chapter 9

Perjalanan kami menuju sukabumi membutuhkan waktu kurang lebih 6 jam lamanya. Jadi tidak heran ibu menyuruh kami memakai supir.

Dengan informasi yang kudapat dari data keluarga yang memang selalu ibuku simpan di buku catatan, aku bisa menemukan alamat om Dimas.

Ibuku memang orang yang sangat rapi dan selalu berfikir jauh kedepan, ketika aku menanyakan tentang kegunaan buku yang menyimpan alamat rumah sanak sodara ibu, beliau selalu menjawab 'suatu hari ibu yakin kami pasti membutuhkannya'. Ibu seakan mengetahui keadaanku sekarang akan seperti ini.

Tok tok tok

Aku mencoba mengetuk pintu rumah minimalis dengan nuansa asri dipenuhi tanaman dan pohon rindang membuat suasana rumah terasa sangat damai. Jadi tidak heran Om Dimas merasa nyaman tinggal di kampung.

"Maaf anda mencari siapa?"pertanyaan seseorang mengalihkan pandangan kami bertiga.

"Apa benar ini rumah bapak Dimas?"tanyaku

Ngomong-ngomong om Dimas itu adik paling bungsu setelah ibu, jadi mereka 3 bersaudara yang pertama ada paman ardhan wiratama lalu ibuku hana wiratama dan yang terakhir dan bontot inilah om Dimas wiratama.

Sebenarnya kakekku, Arkhan witama merupakan seorang yang cukup menjanjikan. Beliau ceo dari perusahaan wiratama, hanya saja setelah meninggal perusahaan diambil alih paman Ardhan dan akhirnya bangkrut karena keserakahan paman Ardhan.

"Ya benar, maaf anda siapa?"tanya seorang perempuan berumur sekitaran 14 tahun kurasa

"Saya Almeera, apa kamu salma miranda?"

"Almeera? Ka almeera fuzieyama?"

"Ya salma ini kakak sayang"

Setelah mendengar jawabanku, salma seperti biasa dia selalu memelukku dan tidak ingin berjauhan dariku, kami memang dekat sewaktu umurku masih belasan tahun dulu, dan dia masih sangat kecil, maaih dengan memakai popok dia selalu berlari dan memelukku setiap aku pulang sekolah.

"Mamah ... kakak Almeera dateng mah,"teriakan salma mengejutkan kami bertiga

Akhirnya seorang wanita yang berumur kisaran 37 tahun yang kuyakini pasti ini tante winda, datang menghampiri kami.

"Yaa Alloh Almeera, nak bagaimana kabarmu?"tante Winda memelukku

"Alhamdulillah baik tante, om Dimas mana tante? Dan Oh ya, kenalkan ini sahabat terbaikku namanya risa mahendra, tapi dari orok sering dipanggil Icha tante, dan ini mang didin, beliau yang mengantar kami dari jakarta."jelasku memperkenalkan satu persatu

Icha menyikut perutku karena sepertinya aku terlalu banyak bicara.

"Ya tante salam kenal."

"Alhamdulillah kamu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu nak,"tante Winda mengelus surai hitam bergelombangku

"Ya tante, alhamdulillah aku merasa bersyukur masih sangat banyak yang menyayangiku."

"Ah ya tu om Dimas Al," tunjuk tante Winda

Seketika aku memeluk om Dimas, beliau memiliki sifat yang sama seperti ibu. Maka dari itu tidak heran jika aku bersikap manja tanpa canggung dengannya.

"Om jadi wali Al pas acara lamaran calon suami Al nanti ya, terus om harus hadir pas acara nikahan Al nanti!"ucapku seperti biasa to the point

Seketika pelukan om Dimas merenggang dan memegang bahuku erat dan pertanyaan muncul bertubi-tubi

"Apa maksudmu Al? Kamu baik-baik saja kan, tidak terjadi sesuatu diluar nalar kan Al?"

Alhasil semua yang ada disana menertawai kami

"Gak om ini Almeera baik-baik aja, masih segel juga om. Al cuma ingin segera menunaikan wasiat ayah. Karena beberapa bulan lagi usia Al menginjak 24 tahun dan Al ingin segera menikah dengan lelaki yang Al cintai sebelum hari itu datang."

"Kenapa tidak pernah cerita apapun sama om,  bukannya nomor dan alamat rumah om ada di buku catatan ibumu. Kenapa kamu tidak mencoba menelpon hanya utk sekedar cerita Al? kamu tau, om selalu khawatir denganmu disana yang sendirian Al?"

"Om aku gak sendiri disana aku punya ibu dan bapak yang baik serta sodara yang sangat baik om,"jawabku dengan memeluk erat Icha

"Alhamdulillah nak kamu selalu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu."

"Masuk dulu, tante sampe lupa. Saking senengnya ketemu kamu Al."

"Jadi bagaimana calon suamimu itu?"

