Part 5 Mencoba Melepaskan

Alea dan Mbok Sumi baru saja sampai rumah.Setelah mendapatkan nasihat dari Mbok Sumi, akhirnya Alea menurut untuk pergi ke rumah sakit. Alea juga menuruti apa yang di katakan Mbok Sumi padanya, yaitu melakukan visum.

Alea sudah sampai di tempat tidur, ia merebahkan tubuhnya di bantu oleh Mbok Sumi.

"Sebentar ya Non, saya ambil minum dan makan dulu, biar Non Alea langsung minum obat."

"Iya Mbok .... "

Alea memijit-mijit keningnya yang terasa berdenyut sakit. Seluruh bagian wajahnya yang bengkak pun terasa sakit saat di gerakkan.

Alea memejamkan matanya, mencoba menahan laju air mata yang selalu saja mengalir dengan sendirinya.

"Aku sudah memutuskan untuk tidak menangis lagi, tapi kenapa air mata ini tak mau berhenti." Alea langsung menghapus air matanya.

Mbok Sumi masuk dengan nampan berisi makanan dan juga minuman. Ia meletakkan nampan di atas nakas kemudian mengambil piring berisi nasi dan sayuran.

Mbok Sumi menyuapi Alea dengan telaten.

"Maaf, aku jadi ngerepotin Mbok Sumi."

"Non Alea ini ngomong apa, saya asisten rumah tangga di rumah ini, jadi wajar kalau saya mengurus Non Alea."

Alea tersenyum samar.

"Terima kasih Mbok .... "

Setelah selesai makan, Alea meminum obat yang di berikan Dokter padanya.

"Mbok, obat lukanya mana?" Mbok Sumi memberikan obat pada Alea.

"Biar saya aja yang obatin luka Non Alea." Mbok Sumi mengambil obat oles yang di pegang Alea, kemudian mengoleskan obat itu pada luka lebam Alea.

"Non Alea istirahat dulu ya Non, jangan memikirkan yang macam-macam. Inget nasihat saya Non, Non Alea harus bangkit, harus kuat. Biarkan saja mereka berdua melakukan apa, yang penting Non Alea tetap melayani Den Bian dengan baik. Karena bagaimanapun Den Bian masih suami Non Alea." Jelas Mbok Sumi panjang lebar.

"Iya Mbok, makasih udah ngasih semangat untukku." Alea tersenyum haru

"Sama-sama Non."

"Langsung tidur ya Non, biar Non Alea cepat pulih." Alea mengangguk kemudian membaringkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.

Mbok Sumi keluar dari kamar kemudian menutup pintu dengan pelan.

*****

Bian melangkahkan kakinya dengan tergesa saat dia baru saja sampai di rumahnya. Mbok Sumi yang melihat kedatangan majikannya langsung menghampiri Bian dan membawakan tas kerja Bian.

Biasanya Alea yang menyambut kedatangannya saat ia pulang kantor dan membawakan tas kerjanya dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Letakkan di ruang kerja ya Mbok." ucap Bian membuat Mbok Sumi mengangguk paham.

"Gimana keadaan Alea Mbok?apa dia sudah minum obat?" Mbok Sumi menghentikan langkahnya menjawab pertanyaan Bian

"Non Alea sudah minum obat Den, sekarang dia lagi istirahat."

Bian mengangguk kemudian ia membuka pintu kamar yang di tempati Alea.

Alea langsung menutup kembali kedua matanya saat terdengar bunyi pintu di buka. Ia bahkan sengaja memiringkan badannya.

Bian melangkah mendekati Alea, ia duduk di tepi ranjang. Bian menyentuh kening Alea, ia tersenyum samar saat mengetahui tubuh Alea tidak sepanas tadi pagi.

"Syukurlah, demamnya sudah turun." ucap Bian dalam hati. Ia memandangi Alea yang tertidur miring membelakanginya.

