"Istirahatlah ... aku akan menyuruh Mbok Sumi untuk menemanimu di sini." Bian sudah selesai mengobati Alea, kemudian memakaikan kembali pakaiannya.
"Aku pergi dulu." Bian beranjak dari ranjang Alea. Tapi sebelum menyentuh gagang pintu, ia kembali berbalik menatap Alea yang saat ini sudah berbaring membelakanginya.
"Aku mungkin tidak akan kembali selama dua minggu ke depan. Karena setelah acara pernikahanku dengan Amara selesai, aku akan langsung mengajaknya pergi bulan madu."
Alea tak bergeming, ia memejamkan matanya, menikmati rasa sakit yang menjalar ke seluruh ruang hatinya karena ucapan yang keluar dari mulut Bian.
Bian menutup pintu kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah. Saat ia ingin masuk ke dalam mobil, dering ponselnya berbunyi.
"Halo sayang .... "
"Kenapa kau belum sampai?"
"Aku masih dalam perjalanan, tunggu saja, sebentar lagi aku sampai."
"Jangan sampai telat."
"Iya."
Bian menutup panggilan teleponnya, kemudian langsung melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya.
Sementara di dalam kamar, Alea sedang menangis pilu. Saat ini bukan hanya rasa sakit di bagian tubuhnya yang ia rasakan, tapi juga rasa sakit di hatinya yang semakin memperdalam lukanya dan menghancurkannya berkeping-keping.
Karena kelelahan menangis, akhirnya Alea tertidur meringkuk di atas ranjang.
*****
Mbok Sumi menatap Alea dengan prihatin. Sejak kemarin Alea tidak keluar dari kamar.
"Mbok .... "
"Iya Non."
"Aku sudah nggak kuat lagi .... "
"Rasanya aku ingin mati saja .... "
"Non ... jangan bicara seperti itu, Non Alea harus kuat .... " Mbok Sumi memeluk Alea sambil menangis. Mereka berdua saling berpelukan sambil menangis. Bayangan saat anaknya bunuh diri terlintas di pikiran Mbok Sumi, membuat Mbok Sumi semakin menangis memeluk majikannya itu.
"Non Alea harus kuat, Non Alea harus tetap sehat agar Non Alea bisa membalas sakit hati Non Alea pada mereka Non .... " Mbok Sumi menangis, ia bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan majikannya itu sekarang.
"Tapi aku udah nggak kuat lagi Mbok, aku tidak bisa terus tinggal di sini dan menyaksikan kebahagiaan mereka Mbok, aku nggak kuat .... "
Alea menangis sambil memegangi dadanya yang berdenyut nyeri.
Bian, laki-laki itu benar-benar telah menghancurkan hatinya sehancur-hancurnya, hingga ia sampai kesulitan bernafas.
"Non Alea .... "
Mbok Sumi meraih tubuh Alea dan kembali memeluknya.
Sementara di tempat lain, Bian baru saja selesai mengucapkan ijab kabul. Senyum bahagia terpancar di wajah pria itu, apalagi saat ia melihat sang pengantin perempuan datang menghampirinya.
"Kau terlihat cantik sekali."
"Terima kasih sayang .... " Amara tersenyum bahagia.
"Akhirnya, aku bisa menikah denganmu Bian, dan sebentar lagi aku pasti akan menyingkirkan perempuan itu dan menendangnya dari rumah." Amara berucap dalam hati.
Setelah proses pernikahan mereka selesai, Amara dan Bian langsung bersiap-siap ke Bandara. Mereka mau melakukan perjalanan bulan madu ke Paris selama dua minggu.
"Sayang, aku toilet sebentar ya." ucap Bian saat mereka baru saja sampai di Bandara.
"Jangan lama-lama."
"Iya." Bian mengecup sekilas kening Amara kemudian langsung pergi ke toilet yang letaknya tidak terlalu jauh dari Amara berdiri.
"Halo Mbok, ini aku Bian, gimana keadaan Alea Mbok?"
"Non Alea baik-baik saja Den, sekarang Non Alea sedang istirahat di kamarnya."
"Baiklah, tolong jagain Alea dengan baik ya Mbok, simpan nomor ini, dan segera hubungi aku kalau terjadi sesuatu Mbok."
"Baik Den,"
Bian menutup panggilan teleponnya.
"Kenapa aku jadi mikirin Alea terus sih?" Bian memukul-mukul keningnya dengan telapak tangannya.
Dari semenjak meninggalkan rumah kemarin, Bian memang tidak berhenti memikirkan perempuan itu. Entah mengapa, bayangan Alea yang sedang menangis memenuhi otaknya.
Tak berapa lama kemudian, Bian dan Amara pun terbang ke Paris untuk bulan madu.
******
Alea menyunggingkan senyumnya saat orang yang di tunggu-tunggunya akhirnya datang.
"Ken!" seru Alea
Kenzo tersenyum sambil melambaikan tangannya.
"Sudah lama?"
