Pria paruh baya itu akhirnya bisa bernafas lega ketika melihat para perampok itu telah pergi, seraya tersenyum dan melirik kearah anak kecil yang berada disampingnya, lalu ia pun keluar mobil.
Nampak Sosok pria dewasa dengan penampilan karismatik tersenyum ramah pada Davina. Dengan tatapan lembut dan senyumnya yang masih menawan, ia menyodorkan telapak tangannya untuk berjabat tangan dengan Davina.
"Terimakasih telah menolong kami, entah apa yang akan terjadi jika nona tidak datang tepat waktu, padahal saya lihat mereka sangatlah berbahaya, tapi nona sangat berani menghadapi mereka. Saya salut dengan keberanian nona, dan sekali lagi saya ucapkan, terimakasih!." seraya sedikit membungkukkan tubuhnya kearah Davina.
"Sama-sama pak, saya pun senang bisa menolong bapak. Dan sebagai sesama manusia, selayaknya kita saling tolong menolong terhadap orang yang memerlukan bantuan selagi kita mampu, betul tidaaak..?" kata Davina spontan menirukan ucapan salah seorang ustadz terkenal sambil terkekeh. Pria paruh baya itupun tersenyum penuh kekaguman.
" Ini kartu nama saya, kalau ada waktu saya mengundang nona untuk datang ke rumah!". Sambil menyodorkan sebuah kartu nama. Davina pun meraihnya sambil mengamati nama yang tertulis jelas di kartu nama itu.
DANENDRA ARYAGUNA. President Of Aryasuta Company.
"Apaaaa.... dia pengusaha terkenal itu?, ya Tuhan mimpi apa aku semalam sampai bisa bertemu dengan pemilik perusahaan yang lagi viral di tv-tv itu?". Gumam Davina kaget sekaligus tidak menyangka, kalau ia bisa bertemu langsung bahkan menolongnya dalam keadaan dia dalam bahaya.
"Terimakasih atas undangannya, dengan senang hati kapan-kapan saya akan berkunjung ke rumah Bapak." senyum sumringah terlintas di bibir mungilnya, karena saking senangnya ia bisa bertemu langsung dengan sosok pengusaha hebat seperti DANENDRA ARYAGUNA yang diam-diam ia kagumi. Kedua netranya masih tetap memandang kartu nama itu tanpa kedip.
" Baik nona, saya tunggu kedatangan anda!. Kalau begitu saya pamit duluan karena ada sesuatu yang harus saya kerjakan. Terimakasih atas kebaikan nona." Seraya membungkukkan kembali tubuhnya sopan, lalu pria itu pun pergi meninggalkan Davina yang masih bengong.
(kau yang slalu ku puja-puja, namamu terukir indaaaah...) 4x
Terdengar ponselnya berdering berkali-kali dari dalam tas gendongnya, dengan cepat ia menjawab telpon dari Lani teman kerjanya. " Iya Lan, aku otw sekarang. Ceritanya panjang, nanti saja saya ceritakan. Pastinya kamu gak akan percaya deh kalau tidak lihat buktinya. Tar ya kita ketemu di sana, ok!" kata Davinà sambil menutup telponnya.
"Lho, kemana bapak itu.. Ahhh sial, kenapa aku bisa gak sadar sih kalau dia pergi.. Bodoh-bodoh.. Mana belum minta tanda tangan lagi." guman Davina kesal sendiri.
Bergegas Davina menuju motornya yang ia tinggalkan di dekat pohon tadi . Ia melirik jam tangannya yang telah menunjukkan waktu jam masuk kerja telah lewat dan itu artinya dia telah terlambat hampir satu jam lebih.
"Oh, God! Aku telat lagi. Bisa-bisa ini hari terakhir aku masuk kerja." Batin Davina cemas.
________00000________
Sesampainya di depan pintu gerbang perusahaan, Davina sengaja turun dari motornya dan memarkirkannya di sisi pintu gerbang. Sambil merapihkan pakaiannya yang nampak kusut bekas aktingnya tadi, lalu ia berjalan menghampiri pos penjagaan.
Dengan memasang senyum manis sejuta Watt, perlahan ia mendekati salah seorang petugas keamanan yang tengah berjaga di pos depan.
"Selamat pagi, Pak! Maaf hari ini saya kesiangan, tadi ada sedikit masalah di jalan jadi saya terlambat, apa boleh saya masuk, Pak!?." dengan sopan Davina memohon..