"Dia lelaki yang sangat baik dan menghargai serta menyayangi ibunya dan yang paling penting juga dia lelaki yang bertanggung jawab om, aku yakin saat nanti om bertemu dengannya, om pasti akan sangat menyukainya,"tuturku yakin

"Tapi, apakah kalian saling mencintai? Maksud om, pernikahan itu tidak bisa terjadi kan jika kalian hanya saling mengagumi?"

"Jelas kami saling mencintai om,"dustaku

"Baiklah, kapan dia melamarmu Al?"

"Maka dari itu aku kesini om, mau minta om jadi wali Al, pengganti ayah nerima calon suami Al dan keluarganya nanti. Karena dia minta ketemu dulu sama keluarga Al."

"Apa Ardhan mengetahui semua ini Al?"mata paman sedikit menyipit dan menatapku curiga

Yah sudah bukan menjadi rahasia di keluarga wiratama jika paman Ardhan memiliki sifat yang sangat serakah, padahal dia sangat pintar dan cerdas hanya saja sifat serakah yang paman Ardhan miliki tanpa dia sadari merugikan dirinya sendiri. Entah dari mana sifat itu diturunkan karena setauku kakek dan nenek adalah orang yang sangat bijak dan dermawan.

"Dia menungguku memberi keputusan, jadinya aku kesini minta izin om!"

"Baiklah, kebetulan salma liburan sekolah jadi kita bisa ke jakarta, menemanimu."

"Terima kasih banyak om"

Akhirnya kami semua memutuskan kembali ke jakarta keesokan harinya. Dan tak lama setelah kami semua tiba kembali di jakarta, aku langsung menghubungi pangeran hatiku, Azka.

"Halo"

Suara azka di seberang sana membuatku terpaku

"Halo, maaf jika tidak berkepentingan saya tutup sambungan telponnya!"jawaban kedua membuatku terlonjak kaget dengan nada yang terdengar ketus

"Ah ya, Azka ini saya, Almeera," sapaku akhirnya, dengan mencoba menetralkan nada bicaraku yang tiba-tiba saja gemetar

"Ya nona almeera bagaimana?"

Lihat itu, bahkan hanya untuk memanggil namaku tanpa embel-embel nona saja sepertinya dia berat.

"Bisakah kita bertemu siang ini?"

"Baiklah siang ini saya ke kantor anda nona."

"Ah kurasa akan sangat tidak nyaman jika kita bertemu di kantor,"percaya atau tidak hanya mendengar suara dari telpon saja sudah membuatku menjadi seperti orang lain

"Baiklah, datanglah ke cafe A&R nona, saya khususkan vanilla latte untuk anda.  Satu-satunya pelanggan kami saat cafe closed."

Lihat itu kenapa dia harus menyebutkan dengan jelas nama yang tersemat di cafenya? Kenapa tidak membahasakan diri dengan cafeku atau cafe saya, begitu kan lebih enak untuk di dengar.

Aku bergegas mendatangi cafe A&R, sepanjang jalan menuju cafe entah kenapa pikiranku tiba-tiba kacau memikirkan apa yang harus aku lakukan atau apakah yang aku lakukan ini memang benar?

"Semua yang kamu lakukan ini benar, Al."batinku akhirnya

"Apapun yang terjadi kamu tidak bisa menarik kembali ucapanmu Al. Ok kamu wanita super kuat dan bertanggung jawab." hiburku untuk diri sendiri

Tak butuh waktu lama akhirnya aku sampai di depan cafe A&R. Dengan gugup aku coba membuka pintu cafe yang masih tertera tulisan CLOSED. Saat pertama kali membuka pintu aku terkejut saag melihat Azka yang duduk di dekat kitchen bar dengan penampilan yang baru pertama kulihat hari ini, dia berpakaian biasa dan selalu berhasil membuatku untuk selalu jaguh cinta padanya. Azka menatapku dibalik kitchen bar cafe ini dengan tatapan yang tidak aku sukai sama sekali, tidak ada kehangatan disana.

"Baiklah nona ini minuman favorit anda yang saya janjikan."Azka membuka obrolan dalam situasi yang dingin kurasa

"Ah ya terima kasih."

"Jadi bagaimana, kapan saya bisa menemui keluarga anda nona?"

"Kamu bisa datang besok ke rumahku, dan bukan bertemu dengan kedua orang tuaku karena ... kurasa kamu sudah mengetahuinya Azka,"jawabku dengan ucapan yang semakin pelan

"Ya nona saya mengerti, jadi apa saja yang harus saya lakukan untuk meyakinkan keluarga anda besok?"

Mendengar pertanyaan Azka yang kurasa dingin sangat jelas terlihat jika dia ingin segera mencapai ambisinya. Yah meski aku tidak terkejut sama sekali karena aku sangat yakin akhir dari ambisinya itu mengarah kemana.

Pada akhirnya aku hanya memintanya untuk berpura-pura seakan kita berdua saling mencintai dan dia harus terlihat bertanggung jawab tentunya. Azka sama sekali tidak berbicara ataupun merespon, dia hanya menjadi pendengar yang sangat baik selama aku menjelaskan perihal apa saja yang harus dilakukannya besok hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!