Ia kemudian mengusap sebelah pipi Alea yang masih terlihat membengkak karena perbuatannya.

"Seandainya kau lebih menurut, aku pasti tidak akan melakukan hal sekasar ini padamu." gumam Bian yang masih dapat didengar oleh Alea.

Bian kemudian beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan kamar itu.

Alea membuka matanya, mencerna perkataan Bian yang di dengarnya.

"Menurut? memangnya aku kurang menurut apa lagi?" ucap Alea lirih menahan sesak yang tiba-tiba memenuhi rongga dadanya.

"Kamu tidak boleh menangis Alea, tidak boleh!" Alea menyemangati dirinya sendiri saat buliran bening itu kembali mengalir dengan sendirinya.

Mungkin karena luka yang Alea rasakan terlalu dalam sehingga ia gampang sekali menangis.

*****

Pagi harinya Alea dan Mbok Sumi sudah sibuk berkutat di dapur. Alea memaksakan diri untuk memasak meski kondisi tubuhnya belum begitu pulih.

Bian yang baru saja turun dari tangga menatap ke arah Alea dengan heran.

"Memangnya kau sudah sembuh?"

Alea menganggukkan kepalanya.

"Kekasihmu tidak turun?aku memasak makanan kesukaannya." ucap Alea dengan wajah datar

"Amara tidak menginap, dia sedang ada kerjaan di luar kota."

"Oh, kirain dia menginap. Maaf, seharusnya aku tadi menyiapkan baju kerjamu." Alea meletakkan piring di depan Bian

"Tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri."

"Kau benar-benar sudah tidak apa-apa? wajahmu terlihat pucat." Bian terlihat khawatir.

"Lumayan baik." Alea mendudukkan bokongnya di kursi setelah ia selesai menuangkan nasi beserta lauk pauknya di atas piring Bian, hal yang sama sekali tak pernah dilakukan oleh Amara.

"Makanlah! nanti kau telat pergi ke kantor." ucap Alea saat ia melihat Bian justru memandangi dirinya dan mengaduk-aduk makanannya.

"Atau kamu nggak suka makanannya? biar aku masak yang lain." ucap Alea masih dengan nada datar, tidak seperti biasanya. Biasanya ia memberikan senyum terbaiknya pada Bian dan mencoba menarik perhatiannya.

"Tidak usah, aku makan ini saja." sahut Bian kembali menatap Alea, namun Alea segera menurunkan pandangannya.

Selesai sarapan, Alea langsung menuju ruang kerja Bian untuk mengambil tas kerjanya.

Seperti biasanya, Alea mencium punggung tangan Bian saat Bian akan berangkat ke kantor, meski ada Amara sekalipun, Alea tetap menjalankan tugasnya sebagai istri. Hanya saja terkadang sikap Amara menyulut emosinya hingga membuatnya bertengkar dengan Bian.

"Aku berangkat."ucap Bian, kata-kata yang tak pernah Bian ucapkan pada Alea selama ini. Biasanya Bian langsung masuk ke dalam mobil setelah Alea mencium tangannya.

"Hmm .... " Alea hanya menjawab dengan gumaman, kemudian dia berlalu masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Bian masuk ke dalam mobilnya seperti yang biasa ia lakukan.

Bian sejenak terpaku menatap punggung Alea.

"Ada apa dengannya?" Bian menggelengkan kepalanya kemudian masuk ke dalam mobil.

Alea kembali merebahkan tubuhnya yang masih terasa lemas, kepalanya juga masih terasa berat.

Mbok Sumi masuk ke kamar Alea sambil membawa segelas minuman di tangannya.

"Non Alea minum dulu obatnya, biar nggak pusing lagi."

Mbok Sumi membantu Alea bangun.

"Tadi sudah saya bilang, biar saya saja yang memasak tapi Non Alea memaksa." Mbok Sumi mengambil obat kemudian memberikannya pada Alea.

Alea meminum beberapa butir obat yang di berikan Mbok Sumi.

