chapter 10

Selesai berdiskusi dengan azka hari kemarin aku rasanya enggan kembali ke kantor,aku seperti atasan yang tidak bertanggung jawab akhir-akhir ini semua pekerjaan aku limpahkan kepada paman zack.

Pagi ini terasa sangat berbeda pasalnya tante winda,om dimas dan salma sudah meramaikan damar rumah fuzieyama,aku nyaman dengan suasana ini sambil menuruni tangga aku selalu tersenyum mendengar kehangatan dari om dimas dan keluarga dari arah dapur.

Padahal aku sudah mengatakan kepada tante winda dan om dimas kalo seandainya mereka tiba di jakarta mereka tidak perlu repot-repot membantu para pelayan di rumah ini.

Tapi tidak menurut mereka karena tante winda pernah mengatakan kita tidak boleh terlalu berpangku tangan sayang karena kita tidak akan selamanya hidup seperti ini.begitulah dan memang semua keluargaku sangat nyaman dalam kesederhanaan terkecuali paman ardhan.

"Pagi om tante,salma" ucapku seraya mengecup pipi satu2 keluargaku

"Pagi sayang"tante winda menjawab ucapanku

"Ini kenapa masaknya banyak sekali tante?"tanyaku sembari melihat makanan di atas meja yang kurasa terlalu banyak kalo hanya untuk disajikan kepada 4 orang

"Bukannya kamu sendiri yang bilang Al kalo hari ini calon suamimu akan melamarmu?"

"Oh ya tante padahal tidak perlu terlalu repot tante aku bisa memesan makanan nanti"

"Tidak apa-apa Al jarang lo tante masak disini,sekarang mending kamu siap-siap gih dandan yang cantik y sayang"

"Ok tante makasih y aku siap-siap dulu"

Sebenarnya kemarin aku sempat menawarkan diri untuk bertemu dengan orangtua azka,tapi menurut azka biar dia dan ibunya langsung mengunjungiku.

"Al sudah siap? Ya Ampun ponakan tante cantiknya" tante menghampiriku yang memang berada di depan meja rias

"Sudah tante,apa aku terlihat aneh?"

"Tidak saya kamu terlihat sangat cantik"

Aku mengenakan dress selutut tanpa lengan dengan turtle neck berwarna peach pwninggalan ibu serta tak lupa rambut yang kusanggul dan menyisakan swdikit anak rambut di bagian kiri dan kanan tak lupa pula aku memakai sedikit lipstick senada dengan dress yang aku gunakan.

Saat menuruni tangga ditemani tante winda entah bagaimana rasanya hatiku berdegup kencang tidak karuan dan pqonya sangat campur aduk seandainya tante winda tidak memegangi tanganku sepertinya aku akan jatuh.

Saat menuruni tangga terakhir aku melihat di ruang tamu ada icha beserta ibu&ayahnya dan juga seorang wanita paruh baya yang kuyakini itu ibu dari azka dan seorang yang memang posisinya membelakangiku,aku yakin itu pasti azka.dan sesaat setelah aku berada persis di depan azka aku rasanya ingin menangis entah terharu atau kecewa karena hari ini azka terlihat sangat mempesona.

Untuk beberapa saat mata kami bertemu aku dan azka saling membisu entahlah karena apa azka melihatku dengan tatapan yang sulit diartikan membuatku sedikit tidak nyaman.

"Nah princess kita hari ini sudah datang"suara om diman mengintrupsi kami berdua

"Ekhem" dapat kulihat azka mencoba membenarkan posisinya mungkin karena grogi dengan om dimas

"Yaa Alloh nak kamu cantik banget sayang" ibu azka mencairkan kecanggunganku

"Terima kasih tante"

"Maaf om kedatangan saya dan mama saya kemari ingin berbicara tentang keseriusan hubungan saya dan almeera,saya rasa akan sangat tidak baik jika niat baik kami dibiarkan terlalu lama"

Aku sedikit tergejut melihat azka dengan penuh percaya diri mencoba memintaku kepada om dimas.dapat kulihat om dimas tertegun mendengar kepercayaan diri azka.

"Kedatangan kami kemari khususnya saya ingin meminta izin om untuk meminang almeera"sekali lagi azka mencoba mendapatkan izin omdimas dengan sorot mata yang tak lepas menatap ke arahku.

