Selesai menyiapkan seluruh keperluan yang harus dibawa ketika mulai bekerja nanti, Davina duduk santai di sofa sambil menunggu pukul tujuh tiba.
Penasaran ia kembali mendekati cermin yang terpangpang didepan meja riasnya. Nampak sosok perempuan berpenampilan asing dihadapannya, sangat aneh baginya melihat penampilan baru dirinya sendiri yang tidak seperti biasanya.
Dengan baju branded yang dikenakannya ditambah style rambut diikat tinggi dengan blazer yang dipadukan dengan celana slim fit, ia sengaja tidak memadukan dengan rok yang menurutnya terlalu feminim dan ribet kalau dipakai berjalan cepat. Jadi ia memilihnya dengan gaya semi formal dan gaya casual simple yang disukainya.
"Toh aku juga merangkap jadi supir pribadinya juga kan, jadi beginilah yang pas penampilanku daripada pakai rok mini itu... hiiiihhh hanya sekedar ngebayanginnya aja udah geli begini, apalagi kalau udah memakainya, alamat gak kan bisa jalan nanti... heeeee".
Bergumam sambil senyum-senyum sendiri didepan cermin, menatap dirinya yang sebentar lagi akan menghadapi hari-hari berat bersama sang Bos super jutek.
Tuuuuut!.....tuuuuut!......tut!
"Iya, Tu... eh iya Pak! Saya otw sekarang!" Kata Davina gelagapan dan setengah meloncat mengangkat panggilan telpon dari bos nya itu, karena menurut peraturan yang tertera disalah satu persyaratan itu, jika ada panggilan jangan sampai menunggu dering ketiga baru diangkat.
"Huh, merepotkan saja, bagaimana kalau aku lagi tanggung di kamar mandi, apa aku harus selalu membawa hape juga tuh?" Gerutu Davina.
"Untung saja baru dua kali dering udah kuangkat telponnya, kalau tidak alamat sarapan omelan lagi pagi-pagi begini"
batin Davina dalam hati sambil bergegas berjalan menuju ruangan Radithya.
Setiba didepan pintu ruangan Radithya, Davina perlahan mengetuk pintu. Terdengar suara dari dalam menyuruhnya masuk.
"Kamu terlambat delapan menit tujuh belas detik. Kalau ini dibiasakan lama-lama kamu akan terbiasa telat dan tidak bisa menghargai waktu!. Untuk kali ini saya kasih toleransi, tapi kedepannya.... gajimu akan kupotong sesuai dengan lama keterlambatanmu. Mengerti kamu!"
Sambil mendelik sinis, iapun melangkah mendahului Davina yang diam dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
"Ya Tuhan, belum apa-apa udah berat begini hidupku, nasib-nasib..." bisik hati Davina sambil melangkahkan kakinya cepat mengikuti Radithya yang meninggalkannya menuju halaman parkir mobil.
Tiba-tiba..
Brugh!
Tubuh Davina menabrak punggung Radithya yang mendadak berhenti sehingga reflek membuat tubuhnya oleng dan selangkah mundur kebelakang. Kaget sekaligus kesal yang dirasakan Davina saat itu, namun ia tidak bisa menunjukkan kekesalannya, mengingat Sang Bos adalah rajanya dan ia tidak bisa berbuat apa-apa, dan seperti biasa hanya bisa protes dalam hati.
"Berjalan tuh harus fokus kedepan, bagaimana kamu bisa menjadi supirku kalau membawa tubuh kamu sendiri saja gak bisa. Apalagi nanti kamu yang akan membawa mobilku dan bertanggungjawab atas nyawaku juga, kalau otakmu gak fokus, bisa-bisa kamu mencelakai ku termasuk diri kamu sendiri!". Terang Radith dengan nada datar tidak seperti biasanya.
"Siap Pak! Lain kali saya akan lebih fokus lagi dalam bekerja". Kata Davina penuh semangat, melihat raut bosnya yang nampak ramah, dan itu membawa angin segar baginya agar sedikit rilex dan tidak tegang menghadapi hari pertama kerjanya.
Sedikitnya Davina tahu tugas dari seorang supir pribadi, ia sering lihat di sinetron-sinetron bagaimana sikap dan tugas-tugasnya.
"Aahh... kalau hanya seorang supir pribadi mah gampang, aku bisa menjalaninya. Tapi untuk menjadi asisten pribadi itu sepertinya susah juga yah, ahhh gak apa-apa yang penting aku harus banyak baca-baca lagi, demi gaji besar dan keluargaku....Ayoo Davina semangaaat..!" Teriak hati Davina menyemangati sendiri.
Tiba didepan mobil mewah yang terparkir gagah di halaman luas rumah milik Radithya, nampak seorang lelaki yang biasa disebut pak Jo salah satu kepercayaannya Radithya memberikan sebuah kunci mobil. Sambil menyodorkan tangannya memberikan kunci kepada Radithya, ia menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
"Tuan, saya serahkan kunci ini. Kondisi mobil sangat baik dan siap untuk dipergunakan, dan ini surat perlengkapan mobil serta surat izin mengendarai nona Davina lengkap ada di dalam map ini. Silahkan Tuan cek terlebih dahulu!" Kata Pak Jo.
Radithya langsung membacanya sekilas, kemudian ia menyerahkan kepada Davina yang sedang memperhatikan sosok Pak Jo yang terlihat sangat cool dengan senyum khasnya yang menurut Davina sangat manis, menambah sempurna ketampanannya.
"Kamu simpan dokumen itu baik-baik!" Kata Radithya sambil masuk kedalam mobil yang telah di bukakan oleh Pak Jo.
"Baik, Pak!" Dengan cepat Davina menjawabnya. Kemudian iapun masuk kedalam mobil dan duduk didepan kemudi. Ia nampak kikuk karena baru pertama kalinya ia bisa merasakan berada didalam mobil mewah.
"Kamu tidak usah bingung, disitu ada GPS navigasi yang akan memandu kamu menuju kearah tujuan, dan juga bisa Membantu kamu mengetahui arah tercepat menuju tujuan dan memberitahu informasi lalulintas kalau ada kemacetan. Jadi kamu tinggal ikuti panduannya saja" terang Radith gamblang. Davina hanya mengangguk-ngangguk tanpa suara saking takjubnya dengan kecanggihan mobil yang ditumpanginya itu.
"Baik, kalau begitu saya sudah siap! Kita berangkat yah, Pak. Bismillah!" Penuh semangat Davina membawa mobil itu dengan wajah bersinar bagai cahaya mentari pagi itu.
bersambung
---) ditunggu komen dan like nya yah sayy... trimakasih🙏🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Akun Baru16
kereeeen
2021-10-26
0