"Tidur lagi Non, inget, Non Alea nggak boleh stres, terus semangat Non! perjuangan Non Alea masih panjang." Alea tersenyum mendengar ucapan Mbok Sumi

"Mbok ... jika suatu saat aku ingin melepas Bian, apa aku akan baik-baik saja Mbok?" Alea menatap Mbok Sumi dengan mata berkaca-kaca.

"Jika itu memang yang terbaik buat Non Alea, saya yakin Non Alea pasti akan baik-baik saja." Mbok Sumi memeluk majikannya itu.

"Bukankah Non Alea bilang, sebelum menikah dengan Den Bian Non Alea juga sudah mencintainya?" Alea mengangguk

"Tapi Non Alea saat itu baik-baik saja bukan? meski Non Alea tidak bisa bersama Den Bian?" Alea kembali mengangguk dalam pelukan Mbok Sumi

"Kalau begitu, saya yakin Non Alea juga pasti akan baik-baik saja meski Non Alea tidak bersama Den Bian lagi." Mbok Sumi melepaskan pelukannya

"Daripada bertahan tapi menderita, lebih baik mencoba melepaskan dan memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk bahagia. Non Alea masih muda, masih banyak lelaki baik di luaran sana yang pasti akan mencintai Non Alea dengan tulus, saya sangat yakin itu Non ...." Mbok Sumi kembali memeluk Alea sambil menitikkan air matanya. Merasa prihatin dengan apa yang dialami majikannya itu. Umur Alea bahkan masih dua puluh dua tahun, umur yang masih terlalu muda untuk merasakan pahitnya berumah tangga.

"Non Alea harus bangkit, terus semangat. Kalau memang harus melepaskan, lepaskanlah! Non Alea juga berhak bahagia." Alea mengeratkan pelukannya pada Mbok Sumi.

"Mungkin benar, aku harus mencoba melepaskanmu dari hatiku Bian, agar rasa sakitku sedikit berkurang. Mungkin semua memang salahku, karena sudah hadir di tengah hubungan kalian berdua, tapi seandainya saat itu kau tak memberi harapan dengan menikahiku, mungkin aku juga tidak akan pernah berharap sebesar ini padamu." Alea memejamkan matanya yang kembali basah oleh air mata sambil mempererat pelukannya pada Mbok Sumi.

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa like n koment dsn Votenya ya🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Siti Aisyah

Siti Aisyah

edukasi.ini utk semua wanita...klo sdh tak kuat jgn dipertahan kan dan kita berhak utk membahagia kan diri kita sendiri..jgn terbelenggu..lepaskan saja

2022-08-21

1

Erni Kusumawati

Erni Kusumawati

Betul yg dikatakan mbok Sumi Alea..lepaskanlah Bian dr pd ttp mempertahankan tp menyakiti diri sendiri

2022-05-26

0

Jumiati Jumi

Jumiati Jumi

gitu baru perempuan pinter...jangan oon lagi...tunjukan perempuan itu ngk lemah...