"Baiklah nak azka anda memang lelaki yang sangat bertanggung jawab dan menghargai perempuan,saya menyukai nak azka tapi semua keputusan kembali kepada almeera sendiri"om dimas menjawab semua pernyataan azka

Akhirnya dengan sangat malu aku mengangguk menandakan aku menerima pinangan azka

"Alhamdulillah" semuanya turut bahagia

Dapat kulihat ibu dan tante winda menangis haru,lain dengan icha aku tak tau dia mwnangis karena apa,akupun begitu perasaan ini entah bisa diartikan seperti apa semua kebahagiaan hari ini terasa sangat semu.

Tak menunggu waktu lama kulihat azka mengeluarkan swbuah kotak cincin.

Aku tidak mwnyangka azka menyiapkan semua ini meskipun hanya berpura-pura.

Tak butuh waktu lama azka memakaikan cincin berhiaskan satu permata cantik sekali ke jari manisku,tapi entah kenapa ukuran cincin ini sedikit longgar dijariku,dan sesaat itu juga aku merasa ditarik dari semua angan-anganku dengan azka,aku yakin pemilik cincin ini adalah rania.air mataku seketika meluncur dipipiku entah kenapa aku sangat sakit hatiku serasa dicabut paksa dan entah kenapa aku sedikit menyesal melakukan semuanya.

"Al kamu bahagia banget ya sayang dilamar lelaki yang sangat kamu cintai dan mencintaimu malanya kamu sampe nangis terharu begitu"itu ibu yang berbicara mungkin semua yang hadir disini menganggap tangisku adalah tangis haru namun tidak bagi icha karena bisa kulihat icha ikut menangis dan melihatku dengan tatapan yang sangat sedih.

Aku hanya mengangguk menjawab peenyataan ibu

Selesai acara mwnywmatkan cincin yang swdikit longgar itu tante mengajak kami untuk makan bersama akhirnya disini kami di ruang makan keluarga fuzieyama.

Dan entah dorongan dari mana aku mengambilkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya untuk azka,karena rasanya aku ingin seperti ibu yang selalu berbaikti untuk ayah dulu.

Dapat kulihat azka sedikit tercengang meskipun hanya swpersekian detik selanjutnya azka menerima piring yang sudah berisikan nasi serta lauk pauk dari tanganku.

"Aduh nak Almeera,kamu bukan hanya cantik dan baik tapi sangat perhatian nak" itu mama azka yang berbicara

Aku hanya bisa tersenyum dan menunduk karena merasa malu kenapa dengan beraninya aku mwlayani azka di meja makan .

Di meja makan hanya keluarga selain aku dan azka yang hanyut dengan obrolan karena aku dan azka hanya diam dwngan fikiran masing-masing.

"Bagaimana kalo pernikahan ini diadakan minggu depan?"entah keberanian dari mana aku mampu berbicara seperti itu rasanya penyakit to the pointku ini mwnjadi boomerang untukku sendiri

"Ka Almeera udh gak sabar ya pengen berduaan terus sama ka azka"salma menimpali rujukanku yang akhirnya membuat swmuanya menertawaiku tapi tidak dengan azka dia hanya menatapku tanpa ekspresi

"Tapi kita harus menyiapkan semuamya sayang resepsi dan lain-lain itu gak cepet lo sayang"tante winda masih dengan tawanya memberi penjelasan atas permyataanku tadi

"Tidak apa-apa tante,Al tidak ingin ada resepsi dulu Al hanya ingin status kami berubah dulu maksud Al biar kita dijauhkan dari pergaulan yang tidak baik di zaman ini tante" aku masih mencoba peruntunganku di atas meja makan ini

"Jadi maksudnya resepsinya mau nyusul gitu Al?" Itu icha yang akhirnya berbicara

"Ya" jawabku yakin

"Bagaimana nak azka apa nak azka tidak keberatan dengan keinginan Almeera?" Sepertimya om dimas ingin memastikan azka setuju atau tidak ,bodohnya aku kenapa tidak bertanya terlebih dulu memangnya azka mau melaksanakan keinginanku ini?

"Baiklah azka terserah pada Almeera om"

Hah jawaban azka selalu membuat suasana hatiku kacau karena aku yakin alasan dia menyetujui keputusanku karena ambisi untuk segera bisa menikahi rania kelak.

"Jadi nanti Al pengen nikahnya dihadiri keluarga yang hadir hari ini saja karena menurut Al jika hendak mengundang kerabat sanak sodara yang lain nanti saja pas acara resepsi"

"Ya betul yang penting status halal dulu untuk sementara"

Entah kenapa rasanya ucapan mama azka seperti bala bantuan yang tiba-tiba datang membantu si kerdil

Akhirnya semua mengikuti saran dariku dan mulai menyiapkan untuk acara minggu depan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!