Mang Ujang.
"Menjijikkan!" Alea mengeraskan rahangnya, hatinya bagaikan di tusuk ribuan jarum, hingga rasanya begitu sakit.
"Non Alea...."
"Jalan lagi Mang, tidak usah pedulikan mereka. Anggap saja mereka itu sepasang Anjing yang sedang bercinta di jalanan." Alea melanjutkan langkahnya menuju kamar, sementara Mang Ujang menuju dapur.
Bian yang mendengar suara Alea langsung terkejut dan menghentikan kegiatannya. Ia menatap punggung Alea yang melangkah menuju kamarnya. Ia juga melihat Mang Ujang yang melangkah tergesa menuju dapur.
"Tidak usah pedulikan mereka sayang, ayo kita lanjutkan lagi, aku sudah tidak tahan." rayu Amara dengan suara manjanya.
Pakaian Amara sudah setengah telanjang, hingga kedua dadanya terekspos dengan jelas, karena Bian sudah melucuti semua pakaian bagian atas Amara.
Bian yang memang sudah sama-sama terbakar gairah kembali mencium Amara.
"Kita lanjutkan di kamar." Bian mengangkat tubuh Amara, menggendongnya tanpa melepaskan ciumannya. Hingga sampai di atas tangga, Bian berhenti sejenak saat tak sengaja melihat ke bawah. Di sana kedua matanya bertabrakan dengan Alea. Bian sedikit tersentak saat kedua mata yang biasanya menatapnya dengan penuh cinta dan kesedihan itu menyorot tajam ke arahnya.
Biasanya Alea akan menangis saat melihatnya bermesraan dengan Amara, dan Bian akan merasa puas saat melihat Alea menangis tak berdaya. Tapi kali ini, tatapan Alea sungguh berbeda. Tak ada tangis, tak ada kesedihan, tapi kemarahan dan kebencian yang terpancar begitu jelas dari kedua mata Alea.
Bian melanjutkan langkahnya, saat Amara kembali meraih bibirnya dengan penuh gairah, tangan Amara bahkan sudah bergerak dengan liar menyentuh daerah sensitifnya.
Perempuan ini ... dia memang sangat pintar membuat Bian tak berdaya dan tunduk padanya.
.
.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like, koment ,dan Votenya ya 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Siti Aisyah
gak kebayang ..suami bercinta di rmh dan istri nya menonton..menjijikan..hajar si bian thor jgn di kasih menang..skrg sdh ada louis teman SMA nya bikin dia kejer sendiri..
kebahagiaan alea sdg otw
2022-08-21
1
Jeni Safitri
Kalau aku jadi alea ngak bakalan mau di sentuh sama bian krn aku jinik dgn tubuhnya yg sudah kotor celap celup tial saat sama kekasihnya. Masih juga alea mau menerima barang bekas benar" aku yg jijik lihat alea hodoh
2022-07-03
0
Khumairah Pratiwi
mau muntah lihat kelakuan 2 orang itu, lebih baik aku lihat anjing jalanan ,
2022-02-07
0