2022-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Memohon Padamu
2 Part 2 Kembali Menyakiti
3 Part 3 Tangis Alea
4 Part 4 Alea Sakit
5 Part 5 Mencoba Melepaskan
6 Part 6 Aku Membencimu ...
7 Part 7 Nasihat Mbok Sumi
8 Part 8 Karena Aku Tidak Ingin Melihatmu!
9 Part 9 Bersikap Dingin
10 Part 10 Sepasang Anjing Yang Bercinta Di Jalanan
11 Part 11 Ayo Kita Bercerai
12 Part 12 Kehilangan Kesucian
13 Part 13 Aku Ingin Berpisah Denganmu
14 Part 14 Teruslah Memohon
15 Part 15 Sudah Tidak Kuat
16 Part 16 Kenapa Mencintaimu Harus Sesakit Ini?
17 Part 17 Menjilat Ludah Sendiri
18 Part 18 Kau Benar-Benar Bajingan
19 Part 19 Aku Mohon, Ceraikan Aku Bian.
20 Part 20 Kenapa Bukan Kamu Saja Yang Menjadi Suamiku?
21 Part 21 Maaf!
22 Part 22 Amarah Bian
23 Part 23 Cemburu
24 Part 24 Aku Ingin Sekali Terlepas Darinya
25 Part 25 Sahabat sejati
26 Part 26 Bertemu Bian
27 Part 27 Ciuman
28 Part 28 Satu Kesempatan Lagi
29 Part 29 Kebohongan Amara
30 Part 30 Perasaan Kenzo
31 Part 31 Kau Sudah Berubah Alea
32 Part 32 Tragedi Di Pagi Hari
33 Part 33 Keguguran
34 Part 34 Semua Sudah Terlambat
35 Part 35 Kesempatan terakhir
36 Part 36 Kau Pembunuh!
37 Part 37 Kau Pembunuh!
38 Part 38 Mencari Alea
39 Part 39 Senyum Alea
40 Part 40 Aku Mencintaimu
41 Part 41 Aku Tidak Ingin Bertemu Bian
42 Part 42 Kembali Ke Rumah Sakit
43 Part 43 Kau Akan Menyesal Karena Tidak Mempercayaiku
44 Mencintai Diam-diam
45 Part 45 Kedatangan Keluarga
46 Part 46 Surat Cerai
47 Part 47 Rahasia Yang Terbongkar
48 Part 48 penyesalan
49 Part 49 Tanda Tangani Surat Cerai
50 Part 50 Sangat Mencintaimu
51 Part 51 Amarah Bian
52 Part 52 Di usir Bian
53 Part 53 Menyesal
54 Part 54 Aku Hanya Ingin Bahagia
55 Part 55 Penyesalan
56 Part 56 Kedatangan Orang Tua Kenzo
57 Part 57 Kecelakaan
58 Part 58 Penyesalan Andre
59 Part 59 Histeris
60 Part 60 Sungguh-Sungguh Mencintaimu
61 Part 61 Ingin Bertemu Amara
62 Part 62 Bian dan Andre
63 Part 63 Ciuman
64 Part 64 Bertemu Keluarga
65 Part 65 Perasaan Kenzo
66 Part 66 Seandainya ...
67 Part 67 Amarah Kenzo
68 Part 68 Lupakan Dia
69 Part 69 Lisa
70 Part 70 Selamat Tinggal Masa Lalu
71 Part 71 Sangat Bahagia
72 Part 72 Bertemu Bian
73 Part 73 Hanya Tinggal Menunggu Waktu
74 Part 74 Rahasia Yang Tersimpan
75 Part 75 Membuang Semua Kenangan
76 Part 76 Aku Mencintaimu
77 Part 77 Aku Juga Mencintaimu
78 Part 78 Penolakan Bian
79 Part 79 Bertemu Alea
80 Part 80 Memohon padamu
81 Part 81 Aku Tidak Akan Menyerah
82 Part 82 Kemesraan Alea dan Kenzo
83 Part 83 Mengusir Lisa
84 Part 84 Restu Orang Tua Alea
85 Part 85 Semakin Terluka
86 Part 86 Bian vs Kenzo
87 Part 87 Kedatangan Marsha
88 Part 88 Salah Paham
89 Part 89 Menagih Janji
90 Part 90 Rencana Jahat