"Lumayan."
"Sendirian?"
"Memangnya mau sama siapa lagi?"
"Suamimu. Kau bisa sekalian mengajaknya dan mengenalkan padaku agar aku tahu siapa pria beruntung yang sudah mendapatkan gadis secantik dan sebaik kamu." ucap Kenzo sambil tersenyum.
Raut wajah Alea langsung berubah sendu saat Kenzo menyebut kata Suami.
"Suamiku sedang pergi bulan madu bersama istri barunya."
"Apa?!" Kenzo hampir saja tersedak minumannya.
"Jangan bercanda Al, ucapan itu adalah doa."
"Aku nggak bercanda Al, makanya aku telepon kamu untuk meminta bantuanmu." Alea menatap Kenzo dengan sendu, dan air matanya langsung mengalir di pipinya.
"Alea .... " Kenzo meraih tangan Alea dan langsung mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan yang terdapat di kafe tempat mereka bertemu.
Kenzo langsung memeluk tubuh Alea yang kini sedang menangis.
"Menangislah sepuasnya Al, jika itu bisa membuatmu tenang." Kenzo mengangkat tubuh Alea kemudian menggendongnya tanpa melepaskan pelukannya.
Ini adalah cara yang sering di lakukan Kenzo dulu, saat melihat Alea bersedih. Kenzo dan Alea adalah teman dari masa SMP. Persahabatan mereka sudah begitu dekat hingga akhirnya mereka berpisah setelah sama-sama lulus SMA.
Kenzo menuruti keinginan orang tuanya untuk kuliah di luar negeri, dan semenjak itulah persahabatan mereka terputus karena jarak.
Kenzo mendudukkan bokongnya di atas sofa sambil memangku Alea yang masih berada di pelukannya sambil menangis.
"Ternyata kau masih belum berubah juga ya Al, setiap kali menangis, seperti anak kecil, pengennya di gendong dan di peluk." batin Kenzo sambil tersenyum tipis.
"Sama seperti diriku yang belum bisa melupakanmu Al, bahkan sampai saat ini pun kau masih juga membuat hatiku berdebar-debar."
Kenzo mempererat pelukannya. Ia sungguh-sungguh merindukan perempuan ini, sangat rindu. Sudah bertahun-tahun ia tak bertemu, dan sudah bertahun-tahun pula, Kenzo menahan kerinduan di dalam hatinya.
Kenzo Luis adalah sahabat Alea, sahabat yang mencintai sahabatnya sendiri secara diam-diam.
Alea menghentikan tangisnya, ia belum menyadari kalau saat ini ia dalam posisi yang sangat intim dengan Kenzo.
"Udah puas nangisnya?" Kenzo mengambil tisu dan memberikannya pada Alea. Alea menerima lembaran tisu itu sambil sesunggukan.
Kenzo merapikan rambut Alea yang berantakan, kemudian ikut menghapus air mata Alea dengan kedua jarinya.
"Apa kau sengaja menemuiku agar kau bisa menangis sepuasnya di pangkuanku?"Alea kemudian melihat ke arah dirinya.
"Ken!"
Alea segera beranjak dari pangkuan Kenzo dengan wajah merah padam. Karena nggak hati-hati Alea hampir saja terjatuh, untung saja tangan Kenzo langsung menahan pinggangnya dan kembali memeluknya hingga Alea tidak jadi jatuh ke lantai.
"Hati-hati, nanti kau jatuh."
"Terima kasih." Wajah Alea merona malu membuat Kenzo tak berkedip menatapnya.
"Kamu nggak berubah ya Al, kalau lagi nangis, pengennya di manjain."
"Kenzo!"Alea berteriak membuat Kenzo terkekeh.
"Jangan bilang kalau kau tadi juga menggendongku."
"Tentu saja, aku menggendongmu kayak ibu-ibu yang sedang menggendong bayinya."
"Luis!"
Kenzo makin tertawa melihat wajah Alea yang merah padam karena kesal.
Kenzo menarik tangan Alea kemudian menyuruh perempuan itu duduk di sebelahnya. Ia memandangi wajah cantik yang terlihat sembab itu dengan tatapan menyejukkan.
"Kenapa suamimu menikah lagi?"
Kenzo meremas tangan Alea dengan lembut seolah memberikan kekuatan pada Alea untuk menceritakan masalahnya.
"Pria bodoh mana yang tega meninggalkan istri sebaik dan secantik kamu demi perempuan lain Al .... "
.
Ikutin terus kisah Alea ya kakak ², semoga suka. Dan jangan lupa tinggalin jejaknya ya...
like, koment, dan Votenya 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Niken Hapsari
bodoh
2022-10-28
0
Siti Aisyah
semua rasa sakit alea.. nanti kamu dapat kan dari istri mu sendiri, amara..
2022-08-21
0
❣@Sha_Putrie❣
ada yg sedikit aneh thor,kenzo sahabat dekat tapi kok Alea lupa ya
2022-03-13
1