Tuuuuut....tut...
Dering suara panggilan masuk dari pak Radith langsung dijawab Davina tanpa menunggu dering ketiga.
"Iya pak, saya segera kesana!" Bergegas Davina melangkah menuju ruangan bosnya. Dengan menenteng sebuah buku agenda dan map merah yang ia dekap didada, fikirannya melayang mendahului masuk keruangan sang bos dengan perasaan cemas, takut membuat kesalahan dalam membuat laporan.
Tok...tok...tok...
Terdengar suara dari dalam ruangan menyuruhnya masuk, perlahan ia membuka pintunya. Nampak pak Radith masih asyik berkutat dengan laptopnya tanpa menggubris kedatangan Davina yang masih berdiri didepan meja kerjanya.
"Pak, ini susunan agenda tiga hari kedepan yang bapak minta, disana ada pertemuan dengan klien perusahaan baja, perusahaan kontraktor rumah susun, dan juga galery and butik milik Nona Claudia". Kata Davina memberanikan diri memecah konsentrasi pak Radith yang sedari tadi fokus dengan laptopnya.
Sambil menyerahkan map yang tadi didekapnya, ke hadapan bosnya, kemudian ia pun kembali melanjutkan laporannya.
"Dan juga ada event peresmian Mahawira Hotel, persmian Claudia's Galery dan yang terakhir peresmian Yayasan Kasih Bunda, hanya itu jadwal bapak tiga hari kedepan. Dan untuk waktu serta jamnya sudah tertera di berkas yang ada di map ini." Kata Davina tegas dan mulai bisa mengendalikan emosinya yang tadi sempat tegang.
"Heemm...baik. Nanti kamu ingatkan kembali sebelum waktunya tiba!" Ucap Radithya. Kemudian ia menoleh kearah Davina yang masih berdiri menghadapnya.
" Kenapa kamu cantumkan Claudia galery sampai dua kali jadwal, kenapa gak pilih salah satu?, Buang-buang waktu saja!" Dengusnya kesal. "Coba panggil si Jo!" Katanya.
Nampak sekali raut kekesalan di wajahnya, terlihat dengan memanggil pak Jo dengan sebutan namanya saja, tidak seperti biasanya.
"Baik, pak!" Tanpa menunggu jawaban dari bosnya, ia langsung pergi menemui pak Jo.
----------000------------
"Kenapa jadwal ke Claudia galery sampai dua kali pertemuan hah?, buang-buang waktuku saja!, aku gak mau tahu! Batalkan salah satunya!". Kata Radithya tegas. Nampak ekspresi mukanya mengeras, menandakan ia begitu kesal.
"Maaf, Pak! Tapi ayah anda yang menginginkannya untuk hadir di dua event itu, untuk itulah saya mencantumkan keduanya dalam agenda harian. Maaf!"
Dengan lirih, pak Jo menjelaskan. Sebenarnya ia pun sudah menduga kalau ini akan terjadi. Bosnya akan menolak. Namun kali ia harus memaksanya bersikap terbuka dan lapang dada tanpa harus terus dibebani dendam masa lalu yang selalu menjeratnya, hingga membuat ia selalu bersikap tertutup dan dingin pada siapapun.
"Kenapa ayah selalu saja memaksakan kehendaknya, jelas-jelas hatiku telah mati untuknya. Sampai kapanpun, aku tak akan bisa memaafkannya walau dengan berbagai alasan apapun. Yang ada sekarang, hubungan kita hanya sekedar urusan bisnis. Tak lebih dari itu!, jadi tolong jangan coba-coba mendekatkan aku lagi dengannya!. Paham!"
Dengan tegas Radithya mengungkapkan isi hatinya. Ia telah muak dengan berbagai macam cara ayahnya untuk menjodohkannya kembali dengan Claudia. Namun kali ini, tak ada lagi cinta yang tersisa untuk cinta pertamanya itu. Yang ada hanya luka yang masih menganga dihatinya, dan entah kapan itu bisa sembuh. Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Davina yang hanya menyimak perbincangan kedua pria itu hanya diam terpaku, otaknya berjalan mencari tahu ada masalah apa yang sebenarnya terjadi antara perempuan yang bernama Claudia itu dengan bosnya, hingga membuat mereka harus berpisah. Sesaat ia kubur dalam-dalam rasa penasarannya manakala terdengar suara yang tak asing lagi di telinganya memanggilnya.
"Dav, cepat bawa berkas-berkas yang harus aku tandatangani tadi, siapkan semua keperluanku untuk perjalanan dinas luar selama seminggu, dan atur jadwal temu dengan klien setelah pertemuan kali ini. Dan ingat! Kamu kerjakan sendiri jangan melibatkan yang lain, dan kalau ada yang tidak di mengerti kamu boleh tanyakan langsung padaku. Paham!"
Sambil berlalu meninggalkan Davina yang masih kebingungan, namun nampak pak Jo hanya tersenyum seolah sudah paham dengan maksud yang diutarakan Radithya tadi. Ia hanya bisa menggelengkan kepala dengan seulas senyum penuh makna.
‐---------------000--------‐-------
Setelah menyelesaikan tugasnya, Davina berdiri dengan merenggangkan kaki selebar bahunya sambil memuntir pinggangnya kekiri dan kekanan sampai terdengar bunyi kretuk membuat ototnya sedikit rilek.
Ia melirik jam tangannya telah menunjukkan pukul sepuluh lebih, kemudian ia melangkahkan kakinya hendak keluar ruangan menuju pantry untuk membuat secangkir cino kesukaannya.
Terdengar suara langkah kaki mendekat, Davina menoleh. Seorang perempuan cantik dan seksi mendekatinya. Seulas senyum terlintas di bibir ranumnya. Ia terlihat ramah.
"Maaf, Kamu yang bernama Davina bukan?" Tanyanya sopan. "Saya Nindy, teman dekatnya Kak Radith" ucapnya seraya mengulurkan tangannya.
"Iya, saya Davina. Maaf, nona kenal saya dari siapa yah?" Tanya Davina heran.
"Bisa kita duduk sebentar?" Seraya menuntun Davina menuju kursi yang berada di ruang depan pantry. Davina hanya menuruti saja tanpa mampu menolak ajakan perempuan cantik yang sok akrab itu.
Bersambung
Mohon tinggalin jejak yah. Komen nya saya tunggu. 🙏🙏🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yovita Yuni S
penasarannn
2021-11-26
0
Akun Baru16
pelakor bukan nih si claodia
2021-10-26
0