91 Part 91 Kemarahan Marsha
92 Part 92 Menyingkirkan Alea
93 Part 93 Menyingkirkan Alea
94 Part 94 Hanya Ingin Memelukmu Saja
95 Part 95 Bian Aditama
96 Part 96 Tertangkap
97 Part 97 Izinkan Aku Memelukmu Sebentar Saja
98 Part 98 Kau Tidak Boleh Mati, Bian ....
99 Part 99 Selagi Hatimu masih Milikku ....
100 Part 100 Terima kasih
101 Part 101 Maafkan Aku ...
102 Part 102 Kepergian Bian
103 Part 103 Kepergian Bian
104 Part 104 Hukuman Untuk Lisa
105 Part 105 Cemburu
106 Part 106 Kabar Tentang Bian
107 Part 107 Selamat Tinggal
108 Part 108 Obsesi Marsha
109 Part 109 Aku Merindukanmu
110 Part 110 Sekretaris Baru
111 Part 111 Kemarahan Kenzo
112 Part 112 Siapa Pria Itu?
113 Part 113 Pesan Palsu
114 Part 114 Jebakan
115 Part 115 Jebakan 2
116 Part 116 Sakit Hati
117 Part 117 Mencoba Menjelaskan
118 Part 118 Kita Harus Bicara
119 Part 119 Menangkap Bella
120 Part 120 Jangan Menyentuhku
121 Part 121 Syarat
122 Part 122 Menikah Denganku
123 Part 123 Menikah Denganku
124 Part 124 Menuruti Syarat Bella
125 Part 125 Menjauh
126 Part 126 Kartu Undangan
127 Part 127 Kartu Undangan
128 Part 128 Bertemu Alea
129 Part 129 Hari Pernikahan
130 Part 130 Ijab Kabul
131 Part 131 Game Over
132 Part 132 Pernikahan Impian
133 Part 133 Resepsi Pernikahan
134 Part 134 Akhir Bahagia
135 Bonchap 1 Mangga muda
136 Infoo ....
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Part 1 Memohon Padamu
2
Part 2 Kembali Menyakiti
3
Part 3 Tangis Alea
4
Part 4 Alea Sakit
5
Part 5 Mencoba Melepaskan
6
Part 6 Aku Membencimu ...
7
Part 7 Nasihat Mbok Sumi
8
Part 8 Karena Aku Tidak Ingin Melihatmu!
9
Part 9 Bersikap Dingin
10
Part 10 Sepasang Anjing Yang Bercinta Di Jalanan
11
Part 11 Ayo Kita Bercerai
12
Part 12 Kehilangan Kesucian
13
Part 13 Aku Ingin Berpisah Denganmu
14
Part 14 Teruslah Memohon
15
Part 15 Sudah Tidak Kuat
16
Part 16 Kenapa Mencintaimu Harus Sesakit Ini?
17
Part 17 Menjilat Ludah Sendiri
18
Part 18 Kau Benar-Benar Bajingan
19
Part 19 Aku Mohon, Ceraikan Aku Bian.
20
Part 20 Kenapa Bukan Kamu Saja Yang Menjadi Suamiku?
21
Part 21 Maaf!
22
Part 22 Amarah Bian
23
Part 23 Cemburu
24
Part 24 Aku Ingin Sekali Terlepas Darinya
25
Part 25 Sahabat sejati
26
Part 26 Bertemu Bian
27
Part 27 Ciuman
28
Part 28 Satu Kesempatan Lagi
29
Part 29 Kebohongan Amara
30
Part 30 Perasaan Kenzo
31
Part 31 Kau Sudah Berubah Alea
32
Part 32 Tragedi Di Pagi Hari
33
Part 33 Keguguran
34
Part 34 Semua Sudah Terlambat
35
Part 35 Kesempatan terakhir
36
Part 36 Kau Pembunuh!
37
Part 37 Kau Pembunuh!
38
Part 38 Mencari Alea
39
Part 39 Senyum Alea
40
Part 40 Aku Mencintaimu
41
Part 41 Aku Tidak Ingin Bertemu Bian
42
Part 42 Kembali Ke Rumah Sakit
43
Part 43 Kau Akan Menyesal Karena Tidak Mempercayaiku
