Sikap Radithya yang awalnya terkesan arogan dan angkuh, kali ini ia begitu berbeda seratus delapan puluh derajat.
Entah pengaruh obat apa yang membuat ia bisa berubah sedrastis itu.
Dengan menyilangkan kedua lengannya di dada, Radith berdirì membelakangi meja kerjanya sambil menatap lekat wajah Davina hingga membuat Davina sedikit salah tingkah.
"Sudah selesai bicaranya?" tanya Radith dingin tanpa ekspresi, sekilas nampak senyum sinis tersungging di bibirnya.
" Apapun alasanmu aku gak peduli, yang pasti kamu harus tetap mengganti semua biaya kerusakan itu!" kata Radithya dengan nada serius.
Deg
Jantung Davina serasa mau copot. Tubuhnya terasa lunglai, fikirannya langsung melayang jauh memikirkan bagaimana ia harus mencari uang untuk mengganti biaya kerusakan yang pastinya tidak sedikit melihat jenis mobilnya saja sudah mewah begitu.
Davina semakin gusar.
"Dan satu hal lagi! yang harus kamu pertanggung jawabkan", sesaat ia menghentikan kalimatnya seolah sedang berfikir.
Davina hanya bisa diam menyimak, fikirannya berkecamuk, hatinya dipenuhi dengan perasaan khawatir dengan apa yang akan terjadi padanya nanti, bagaimana nasib keluarga dan pengobatan adik nya jika ia harus berhenti bekerja.
Keberanian mempertahankan harga diri yang sempat ada dalam otaknya tadi, perlahan menguap begitu saja. Ia seolah akan menghadapi sebuah eksekusi yang sangat berat.
"Kamu tahu satu hal lagi yang harus kamu pertanggung jawabkan, N O N A?" tanya Radith sedikit ada penekanan pada nada bicaranya. Ia tahu Davina sudah mulai kehilangan nyalinya, dan itu membuatnya lebih bersemangat lagi untuk mengerjai Davina.
Davina hanya diam membisu. "Rupanya kamu sudah pikun yah? atau pura-pura lupa?" sambil berjalan mendekati Davina yang terlihat gugup.
"Hei Nona pemberani, tadi pelayanku bilang kamu akan mengganti seluruh biaya kerusakan mobilku, sekarang coba mana buktikan?" Sedikit berbisik di telinga Davina.
Hembusan nafas terasa ditelinga Davina sehingga membuatnya sedikit merinding.
" Dan ini!" sambil meraih telapak tangan Davina kuat.
"Coba lihat telapak tangan mu!, kamu ingat dengan apa yang telah kamu lakukan tadi? Memang sakit nya tidak seberapa, tapi kamu telah mempermalukan aku di depan umum!" sengaja Radith meninggikan volume suaranya.
Davina tersentak kaget. Ia bukannya tidak ingat, namun sejujurnya ia merasa takut jika hal itu sampai di bahas. "Oh Tuhan, mati aku!. Ibuuuu tolong anakmu iniiiii!" teriak Davina dalam hati.
Kali ini gelar yang selalu di sandang sebagai cewek tangguh dan pemberani sang pembela kebenaran alias si wonder woman DAVINA FIDELYA perlahan rontok berhamburan tak berwujud lagi. ("Agak lebay yee" heee).
Davina saat itu hanya bisa diam terpaku, disaat suasana sudah mulai tak kondusif, otaknya ia paksa untuk berfikir keras. "Aku harus bisa! ayo Davina....Davina...berfikir! kamu harus bisa dapet jalan keluarnyaaa!" batin Davina.
Seulas senyuman licik terlintas di sudut bibir Radith, dengan tatapan mata yang tajam dan alis yang sedikit terangkat sebelah, menampilkan ekspresi seolah ia sedang merencanakan sesuatu.
" Baik, untuk yang itu saya akui salah!" tegas Davina menjawab pertanyaan Radith dengan sedikit memberanikan diri menatap kedua netra Bos tampan yang ada di hadapannya , namun itu hanya sesaat.
Selebihnya ia tenggelamkan lagi wajahnya karena merasa risi dengan tatapan Radith yang jauh lebih tajam dari tajamnya silet..
" Bagus kalau kamu sadar!
"Aku tahu siapa kamu, alamatmu dan aku juga tahu latar belakang keluargamu."
kemudian Radith membalikan badannya berlalu menuju sebuah jendela yang menghadap ke area taman hijau yang dilengkapi sebuah lapangan golf.
Davina kaget dengan pernyataan itu namun ia tak berani menyela.
"Karena itu aku akan memberikan kamu sedikit keringanan supaya kamu bisa membayar lunas seluruh kewajibanmu itu!"
Terang Radith sedikit melunak. Tatapannya tidak setajam tadi, dengan santainya ia kembali duduk di singgasananya.
Dengan bermodal sedikit keberanian yang tinggal beberapa persen lagi, Davina mencoba menstabilkan gemuruh hatinya agar ia bisa berfikir jernih. Perlahan ia mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia tundukkan, kemudian ia memberanikan diri bertanya. " A..apa.. itu?" Sedikit terbata menahan kelu dilidah.
"Kamu cukup menjadi asisten pribadi plus supir pribadi ku saja, mengurusi semua keperluan ku dari mulai urusan pekerjaan sampai urusan pribadi, dari aku bangun tidur sampai aku tidur kembali, hanya itu saja! Bagaimana, cukup mudah kan? dengan begitu semua utang mu akan cepat beres, apalagi kalau kamu bisa bekerja dengan baik, akan ada bonus besar menanti mu."
terang Radith gamblang tanpa melihat ekspresi muka Davina yang melongo saking syok nya mendengar sederet tugas sebagai asisten pribadi itu.
"Apa!....ehh ..tunggu...tunggu, dari bangun tidur sampai tidur kembali, ini apa maksudnya? tidak...tidak...ini sudah tidak bener, ini pelecehan namanya... masa seperti kerja rodi begitu, lebih baik aku pinjam uang ke rentenir saja daripada harus melayani siang malam lelaki gak punya moral ini! " fikir Davina protes.
Melihat Davina yang diam, Radith sepertinya faham dengan yang ada di dalam fikiran perempuan itu. Sambil tersenyum sinis ia pun berkata.
"Heh, otak mesum! kamu fikir kau harus tidur denganku juga hah? kondisikan tuh otak, jangan mikir yang aneh-aneh, memang nya aku berselera denganmu?"
kata Radith sambil mengulum senyum di balik layar laptop nya.
BERSAMBUNG
----) Mohon koreksinya yah di komen nya🙏🙏🙏, jangan lupa like, vote nya di tunggu..... nuhun pisan🙏🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Irwan Giantara
seru nie😀
2022-02-06
0
Yovita Yuni S
gasss
2021-11-25
0
Emma The@
😂 Davina jadi terpojok.Itulah akibatnya jika terlibat dengan pria angkuh dan arogan...
Ditunggu feedback nya kak...Semangat berkarya,aku suka ceritanya...
2021-11-18
0