Petugas keamanan itu melirik Davina dengan memasang muka masam sejuta Watt nya, kebalikan dari Davina.
"Apa?, hari ini?.tidak salah kamu?, ini keterlambatan kamu entah yang keberapa puluh kalinya tahu!, sudahlah! lebih baik kamu pulang saja.! Sepertinya kamu sudah mulai bosan kerja di sini ya?" Kata seorang pria berseragam keamanan menatap sinis Davina.
"Tapi saya serius pak, tadi saya terjebak macet makanya saya terlambat datang. " kata Davina berbohong.
" Saya janji pak, tidak akan mengulanginya lagi!, ini yang terakhir deh, suer!" Sambil menyatukan dua telapak tangan di dada, ia memohon.
"Sudahlah kamu pulang saja, percuma kamu memohon juga, kamu sudah telat hampir 2 jam. Besok saja kamu datang sekalian bawa surat pengunduran diri sebelum perusahaan memecat mu. Itu akan lebih terhormat!." Ledek pria berseragam itu pedas.
"Kok bapak tega amat sih, kalau urusan pecat memecat itu bukan urusan bapak, kenapa jadi bapak yang repot sih, pemilik perusahaan juga bukan. Apa susahnya sih kasih saya kesempatan masuk dulu kek, dasar gak punya hati!, saya sumpahin bapak pulangnya dikejar gorila!" gerutu Davina kesal, sambil berlalu menghampiri motor kesayangannya. Tiba-tiba....
Tiiiiiiiiinnnn!.... brugh!...
"aaaawhh!...
Terlihat sebuah mobil Lamborghini Gallardo kuning masuk dan menabrak motor yang baru saja hendak ditumpangi Davina hingga jatuh. Seorang pemuda tampan dengan penampilan keren langsung keluar dan memeriksa mobil nya takut ada yang tergores.
Dia menatap tajam kearah Davina yang masih syok dengan kejadian barusan yang hampir saja membuat dirinya celaka. Perlahan ia menghampiri Davina dengan tatapan tajam yang terasa menusuk jantung Davina.
" Hei bodoh!!, kamu sengaja yaa membuat mobilku rusak?, lihat.!!, akibat benda jelekmu itu, mobil ku tergores!" bentak pemuda itu sambil kembali mengecek mobilnya yang tergores sedikit.
" Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus ganti kerusakan ini dan jadikan mobilku mulus kembali!" sambil berkacak pinggang, pemuda berkata. " Dan kamu tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menghilangkan goresan ini?" Sambil menunjuk mobilnya yang terlihat hanya tergores sedikit bahkan cenderung tidak terlihat.
"Seumur hidupmu, kamu tidak akan mampu mengganti kerusakan mobilku ini" Dengan sombongnya pemuda itu berkata sinis.
" Oooh Jangan- jangan kamu sengaja ya menabrakkan diri agar bisa mendapat uang ganti rugi dariku?.. hahaha... akal bulusmu itu sudah bisa kutebak, jadi yang pintarlah sedikit kalau kamu mau cari uang, akal-akalanmu itu sudah basi!". kata pemuda itu pedas membuat telinga Davina semakin memanas.
Davina menoleh kearah pemuda itu dengan tatapan yang tak kalah tajamnya. Ia tidak terima jika dirinya yang disalahkan, bahkan dituduh yang bukan-bukan oleh pemuda itu. Justru dirinyalah yang seharusnya marah karena telah terluka akibat jatuh tertabrak mobil itu.
"Heyy pecundang, bisanya hanya memutar balikkan fakta saja, jelas-jelas kamu yang salah. Gak lihat apa ada motor segede gini?, malah seenak jidatmu saja nyalahin orang, jangan-jangan matamu rabun yaa?" bentak Davina tak kalah keras sambil meringis menahan perih karena luka lecet akibat jatuh tadi.
Tak berselang lama, para petugas keamanan pun datang menolongnya bangkit dan mamapahnya masuk kedalam pos untuk segera mangobati lukanya.
BERSAMBUNG
-----) Jangan lupa tinggalin jejak yaaaaah, like dan komennya di tunggu🙏🏻🙏🏻😘....
Visual Radithya dan Davina ketika sedang berdebat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Emma The@
Aku mampir kak,seru nihhh
2021-11-18
0
Akun Baru16
penasaran Thor👌
2021-10-26
0
Ray putra pratama Njm
next
2021-03-28
0