44
Mencintai Diam-diam
45
Part 45 Kedatangan Keluarga
46
Part 46 Surat Cerai
47
Part 47 Rahasia Yang Terbongkar
48
Part 48 penyesalan
49
Part 49 Tanda Tangani Surat Cerai
50
Part 50 Sangat Mencintaimu
51
Part 51 Amarah Bian
52
Part 52 Di usir Bian
53
Part 53 Menyesal
54
Part 54 Aku Hanya Ingin Bahagia
55
Part 55 Penyesalan
56
Part 56 Kedatangan Orang Tua Kenzo
57
Part 57 Kecelakaan
58
Part 58 Penyesalan Andre
59
Part 59 Histeris
60
Part 60 Sungguh-Sungguh Mencintaimu
61
Part 61 Ingin Bertemu Amara
62
Part 62 Bian dan Andre
63
Part 63 Ciuman
64
Part 64 Bertemu Keluarga
65
Part 65 Perasaan Kenzo
66
Part 66 Seandainya ...
67
Part 67 Amarah Kenzo
68
Part 68 Lupakan Dia
69
Part 69 Lisa
70
Part 70 Selamat Tinggal Masa Lalu
71
Part 71 Sangat Bahagia
72
Part 72 Bertemu Bian
73
Part 73 Hanya Tinggal Menunggu Waktu
74
Part 74 Rahasia Yang Tersimpan
75
Part 75 Membuang Semua Kenangan
76
Part 76 Aku Mencintaimu
77
Part 77 Aku Juga Mencintaimu
78
Part 78 Penolakan Bian
79
Part 79 Bertemu Alea
80
Part 80 Memohon padamu
81
Part 81 Aku Tidak Akan Menyerah
82
Part 82 Kemesraan Alea dan Kenzo
83
Part 83 Mengusir Lisa
84
Part 84 Restu Orang Tua Alea
85
Part 85 Semakin Terluka
86
Part 86 Bian vs Kenzo
87
Part 87 Kedatangan Marsha
88
Part 88 Salah Paham
89
Part 89 Menagih Janji
90
Part 90 Rencana Jahat
91
Part 91 Kemarahan Marsha
92
Part 92 Menyingkirkan Alea
93
Part 93 Menyingkirkan Alea
94
Part 94 Hanya Ingin Memelukmu Saja
95
Part 95 Bian Aditama
96
Part 96 Tertangkap
97
Part 97 Izinkan Aku Memelukmu Sebentar Saja
98
Part 98 Kau Tidak Boleh Mati, Bian ....
99
Part 99 Selagi Hatimu masih Milikku ....
100
Part 100 Terima kasih
101
Part 101 Maafkan Aku ...
102
Part 102 Kepergian Bian
103
Part 103 Kepergian Bian
104
Part 104 Hukuman Untuk Lisa
105
Part 105 Cemburu
106
Part 106 Kabar Tentang Bian
107
Part 107 Selamat Tinggal
108
Part 108 Obsesi Marsha
109
Part 109 Aku Merindukanmu
110
Part 110 Sekretaris Baru
111
Part 111 Kemarahan Kenzo
112
Part 112 Siapa Pria Itu?
113
Part 113 Pesan Palsu
114
Part 114 Jebakan
115
Part 115 Jebakan 2
116
Part 116 Sakit Hati
117
Part 117 Mencoba Menjelaskan
118
Part 118 Kita Harus Bicara
119
Part 119 Menangkap Bella
120
Part 120 Jangan Menyentuhku
121
Part 121 Syarat
122
Part 122 Menikah Denganku
123
Part 123 Menikah Denganku
124
Part 124 Menuruti Syarat Bella
125
Part 125 Menjauh
126
Part 126 Kartu Undangan
127
Part 127 Kartu Undangan
128
Part 128 Bertemu Alea
129
Part 129 Hari Pernikahan
130
Part 130 Ijab Kabul
131
Part 131 Game Over
132
Part 132 Pernikahan Impian
133
Part 133 Resepsi Pernikahan
134
Part 134 Akhir Bahagia
135
Bonchap 1 Mangga muda
136
Infoo ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!